BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan kelangsungan hidup seseorang. Perubuhan-perubahan yang terjadi. diberbagai bidang termasuk bidang kesehatan.

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I. padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN GANGGUAN KESEHATAN PERAWAT DI IRD RSUP DR.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang mencakup fasilitas, peraturan yang diterapkan, hubungan sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Di era industrialisasi seperti sekarang ini, Rumah Sakit menjadi institusi

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. karena menurunnya produktivitas sebagai efek stres karyawan. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan

STRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyelesaikan atau mengatasi stres dengan efektif maka stres tersebut berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan profesi perawat sering dianggap biasa saja, walaupun pada

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

Ariesta Marsitho Nugrahawan F

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Suma mur (2009) bahwa aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan di dalam Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 pasal 3.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan suatu organisasi. Ketika sumber

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

keluarga. Disamping itu perawat juga dituntut untuk mencurahkan segala pengetahuan, pikiran dan perasaannya kepada pasien selama 24 jam serta

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut dengan meratifikasi 15 Konvensi International Labour Organization (ILO). Delapan

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Setiap kegiatan dalam upaya

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan. Salah satu program pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. keliru dan juga afek datar yang tidak sesuai serta gangguan aktivitas motorik

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah penggunaan tenaga dan penggunaan bagian tubuh seperti tangan

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja secara bergilir biasa disebut dengan kerja shift.

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Kebutuhan itu dapat bermacam-macam, berubah dan. berkembang dan sering kali tidak disadari oleh pelakunya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang ada di tempat kerja yaitu penerangan. berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

A. PENGANTAR. pula disebabkan oleh stresor yang datang dari beban kerja, tempat kerja dan

BAB V PEMBAHASAN. fungsi organ di dalam tubuhnya (Roestam, 2003). memerlukan ketrampilan tangan. WHO menyatakan batas usia tua adalah 65

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan kepuasan, tantangan, bahkan dapat pula menjadi gangguan dan ancaman. Terjadinya gangguan kesehatan kepada pekerja diakibatkan oleh lingkungan kerja fisik yang buruk, desain dan organisasi kerja yang tidak memadai, serta beban kerja yang berlebihan. Hal merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat kerja. Menurut Undang-Undang No.23 tahun (1992), pasal 23 dalam Widyasari, J, K, (2010), tentang Kesehatan Kerja, bahwa upaya kesehatan kerja harus diselenggarakan disemua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Rumah Sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan Rumah Sakit tidak dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. Saling keterkaitan ini terlihat jelas dari visi pembangunan kesehatan, yakni Indonesia Sehat 2010 yang terwujud dalam Undang-Undang Kesehatan No 23/1992 (Depkes RI, 1992). 1

2 Pekerja kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis maupun jumlahnya. Dalam melaksanakan tugasnya, pekerja rumah sakit banyak terpapar dengan berbagai faktor yang dapat menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka. Mereka selalu berhubungan dengan berbagai bahaya potensial, dimana bila tidak diantisipasi dengan baik dan benar dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerjanya (Depkes RI, 2006). Keberhasilan suatu Rumah Sakit ditunjang dengan adanya sumber daya manusia seperti seorang perawat. Perawat adalah orang yang merawat, memelihara, dan menjaga orang yang membutuhkan karena sakit. Perawat merupakan salah satu komponen yang mempunyai peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit lebih jauh lagi perawat merupakan staf kesehatan yang mempunyai intensitas interaksi yang paling tinggi dengan pasien dan keluarga dalam memberikan pelayanan kesehatan. Intensistas yang tinggi antara pasien dengan keluarga merupakan salah satu pemicu timbulnya stres kerja pada perawat. (Pratopo, 2001 dalam Suleiman, R, 2014). Stress kerja adalah interaksi yang terjadi antara seorang karyawan dengan lingkungan pekerjaannya yang pada akhirnya akan berakibat pada menurunnya performa, efisiensi, dan produktivitas kerja karyawan serta juga akan mengakibatkan kerugian materi. Ada pun gejala stress, yaitu gejala badan seperti sakit kepala, nafsu makan menurun, mual, dan lain-lain, gejala

3 emosional seperti pelupa, mudah marah, gelisah, dan lain-lain, serta gejala sosial seperti makin banyak merokok/minum/makan, mudah bertengkar, dan lain-lain. Berdasarkan penelitian dari National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) menetapkan perawat sebagai profesi yang berisiko sangat tinggi terhadap stress (Schultz, D dan Schultz, S, 1994 dalam Widyasari, J, K, 2010). Hasil penelitian Selye pada tahun 1996 menunjukkan alasan mengapa profesi perawat mempunyai resiko yang sangat tinggi terpapar oleh stres adalah karena perawat memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat tinggi terhadap keselamatan nyawa manusia. Selain itu ia juga mengungkapkan pekerjaan perawat mempunyai beberapa karakteristik yang dapat menciptakan tuntutan kerja yang tinggi dan menekan. Karakteristik tersebut adalah otoritas bertingkat ganda, heterogenitas personalia, ketergantungan dalam pekerjaan dan spesialisasi, budaya kompetitif di rumah sakit, jadwal kerja yang ketat dan harus siap kerja setiap saat, serta tekanan tekanan dari teman sejawat. (Widyasari, J, K, 2010). Hasil penelitian Labour Force Survey pada tahun 1990 menemukan adanya 182.700 kasus stress akibat kerja di Inggris, sedangkan pada tahu 1995, menurut Survey of self reported Work-related Ill Health (SWI) di Inggris menyatakan bahwa terdapat kurang lebih 500.100 individu menderita gangguan kesehatan akibat stres ditempat kerja, tetapi dari jumlah ini diduga hanya 216.000 orang yang sesungguhnya benar-benar sakit (

4 Syahdianto, 2012). Menurut hasil survei dari PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) tahun 2006, sekitar 50,9% perawat yang bekerja di 4 provinsi di Indonesia mengalami stres kerja, sering pusing, lelah, tidak bisa beristirahat karena beban kerja terlalu tinggi dan menyita waktu. Stres kerja pada perawat merupakan salah satu permasalahan dalam manajemen sumber daya manusia di Rumah Sakit. Stress kerja adalah suatu tekanan yang tidak dapat ditoleransi oleh individu baik yang bersumber dari dirinya sendiri mapun dari luar dirinya. Penyebab stres bersumber dari biologis, psikologik, sosial, dan spritual. Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan, yang disebabkan oleh stresor yang datang dari lingkungan kerja seperti faktor lingkungan, organisasi dan individu. (Widyasari, J, K, 2010). Salah satu hambatan yang akan timbul oleh karena adanya stress kerja pada perawat adalah kelelahan kerja. Kelelahan dapat diartikan sebagai suatu kondisi menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan (Wignjosoebroto, S, 2003 dalam Widyananti, A, 2010). Kelelahan kerja dapat menimbulkan beberapa keadaan yaitu prestasi kerja yang menurun, fungsi fisiologis motorik dan neural yang menurun, badan terasa tidak enak disamping semangat kerja yang menurun. Perasaan kelelahan kerja cenderung meningkatkan terjadinya kecelakaan kerja, sehingga dapat merugikan diri pekerja sendiri maupun perusahaannya karena

5 adanya penurunan produktivitas kerja. Kelelahan kerja memiliki gejala-gejala seperti, menguap, mengantuk, susah berfikir, cenderung untuk lupa, merasa nyeri di punggung, dan lain-lain. Selain itu kelelahan kerja memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti usia, jenis kelamin, penyakit, keadaan psikis tenaga kerja, dan beban kerja. Kelelahan kerja terbukti memberikan kontribusi lebih dari 60% dalam kejadian kecelakaan di tempat kerja (Setyawati, 2010 dalam Syahdianto, 2012). Kelelahan kerja adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja (Suma mur, 2009 dalam Hariyati, M, 2011). Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja (Eko Nurmianto, 2003 dalam Widyasari, J, K, 2010). Penelitian Ruliati, (2006) dalam Suleiman, R, (2014), menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara stres kerja dengan kelelahan kerja, sesuai dengan tinjauan aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pekerja kesehatan khususnya perawat yang mengalami stres kerja dan kelelahan kerja bila tidak ditangani lebih lanjut akan merugikan diri perawat itu sendiri, pasien maupun rumah sakit. Rumah Sakit Omni Alam Sutera merupakan rumah sakit swasta yang bertipe B yang terletak di daerah Serpong, Kota Tangerang Selatan. Hasil survey awal yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Omni Alam Sutera melalui wawacancara terhadap 12 perawat, diketahui 9 perawat atau sebesar 75 % diantaranya mengeluh bahwa sering merasakan sakit kepala, hilangnya nafsu

6 makan, dan meningkatnya emosional yang pada dimana hal-hal tersebut merupakan gejala dari stress kerja. Diketahui adapun alasan mereka karena tuntutan pekerjaan yang sangat banyak, seperti melaksanakan pengkajian perawatan, melaksanakan analisis data untuk merumuskan diagnosis keperawatan, merencanakan dan melaksanakan evaluasi keperawatan sederhana pada individu, melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan. memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaaan siap pakai, melakukan serah terima pasien pada saat pergantian dinas, mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang, membawa pasien untuk tindakan operasi, pemeriksaan radiologi, dan sebagainya. Dari kelelahan dan stres yang dialami oleh perawat berakibat pada gejala fisik yang diderita oleh perawat itu sendiri, yaitu menderita penyakit maag, sakit kepala, dan peningkatan tekanan darah sedangkan gejala psikologisnya, yaitu tidak dapat berkonsentrasi pada pekerjaan, merasa lelah dan mudah tersinggung. Semua hal tersebut akan berpengaruh pada menurunnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, sehingga dapat mengakibatkan pasien atau pengunjung yang biasanya menggunakan jasa rumah sakit tersebut akan berpindah ke rumah sakit yang lain. Berdasarkan uraian yang ada di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai Hubungan antara Stress Kerja dengan Kelelahan Kerja terhadap Perawat Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Omni Alam Sutera.

7 1.2 Identifikasi Masalah Stress akibat kerja secara lebih sederhana adalah stress yang terjadi karena suatu ketidakmampuan pekerja dalam menghadapi tuntutan tugas yang mengakibatkan ketidaknyamanan dalam bekerja. Hal inilah yang dihadapi oleh perawat yang bekerja di Rumah Sakit Omni dimana mereka merasakan bahwa tuntutan tugas dari pekerjaan yang mereka banyak sehingga menimbulkan rasa stress dan lelah pada diri mereka. Kelelahan yang timbul pada perawat itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana dari faktor tersebut keadaan psikis tenaga kerja terkait stress termasuk juga di dalamnya. Ada pun faktornya sebagai berikut: a. Usia Pada usia meningkat akan diikuti dengan proses degenerasi dari organ, sehingga dalam hal ini kemampuan organ akan menurun. Dengan menurunnya kemampuan organ, maka hal ini akan menyebabkan tenaga kerja akan semakin mudah mengalami kelelahan. b. Jenis kelamin Pada tenaga kerja wanita terjadi siklus setiap bulan di dalam mekanisme tubuhnya, sehingga akan mempengaruhi turunnya kondisi fisik maupun psikisnya, dan hal itu menyebabkan tingkat kelelahan wanita lebih besar dari pada tingkat kelelahan tenaga kerja laki-laki.

8 c. Penyakit Penyakit akan menyebabkan Hipo/hipertensi suatu organ, akibatnya akan merangsang mukosa suatu jaringan sehingga merangsang syaraf-syaraf tertentu. Dengan perangsangan yang terjadi akan menyebabkan pusat syaraf otak akan terganggu atau terpengaruh yang dapat menurunkan kondisi fisik seseorang. d. Keadaan psikis tenaga kerja Keadaan psikis tenaga kerja, yaitu suatu respon yang ditafsirkan bagian yang salah, sehingga merupakan suatu aktivitas secara primer suatu organ, akibatnya timbul ketegangan-ketegangan yang dapat meningkatkan tingkat kelelahan seseorang. Ketegangan tersebut dapat berupa stress, beban mental, dan perubahan perilaku. e. Beban kerja Pada pekerjaan yang terlalu berat dan berlebihan akan mempercepat kontraksi otot tubuh, sehingga hal ini dapat mempercepat pula kelelahan seseorang. Beban kerja meliputi : iklim kerja, penerangan, kebisingan, debu dan lain-lain. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, serta melalui survey secara singkat yang telah dilakukan, maka peneliti melakukan pembatasan masalah terkait hubungan antara stress kerja dengan kelelahan kerja.

9 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang terdapat di atas, maka peneliti ingin mengetahui Apakah ada hubungan antara Stress Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Perawat Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Omni Alam Sutera?. 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara Stress Kerja dengan Kelelahan Kerja terhadap Perawat Ruangan Rawat Inap di Rumah Sakit Omni Alam Sutera. 1.5.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi tingkat stress kerja perawat di Rumah Sakit Omni Alam Sutera. b. Mengidentifikasi tingkat kelelahan kerja pada perawat di Rumah Sakit Omni Alam Sutera. c. Menganalisa hubungan antara stress kerja dengan kelelahan kerja terhadap perawat ruangan rawat inap di Rumah Sakit Omni Alam Sutera.

10 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Institusi Dapat memberikan masukan atau saran yang akan berguna bagi pihak institusi, serta juga dapat mengembangkan kemitraan antara fakultas dan institusi lain yang terlibat dalam penelitian, baik untuk kegiatan penelitian maupun pengembangan. 1.6.2 Bagi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Terbinanya kerjasama yang baik antara pihak fakultas dengan institusi kesehatan terkait, serta memperoleh masukan yang positif untuk dapat diterapkan dalam program penelitian. 1.6.3 Bagi Peneliti Mendapatkan ilmu pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang diperoleh dari lahan yang telah diteliti.