DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Penyimpangan Penggunaan Lahan Berdasarkan Peta Arahan Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali

ABSTRACT PREDICTION EROSION, LAND CAPABILITY CLASSIFICATION AND PROPOSED LAND USE IN BATURITI DISTRICT, TABANAN REGENCY, BALI PROVINCE.

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

ANALISIS KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KECAMATAN SEWON BANTUL TAHUN 2006, 2010, 2014 TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK )

ANALISISPERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI WAMPU, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN (LAND USE) DI KECAMATAN SINGKOHOR KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2015

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

PREDIKSI EROSI, KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN DAN ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR SKRIPSI. Oleh : PUTRI SINAMBELA /MANAJEMEN HUTAN

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

KAJIAN HUBUNGAN KEMIRINGAN LERENG DENGAN BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan studi ini dilatarbelakangi oleh terjadinya satu dilema yang

APLIKASI KONSEP EKOWISATA DALAM PERENCANAAN ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL UNTUK PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Kebutuhan tersebut terkait untuk pemenuhan kebutuhan hidup

TOMI YOGO WASISSO E

PEMETAAN ARAHAN FUNGSI PEMANFAATAN LAHAN UNTUK KAWASAN FUNGSI LINDUNG DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SIG (Studi Kasus: Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta)

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KOTA SEMARANG BAGIAN SELATAN. Mitra Satria¹ dan Sri Rahayu²

PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

IDENTIFIKASI IKLIM, TANAH DAN IRIGASI PADA LAHAN POTENSIAL PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT

ANALISIS TINGKAT BAHAYA LONGSOR DI DAS WALIKAN KABUPATEN KARANGANYAR DAN WONOGIRI TAHUN 2013

IDENTIFIKASI TUTUPAN LAHAN DAN PEMILIHAN JENIS TANAMAN YANG SESUAI UNTUK PROGRAM KONSERVASI DAS TAMIANG, PROVINSI ACEH.

ANALISIS PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN (LAND COVER) DI TAMAN WISATA ALAM SUNGAI LIKU KABUPATEN SAMBAS TAHUN

EVALUASI LAHAN UNTUK KAWASAN LINDUNG DAN BUDIDAYA DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH

KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN DENGAN FUNGSI KAWASAN DAN

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAERAH RAWAN BANJIR DI KOTA PADANG ABSTRACT

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PENATAGUNAAN LAHAN DI DAS ULAR SUMATERA UTARA

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. RINGKASAN... v. HALAMAN PERSETUJUAN...

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHANTERHADAP ARAHAN PEMANFAATANNYADI DAS WAIJARI

PENENTUAN TINGKAT KEKRITISAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM DI SUB DAS AEK RAISAN DAN SUB DAS SIPANSIHAPORAS DAS BATANG TORU

PENGELOLAAN DAS TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi. Diajukan Oleh : Mousafi Juniasandi Rukmana E

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

: ROSMAWATI SITOMPUL / MANAJEMEN HUTAN

ANALISIS POTENSI DAERAH RESAPAN AIR HUJAN DI SUB DAS METRO MALANG JAWA TIMUR

PENGKAJIAN POTENSI RESAPAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI STUDI KASUS CEKUNGAN BANDUNG TESIS MAGISTER. Oleh : MARDI WIBOWO NIM :

DAFTAR ISI. Abstrak... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... xii

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.2 Oktober 2009 ISSN :

PEMETAAN DAN ANALISIS DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR SERTA UPAYA MITIGASINYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. dengan erosi geologi atau geological erosion. Erosi jenis ini tidak berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 1997

ZONASI KONDISI KAWASAN HUTAN NEGARA DI DIENG DAN ARAHAN PENGELOLAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN T U G A S A K H I R. Oleh : INDIRA PUSPITA L2D

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN VEGETASI BERDASARKAN NILAI NDVI DAN FAKTOR BIOFISIK LAHAN DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI SKRIPSI

Tema : Ketidaksesuaian Penggunaan Lahan

ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN YANG BERKELANJUTAN DI PULAU BUNAKEN MANADO

TINJAUAN PUSTAKA. Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : fungsi hidrologis, sosial ekonomi, produksi pertanian ataupun bagi

PEMETAAN TINGKAT KERUSAKAN MANGROVE DI KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA

Chairil Akmal 1, Sugianto 1, Manfarizah 1

Gambar 13. Citra ALOS AVNIR

IDENTIFIKASI PEMANFAATAN DAERAH SEMPADAN SUNGAI TUKAD AYUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

ANALISIS POTENSI EROSI PERMUKAAN SECARA KUALITATIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOIL EROSION STATUS

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

Aplikasi Citra Satelit QuickBird Untuk Kajian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kota Denpasar

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK KAJIAN BANJIR DI KOTA DENPASAR

IDENTIFIKASI IKLIM, TANAH DAN IRIGASI PADA LAHAN POTENSIAL PERTANIAN DI KABUPATEN KARO

ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT BANJIR LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI TAHUN 2010 DI SUB DAS KALI PUTIH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS POTENSIAL KAWASAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN LAHOMI KABUPATEN NIAS BARAT DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS T E S I S

ANALISIS PERUBAHAN CADANGAN KARBON DI KAWASAN GUNUNG PADANG KOTA PADANG

ANALISIS POLA PERKEMBANGAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 DAN 2016

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu

ANALISIS KESESUAIAN MEDAN UNTUK BANGUNAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

Kata kunci : Kesesuaian lahan, Padi gogo, Lahan kering.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemetaan Potensi Rawan Banjir Berdasarkan Kondisi Fisik Lahan Secara Umum Pulau Jawa

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT MUHAMMAD HAFIS IKHSAN / PWD

ANALISIS SPASIAL DEGRADASI DAN DEFORESTASI KAWASAN HUTAN UNTUK PERENCANAAN PENGGUNAAN RUANG DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR TESIS. Oleh

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN TINGKAT RISIKO BANJIR ANTARA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN PADA ASPEK TATA GUNA LAHAN. (Kasus: Sub DAS Bengawan Solo Hulu)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya

RINGKASAN PROGRAM PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN ANGGARAN TAHUN 2013

MODEL ZONASI UNTUK KAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM DAN BATUBARA (STUDI KASUS KABUPATEN WAROPEN PROVINSI PAPUA)

Analisis DAS Sambong Dengan Menggunakan Aplikasi GIS

STUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN LAHAN BERDASAR TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) (Studi Kasus Di Sub Das Sani, Das Juwana, Jawa Tengah)

PENYUSUNAN PETA ZONA AGROEKOLOGI (ZAE) DAERAH TANGKAPAN AIR DANAU TOBA SKRIPSI OLEH: KHAIRULLAH AGROEKOTEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Geo Image 5 (1) (2016) Geo Image.

DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DI KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Putih yang terletak di Kecamatan Ranca Bali Desa Alam Endah. Wana Wisata

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... ABSTRACT... ABSTRAK... RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN... TIM PENGUJI... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii iv v vii viii ix x xiii xv xvii xviii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.4 Manfaat Penelitian... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA... 4 2.1 Penginderaan Jauh... 4 2.2 Citra Satelit Quickbird... 5 2.3 Klasifikasi Penggunaan Lahan... 7 2.4 Interpretasi Citra. 10 2.5 Ketepatan Hasil Interpretasi Citra.. 13 2.6 Satuan Lahan dan Penggunaan Lahan 16 2.7 Sistem Informasi Geografis (SIG).. 19 III. METODE PENELITIAN... 25 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian... 25 3.2 Alat dan Bahan... 27 3.3 Metodelogi Penelitian... 27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 36 4.1 Pembuatan Arahan Penggunaan Lahan... 36 4.2 Interpretasi Citra Quickbird Tahun 2014 Untuk Penggunaan Lahan.. 46 4.3 Uji Ketelitian.. 48 4.4 Penyimpangan Penggunaan Lahan di Kecamatan Ubud 52

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 59 5.1 Kesimpulan... 59 5.2 Saran... 59 DAFTAR PUSTAKA... 60 LAMPIRAN... 63

DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 2.2 Karakteristik Citra Satelit Quickbird... 6 2.5 Contoh Matrik Uji Kesalahan 15 3.3 Pengharkatan/Pembobotan Jenis Tanah 29 3.3 Pengharkatan/Pembobotan Curah Hujan Harian Rata Rata.. 29 3.3 Pengharkatan/Pembobotan Faktor Kemiringan Lereng... 29 3.3 Pengharkatan/Pembobotan Arahan Penggunaan Lahan... 30 3.3 Contoh Matrik Uji Kesalahan 33 4.1 Luasan dan Persentase Tingkat Kemiringan Lereng di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. 37 4.1 Luasan dan Persentase Jenis Tanah di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali... 39 4.1 Luasan dan Presentase Curah Hujan di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali 42 4.1 Luasan dan Persentase Arahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. 44 4.2 Penggunaan Lahan Berdasarkan Hasil Interpretasi Citra Quickbird Tahun 2014 di Kecamatan Ubud. 46 4.3 Matrik Uji Ketelitian Hasil Interpretasi Citra Quickbird Tahun 2014 dikecamatan Ubud 50 4.3 Ketelitian dan Keakuratan Hasil Interpretasi Citra Quickbird Tahun 2014 dan Klasifikasi Penggunaan Lahan... 51 4.4 Konversi Penggunaan Lahan Hasil Interpretasi Citra Quickbird Tahun 2014 Dengan Kelas Arahan Penggunaan Lahan.. 53 4.4 Tabel Silang (overlay) Antara Arahan Penggunaan Lahan Dengan Penggunaan Lahan Hasil Interpretasi Citra Quickbird Tahun 2014... 53 4.4 Penyimpangan Penggunaan Lahan di Kecamatan Ubud 54 4.4 Hasil Overlay Kelas Penggunaan Lahan dan Arahan Penggunaan Lahan (Ketidaksesuaian ke Arah Lebih Baik). 56 4.4 Ketidaksesuaian Pengggunaan Lahan ke Arah yang Lebih Baik. 56 4.4 Hasil Overlay Kelas Penggunaan Lahan dan Arahan Penggunaan Lahan (Ketidaksesuaian ke Arah Lebih Buruk Kelas I&Kelas II)... 57

DAFTAR GAMBAR Nomor Teks Halaman 2.2 Satelit Quickbird... 5 3.1 Peta Lokasi Penelitian... 26 3.3 Bagan Alur Penelitian... 35 4.1 Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Ubud 38 4.1 Peta Jenis Tanah Kecamatan Ubud 40 4.1 Peta Curah Hujan Kecamatan Ubud.. 43 4.1 Peta Arahan Penggunaan Lahan Kecamatan Ubud.. 45 4.2 Peta Penggunaan Lahan Aktual Kecamatan Ubud 47 4.4 Peta Ketidaksesuain Lahan Kecamatan Ubud 58

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Teks Halaman 1. Tabel Hasil Uji Medan... 63 2. Foto Hasil Uji Medan. 66

ABSTRAK Fransiska Purba. NIM 1105105011. Evaluasi Penyimpangan Penggunaan Lahan Berdasarkan Peta Arahan Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Dibimbing oleh Drs.R.Suyarto,M.Si dan Prof. Dr.Ir.I Wayan Nuarsa,M.Si Kecamatan Ubud adalah salah satu tujuan wisata yang paling penting di Bali untuk wisatawan domestik dan internasional lokal. Pengembangan kawasan wisata dekat untuk membangun infrastruktur mereka seperti hotel, villa, restoran Anda, spa, dll. Saat ini, banyakpembangunan fasilitas pariwisata di lereng tinggi, ini dapat menyebabkan bencana alam seperti tanah longsor, erosi, banjir, dll. Tujuandari hasil penelitian ini adalah untuk membandingkan antara arah penggunaan lahan dan penggunaan lahan yang ada. Perhitungan arah penggunaan lahan menggunakan sistem penilaian dengan 3 variabel, yaitu tabel curah hujan harian, kemiringan lereng, dan jenis tanah. Penggunaan lahan yang ada diperoleh dengan layar digitalisasi gambar Quickbird tahun 2014 untuk memproduksi peta penggunaan lahan. Arahan penggunaan lahan di Kecamatan Ubud terdiri atas, kawasan budidaya tanaman semusim dan pemukiman seluas 2975,45ha (68,16%), kawasan budidaya tanaman tahunan seluas 1256,44 ha (28,78%), dan kawasan penyangga seluas 133,34 ha (3,06%).Hasil interpretasi dan klasifikasi Citra Quickbird tahun 2014 untuk penggunaan lahan di Kecamatan Ubud terdiri atas, permukiman seluas 1523,19 ha (34,89%), sawah irigasi seluas 1673,44 ha (38,33%), tegalan seluas 798,16 ha (18,28%), kebun campuran seluas 301,46 ha (6,91%), dan Hutan Monkey Forest/kawasan lindung sempadan sungai seluas 68,98 ha (1,59%). Ketelitian klasifikasi citra dalam penelitian ini sebesar 92,30%.Ketidaksesuaian ke arah lebih baik terdiri dari: penggunaan kawasan budidaya tanaman semusim dan permukiman menjadi Hutan Monkey Forest/kawasan lindung sempadan sungai seluas 49,49 ha (1,13%), penggunaan kawasan budidaya tanaman tahunan menjadi Hutan Monkey Forest/kawasan lindung sempadan sungai seluas 8,18 ha (0,18%), penggunaan kawasan budidaya tanaman semusim dan pemukiman menjadi kebun campuran seluas 146,70 ha (3,36%). Sementara, ketidaksesuaian ke arah lebih buruk terdiri dari: penggunaan kawasan penyangga menjadi permukiman seluas 83,69 ha (1,91%), penggunaan kawasan penyangga menjadi sawah seluas 11,04 ha (0,26%), penggunaan kawasan penyangga menjadi tegalan seluas 25,25 ha (0,57%), penggunaan kawasan penyangga menjadi kebun campuran seluas 2,06 ha (0,04%), penggunaan kawasan budidaya tanaman tahunan menjadi permukiman seluas 335,53 ha (7,69%), penggunaan kawasan budidaya tanaman tahunan menjadi sawah seluas 369,34 ha (8,46%), penggunaan kawasan budidaya tanaman tahunan menjadi tegalan seluas 390,81 ha (8,96%). Kata kunci : arahan penggunaan lahan, penggunaan lahan aktual, penyimpangan penggunaan lahan, SIG

ABSTRACT Fransiska Purba. NIM 1105105011. Evaluation of Deviation Land Based On The Direction Of Land Use In Ubud District, Gianyar Regency, Province of Bali. Supervised by Drs. R. Suyarto,M.Si andprof. Dr. Ir. I Wayan Nuarsa, M.Si.*) Ubud District is one of the most important tourist destinations in Bali for local domestic and international tourist.development of tourism area near to build their infrastructure such as hotel, villa, restoran, spa, etc. Currently, many tourism facilities was development in high slope, this can cause natural hazard such as land sliding, erosion, flood, etc. The objective of this result is to compare between directions of land use and existing land use. Calculations of land use directions used the scoring system with 3 variable, that is tabel of daily rain fall, slope, and soil type. The existing land use was obtained by screen digitizing of quickbird image in 2014 to produce land use map. The direction of land use in Ubud district consists of, the area of seasonal cultivation and settlements area 2975,45 hectares(68,16%), perrenial crop cultivation area 1256,44hectares (28,78%), and the buffer area 133,34 hectares (3,06%). Interpretation result and classification of Quickbird Imagery by the year of 2014 for the land use in Ubud District consists of settlement area, 1523,19 hectares (34,89%), rice irrigation area of 1673,44hectares (38,33%), moor 798,16 hectares (18,28), mixed-use cultivation area 301,46hectares (6,91%), and monkey forest/river border protected areas68.98 hectares(1,59%). Image classification accuracy in this study is 92,30%. The discrepancy in the land use direction that showed better use of the region consists of: the seasonal cultivation and the settlement area became an monkey forest/river border protected areas 49,49 hectares(1,13%), perennial crop cultivation area became an monkey forest/river border protected areas8,18 hectares (0,18%), area of seasonal crop cultivation and settlements area into mixed-use cultivation area 146,70hectares (3,36%). Meanwhile, the discrepancy in the use land direction that became worse consists of: buffer area into a settlements area 83,69hectares (1,91%), buffer area into rice paddies covering 11,04 hectares (0,26%), buffer area into an area of moor 25,25hectares (0,57%),bufferarea into the mixed-use cultivation area 2,06hectares (0,04%), perennial cultivation area into settlements covering 335,53hectares(7,69%), perennial cultivation area into rice paddies covering an area of 369,34hectares (8,46%), perennial cultivation area into an moor area390,81 hectares(8,96%). Key words :, the actual land use, the deviation land use, the direction of land use, SIG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai lahan pertanian yang luas. Pertambahan jumlah penduduk memerlukan peningkatan bahan pangan, papan dan sandang untuk kesejahteraan manusia. Untuk mewujudkan kesejahteraan tersebut dilakukan pembangunan di segala sektor. Dengan peningkatan pembangunan, maka akan terjadi peningkatan penggunaan sumberdaya alam untuk mendukung pembangunan. Dalam penggunaan sumberdaya alam, hendaknya keseimbangan ekosistem tetap terpelihara agar dapat berfungsi berkelanjutan. Manusia seringkali mengeksploitasi sumberdaya alam tanpa memperhatikan daya dukungnya. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya terpadu untuk memelihara dan melestarikan sumberdaya alam agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutanuntuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebijakan pemerintah tentang pembangunan nasional seringkalitidak berpihakpada sektor pertanian. Hal ini dicerminkan dengan makin maraknya konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Menurut Kustiawan (1997), konversi lahan berarti alih fungsi atau mutasi lahan secara umum menyangkut transformasi dalam pengalokasian sumberdaya lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya.konversi lahan pertanian pada dasarnya terjadi akibat adanya persaingan dalam pemanfaatan lahan antara sektor pertanian dan sektor nonpertanian yang muncul akibat adanya tiga fenomena ekonomi dan sosial, yaitu keterbatasan sumberdaya alam, pertumbuhan penduduk, dan pertumbuhan ekonomi. Menurut Hariani (2013) salah satu konversi lahan ke non pertanian yang banyak dapat ditemukan di Kabupaten Gianyar, terutama di Kecamatan Ubud. Pada tahun 2010 luas lahan pertanian di Kabupaten Gianyar mencapai 14.790 ha. Jumlah itu menurun menjadi 14.372 ha

di tahun 2011. Kecamatan Ubud mengalami alih fungsi lahan kurang lebih seluas 22 ha per tahun (Bappeda, 2016). Menurut Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar (2013), bertambahnya jumlah penduduk di wilayah ini juga disebabkan karena semakin meningkatnya kegiatan pariwisata yang secara langsung juga ikut aktif mempengaruhi peningkatan kegiatan di sektor ekonomi. Jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan pariwisata Ubud terus meningkat, hal ini disebabkan oleh preferensi wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata di Kecamatan Ubud adalah untuk melihat dan menikmati secara langsung keindahan alam yang ada dan juga seni budaya setempat. Konflik kepentingan diantara masyarakat merupakan salah satu faktor yang sering terjadi dalam penggunaan lahan dimana terjadi penyimpangan karena pembangunan banyak terjadi pada kemiringan lereng yang agak curam sampai curam. Seperti pembangunan hotel maupun pembangunan lainnya yang menunjang pariwisata dan dilakukan di sekitar sempadan dan tebing Sungai Ayung di Kecamatan Ubud guna mendapat view yang indah dan menarik minat para wisatawan. Sempadan dan tebing sungai adalah ekosistem alam yang harus dijaga kelestariannya, tidak seharusnya ada pembangunan karena akan membuat daya serap air semakin berkurang dan dapat menyebabkan erosi atau longsor.oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian penggunaan lahan aktual saat ini yang diperoleh dengananalisis citra satelit Quickbird dan analisis arahan pemanfaatan lahan agar dapat membandingkan lahan mana yang penggunaannya tidak sesuai dengan kemampuan lahannya dan besarnya penyimpangan yang terjadi di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana penggunaan lahan saat ini di Kecamatan Ubud? b. Apakah terjadi penyimpangan penggunaan lahan existing/aktual di Kec.Ubud?

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Mengetahui berbagai macam penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Ubud. b. Mengetahui ada tidaknya penyimpangan penggunaan lahan di Kecamatan Ubud. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, adalah: Bahan refrensi bagi peneliti yang melakukan penelitian terkait citra, sebagai gambaran untuk analisis penggunaan lahan. Sebagai bahan refrensi bagi pemerintah sebagai revisi/penyusunan tata ruang selanjutnya.