BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran kepada anak sejak dini. Selain itu pembelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan. (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Pada masyarakat modern dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu. menulis dan membaca merupakan komunikasi tertulis.

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Asep Resa Baehaki,2014

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

KIKIH DIAN FITRIANI, 2015 PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I. PENDAHULUAN. berlaku, baik secara lisan maupun tulis. (Depdiknas, 2008 : 16) Standar Isi Bahasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS VI SD PABELAN III TAHUN AJARAN 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia, sebuah media di antara bahasa-bahasa di dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan. Bahasa dijadikan sebagai alat komunikasi untuk melakukan sosialisasi satu sama lain. Melalui bahasalah manusia dapat menyampaikan ide/gagasan, informasi serta perasaannya kepada orang lain. Tidak hanya itu saja, dengan menggunakan bahasa, ilmu dan teknologi dapat dikembangkan sehingga dapat membentuk serta mengembangkan nilai-nilai moral dan kehidupan. Bahasa merupakan salah satu budaya bagi manusia. Karena bahasa diciptakan dan dikembangkan oleh manusia untuk memudahkan berkomunikasi dan bersosialisasi. Oleh karena itu, melalui bahasa manusia dapat mengenal suatu budaya. Sehingga bahasa dapat dikatakan sebagai alat penerus dan pengembang kebudayaan. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari bidang studi. Dengan pembelajaran bahasa, diharapkan dapat membantu peserta didik untuk mengenal dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Selain itu juga, bahasa digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. (Depdiknas, 2009: 100) Sejak kecil, manusia sudah menggunakan bahasa. Bahasa diperoleh seorang anak secara alami dari lingkungannya. Hal itu diperolehnya dari pengalaman langsung di dalam lingkungannya berupa interaksi dengan keluarga, teman sebayanya maupun lingkungan lain yang lebih luas dalam konteks yang alami dan tidak dibuat-buat. Di dalam bahasa ada beberapa keterampilan yang harus dikuasai. Keterampilan tersebut diantaranya yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Hal ini sejalan dengan pendapat Tarigan (2009: 2) yang menyatakan bahwa:

2 Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Setiap guru pada umumnya atau guru bahasa pada khususnya harus benar-benar memahami bahwa tujuan akhir pengajaran bahasa ialah agar para siswa terampil berbahasa: terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Untuk menguasai keterampilan membaca dan menulis, tidak dapat diperoleh secara alamiah dan dapat dikuasai dengan sendirinya, melainkan harus dipelajari. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. (Depdiknas, 2009: 100) Melalui pembelajaran bahasa Indonesia sejak dini, seorang anak dibekali kemampuan dasar berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini dapat memudahkan anak untuk bersosialisasi di masyarakat. Dengan pembelajaran bahasa Indonesia, seorang anak dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. Bahasa yang harus dikembangkan tidak hanya dalam bentuk bahasa lisan, tetapi juga bahasa tulis. Karena bahasa tulis pun memiliki peranan yang sangat penting. Melalui tulisan, manusia dapat menuangkan segala sesuatu yang ada dalam pikiran dan perasaannya. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai, apalagi di zaman teknologi dan informasi saat ini. Karena menulis merupakan salah satu keterampilan yang dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Oleh karena itu, agar maksud dan tujuan ingin tercapai

3 dengan baik, seseorang harus memiliki kemampuan menulis dengan baik. Menurut Tarigan (2008:4). Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Dapat dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan ini, Morsey (Tarigan, 2008: 20) memandang bahwa menulis merupakan salah satu cara untuk menyampaikan informasi atau mempengaruhi orang lain mengenai suatu hal. Sebagaimana dikemukakannya yaitu: Tulisan digunakan oleh orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta mempengaruhi orang lain. Maksud dan tujuan tersebut hanya bisa tercapai dengan baik oleh penulis yang dapat menyusun pikirannya serta mengutarakannya dengan jelas (mudah dipahami). Kejelasan tersebut bergantung pada pikiran, susunan/organisasi, penggunaan kata-kata, dan struktur kalimat yang tepat. Dari pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa menulis bukanlah hal yang mudah. Tidak semua orang memiliki kemampuan menuangkan buah pikirannya dalam bentuk tulisan yang teratur dan terorganisasi dengan baik. Banyak orang yang pandai berbicara, namun memiliki kesulitan dalam menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan. Hal ini disebabkan karena kemampuan menulis yang masih rendah. Tarigan (2008: 20), berpendapat bahwa Kemajuan suatu bangsa dan negara dapat diukur dari maju atau tidaknya komunikasi tulis bangsa tersebut. Maju atau tidaknya komunikasi tulis dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas jumlah hasil tulisan yang terdapat di negara tersebut baik bersifat regional, nasional, maupun internasional. Tulisan tersebut dapat berupa artikel, jurnal, surat kabar, buku ataupun majalah. Kemampuan menulis bangsa Indonesia sangat rendah. Hal ini ditandai dengan jumlah artikel jurnal internasional yang ditulis oleh peneliti Indonesia yang masih terbatas. Sampai Desember 2010, jumlah artikel yang ditulis oleh peneliti Indonesia yang terdaftar di Scopus (www.scopus.com) sebanyak 14.356. Pada waktu

4 yang sama, peneliti Malaysia telah menerbitkan 56.054. Sedangkan jumlah publikasi peneliti Singapura sampai dua kali Malaysia, yaitu mencapai 119.006. (http://menjadidosen.wordpress.com/8-indahnya-menulis/8-1- budaya-menulis/) [16 April 2013]. Fakta di lapangan mengenai rendahnya kemampuan menulis khususnya siswa SD yaitu dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nila Safitri di SDN 005 Kampung Satu Tarakan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa: Hasil karangan siswa pada umumnya masih banyak kelemahannya. Diantaranya yaitu siswa belum menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), siswa belum mampu menggunakan huruf kapital, tanda titik dan tanda koma dengan baik dan benar, siswa masih mengulang kata dalam mengungkapkan idenya, serta nilai hasil belajar siswa dalam menulis karangan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). (http://massofa.wordpress.com/2009/05/07/bab-1-peningkatan-kemampuan-menulis-karangan-siswa-kelas-iv-son-005-kampung-satu-tarakanmelalui-pendekatan-kontekstual/) [15 April 2013]. Hal ini tidak tampak jauh dengan fakta di lapangan, yaitu di SD Negeri 2 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Fakta selama ini menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan dalam proses pembelajaran menulis. Dari hasil wawancara, pengamatan di kelas serta diskusi dengan guru, siswa kurang tertarik untuk mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis. Rata-rata hasil karangan siswa yaitu 60. Nilai tersebut masih di bawah KKM yaitu 65. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil karangan siswa. Berdasarkan hasil diagnosis, maka ditemukan beberapa kelemahan diantaranya: 1. Motivasi siswa untuk menulis masih kurang. Siswa yang senang dalam menulis hanya 23,53%. 2. Siswa kesulitan memunculkan ide/gagasan dalam menulis. 3. Siswa belum terampil menyusun kerangka karangan secara padu dan runtut. 4. Siswa belum terampil dalam menggunakan pilihan kata yang tepat. 5. Siswa belum terampil dalam penggunaan tanda baca. 6. Guru kurang menciptakan situasi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

5 Dengan fenomena rendahnya kemampuan menulis bangsa Indonesia saat ini, diharapkan tradisi menulis dapat ditumbuhkembangkan dan ditingkatkan sejak dini. Dengan menumbuhkan tradisi menulis sejak dini, merupakan salah satu kunci untuk membantu anak memiliki kebiasaan menulis. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai model pembelajaran yang cocok untuk menumbuhkan minat dan keterampilan menulis pada siswa kelas IV SD. Dalam KTSP tersirat bahwa kemampuan menulis yang harus dimiliki siswa kelas IV SD yaitu dapat menulis karangan tentang berbagai topik dengan memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar. Agar siswa memiliki pemahaman dan keterampilan menulis sesuai dengan KTSP, maka diperlukan suatu perencanaan pembelajaran menulis yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Menurut Richards (Tarigan, 2009: 4), Strategi mengandung makna prosedur yang dipakai dalam belajar, berpikir, dan lain-lain, yang bertindak sebagai cara untuk mencapai suatu tujuan. Salah satu solusi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran menulis karangan narasi agar menjadi lebih baik yaitu dengan menerapkan model concept sentence. Model concept sentence termasuk pembelajaran kooperatif yang pelaksanaan pembelajarannya menuntut kerjasama siswa. Riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran telah banyak dilakukan oleh pakar pendidikan maupun oleh para guru di sekolah. Hasil riset tersebut yaitu: Dari tinjuan psikologis, terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa metode-metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa. (http://mahmuddin.-wordpress.com/strategi-pembelajarankoope-ratif-tipe-teams-games-tournament-tgt/ [Nopember 2011]. Model concept sentence merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menarik motivasi siswa dalam membuat karangan narasi. Melalui kegiatan ini siswa diberi beberapa kata kunci dan dirangsang untuk menuliskan kalimat serta kerangka karangan yang pada akhirnya terbentuk suatu

6 karangan sesuai kata kunci yang diberikan. Di samping itu, siswa dilatih untuk menulis karangan dengan menggunakan ejaan dan tanda baca yang tepat. Berpijak pada uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih luas permasalahan ini, yaitu dengan penelitian yang berjudul Penerapan Model Concept Sentence untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Cibodas Kabupaten Bandung Barat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah, Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi melalui penerapan model concept sentence di kelas IV SD Negeri 2 Cibodas? Untuk menjawab masalah itu, disusun beberapa pertanyaan penelitian yang mengarahkan pada jawaban terhadap permasalahan utama penelitian itu. 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model concept sentence untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi di kelas IV SDN 2 Cibodas? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan model concept sentence untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi di kelas IV SDN 2 Cibodas? 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Cibodas mengenai keterampilan menulis karangan narasi setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model concept sentence? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD Negeri 2 Cibodas. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal berikut.

7 1. Mengetahui perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model concept sentence untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi di kelas IV SDN 2 Cibodas. 2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan model concept sentence untuk meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi di kelas IV SDN 2 Cibodas. 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Cibodas mengenai keterampilan menulis karangan narasi setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model concept sentence. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dalam dua kerangka berikut. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan akan mendapatkan penjelasan tentang model pembelajaran concept sentence yang dapat meningkatkan hasil belajar menulis karangan narasi pada siswa kelas IV. Sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan upaya bersama antara sekolah, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses pembelajaran secara menyeluruh khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan keterampilan anak dalam menulis, serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dasarnya memiliki dua produk, yaitu: (1) model concept sentence yang dapat digunakan dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa; dan (2) data deskriptif tentang kemampuan menulis siswa pada sekolah yang menjadi tempat penelitian. Diharapkan kedua hal ini dapat bermanfaat pada beberapa konteks kepentingan berikut. a. Bagi siswa, diharapkan hasil penelitian dapat menumbuhkan keaktifan & interaksi saat pembelajaran serta dapat memberikan motivasi belajar dan

8 minat tulis siswa sehingga berdampak pada meningkatnya keterampilan siswa dalam menulis. b. Bagi guru, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan mengenai penerapan model concept sentence yang dapat menjadi wahana baru untuk meningkatkan motivasi dan minat menulis pada siswa dalam proses pembelajaran. c. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran dalam menerapkan kebijakan mengenai model concept sentence sehingga dapat diterapkan oleh guru yang lain. d. Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan ilmu pengetahuan dan gambaran mengenai model concept sentence untuk penelitian selanjutnya yang digunakan sebagai bahan referensi. e. Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan wawasan baru mengenai model concept sentence dan implementasinya dalam pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan minat tulis pada siswa. E. Hipotesis Tindakan Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan menulis pada siswa yaitu dengan menerapkan model concept sentence. Hal ini dikarenakan partisipasi siswa dalam model concept sentence terlihat dalam kegiatan melakukan kerja sama untuk memecahkan masalah dalam kelompok. Selain itu, motivasi siswa pun akan meningkat. Di dalam kelompok, siswa dapat menuangkan ide (gagasannya) mengenai tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa dapat termotivasi dan terangsang pikirannya untuk menuangkan ide (gagasannya) dalam bentuk tulisannya sendiri. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan, Apabila guru menerapkan model concept sentence dalam pembelajaran menulis karangan narasi, maka kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SD akan meningkat dan kesulitan dalam mengungkapkan ide (gagasan),

9 penggunaan ejaan serta keruntutan dalam pembuatan kalimat secara sistematis pun akan teratasi. F. Penjelasan Istilah Variabel utama penelitian ini adalah penerapan model concept sentence untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian, maka istilah-istilah dalam judul penelitian ini dijelaskan masing-masing batasannya secara operasional dalam uraian berikut. 1. Model Concept Sentence Model concept sentence adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kartu-kartu yang berisi beberapa kata kunci kepada siswa. Dari kata kunci tersebut, siswa membuat beberapa kalimat, kemudian dikembangkan menjadi beberapa buah kalimat yang selanjutnya disusun menjadi beberapa paragraf, sehingga menjadi karangan yang utuh. 2. Hasil Belajar Hasil belajar yaitu perubahan perilaku secara keseluruhan yang dilihat dari beberapa aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. 3. Karangan Narasi Karangan narasi yaitu salah satu jenis karangan yang isinya berupa runtutan peristiwa atau pengalaman manusia yang terjadi dalam satu rangkaian waktu peristiwa, baik peristiwa nyata maupun peritiwa rekaan. Karangan ini bertujuan untuk menceritakan dan menggambarkan sejelas-jelasnya peristiwa yang terjadi.