ISSN: Volume 3, Nomor

dokumen-dokumen yang mirip
ISSN: Volume 3, Nomor 1

Perbandingan Hasil Belajar Biologi Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Make A Match dan Card Sort

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

RIDA BAKTI PRATIWI K

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

WHELLY YULIANA K

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BIO-PEDAGOGI ISSN: Volume 5, Nomor 1 April 2016 Halaman 51-55

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

SKRIPSI PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MIND MAPS TERHADAP PEMAHAMAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN DARI HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 53-59

Risaftia Andini 1, Johni Azmi 2, Jimmi Copriady 2 No.

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ABSTRACT. Keyword : Active Learning, The Result of Cognitive, Affective and Psychomotor Learning Domains.

ABSTRAK

HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE GROUP INVESTIGATION(GI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA N 3 PARIAMAN ABSTRACT

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes

Darussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN ABSTRACT

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1

KONTRIBUSI METODE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 60-71

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH. Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Metode Group Investigation (GI), Metode Team Game Tournament (TGT)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

ABSTRAK

Eli Dwi Susanti, 2) Indrawati, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Guided Note Taking Dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 2 Panti Kabupaten Pasaman

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH GROUP INVESTIGATION (GI) TYPE IN TEACHING BIOLOGY TO STUDENT AT THE CLASS X MAN KOTO SOLOK

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 44-52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DISERTAI POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA N 5 SOLOK SELATAN.

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

ISSN: Volume 3, Nomor


PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW (IMWK)

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 7 Nomor 1 Februari 2015 Halaman 52-63

Keywords: Learning Outcomes, Affective, Cognitive and Physicomotor Competency

Keywords: Affective, Cognitive, Psychomotor and Think Pair Share

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA DI SMA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Abstract. Info Artikel. Abstrak. Agus Suwarno. Prodi Geografi IKIP PGRI Pontianak Kalimantan Barat, Indonesia

PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

PENGARUH PENERAPAN METODE SOCRATIC CIRCLES DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SKRIPSI OLEH: IHDA NURIA AFIDAH K

ABSTRAK. Kata kunci: Kooperatif, Numbered Heads Together, Student Team Achievement Division, hasil belajar

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (STRATA 1) SUSI SUSANTI NIM

Transkripsi:

BIO-PEDAGOGI ISSN: 2252-6897 Widyastuti, Volume 3, Nomor Y., et al. 1 Studi Komparasi Model Pembelajaran Problem Solving... 1 April 2014 Halaman 47-54 Studi Komparasi Model Pembelajaran Problem Solving dengan Group Investigtion disertai Concept Map terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA N 8 Surakarta The Comparison of Problem Solving with Group Investigation Learning Model Accompanied Concept Map Toward Student s Achievements of SMA N 8 Surakarta Yayuk Widyastuti a, Harlita b, Baskoro Adi Prayitno c a Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: yaya_widya@yahoo.co.id b Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: lita_uns@yahoo.co.id c Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email: baskoro_ap@uns.ac.id Diterima 11 Juli 2013, disetujui 7 Desember 2013 ABSTRACT- This research is motivated by teachers who often conveying all course materials so that students become less active because they only served to listen and rarely given the opportunity to ask. A less active role in the learning resulted in student s understanding of the material tends to show and the student s achievements at the cognitive, affective, and psychomotor less than optimal. This research is aimed to determine differences of student s achievements between Problem solving-concept maps with Group Investigation-Concept map. This research is Quasy Experimental use Post-test Only with Nonequivalent Group Design. All of tenth grade students of SMAN 8 Surakarta are sample population. The sampling technique in this study was cluster sampling with a sample size of 53 students. Data collection using tests and non-test method. Test methods include multiple choice questions while the non-test includes observation and documentation. Based on the t-test, cognitive showed that Sig. (0,755) > 0,05, affective showed that Sig. (0,009) < 0,05, and psychomotor showed that Sig. (0,000) < 0,005. The conclusion of this research is didn t show any difference in student s achievements in the cognitive between experimental class 1 and experimental class 2 but showed differences in affective and psychomotor domains. Key Words: Problem Solving Learning Model, Group Investigation Learning Model, Concept Map, Student s Achievements Pendahuluan Biologi merupakan salah satu pendidikan dan langkah awal bagi seorang anak mengenal dan memahami konsep-konsep tentang alam untuk membangun keahlian serta kemampuan berpikirnya agar dapat berperan aktif menerapkan ilmunya dalam dunia teknologi. Untuk merealisasikan hal tersebut, harus terjadi peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran biologi dan sains. Kedudukan hasil belajar dalam sains dapat dijabarkan menjadi tiga. Produk sains yang berupa pemahaman konsep, prinsip maupun suatu fakta yang ditunjukkan melalui hasil belajar kognitif, hasil kerja atau penampilan siswa. Hasil kerja atau penampilan siswa ditunjukkan melalui hasil belajar psikomotorik dan sikap siswa terhadap pembelajaran maupun sikap terhadap pengetahuan yang diperoleh setelah melalui proses pembelajaran yang ditunjukkan melalui hasil belajar afektif.

48 BIO-PEDAGOGI Vol. 3, No.1, hal. 47-54 Pencapaian hasil belajar dalam pembelajaran sains atau biologi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Masalah-masalah pembelajaran sains atau biologi diantaranya: pengajaran sains hanya mencurahkan pengetahuan (tidak berdasarkan praktek). Fakta, konsep, dan prinsip sains lebih banyak dicurahkan melalui ceramah, tanya jawab atau diskusi tanpa didasarkan pada hasil kerja praktek. Guru sering terlalu asyik menyampaikan seluruh materi sehingga siswa kurang memberi tanggapan karena siswa hanya bertugas mendengarkan dan hanya sesekali diberi kesempatan untuk bertanya (Purwanto, 2011). Guru menyampaikan pemaparan materi menggunakan metode ceramah atau membaca materi yang disajikan di slide powerpoint kemudian melakukan tanya jawab pada siswa. Siswa hanya menjadi objek pendidikan tanpa memperhatikan berbagai karakteristik dan emosi yang dimiliki oleh siswa itu sendiri sehingga siswa menjadi kurang termotivasi dan pasif. Banyak siswa menjadi bosan karena suasana belajar yang kurang menyenangkan. Peran aktif siswa yang kurang dalam pembelajaran mengakibatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi cenderung lamban dan hasil belajar biologi yang dicapai siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik kurang. Strategi pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat belajar diantaranya adalah model Cooperative Learning. Salah satu model pembelajaran cooperative adalah Group Investigation (GI). Model pembelajaran ini melibatkan siswa sejak perencanaan hingga mampu menemukan konsep suatu materi pelajaran yang dipilih (Suprijono, 2011). Group Investigation (GI) memuat empat komponen penting yaitu investigasi, interaksi, interpretasi, dan motivasi intrinsik. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation), diharapkan siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dan keterampilan proses berkelompok (group process skills). Selain itu siswa diharapkan dapat mengoptimalkan kemampuan tanggung jawab dalam diskusi yang dapat memacu siswa untuk lebih berpikir terampil, aktif, dan kreatif sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan. Model pembelajaran Problem Solving juga dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam bekerja kelompok. Problem solving memberi tekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Proses ini berlangsung secara bertahap, mulai dari menerima stimulus dari lingkungan, sampai

Widyastuti, Y., et al. Studi Komparasi Model Pembelajaran Problem Solving... 49 memberi respons yang tepat terhadapnya (Gulo, 2008). Keunggulan pembelajaran Problem Solving antara lain melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, berpikir, dan bertindak kreatif, memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat serta dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya dunia kerja (Hamdani, 2011). Sehingga tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif, tetapi juga ranah psikomotorik dan afektif. Kedua model pembelajaran tersebut akan disertai dengan peta konsep agar siswa lebih mudah memperdalam suatu materi pelajaran. Peta konsep akan menunjukkan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi setelah melakukan kegiatan pemecahan masalah. Peta konsep (Concept Map) menurut Martin (1994), merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Concept Map menyediakan bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. Para guru yang telah menggunakan Concept Map menemukan bahwa peta konsep memberi guru basis logis untuk memutuskan ideide utama yang akan dimasukkan atau dihapus dari rencana-rencana dan pengajaran sains. Concept Map membantu guru memahami macammacam konsep yang ditanamkan di topik lebih besar yang diajarkan. Pemahaman ini akan memperbaiki perencanaan dan instruksi guru. Pemetaan yang jelas dapat membantu menghindari miskonsepsi yang dibentuk siswa. Tanpa Concept Map, guru memilih untuk mengajar yang diingat atau disukai (Trianto, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar biologi model pembelajaran Problem Solving disertai concept map dengan Group Investigation disertai concept map pada siswa kelas X SMAN 8 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMAN 8 Surakarta pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini termasuk Quasy experiment dengan desain penelitian Posttest Only with Nonequivalent Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 8 Surakarta

50 BIO-PEDAGOGI Vol. 3, No.1, hal. 47-54 tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 278 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan cluster sampling. Sampel yang ditetapkan kelas X5 sebagai kelas eksperimen I dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa dan X7 sebagai kelas eksperimen II sebanyak 27 siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Problem solving disertai concept map dan model pembelajaran Group investigation disertai concept map. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 8 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah teknik tes dengan tes pilihan ganda sedangkan non tes dengan lembar observasi dan dokumentasi. Tes uji coba instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas tes kognitif menggunakan Product moment. Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan pada ahli dan dilanjutkan dengan uji coba instrumen. Analisis data pada penelitian dengan menggunakan uji-t. uji prasyarat berupa uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene s. Pembahasan Data penelitian berupa nilai posttest hasil belajar biologi yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Data post-test dianalisis dengan uji-t untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar biologi model pembelajaran Problem Solving dengan Group Investigation disertai Concept Map. Hasil analisis penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif pada penerapan model pembelajaran Problem Solving dengan Group Investigation disertai Concept Map, dan terdapat perbedaan hasil belajar pada ranah afektif dan psikomotor. Hasil uji hipotesis hasil belajar biologi ranah kognitif disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji-t Kognitif Hasil Belajar t df Sig. Keputusan Uji Kognitif 0,313 51 0,755 H 0 diterima Tabel 1 menunjukkan bahwa H 0 diterima karena nilai Sig > 0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar biologi pada ranah kognitif dari penerapan model pembelajaran Problem solving disertai Concept map dan Group Investigation disertai Concept map.

Widyastuti, Y., et al. Studi Komparasi Model Pembelajaran Problem Solving... 51 Hasil uji hipotesis perbedaan hasil belajar biologi ranah afektif disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji-t Afektif Hasil Belajar t df Sig. Keputusan Uji Afektif 2,708 51 0.009 H 0 ditolak Tabel 2 menunjukkan bahwa H 0 ditolak karena nilai Sig. < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi ranah afektif pada penerapan model Concept map dan Group Investigation disertai Concept map. Hasil uji hipotesis hasil belajar biologi ranah psikomotor disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji-t Psikomotor Hasil Belajar Psikomo -tor t df Sig. Keputusan Uji 4,811 51 0,000 H 0 ditolak Tabel 3 menunjukkan bahwa H 0 ditolak karena nilai Sig. < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi ranah psikomotor pada penerapan model Concept map dan Group Investigation disertai Concept map. Perbandingan hasil belajar biologi pada kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Gambar 1 menunjukkan bahwa dari ketiga ranah hasil belajar, kelas eksperimen II yang menerapkan model pembelajaran Group Investigation disertai Concept map yang memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibanding kelas eksperimen I yang menerapkan model Concept map. Berikut akan dibahas secara terperinci mengenai penerapan model pembelajaran Problem Solvingi disertai Concept map dengan Group Investigation disertai Concept map pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 1. Hasil Belajar Kognitif Rata-rata nilai hasil belajar ranah kognitif dari kedua kelompok eksperimen berdasarkan perhitungan statistik tidak menunjukkan selisih yang jauh berbeda, hal ini karena kedua model pembelajaran sama-sama mengembangkan daya nalar siswa dalam menghadapi berbagai masalah. Model pembelajaran Problem Solving mampu melatih siswa mengembangkan kemampuan berpikir

52 BIO-PEDAGOGI Vol. 3, No.1, hal. 47-54 reflektif, kritis, dan kreatif, serta mampu meningkatkan kualitas proses maupun hasil belajar siswa (Rustini, 2008). Model Group Investigation dapat mengasah kemampuan siswa baik secara akademik maupun sosial, siswa tidak hanya bertanggung jawab terhadap tugas yang diperoleh tetapi juga menjalin interaksi positif dengan temannya dalam memecahkan masalah. Siswa semakin menunjukkan kegairahan dan motivasi yang tinggi dalam mengerjakan tugas, presentasi, dan diskusi, baik secara kualitas maupun kuantitas. Perhatian, konsentrasi, interaksi, kreativitas, dan kerjasama dalam kelompok serta hasil kinerja mereka berupa kertas kerja/laporan sederhana menunjukkan peningkatan yang semakin baik (Aryanta dan Subali, 2011). 2. Hasil Belajar Afektif Hasil analisis statistik menunjukkan H 0 ditolak, berarti terdapat perbedaan hasil belajar ranah afektif pada penerapan model pembelajaran Problem Solving disertai concept map dengan model pembelajaran Group Investigation disertai concept map. Nilai rata-rata afektif siswa di kelompok eksperimen II yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation disertai peta konsep lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok eksperimen I yang menggunakan model pembelajaran Problem Solving disertai peta konsep, dimana nilai rata-rata kelompok eksperimen II sebesar 76,11 dan kelompok eksperimen I sebesar 71,63. Aryanta dan Subali (2011) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran tipe GI dapat meningkatkan kualitas proses belajar, hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Perhatian, konsentrasi, interaksi, kreativitas, kerjasama dalam kelompok, dan hasil kinerja menunjukkan peningkatan yang semakin baik. Penumbuhan karakter dan keterampilan sosial siswa diperoleh melalui tahap Problem Solving maupun Group Investigation selama proses pembelajaran. Tahap-tahap dalam model pembelajaran Problem Solving maupun Group Investigation menuntut siswa untuk bekerja sama dalam merumuskan dan mengidentifikasi masalah hingga pengujian hipotesis maupun pelaksanaan investigasi. Kedua model ini juga membuat siswa lebih aktif dalam diskusi berkelompok maupun diskusi kelas dan pelaksanaan kegiatan praktikum. Tahap menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, dan merencanakan investigasi menuntut siswa untuk lebih teliti dalam menentukan bagaimana solusi yang tepat untuk pemecahan suatu masalah. Tahap

Widyastuti, Y., et al. Studi Komparasi Model Pembelajaran Problem Solving... 53 penyajian hasil akhir membuat siswa lebih bertanggung jawab atas hasil yang dipresentasikan, selain itu juga dapat membuat siswa lebih menghargai pendapat dari teman lain. Tahap penyusunan peta konsep di akhir pembelajaran mampu membuat siswa saling bekerja sama dan lebih teliti dalam menyusun konsep-konsep materi pelajaran. 3. Hasil Belajar Psikomotor Hasil analisis statistik menunjukkan H 0 ditolak, yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar ranah psikomotor pada penerapan model peta konsep dengan model pembelajaran Group Investigation disertai peta konsep. Nilai rata-rata psikomotor siswa kelompok eksperimen II yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation disertai peta konsep lebih besar daripada kelompok eksperimen I yang menggunakan model peta konsep. Nilai rata-rata kelompok eksperimen II sebesar 75,00 sedangkan pada kelompok Eksperimen I hanya sebesar 62,07. Pembelajaran Problem Solving tidak hanya menekankan siswa untuk memahami konsep dan prinsip saja, tapi siswa mencari dan memecahkan suatu masalah dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Diperlukan aktivitas siswa dalam mempelajari sesuatu sehingga siswa mampu menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri maupun secara bersama-sama (Hamdani, 2011). Pembelajaran Group Investigation juga tidak hanya menekankan siswa untuk memahami konsep saja karena model ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills) (Sugiyanto, 2009). Kegiatan pembelajaran Problem Solving disertai concept map maupun Group Investigation disertai concept map melatih siswa untuk lebih banyak melakukan ketrampilan psikomotor. Keterampilan psikomotor pada kedua kelompok eksperimen tersebut tertuang dalam kegiatan melakukan percobaan (seperti pemilihan alat dan bahan, merangkai percobaan, melakukan percobaan, dan membersihkan alat), menarik kesimpulan dalam bentuk concept map, serta mengkomunikasikan hasil percobaan dalam presentasi. Keterlibatan siswa secara fisik berkolaborasi dengan intelektual siswa dalam pembelajaran mampu

54 BIO-PEDAGOGI Vol. 3, No.1, hal. 47-54 menyelesaikan masalah yang ditemuinya dalam kehidupan dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar ranah kognitif serta terdapat perbedaan hasil belajar ranah afektif dan psikomotor pada penerapan model pembelajaran Problem solving disertai Concept map dengan Group Investigation disertai Concept map. Daftar Pustaka Aryanta, I.M.S & Subali, Y. (2011). Peningkatan Kualitas Proses Belajar dan Hasil Belajar Sejarah melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada Siswa Kelas VIII B, Semester 2 SMP PGRI 5 Denpasar Tahun Pelajaran 2009/2010. Jurnal Santiaji Pendidikan, 2011, 1(1): 22-23 Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Purwanto, R. (2011). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Sistem Koordinasi melalui Metode Pembelajaran Teaching Game Team terhadap Siswa Kelas XI IPA SMA Smart Ekselensia Indonesia Tahun Ajaran 2010-2011. Jurnal Pendidikan Dompet Dhuafa Edisi 1 Rustini, T. (2008). Penerapan Model Problem Solving untuk Meningkatkan Pengembangan Potensi Berpikir Siswa dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jurnal, Pendidikan Dasar. Nomor: 10. Oktober 2008 Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Mata Padi Presindo Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group