Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

II. TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

Jalan Arjuna Utara, Tomang Tol, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

Sari Rahma Fitri* Kata kunci: Pengetahuan tentang PHBS. Keywords: Knowledge of PHBS

SURVEI RUMAH TANGGA SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA. Siti Novianti 1, Sri Maywati

BAB 6 HASIL PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

LAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh: Aulia Ihsani

LEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

BAB 1 : PENDAHULUAN. individu, dimulai sejak janin masih dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Posyandu Terhadap Peningkatan Pengetahuan Orang Tua Balita Di Kelurahan Pinokalan Kecamatan Ranowulu Kota Bitung

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

dilaporkan ke pelayanan kesehatan sehingga jumlah yang tercatat tidak sebesar angka survey (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang bertujuan untuk

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

KIE - KESEHATAN REPRODUKSI OLEH : DR. DIFFAH HANIM, DRA. M.SI

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

SERIBU HARI UNTUK NEGERI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

Transkripsi:

UPAYA KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENAI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA PADA IBU NELAYAN DI MUARA ANGKE, JAKARTA Intan Silviana 1, Erry Yudha 2, Titta Novianti 3, Zelfino 4, Putri Handayani 5 1,2,3,4,5 Fikes Universitas Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510 intansilviana@esaunggul.ac.id Abstrak Pendahuluan: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Menurut data RISKESDAS tahun 2013, proporsi nasional rumah tangga dengan PHBS baik adalah 32,3 persen,sementara target dari Kementerian Kesehatan adalah mencapai 70% pada tahun 2014. Dari indikator PHBS rumah tangga tersebut, prevalensi nasional rumah tangga yang melakukan pemberian ASI eksklusif yaitu hanya sebesar 38%, dan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun yaitu 47,2%. Masih banyak masyarakat di wilayah Muara Angke, Jakarta, yang masih belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga, sehingga angka kejadian diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan angka kesakitan tertinggi di Puskesmas Muara Angke. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk memberikan upaya-upaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai tangga pada ibu nelayan di Muara Angke, Jakarta. Metode Pelaksanaan: Kegiatan upaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi ini meliputi kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga, kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga, dan sosialisasi pesan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga melalui media KIE, seperti poster, booklet, dan lain-lain. Kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan Rumah Tangga dilakukan pada hari Rabu, 25 Juni 2014, bertempat di pelataran Masjid As-Salam di wilayah PHPT Muara Angke, dengan jumlah peserta sebanyak 60 orang. Materi-materi yang disampaikan meliputi materi mengenai perilaku kesehatan ibu dan anak, perilaku sanitasi lingkungan, perilaku pengolahan makanan, dan perilaku pengolahan limbah rumah tangga. Hasil: Berdasarkan hasil penyuluhan kesehatan, didapatkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu nelayan di wilayah PHPT Muara Angke mengenai tangga dari 48,6% yang memiliki pengetahuan yang baik sebelum penyuluhan menjadi 62,8% memiliki pengetahuan yang baik sesudah penyuluhan. Perlu adanya kegiatan upaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang berkelanjutan dalam rangaka meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada ibu-ibu nelayan di PHPT Muara Angke. Kata kunci: perilaku hidup bersih dan sehat, upaya komunikasi, informasi Pendahuluan Salah satu issue strategis dalam bidang Pembangunan kesehatan adalah bagian kesehatan yaitu pemberdayaan masyarakat di bidang dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk kesehatan masih menempatkan masyarakat meningkatkan kesadaran, kemauan, dan sebagai obyek, bukan sebagai subyek pembangunan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar kesehatan. Kemampuan masyarakat un- terwujud derajat kesehatan masyarakat yang tuk mengemukakan pendapat dan memilih dalam setinggi tingginya guna tercapainya suatu negara rangka penyelenggaraan pembangunan yang kuat (Depkes RI, 1999). kesehatan masih sangat terbatas serta peran aktif Jurnal Abdimas Volume 2 Nomor 1, September 2015 103

masyarakat masih kurang dan bahkan cenderung menurun. Untuk mewujud-kan sebuah bangsa yang lebih sehat, masyarakat diajak berkomitmen untuk melakukan hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan sehat (Depkes RI, 2002). Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku adalah suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. (Green, 2000). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment) (WHO, 1986). PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007). PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan (Depkes RI, 2007). Jurnal Abdimas Volume 2 Nomor 1, September 2015 104 Program pembinaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan sekitar 15 tahun, tetapi keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang mempraktekkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) baru mencapai 38,7%, padahal Rencana Strategis (Restra) Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS pada tahun 2014. Perilaku yang masih belum sehat tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap masyarakat yang belum baik mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya pemberdayaan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga. Pemberdayaan masyarakat ialah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2007). Pada dimensi kesehatan, budaya hidup sehat belum tercipta dalam kehidupan sosial budaya masyarakat nelayan. Dalam hal ini, mereka baru sebatas mencapai taraf memahami aspek-aspek yang membentuk budaya hidup sehat. Beberapa hal yang dinyatakan dan merupakan suatu pandangan belumlah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh sebagian besar masyarakat. Sanitasi rumah dan lingkungan juga merupakan cerminan kondisi sosial budaya masyarakat tersebut (Departemen Kelautan dan Perikanan RI, 2007). Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki wilayah pesisir. Salah satu wilayah pesisir yang cukup terkenal adalah Wilayah Pesisir Muara Angke. Muara Angke merupakan bagian dari Kelurahan Pluit, Kotamadya Jakarta Utara dan dikenal sebagai tempat penangkapan dan penggalangan ikan. Menurut data RISKESDAS tahun 2013, proporsi nasional rumah tangga dengan PHBS baik adalah 32,3 persen, dengan proporsi tertinggi pada DKI Jakarta (56,8%) dan terendah pada Papua (16,4%). Terdapat 20 dari 33

provinsi yang masih memiliki rumah tangga PHBS baik di bawah proporsi nasional. Proporsi rumah tangga dengan PHBS baik lebih tinggi di perkotaan (41,5%) dibandingkan di perdesaan (22,8%). Proporsi rumah tangga dengan PHBS baik meningkat dengan semakin tingginya kuintil indeks kepemilikan (terbawah 9,0%, teratas 48,3%). Dari indikator PHBS rumah tangga tersebut, prevalensi nasional rumah tangga yang melakukan pemberian ASI eksklusif yaitu hanya sebesar 38%, dan perilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun yaitu 47,2%. Berdasarkan observasi, masih banyak masyarakat di Muara Angke yang masih belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga, seperti perilaku mencuci tangan pakai sabun dan perilaku sanitasi lingkungan yang masih kurang baik, sehingga angka kejadian diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan angka kesakitan tertinggi di Puskesmas Muara Angke. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu, perlu diberikannya upaya-upaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga pada nelayan di Muara Angke, Jakarta. Selain itu, juga perlu ditingkatkan peran kader-kader kesehatan sebagai agen perubah dalam rangka sosialisasi pesan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga secara berkesinambungan. Tujuan umum dari program ini adalah memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dalam rangka peningkatan pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga pada nelayan di Muara Angke, Jakarta. b. Tahap Kedua: Pelaksanaan Kegiatan Pada tahap ini dilakukan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga melalui media KIE. c. Tahap Ketiga: Pemilihan dan optimalisasi peran kader kesehatan Pada tahap ini dilakukan pemilihan kader kesehatan, dan optimalisasi peran mereka dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga, melalui focus group discussion. d. Tahap Keempat: Monitoring dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan secara keseluruhan baik tim maupun kader kesehatan mengenai upayaupaya peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga. e. Tahap Kelima: Penulisan Laporan Kegiatan Pada tahapan ini dilakukan penulisan laporan kegiatan. Kegiatan yang dilakukan meliputi; 1. Melakukan pelitian untuk mengidentifikasi pengetahuan mnegenai perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga 2. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga 3. Sosialisasi pesan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga melalui media KIE, seperti poster, booklet, dan lain-lain 4. Melakukan focus group discussion dengan kader kesehatan dalam rangka sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga untuk proses yang berkesinambungan 5. Monitoring dan evaluasi pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga Metode Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni dan Juli 2014, yang terdiri dari beberapa tahapan kegiatan: a. Tahap Pertama: Persiapan Pada tahap ini dilakukan persiapan berupa: perijinan lokasi kegiatan, pembuatan kuesioner penelitian, pengembangan bahan KIE yang akan digunakan dalam penyuluhan kesehatan. Jurnal Abdimas Volume 2 Nomor 1, September 2015 105 Data yang diambil dalam penelitian yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat dari rumah tangga, meliputi 10 indikator (Depkes, 2007), yaitu; 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi bayi ASI Eksklusif 3. Menimbang Balita setiap bulan 4. Menggunakan Air Bersih 5. Mencuci tangan pakai sabun 6. Gunakan Jamban Sehat

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok di dalam rumah Bahan-bahan dan alat yang dibutuhkan dalam kegiatan meliputi kuesioner, alat tulis, pengeras suara, dan media-media KIE seperti pamflet, leaflet. Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah ibuibu yang mempunyai anak balita yang tinggal di PHPT Muara Angke yang berjumlah 60 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sampling jenuh,dimana seluruh populasi dijadikan sampel, dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian ibu-ibu yang tinggal yang tinggal di PHPT Muara Angke, Jakarta, maka didapatkan hasil karakteristik responden sebagai berikut. Umur ibu <25 tahun berjumlah 9 orang (25,7%), umur 25-35 tahun berjumlah 19 orang (54,3%), dan umur >35 tahun berjumlah 7 orang (20%). 100 50 0 25,7% 54,3% 20% < 25 tahun Umur Ibu 25-35 tahun > 35 tahun Umur Ibu Grafik 2 Distribusi Pendidikan Responden Sebagian besar pendapatan responden di wilayah Muara Angke adalah <Rp1.500.000 2.500.000/bulan, yaitu sebanyak 30 orang (85, 7%), dan penghasilan Rp1.500.000 2.500.000/ bulan yaitu sebanyak 5 orang (14,3%). Grafik 3 Distribusi Pendapatan Responden Sebagian besar responden tidak pernah mengikuti penyuluhan kesehatan di Puskesmas atau Posyandu, yaitu sebanyak 32 orang (91.4%), hanya 3 orang (8,6%) yang pernah mengikuti penyuluhan kesehatan. Grafik 1 Distribusi Umur Responden Sebagian besar pendidikan ibu-ibu di wilayah Muara Angke adalah SD (45,7%), diikuti oleh SMP (28,6%), SMA (17,1%), dan tidak sekolah (8,6%). Grafik 4 Distribusi Keikutsertaan Responden dalam Jurnal Abdimas Volume 2 Nomor 1, September 2015 106

Sebagian besar ibu-ibu di wilayah Muara Angke tidak memberikan ASI Eksklusif, yaitu sebanyak 20 orang (57,1%), sedangkan 15 orang (42,9%), ibu-ibu memberikan ASI Eksklusif. menggunakan air bersih, mencuci tangan pakai sabun, menggunakan jamban sehat,dan tidak merokok di dalam rumah.namun ada beberapa aspek dimana para ibu belum memahami dengan baik, seperti memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, dan melakukan aktifitas fisik setiap hari. Pengetahuan ibu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga sebelum penyuluhan tertera pada grafik di bawah ini. Grafik 5 Distribusi Pemberian ASI Eksklusif Pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan Rumah Tangga sebelum Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indrapenglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, danraba. Sebagian besarpengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari kemudian mampu untuk memahami secara benar dan mengaplikasikannya secara baik. Pengetahuan mengenai tangga dalam penelitian ini diartikan sebagai pemahaman yang tepat tentang segala sesuatu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi perilaku kesehatan ibu dan anak, perilaku sanitasi lingkungan, perilaku higienis diri sendiri, perilaku pengolahan makanan, dan perilaku pengolahan limbah rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa 48,6%ibu memiliki pengetahuan yang baik mengenai perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga, dan 51,4% ibumemiliki pengetahuan yang kurang baik mengenai tangga. Ibu-ibu tersebut memahami dan mengerti tentang konsep perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga, seperti persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, Kurang Grafik 6 Distribusi Pengetahuan Responden sebelum Pengetahuan responden yang baik tersebut dapat dipengaruhi umur, yang berkaitan dengan pengalaman seseorang. Berdasarkan hasil penelitian,sebagian besar responden berumur 25-35 tahun (54,3%). Usia tersebut merupakan usia kematangan seseorang, dimana akan lebih banyak informasi dan pengalaman yang dapat berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang. Menurut Mubarak (2007), salah satu faktor yangmempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman, dimana sesuatu yang pernah dialami seseorang mungkin akan menambah sesuatu yang bersifat formal. Dalam hal ini, umur danpekerjaanmerupakan wujud dari pengalaman yang nantinya akan menambah wawasan pengetahuan menjadi lebih banyak. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Maka tingkat pengetahuan ibu yang lebih baik diharapkan dapat diaplikasikan dalam bentuk tindakan yang lebih baik pula. Jurnal Abdimas Volume 2 Nomor 1, September 2015 107

Pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan Rumah Tangga sesudah Setelah dilaksanakan kegiatan penyuluhan, maka terjadi peningkatan pengetahuan responden perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa terjadinya peningkatan pengetahuan ibu dari 48,6% ibu yang memiliki pengetahuan yang baik menjadi 62,8% ibu yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai tangga. Pengetahuan ibu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga sesudah penyuluhan dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Kurang Grafik 7 Distribusi Pengetahuan Responden sesudah Sesuai dengan penelitian Wahed (2011), menunjukan bahwa pada kelompok intervensi terdapat perbedaan pengetahuan ibu balita sebelum dan sesudah penyuluhan. Menurut Ali (2001), informasi yang diterima melalui media cetak, elektronik, pendidikan/penyuluhan, buku-buku dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan seseorang sehingga ia akan biasa memperbaiki atau merubah pengetahuan dan perilakunya menjadi lebih baik. Menurut Mubarak (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi. Sedangkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan penyuluhan sendiri adalah pendidikan, sehingga telah terjadi Jurnal Abdimas Volume 2 Nomor 1, September 2015 108 hubungan timbal balik antara pengetahuan dengan penyuluhan. Upaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan Rumah Tangga Dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan, salah satunya yaitu promosi kesehatan atau penyuluhan kesehatan. Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya (WHO, 1986). Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan, sehingga tumbuh kesadaran untuk hidup sehat. Upaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan Rumah Tangga dilakukan pada hari Rabu, 25 Juni 2014, pukul 09.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB, bertempat di pelataran Masjid As-Salam di wilayah PHPT Muara Angke. Peserta dalam acara tersebut yaitu 60 orang, terdiri dari ibu-ibu yang memiliki anak balita di wilayah PHPT Muara Angke. Topik dan pembicara dalam acara tersebut yaitu; No Topik Pembicara 1 Perilaku Kesehatan Ibu dan Anak Intan Silviana, MPH 2 Perilaku Sanitasi Lingkungan Zelfino, M.Kes 3 Perilaku Konsumsi Ma- Erry Yudha, kanan Bergizi 4 Perilaku Pengolahan Limbah Rumah Tangga M.Sc Tiita Novianti, M.Biomed kesehatan telah dilaksanakan dengan memasukkan 4 materi dalam tangga, meliputi materi mengenai perilaku kesehatan ibu dan anak, perilaku sanitasi lingkungan, perilaku pengolahan makanan, dan perilaku pengolahan limbah rumah tangga. Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebihbanyak akan mempunyai

pengetahuan yang lebih luas, dan pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Dengan adanya pengetahuan yang lebih banyak diharapkan dapat diaplikasikan dalam bentuk tindakan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga yang lebih baik. Adapun susunan acara dalam penyuluhan tersebut yaitu; Waktu Kegiatan 09.00- Registrasi Peserta 09.30 09.30- Pembukaan 10.30 - Sambutan-sambutan - Pre-test 10.30- Topik 1 10.45 10.45- Topik 2 11.00 11.00- Topik 3 11.15 11.15- Topik 4 11.30 11.30- Diskusi dan Tanya jawab 12.00 12.00-13.00 Penutupan dan Post-test perilaku sanitasi lingkungan, perilaku pengolahan makanan, dan perilaku pengolahan Limbah Rumah Tangga Daftar Pustaka Departemen Kelautan dan Perikanan RI, Sosial Budaya Masyarakat Nelayan; Konsep dan Indikator Pemberdayaan, Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan RI, Jakarta, 2007 Departemen Kesehatan R.I, Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2010, Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/ Kota Sehat, Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2002, Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2007, Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2013 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Adanya peningkatan pengetahuan ibu di wilayah PHPT Muara Angke mengenai perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga yaitu 48,6% memiliki pengetahuan yang baik sebelum penyuluhan menjadi 62,8% memiliki pengetahuan yang baik sesudah penyuluhan. 2. Upaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tatanan Rumah Tangga dilakukan pada hari Rabu, 25 Juni 2014, bertempat di pelataran Masjid As-Salam di wilayah PHPT Muara Angke, dengan jumlah peserta sebanyak 60 orang. 3. Materi-materi yang diberikan dalam penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga meliputi materi mengenai perilaku kesehatan ibu dan anak, Jurnal Abdimas Volume 2 Nomor 1, September 2015 109, Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2007 Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta, 2007 Notoatmodjo, Soekidjo, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Andi Aoffset, Yogyakarta, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, The World Health Report 2002; Reducing Risks, Promoting Healthy Life, WHO, Geneva, 2002