UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Rusmiaty Sitepu Guru SMP Negeri 8 Kota Tebing Tinggi Surel :

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SDN KOTA TEBING TINGGI

Sutiah Surel:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX-3 SMP NEGERI 3 TEBING TINGGI

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD TEBING TINGGI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD NEGERI TEBING TINGGI

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab.

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

Samsuar SDN 001 Bintan Kecamatan Dumai Timur

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA MATA PELAJARAN IPA

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENERAPAN GUIDED INQUIRY

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PETA

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SD Inpres VII Labuan Baru

Meningkatkan Aktivitas, Respon, dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

Sitti Rosida 1 Syarif Ibnu Rusydi, S.S 2

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SEMESTER 1 KELAS VII MTsN

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

PENGGUNAAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

PENERAPAN MODEL IMPROVING LEARNING DENGAN TEKNIK INKUIRI PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPIE STAD

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRASI PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS III SDNEGERI PENDOWOHARJO SLEMAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENGGUNAAN PERTANYAAN PRODUKTIF PADA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Pendidikan Biologi Volume 3, Nomor 3 September 2011 Halaman 72-78

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Harlis Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Email: harlisaceh@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA terpadu melaui metode pembelajaran eksperimen. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus dengan empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP N 8 Tebing Tinggi sebanyak 36 siswa. Penelitian ini menggunakan teknik analisis dekriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen mata pelajaran IPA terpadu materi biologi meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa, yaitu pra siklus (63,38 %), siklus I (69,44 %), siklus II (80,55%), siklus III (91,66 %) dan dinyatakan berhasil. Kata Kunci : IPA Terpadu, Metode Eksperimen, Hasil Belajar ABSTRACT This purposes of this research is to improve understanding and learning outcomes on Science subject through experimental method. This classroom action research conducted by 3 cycles of the four phases: planning, implementation, observation, reflection. The subjects were students from class VIII-1, SMP N 8 Tebing Tinggi which amounted to 36 students. This study used a qualitative descriptive analysis technique. The results showed that the use of the experimental method of integrated science subjects biological materials can improve student learning outcomes characterized by increased mastery learning students, namely pre-cycle (63.38%), the first cycle (69.44%), cycle II (80, 55%), the third cycle (91.66%) and was declared successful. Key Words : Integrated Science, Experimental Method, Learning Result PENDAHULUAN Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) sampai dengan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3). Melalui pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang halhal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara 46

menyeluruh (holistik), bermakna, otentik dan aktif. Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Para siswa dalam mata pelajaran IPA yaitu mereka kurang mampu mengaitkan konsep-konsep IPA yang dipelajarinya dengan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari dan pada umumnya para siswa belajar dengan hanya menghafal konsep-konsep IPA dan bukan belajar untuk mengerti konsep-konsep IPA. Selain itu para siswa kesulitan dalam memecahkan soal-soal yang berbentuk problem solving dan menganggap pelajaran IPA merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami. Di sisi lain, guru cenderung menyampaikan materi pembelajaran dengan metode konvensional seperti metode ceramah karena metode ini dianggap paling mudah untuk dilakukan. Menurut Jeremy (2005), metode pembelajaran IPA yang dilakukan guru di kelas biasanya kurang berhasil karena dalam implementasinya kurang memperhatikan karakteristik siswa, termasuk perkembangan kemampuan berpikirnya. Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafal konsep, teori dan hukum saja. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang berorientasi pada tes atau ujian. Akibatnya IPA sebagai sikap, proses dan aplikasi tidak tersentuh sama sekali di dalam pembelajaran. Peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya, sehingga mereka malas untuk berpikir secara mandiri. Pengajaran IPA adalah pengajaran yang tidak menuntut hafalan, tetapi pengajaran yang banyak memberikan latihan untuk mengembangkan cara berpikir yang sehat dan masuk akal berdasarkan kaidah-kaidah IPA. Guru hendaknya menciptakan pembelajaran yang mengacu ke arah pemecahan masalah aktual yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Agar proses belajar mengajar dapat menciptakan suasana yang dapat menjadikan siswa sebagai subjek belajar yang berkembang secara dinamis ke arah positif. Maka diperlukan pemilihan metode yang tepat. Dalam proses belajar mengajar, guru memiliki peran penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Melalui metode eksperimen diharapkan siswa lebih memahami konsep-konsep pelajaran IPA terpadu sehingga hasil belajar siswa meningkat. Penilaian hasil belajar mengisyaratkan hasil belajar sebagai program atau objek yang menjadi sasaran penilaian. Hasil belajar sebagai objek penilaian pada hakikatnya menilai 47

penguasaan siswa terhadap tujuantujuan intruksiona (Sudjana, 2006). Metode eksperimen menurut Djamarah (2002) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Agar metode eksperimen berjalan dengan lancar, maka harus dilakukan sesuai dengan langkahlangkah atau prosedur pemakaian, prosedur penggunaan metode eksperimen (Anita, 2007:5.29). Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Menurut Arindawati dan Huda (2004), metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang hasil belajar siswa dengan metode eksperimen. Penelitian ini berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Terpadu Dengan Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2013/2014. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pemahaman dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA terpadu setelah diterapkannya metode eksperimen pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 8 Tebing Tinggi tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut. Pertama, Bagaimana proses pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPA terpadu menggunakan metode eksperimen di kelas VIII-1 SMP Negeri 8 Tebing Tinggi tahun pelajaran 2013/2014?. Kedua, penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA terpadu di kelas VIII-1 SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2013/2014?. METODOLOGI PENELITIAN Peneliti mengawali dengan pengajuan judul tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun subyek penelitian adalah siswa kelas VII-2 SMP N 8 Tebing Tinggi semester II tahun 2013/ 2014 dan sumber data yang digunakan adalah siswa dan teman sejawat. Pada Penelitian tindakan kelas data yang dikumpulkan dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian tindakan kelas tidak menggunakan uji statistik, tetapi dengan deskriptif. Data kuantitatif yang berupa nilai dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yaiu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, II dan siklus III yaitu nilai dari hasil ulangan harian siswa kelas VI1I-1 SMP pada siklus I, II dan siklus III. Komponen pengajaran metode eksperimen yang sangat data kualitatif yang berupa observasi 48

kegiatan guru, dan sisa serta data kuantitatif yang berupa nilai hasil ulangan harian siswa kelas VIII-1. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti adalah sistem spiral refleksi diri yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (1990: 11) yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Masingmasing siklus terdiri dari dua kali pertemuan yaitu sebagai berikut; 1. Perencanaan Sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Pelaksanaan a. Siklus I Dengan bimbingan guru, siswa membentuk kelompok. Guru melakukan pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat. Penerapan metode eksperimen dilakukan dengan menugaskan kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan materi. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan materi pertumbuhan dan perkembanganmakhluk hidup. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung guru sebagai peneliti dibantu oleh para observer lainnya untuk melakukan pengamatan, pendokumentasian, selain itu peneliti bertindak sebagai fasilitator, motivator dan sekaligus sebagai pengamat. b. Siklus II Guru melakukan pembelajaran di luar kelas dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat. Materi yang diajarkan guru sesuai dengan materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Pada Siklus kedua ini juga, suasana pembelajaran masing-masing kelompok di lingkungan sekolah dikondisikan agar tidak terlalu formal, maksudnya siswa bebas mengemukakan pendapatnya tentang materi ajar sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung guru sebagai peneliti/fasilitator dibantu oleh para observer lainnya untuk melakukan pengamatan, pendokumentasian. c. Siklus III Penerapan metode eksperimen dilakukan dengan menugaskan kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan materi yang diajarkan Guru sesuai dengan materi sistem dalam kehidupan tumbuhan. Pada Siklus ketiga ini juga, suasana pembelajaran masing-masing kelompok di lingkungan sekolah dikondisikan agar tidak terlalu formal, maksudnya siswa bebas mengemukakan pendapatnya tentang materi ajar sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Kegiatan siklus III hampir sama dengan siklussiklus sebelumnya namun hal-hal yang perlu diperbaiki dari siklus sebelumnya direvisi pada siklus III. 3. Observasi/Pengamatan Pengamatan dilakukan peneliti sendiri dan dibantu oleh pengamat dan mencatat proses penerapan teknik pengajaran kolaborasi. 49

d. Refleksi Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. Tahapan ini dilakukan secara berkesimbungan sehingga ditemukan hasil yang optimal. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa pengamatan yang dilakukan oleh mitra kolaborasi dan peneliti pada aktivitas guru dan siswa melalui penerapan metode Cooperative Script pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-1 SMP Negeri 8 Tebing Tinggi dapat dilihat pada Tabel 1 yaitu sebagai berikut : Tabel 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I, II dan III Keterangan Nilai x ulangan harian Jumlah siswa Persen Ketuntasan (%) Peningkatan Hasil Belajar Pra siklus Sikus I Siklus II Siklus III 68,70 70,13 72,08 73,05 23 25 29 33 63,88 69,44 80,55 91,66 Berdasarkan pengamatan peneliti dari tindakan pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III pada Tabel 1 terjadi peningkatan hasil belajar pada jumlah siswa dan persen ketuntasan belajar. Hal ini dapat dilihat dengan peningkatan jumlah siswa dari 23 siswa yang tuntas belajar pada pra siklus menjadi 33 siswa yang tuntas belajar melalui metode pembelajaran eksperimen pada siswa kelas VIII-1 SMP N 8 Tebing Tinggi. Data yang diperoleh melalui hasil observasi pada pra siklus terlihat bahwa persentase aktivitas siswa yang diamati termasuk dalam kategori kurang. Nilai persentase aktivitas siswa hanya mencapai 63,88 % (kriteria kurang). Pada hasil ulangan harian sebelum dilakukan tindakan metode pembelajaran eksperimen hanya 23 siswa yang tuntas belajar. Selanjutnya peneliti melakukan refleksi terhadap hasil yang diperoleh ini dengan melakukan tindakan siklus I melalui penerapan metode eksperimen. Aktivitas siswa pada pra siklus dalam mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan tugas yang diberikan guru, keantusiasan siswa mengikuti pelajaran, menuliskan dan menyampaikan hasil percobaan, bekerja sama dan berdiskusi dengan kelompok, dan melakukaan pengamatan pada percobaan yang dilakukan masih dianggap rendah oleh peneliti dan mitra kolaborasi. Maka dari itu dilakukan tindakan siklus I melalui penerapan metode eksperimen. Pada siklus I, dengan menerapkan metode pembelajaran Cooperative Script pada materi pelajaran diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 70,13 dan ketuntasan belajar mencapai 69,44 % atau ada 23 siswa dari 34 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus 50

pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 69,44 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal-hal yang menjadi penyebab kurangnya ketuntasan belajar siswa adalah siswa masih menganggap bahwa pelajaran IPA terpadu merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Siswa juga cenderung menghafal materi dibandingkan memahaminya sehingga siswa cepat lupa pada saat dilakukan tes evaluasi. Selain itu, guru kurang memberikan pengawasan yang mengakibatkan siswa kurang terpacu untuk memahami materi yang diberikan. Kemampuan siswa/ kelompok dalam mengerjakan tugas, berargumen, keaktifan, kerjasama, motivasi dan lainlain masih dinilai kurang oleh guru dan kolaborator. Pada saat guru menyuruh setiap kelompok mempresentasikan hasil percobaannya, ada siswa yang memperhatikan dan ada juga yang rebut tidak memperhatikan. Kemudian siswa dan guru bersama-sama mengevaluasi kegiatan, selain itu guru juga memberikan penguatan, dorongan serta penghargaan bagi kelompok. Peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa. Namun secara umum proses pembelajaran berlangsung seperti yang direncanakan. Adapun aspek-aspek kegiatan guru yang dianggap masih kurang dan perlu diperbaiki menurut pengamat adalah memotivasi siswa, mengawasi setiap siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan, membimbing siswa melakukan kegiatan pembelajaran, membimbing siswa dalam bertanya, pengelolaan waktu dan antusias. Guru kurang memberikan pengawasan yang mengakibatkan siswa kurang terpacu untuk memahami materi yang diberikan Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 72,08 dan persentase ketuntasan belajar mencapai 80,55 % atau ada 29 siswa dari 36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pembelajaran IPA terpadu dari siklus sebelumnya walaupun secara klasikal dinyatakan belum tuntas. Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai ulangan harian yang diperoleh siswa. Hal ini karena siswa lebih aktif dalam percobaan, siswa mampu bekerja-sama dengan teman dan bertanggung jawab pada kelompoknya dan sudah bisa mengkomunikasikan hasil yang diperoleh dari percobaan walaupun masih ada siswa yang belum tuntas. Meskipun demikian guru masih kurang memberikan pengawasan karena pada saat siswa melakukan eksperimen, guru lebih fokus pada materi dan kurang memberikan perhatian apakah semua siswa memahami materi yang disampaikan. Melalui metode eksperimen memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik secara teoretik dan praktik. 51

Pembelajaran yang dilaksanakan telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa meskipun belum mencapai kriteria ketuntasan belajar yang diharapkan. Siswa masih terlihat pasif dan mengandalkan teman sekelompoknya menunggu hasil pekerjaan temannya. Oleh karena itu dilanjutkan penelitian siklus ketiga untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus III, nilai rata-rata tes ulangan harian sebesar 73,05 dan dari 36 siswa yang telah tuntas sebanyak 33 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 91,66 % (termasuk kategori tuntas). Dari hasil tes ini dapat dilihat bahwa hasil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen telah mampu meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA terpadu sesuai dengan indikator yang telah ditentukan sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya dan dikatakan berhasil. Dengan menerapkan metode pembelajaran eksperimen pada materi sistem dalam kehidupan tumbuhan ketuntasan belajar mencapai 91,66 % atau ada 33 siswa dari 36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus ketiga secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 sebesar 91,66 %. Nilai tersebut sudah melebihi dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa hasil siklus ketiga dari hasil nilai ulangan harian siswa dalam proses pembelajaran sudah tercapai optimal. Siswa sudah terbiasa dengan metode pembelajaran eksperimen. Siswa dapat memahami konsep-konsep materi pembelajaran. Siswa sudah dapat bekerja sama dengan teman sekelompoknya meskipun masih ada siswa yang pasif namun hal ini masih dianggap baik oleh peneliti. Siswa dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Ada keberanian siswa untuk dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hasil belajar siswa ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah disampaikan Penerapan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA terpadu di kelas VIII-1 berdampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini berarti dengan menggunakan metode eksperimen, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam menemukan dan mengamati sendiri proses pembelajaran yang dialaminya sehingga siswa lebih bertanggung jawab terhadap objek yang diamatinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2002) yang mengatakan bahwa metode eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Guru mampu memberikan contoh dengan melakukan percobaan 52

tentang materi yang dipelajari. Guru lebih melibatkan siswa baik dalam kegiatan inti maupun pada saat refleksi dan kerangkuman pembelajaran. Siswa memahami konsep-konsep pembelajaran dengan melihat langsung dan memahami tentang materi yang dipelajari. Guru memantau jalannya pelaksanaan pembelajaran sehingga siswa lebih fokus belajar. Selain itu guru juga memberikan batasan waktu kepada siswa untuk mengerjakan tugas dan mengumpulkannya sehingga siswa tidak punya waktu untuk main-main atau bahkan ribut dengan temannya. Dari hasil tes ini dapat dilihat bahwa hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran eksperimen telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa mengenai materi pelajaran IPA terpadu (biologi) sesuai dengan indikator yang telah ditentukan, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penguasaan materi dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan penerapan eksperimen sangat sesuai dengan mata pelajaran IPA terpadu, maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bisa dikatakan berhasil karena hasil peningkatan proses pembelajarannya optimal. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil temuan penelitian tentang hasil belajar siswa dengan metode eksperimen di kelas VIII-1 SMP Negeri 8 Tebing Tinggi tahun pelajaran 2012/2013 berdampak positif dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa pada pra siklus (63,38 %), siklus I (69,44 %), siklus II (80,55 %), dan siklus III (91,66 %). Atas dasar simpulan dan implikasi hasil penelitian tindakan kelas di atas, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah Sebaiknya menyediakan sarana yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar dan memperbanyak sarana pendukung dalam kegiatan belajar mengajar 2. Bagi Guru Guru dapat berinovasi dengan alatalat yang dibutuhkan dalam pembelajaran, missal dengan memanfaatkan alat-alat sederhana yang ada di sekitar siswa. 3. Bagi Siswa Siswa diharapkan untuk turut berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas DAFTAR RUJUKAN Anita. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud. Arindawati, A. dan Huda, H. 2004. Beberapa Alternatif Pembelajaran di Sekolah Dasar. Malang: Bayu-media Publishing. Depdikbud. 1996. Program Pembelajaran Terpadu D-II PGSD. Jakarta : Depdikbud Republik Indonesia 53

Djamarah, S.B., dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Jeremy, E.C. 2005. Why Educational Innovations Fail: An Individual Difference Perspective. ClevelandState University Journal Vol. 33 Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 54