pudica L.) pada bagian herba yaitu insomnia (susah tidur), radang mata akut, radang lambung, radang usus, batu saluran kencing, panas tinggi pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan obat tradisional sudah dikenal sejak zaman dahulu, akan tetapi pengetahuan masyarakat akan khasiat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

benua Amerika yang beriklim tropis pada ketinggian m di atas permukaan laut (Faridah, 2007). Tanaman berduri ini termasuk dalam klasifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tumbuhan yang telah banyak dikenal dan dimanfaatkan dalam kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH EKSTRAK AIR HERBA PUTRI MALU TERHADAP LD50, AKTIVITAS DAN INDEKS ORGAN PADA TIKUS JANTAN SEBAGAI PENUNJANG UJI TOKSISITAS AKUT

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Toksisitas Akut dan Penentuan DL 50 Oral Ekstrak Air Daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) pada Mencit Swiss Webster

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mempunyai kebiasaan bercerita apa yang dilihat, didengar, dan

PENGARUH EKSTRAK AIR HERBA MIMOSA PUDICA L. TERHADAP PERUBAHAN AKTIVITAS DAN INDEKS ORGAN PADA MENCIT BETINA SEBAGAI LANDASAN UJI TOKSISITAS SUBKRONIS

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini sebagian besar masyarakat lebih mempercayai pengobatan

EFEK EKSTRAK ETANOL MIMOSA PUDICA LINN. TERHADAP AKTIVITAS, BERAT BADAN DAN INDEKS ORGAN MENCIT JANTAN SEBAGAI PENUNJANG UJI TOKSISITAS SUBKRONIS

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN... i. HALAMAN JUDUL... ii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iv

I. PENDAHULUAN. berkurang disebabkan oleh adanya kelainan genetik dan metabolik. Selain

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR* Intisari

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

Ringkasan Uji Toksisitas Akut. e-assignment

PERUBAHAN AKTIVITAS DAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK AIR MIMOSA PUDICA L. PADA MENCIT SWISS WEBSTER BETINA DENGAN PARAMETER PERUBAHAN AKTIVITAS DAN INDEKS ORGAN

I. PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah back to nature (Sari, 2006). Namun demikian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2015, 3(2), p-issn / e-issn

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL SIRIH MERAH (Piper crocatum Luiz and Pav) PADA MENCIT SWISS WEBSTER

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

UJI TOKSISITAS SUB KRONIS DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata.l) TERHADAP HATI DAN GINJAL PADA MENCIT PUTIH

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR. Intisari

I. PENDAHULUAN. perhatian adalah buah luwingan (Ficus hispida L.f.). Kesamaan genus buah

BAB I PENDAHULUAN. Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) adalah salah satu jenis tanaman

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae

Prosiding Konferensi Nasional Matematika, Sains dan Aplikasinya Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran pola konsumsi pangan. Seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI TOKSISITAS AKUT DEKOK DAUN Sonchus arvensis L

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kedondong hutan (Spondias pinnata), suku Anacardiaceae,

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN...

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL HERBA PUTRI MALU (MIMOSA PUDICA L.) PADA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.)

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL HERBA PUTRI MALU (MIMOSA PUDICA L.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER BETINA FELISITAS APRILIA JAMAN

Oleh : Andriantoro Pusat penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cacing Ascaris suum Goeze yang menyerang ternak, terutama pada babi muda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

Analisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Diuretik adalah zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih, bekerja

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK AIR MIMOSA PUDICA L. PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DENGAN PARAMETER PERUBAHAN AKTIVITAS DAN INDEKS ORGAN

BAD I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing.dari sekian banyaknya tanaman tersebut, tidak sedikit yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family

BAB I PENDAHULUAN. untuk menelitinya lebih jauh adalah Coriolus versicolor.

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 033 tahun 2012 tentang Bahan

Uji Toksisitas UJI TOKSISITAS AKUT. Macam Uji Toksisitas. Beda antara jenis uji toksisitas umum

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

I. PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer)

I. PENDAHULUAN. kekayaan lautnya. Di Indonesia terdapat jenis tumbuhan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFEK EKSTRAK AIR HERBA MIMOSA PUDICA L. TERHADAP PERUBAHAN AKTIVITAS DAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN SEBAGAI PELENGKAP UJI TOKSISITAS SUBKRONIS

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat dan keamanan suatu tanaman obat (Wijayakusuma et al,1992). Pengalaman empiris di

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sangat bergantung dengan alam untuk memenuhi kebutuhannya dari dulu sampai sekarang ini. Kebutuhan paling utama yang berasal dari alam merupakan kebutuhan makanan. Selain itu juga untuk memelihara kesehatan maka digunakan bahan yang berasal dari bagian tumbuhan terdiri dari akar, batang, daun, umbi, yang menurut kepercayaan dari nenek moyang dapat dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit, oleh karena itu disebut obat tradisional. Macam-macam tanaman obat mengandung jenis senyawa kimia yang memiliki efek farmakologis. Obat tradisional juga mudah didapat dan efek sampingnya relatif kecil jika penggunaannya sesuai dosis, ketepatan waktu penggunaan, ketepatan cara pemilihan obat sesuai indikasi, dan tanpa penyalahgunaan (Sari, 2006). Peningkatan penggunaan bahan alam sebagai obat maka, sebagian dari obat modern menggunakan bahan aktif hasil isolasi tumbuhan dengan pertimbangan tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder dengan struktur molekul dan aktivitas biologi yang berkhasiat menyembuhkan penyakit. Peningkatan penggunaan obat tradisional oleh masyarakat mendorong perlunya dilakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut dengan tujuan agar lebih aman dan efektif. Salah satunya tanaman putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan tanaman yang mempunyai ciri khas gerakan mengatup di malam hari dan akan kembali membuka saat matahari terbit. Senyawa kimia yang terkandung di dalam tanaman ini adanya komponen seperti terpenoid, flavonoid, glikosida, alkaloid, tanin, dan saponin (Azmi, et al., 2011). Beberapa khasiat tanaman putri malu (Mimosa 1

pudica L.) pada bagian herba yaitu insomnia (susah tidur), radang mata akut, radang lambung, radang usus, batu saluran kencing, panas tinggi pada anak-anak dan cacingan. Bagian akar tanaman putri malu (Mimosa pudica L.) dimanfaatkan untuk pengobatan rematik, bronkitis (radang saluran nafas), asma, batuk berdahak, dan malaria (Dalimartha, 2000). Pada penelitian yang dilakukan oleh Kardiono (2014) ekstrak air herba putri malu mempunyai efek sedasi dengan hasil penelitian pada dosis 600 mg/kg BB memiliki efek sedasi yang baik. Dikatakan bahwa dalam tanaman Mimosa pudica L. terdapat senyawa alkaloid yang menyebabkan keracunan yaitu mimosin (Joseph, et al., 2013). Kandungan mimosin pada tanaman lain seperti pada daun lamtoro (Leucaena leucocephala) jika diberikan berlebih dapat mengganggu fungsi biologik dan dapat menyebabkan kerontokan bulu pada hewan coba (Yurmiati dan Suradi, 2007). Efek toksik dari mimosin juga dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar tiroid dan dengan pemberian pakan lamtoro pada tikus terjadi perdarahan di hati dan kerusakan pada ginjal (Listyawaty dan Shanti, 2001). Oleh karena itu sebelum digunakan sebagai obat, maka tanaman Mimosa pudica L. harus melalui tahapan pengujian yang dilakukan pada hewan coba. Salah satu pengujian yang dilakukan demi keamanan penggunaan obat yang berasal dari tumbuhan Mimosa pudica L. yaitu pengujian toksisitas. Uji toksisitas dapat dibagi menjadi dua: uji toksisitas umum (akut, sub akut/sub kronis, dan kronis) dan uji toksisitas khusus (teratogenik, mutagenik, dan karsinogenik). Uji toksisitas akut dilakukan dengan memberikan senyawa yang akan diuji sebanyak satu kali atau lebih dalam waktu 24 jam dengan jangka waktu 14 hari (OECD, 2006). Penelitian toksisitas akut putri malu ekstrak etanol telah dilakukan sebelumnya oleh Jenova (2009). Hasil penelitiannya mengidentifikasi nilai LD50 ekstrak 2

etanol putri malu lebih besar dari 2000 mg/kg BB tidak mengandung efek toksik pada hewan coba. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini menurut kriteria Loomis (1978) tidak ada gejala toksisitas. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa LD 50 ekstrak air herba putri malu di atas 5000 mg/kg BB termasuk dalam kategori tidak toksik jika tertelan, untuk pengamatan aktivitas tidak menunjukan adanya perubahan tingkah laku pada hewan coba (mencit dan tikus) jantan dan betina, dan pengamatan indeks organ hati adanya perbedaan bermakna antara tikus jantan dan betina terhadap kelompok kontrol (p<0,05), indeks organ ginjal juga menunjukan perbedaan bermakna (Soegianto, Tamayanti dan Widharna, 2014). Uji toksisitas subkronis merupakan uji yang tujuannya untuk mengevaluasi efek senyawa yang diberikan pada hewan coba secara berulang (Hendriani, 2007). Prinsip dari uji toksisitas oral subkronis, yaitu sedian uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu dosis per kelompok kemudian diamati efek toksik yang berujung pada kematian hewan coba (Lu, 1995). Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyoningrum (2015) efek ekstrak air herba putri malu yang diberikan secara subkronis dengan menggunakan 3 dosis yaitu 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, dan 900 mg/kg BB terjadinya penurunan aktivitas dan peningkatan atau penurunan indeks organ (jantung, hati, paruparu, lambung, ovarium, limpa dan ginjal). Penelitian lainnya tentang efek pemberian ekstrak etanol herba putri malu menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas tetapi tidak menyebabkan perubahan berat badan tikus Wistar jantan pada dosis 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, 900 mg/kg BB (Jehadan, 2016). Penelitian kali ini dilakukan dengan tujuan mengetahui perubahan aktivitas dan berat badan tikus Wistar jantan jika diberikan ekstrak air herba Mimosa pudica L. secara subkronis dengan tingkatan dosis yang berbeda. 3

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari sebelumnya yang dilakukan pada hewan coba mencit, oleh karena itu penelitian kali ini dilakukan pada hewan coba yang lebih besar yaitu pada tikus. Pemilihan tikus Wistar jantan sebagai hewan coba dalam penelitian ini dengan beberapa alasan: keamanan dalam penyimpanan, karena ukuran tikus kecil sehingga mudah disimpan dan dipelihara, cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru, harga tikus juga relatif murah, memiliki kesamaan fisiologis dengan manusia. Berdasarkan penelitian sebelumnya dari Kardiono (2014) uji efek sedasi dan durasi waktu tidur menggunakan ekstrak air herba putri malu yang dilakukan pada mencit mengidentifikasikan bahwa pada dosis 600 mg/kg BB memberikan efek sedasi yang baik, oleh karena itu berdasarkan landasan hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut maka dapat digunakan dosis 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, dan 900 mg/kg BB dengan tujuan semua dosis yang digunakan masuk rentang efek sedasi dan tidak boleh melebihi dosis 1000 mg/ kg BB pada pengujian subkronis (OECD, 1995). Pengujian toksisitas subkronis yang diharapkan dapat mengetahui perubahan aktivitas yang meliputi: uji katalepsi, uji panggung (uji stimulan, jengukan, piloereksi, straub, dan ptosis), uji Haffner, uji refleks (pengamatan fleksi, kornea, dan pineal), dan uji efek lain seperti defekasi, urinasi, midriasis (mata melebar), perubahan mukosa, lakrimasi (pengeluaran air mata), grooming, mortalitas (kematian), serta melihat perubahan pada berat badan tikus apakah mengalami penurunan atau tetap. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pemberian secara oral ekstrak air herba putri malu (Mimosa pudica L.) pada dosis 400 mg/kg BB, 600mg/kg BB, dan 900mg/kg BB menimbulkan perubahan aktivitas pada tikus wistar jantan? 4

2. Bagaimana pengaruh pemberian secara oral ekstrak air herba putri malu (Mimosa pudica L.) terhadap berat badan pada tikus wistar jantan? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengamati pengaruh pemberiaan ekstrak air herba putri malu (Mimosa pudica L.) secara oral pada dosis 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, 900 mg/kg BB terhadap aktivitas tikus Wistar jantan. 2. Mengamati pengaruh pemberian ekstrak air herba putri malu (Mimosa pudica L.) secara oral terhadap berat badan tikus Wistar jantan. 1.4 Hipotesis Penelitian 1. Ekstrak air herba putri malu (Mimosa pudica L.) yang diberikan secara oral dengan dosis 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, dan 900 mg/kg BB menyebabkan perubahan aktivitas tikus Wistar jantan. 2. Ekstrak air herba putri malu (Mimosa pudica L.) yang diberikan secara oral dengan dosis 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, dan 900 mg/kg BB menyebabkan penurunan berat badan pada tikus Wistar jantan. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Penelitian tentang toksisitas subkronis ekstrak air herba putri malu (Mimosa pudica L.) terhadap aktivitas dan berat badan tikus Wistar jantan selama 28 hari dapat memberi informasi yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 5

2. Dapat memberikan informasi yang berguna tentang keamanan dalam penggunaan tumbuhan putri malu (Mimosa pudica L.) kepada masyarakat. 6