ASAM SALISILAT SALICYLIC ACID

dokumen-dokumen yang mirip
MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

RHODAMIN B RHODAMINE B

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

BENDIOKARB BENDIOCARB

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

BUTIL FENIL METIL KARBAMAT BUTHYL PHENYL METHYL CARBAMATE (BPMC)

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

MINYAK JARAK CASTOR OIL

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

N - Heptana. N - heptane

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

BUTIL BENZIL FTALAT BUTYL BENZYL PHTHALATE

Asam Maleat MALEIC ACID

SODIUM SULFIT SODIUM SULFITE

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

BENOMIL BENOMYL. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Karbamat heterosiklik. Sinonim / Nama Dagang

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

KARBON HITAM CARBON BLACK

KARBON DIOKSIDA CARBON DIOXIDE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

2,3,7,8 TETRAKLORODIBENZO P - DIOKSIN 2,3,7,8 TETRACHLORODIBENZO P DIOXIN

ATROPIN SULFAT ATROPINE SULPHATE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ASPIRIN ACETYL SALICYLIC ACID

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

Lembaran Data Keselamatan Bahan

KALIUM HIDROKSIDA POTASSIUM HYDROXIDE

Polietilen Tereftalat (PET)

ALIL ALKOHOL. Alil Alcohol

Lenkote Alkali Resisting Primer

ASAM BORAT BORIC ACID

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ALUMUNIUM N a m a Golongan Sinonim / Nama Dagang Nomor Identifikasi : Sifat Fisika Kimia Nama bahan Deskripsi

KALSIUM SIANAMIDA CALCIUM CYANAMIDE

Wood-Eco Woodstain. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya :

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

PROPILEN GLIKOL PROPYLENE GLYCOL

BARIUM SULFAT BARIUM SULFATE

TIMBAL ASETAT LEAD ACETAT

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

KATEKOL CATECHOL. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Aromatik hidrosiklik

AMONIUM NITRAT AMMONIUM NITRATE

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

VINIL ASETAT VINIYL ACETATE

KAPTAN CAPTAN. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Thioftalimida; Sulfenimida

: Prevathon 50 SC Insektisida

Material Safety Data Sheet (MSDS) Benzena BAGIAN 1: KIMIA IDENTIFIKASI PRODUK DAN PERUSAHAAN

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

PT. BINA KARYA KUSUMA

MENTOL MENTHOL. 1. N a m a Golongan Alisiklik, Alkohol (1).

ISONIAZID ISONIAZID (6, 8, 11, 12, 14)

BESI (II) GLUKONAT ANHIDRAT FERROUS GLUCONATE, ANHYDROUS

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

DIETILTOLUAMIDA N,N-DIETHYLTOLUAMIDE

SAFETY DATA SHEET. MSDS #: 394 Tanggal Revisi: 15/03 BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK

Data Keracunan Rumah Sakit Tahun

Lembaran Data Keselamatan Bahan

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Material Safety Data Sheet

ISOOKTANA ISOOCTANE. 2. PENGGUNAAN Digunakan dalam menentukan bilangan oktan bahan bakar, sebagai pelarut. (2)

Jenis Penggunaan Untuk Campuran Cat Kedap Air ( Waterproofing ) PT. Avia Avian

SAFETY DATA SHEET (according to EC directive 93/112/EC) Update : Version: 2.7 Date : MIRACLE S240

Lembaran Data Keselamatan Bahan

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Transkripsi:

ASAM SALISILAT SALICYLIC ACID 1. N a m a Golongan (1) Analgesik; Analgesik dan Antipiretik lain. Sinonim / Nama Dagang (1,3) Orthohydroxybenzoic acid; 2-hydroxybenzoic acid; Acido Orthoxibenzoico; Acidium Salicylicum; Salizylsaure; Acetylsalisylic Acid Imp C; Acetylsalicylic Acid Impurity C; Fema 3985; Retarder Tsa. Nomor Identifikasi Nomor CAS : 69-72-7 (1) Nomor RTECS/ NIOSH : VO0525000 (1) Nomor EC (EINECS) : 200-712-3 (3) HS Code : 29182100 (3) 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Asam salisilat Deskripsi Bentuk padat, serbuk kristal tidak berwarna atau berwarna putih tetapi jika dibuat dari metil salisilat alami, berwarna kuning atau merah muda, tidak berbau atau sedikit berbau mint, berasa manis. Berat molekul 138,1; Rumus molekul C 7 H 6 O 3 (1) ; Titik sublimasi 76 o C; Titik lebur 159 o C; Kelarutan dalam air 0,2 g/100 ml pada 20 o C. Kerapatan relatif (air=1) : 1,4 (2) Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) : Kesehatan 0 = Tingkat keparahan sangat rendah Kebakaran 1 = Dapat terbakar Reaktivitas 0 = Tidak reaktif Klasifikasi EC:

Xn = Berbahaya R22 = Berbahaya jika tertelan R36/37 = Iritasi pada mata dan sistem pernapasan R38 = Menyebabkan iritasi pada kulit R41 = Risiko kerusakan serius pada mata S26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis S36 = Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat S37/39 Pakai/kenakan sarung tangan dan pelindung mata/wajah yang baik S39 = Pakai/kenakan pelindung mata/wajah 3. Penggunaan Sebagai pengawet makanan; pembuatan metil salisilat, asetil salisilat (3) salisilat yang lain. atau 4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Tidak terdapat informasi Organ sasaran: Tidak terdapat informasi Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Iritasi. Iritasi. Iritasi. Dering di telinga, mual, muntah, diare, pusing, kesulitan bernapas, sakit kepala, mengantuk, disorientasi, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, kongesti paru, kerusakan ginjal, kejang, koma (5). Paparan jangka panjang

Terhirup Tidak ada informasi tentang efek samping yang signifikan. Luka bakar, dering di telinga, mual, muntah, diare, pusing. (2) Iritasi. Dering di telinga, mual, muntah, diare, pusing, kesulitan bernapas, sakit kepala, mengantuk, disorientasi, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, kongesti paru, kerusakan ginjal, kejang, koma. (5) 5. Stabilitas dan Reaktivitas Reaktivitas Tak tercampurkan/ tancampurkan Pengoksidasi (kuat) Bahaya dekomposisi Polimerisasi : Stabil pada tekanan dan suhu normal. : Inkompatibel dengan oksidator. Dengan oksidator dapat bereaksi. : Kemungkinan bahaya meledak dan terbakar. : Produk dekomposisi termal: oksida karbon. : Tidak terpolimerisasi 6. Penyimpanan Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku. Simpan terpisah dari bahan-bahan inkompatibel Simpan di wadah yang sejuk, kering dan terlindung dari cahaya. 7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia LDLo (kulit, pria) = 57 mg/kgbb; LDLo (intermittent skin, wanita) = 111 mg/kgbb/ 10 hari Data pada hewan LC 50 (inhalasi, tikus) > 900 mg/m3/1 jam; LD 50 (oral, tikus) = 480 mg/kg; LD 50 (intraperitional, tikus (rat) ) = 157 mg/kg; LD 50 (oral, tikus (mouse) ) = 300 mg/kg; LD 60 (subkuntan, tikus) = 520 mg/kg; LD 50 (intravena, tikus) = 184 mg/kg; LD 50

(oral, kucing) = 400 mg/kg; LD 50 (oral, kelinci) = 1300 mg/kg; LD 50 (skin, kelinci) > 10 g/kg; LD 50 (subkuntan, kelinci) =6 g/kg; LC 50 (inhalasi, mamalia)>300 mg/m3. (5) Data Mutagenik Mutasi pada mikroorganisme Salmonella typhimurium 100 g/cawan (+S9); DNA repair Bacillus subtilis 5 mg/cawan lsaccharomyes cerevisae 1 mmol/l (-S9) 3 jam(s); inhalasi-tikus (mouse) 100 mg/kg. (5) Data Reproduksi TDLo 20-21 hari terus menerus pada tikus hamil (oral-tikus) 40 mg/kgbb; TDLo 9 hari terus menerus pada tikus hamil ( subkutan-tikus) 380 mg/kgbb; TDLo 17 hari terus menerus pada mencit hamil 1 g/kg BB. (5) Teratogenitas Dosis terapeutik moderat salisilat menyebabkan kerusakan janin pada manusia, namun bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi salisilat dalam jangka waktu lama mungkin memiliki massa yang berkurang secara signifikan pada saat lahir. Selain itu, terjadi peningkatan kematian prenatal, anemia, perdarahan antepartum dan postpartum. Efek ini terjadi bila salisilat diberikan selama trimester ketiga, oleh karena itu penggunaannya selama masa kehamilan harus dihindari. (1) Informasi Ekologi Toksisitas akut pada ikan : LC 50 (96 jam) ikan perak atau emas >90000 mg/l (Leuciscus idus) Toksisitas pada invertebrata : EC 50 (24 jam) kutu air (Daphnia magna) >143000 mg/l (OECD Guideline 202) Toksisitas pada alga : EC 10 alga hijau (Haematococcus pluvialis) >165000 mg/l 8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Iritasi disertai batuk, bersin dan sesak napas. Paparan berat dapat menyebabkan keracunan sistemik; gejala meliputi sakit kepala, pusing, nadi cepat, dan tinnitus.

Telah dilaporkan terjadinya keracunan parah akibat penggunaan salep asam salisilat untuk mengatasi masalah dermatologi dan untuk perawatan kulit luka bakar (1) Iritasi Gejala awal keracunan salisilat antara lain mual dan muntah, nyeri epigastrium dan kadang-kadang hematemesis. Pada intoksikasi ringan hingga sedang dapat menimbulkan gejala hiperventilasi, berkeringat, demam, iritabilitas, tinnitus dan hilangnya pendengaran. Pada keracunan berat kemungkinan terjadi hipoventilasi, pingsan, halusinasi, kejang, papiloedema dan koma terutama pada anak-anak. Dapat pula terjadi metabolik asidosis, non-kardiogenik paru edema, hepatotoksisitas dan disritmia jantung. (1) Keracunan kronik Terhirup Iritasi Penggunaan asam salisilat dan atau metil salisilat pada kulit dan penyakit rematik dapat menyebabkan keracunan melalui penyerapan perkutan. Telah dilaporkan kejadian keracunan salisilat yang mengancam jiwa akibat penyerapan perkutan asam salisilat (salep 10%) pada anak laki-laki usia 7 tahun dengan vulgaris ichthyosis. Penggunaan gel yang mengandung asam salisilat pada gigi dapat menyebabkan keracunan. (1) Tidak tersedia informasi mengenai efek samping yang signifikan. 9. Keracunan salisilat kronis terjadi akibat penggunaan yang berlebihan selama jangka waktu 12 jam atau lebih. Jalur metabolisme asam salisilat menjadi jenuh dan dengan demikian konsentrasi plasma mengalami peningkatan sehingga menghasilkan racun. Anak kecil berisiko mengalami overdosis terutama saat demam, berkeringat dan takikardia. Intoksikasi salisilat diberikan ke penyakit yang

mendasari dan digunakan sebagai indikasi untuk meningkatkan dosis. Anak-anak dapat mengalami keracunan salisilat melalui ASI. Tanda-tanda keracunan salisilat kronis meliputi metabolik asidosis, hipoglikemia, lesu, dan koma Pertolongan Pertama Terhirup Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area pemaparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernapasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. (5) Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. (5) Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. (5) Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. (5) 10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. (1)

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. Dekontaminasi Dekontaminasi bertujuan untuk menurunkan paparan terhadap racun, mencegah kerusakan dan mengurangi absorbsi. Dekontaminasi yang dilakukan sedini mungkin dapat mencegah bahaya dan menyelamatkan nyawa a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit. Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera kirim/ konsul ke dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir air dingin atau hangat dan sabun minimal 10 menit. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. 11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan: Tidak ada ketentuan mengenai batas paparan di tempat kerja

Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan. Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. 12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran ringan, udara yang tercampur dapat meledak. Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, air, busa. Kebakaran besar: Gunakan busa, semprotan air, pasir, bahan kimia kering. Pemadaman Kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika bisa dilakukan tanpa adanya risiko. Jangan menyebarkan ceceran atau tumpahan bahan dengan aliran air bertekanan tinggi. Buat saluran untuk pembuangan lebih lanjut. Gunakan bahan pemadam di sekitar api. Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Tetaplah diam di tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah. 13. Manajemen Tumpahan Tumpahan yang banyak: Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan. Hindari debu. Bersihkan residu dengan vakum penyaring partikel dengan efisiensi tinggi. 14. Daftar Pustaka 1. http://www.inchem.org/documents/pims/pharm/pim642.htm (diunduh Agustus 2011) 2. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0563.htm (diunduh Agustus 2011) 3. http://www.chemicalbook.com/productchemicalpropertiescb1680010_en. htm (diunduh Agustus 2011)

4. Sittig, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens. Third Edition. Noyes Publications. New Jersey. 1991 5. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997. Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Bidang Informasi Keracunan, Pusat Informasi Obat dan Makanan Badan POM RI, Tahun 2011