Oleh : N. Gimbar Adi Putra*, J. Alex Pangkahila**, I P G. Adiatmika*** Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana

dokumen-dokumen yang mirip
I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

PELATIHAN LARI SAMBUNG BACK TO BACK

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

PELATIHAN LARI AMPLOP MENINGKATKAN KELINCAHAN SISWA PUTRA PESERTA EKSTRA KURIKULER PENCAK SILAT SMA DWIJENDRA DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIG-ZAG RUN

Oleh : Benediktus Nahak*, Alex Pangkahila **, Susy Purnawati *** Program Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

PELATIHAN PLYOMETRIC BROAD JUMP

PELATIHAN LARI SIRKUIT 2 X 10 MENIT DAN PELATIHAN LARI KONTINYU 2 X 10 MENIT DAPAT MENINGKATKAN VO 2 MAX TAEKWONDOIN PUTRA KABUPATEN MANGGARAI - NTT

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP

Luh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Fisiologi Olahraga, Program Pascasarjana Universitas Udayana

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

*SMAN1 Kupang. **Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana *** FKIP PGRI Kupang, NTT. ABSTRAK

Oleh : I Made Raka *, Ni Ketut Ayu Juliasih** *SMAN-2 Badung, **Fakultas MIPA Universitas Hindu Indonesia

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

Kata Kunci : Pelatihan Plyometric incline bound, knee tuck jump, Kekuatan Tungkai dan Ketepatan Tembakan

NI MADE AYU SRI HARTATIK

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

SKRIPSI ANAK AGUNG GEDE ANGGA PUSPA NEGARA

Oleh : Ni Luh Gde Widiantari*, I D P. Sutjana**, I P G Adiatmika***

PENAMBAHAN SHAKING MASSAGE

MUHAMMAD RIDWAN NIM : PROGRAM STUDI FISIOLOGI OLAHRAGA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

PENGARUH METODE LATIHAN DRILL

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

Oleh Martina Dewi Lengo*,B.K Satriayasa **N. U. Badu** *Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana*

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK USIA 7-8 TAHUN DI SD NEGERI PABELAN 03 MENDUNGAN KARTASURA SUKOHARJO

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA

Volume 1, No. 1 : 8 19, Juni 2013

PELATIHAN LARI-LOMPAT DI PASIR MENINGKATKAN JARAK CAPAIAN LOMPAT JAUH LEBIH PANJANG DARIPADA LARI RINTANGAN PADA SISWA SMPN-11 DENPASAR

NI LUH GDE WIDIANTARI NIM

SKRIPSI. Oleh : Luh Putu Ayu Wulandari Nim

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008).

Oleh: I Made Karna Laksana*, I P G Adiatmika**, I W Weta***

ABSTRAK PELATIHAN ZIG-ZAG RUN

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED

Kata kunci : air kelapa, ketahanan otot. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH LATIHAN FINDERS KEEPERS TERHADAP KECEPATAN LARI PADA ATLET ATLETIK KABUPATEN SIAK

PELATIHAN FOOTWORK BULUTANGKIS 10 REPETISII 2 SET LEBIH BAIK DIBANDINGKAN 5 REPETISI 4 SET UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN

PERBEDAAN PERMAINAN ORIGAMI DAN MEWARNAI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PEREMPUAN PRASEKOLAH DI TK GRAND BALI BEACH SANUR

PEMBERIAN PELATIHAN KEKUATAN AYUNAN LENGAN (ARM SWING)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PASSING DAN STOPING

Volume 1, No. 2 : 19 26, Nopember 2013

Universitas Lampung. Abstrak

SKRIPSI GOVINDA VITTALA

PENGARUH PEDAL EXERCISE

Keyword: Run Sprint Apart 50 metre, Method Study of Teams Games Tournament

Volume 2, No. 1 : , Maret 2014

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 75 79, Agustus 2016

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

PENGARUH PEMBERIAN BUBUR BUAH PISANG

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

I MADE GEDE SUWIRYANATHA NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI FISIOLOGI OLAHRAGA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

LEBIH BAIK DARIPADA LATIHAN SWISS BALL

ABSTRAK EFEK AKUT HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING (HIIT) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik

SKRIPSI 011 NI PUTU PURNAMAWATI

TESIS PELATIHAN LONCAT DI PASIR DENGAN RINTANGAN BOX JUMP

SKRIPSI. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA FISIOTERAPI. Oleh : AYU RIESKY NIM.

SKRIPSI I NYOMAN KRISNA WIJAYA

BAB III METODE PENELITIAN

PELATIHAN MAWASHI GERI JODAN

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGANDONG SAMBUK TERHADAP KEMAMPUAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER V KELAS A TAHUN 2015

PENGARUH PELATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KECEPATAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI

PELATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP

PERBEDAAN PILATES EXERCISES

Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana 2,5,6. Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3,4

PENGARUH PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL MEGALA- GALA TERHADAP KEMAMPUAN KELINCAHAN MAHASISWA PUTRA FPOK SEMESTER VI KELAS A TAHUN 2015

PELATIHAN VISUAL CUE TRAINING

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MURIA KUDUS FABRUARI 2012 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

PENGARUH AKTIVITAS FISIK SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI LINGKUNGAN KELURAHAN TONJA

e-journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI SKRIPSI

Oleh: Claudia Megawati Suyanto, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

INTERVENSI DYNAMIC REVERSALS

PENGARUH PELATIHAN LOMPAT KATAK TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMPN 4 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP INDEKS KEBUGARAN JASMANI DAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERESETUJUAN SIDANG SKRIPSI. ii HALAMAN PENGESAHAN. iii ABSTRAK iv

BAB IV METODE PENELITIAN. kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental

ABSTRAK PELATIHAN SHOOTING

PELATIHAN ZIG-ZAG RUN LEBIH EFEKTIF MENINGKATKAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA DARI PADA PELATIHAN SHUTLLE RUN DALAM PERMAINAN FUTSAL

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

SKRIPSI. Komang Dhyanayuda P.

PELATIHAN PROPRIOSEPTIF EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA PEMAIN SEPAK BOLA DENGAN FUNCTIONAL ANKLE INSTABILITY

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KESEGARAN JASMANI MELALUI METODE LATIHAN SIRKUIT DI SMAN 12 PADANG

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TAKTIS TERHADAP KETERAMPILAN SEPAKBOLA SISWA KELAS XI SMA LABSCHOOL UPI KOTA BANDUNG

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Transkripsi:

PELATIHAN LARI SAMBUNG BACK TO BACK 20 METER ENAM REPETISI EMPAT SET DAN LARI SAMBUNG BACK TO BACK 30 METER EMPAT REPETISI EMPAT SET MENINGKATKAN KECEPATAN LARI 80 METER SISWA PUTRA SMP DHARMA PRAJA BADUNG ABSTRAK Oleh : N. Gimbar Adi Putra*, J. Alex Pangkahila**, I P G. Adiatmika*** Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana Lari 80 meter merupakan salah satu nomor pada cabang atletik yang diperlombakan pada anak usia dini. Kondisi fisik dan pikiran anak usia dini dapat dikembangkan secara terus-menerus dan sistematis. Pelatihan usia dini harus memiliki unsur bermain dan kompetisi, dengan demikian dalam penelitian ini dicoba mengembangkan kecepatan dengan dua tipe pelatihan yaitu pelatihan lari sambung back to back 20 meter enam repetisi empat set dan lari sambung back to back 30 meter empat repetisi empat set. Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan kecepatan lari 80 meter. Sampel pada penelitian ini berjumlah 24 orang dipilih secara acak sederhana dari siswa SMP Dharma Praja Badung Kelas VII yang memenuhi persyaratan inklusi dan eksklusi. Sampel masing-masing kelompok 12 orang. Masing-masing kelompok diberi pelatihan yang berbeda yaitu Kelompok-1 diberi pelatihan lari sambung back to back 20 meter enam repetisi empat set dan Kelompok-2 diberi pelatihan lari sambung back to back 30 meter empat repetisi empat set. Pelatihan dilaksanakan selama enam minggu dengan frekuensi tiga kali seminggu dengan tujuan meningkatkan kecepatan. Data berasal dari waktu tempuh lari 80 meter sebelum dan sesudah pelatihan, dengan uji t berpasangan untuk mengetahui beda rerata kecepatan waktu tempuh sebelum dan sesudah pelatihan pada masing-masing kelompok. Uji t tidak berpasangan digunakan untuk beda rerata peningkatan kecepatan antar kedua kelompok dengan batas kemaknaan 0,05. Rerata waktu tempuh lari 80 meter Kelompok-1 sebelum pelatihan 13,51 detik dan sesudah pelatihan 12,31 dengan selisih 1,16 detik menunjukkan perbedaan bermakna, sedangkan Kelompok-2 rerata waktu tempuh lari 80 meter sebelum pelatihan 13,66 dan sesudah pelatihan 12,67 dengan selisih 0,98 detik menunjukkan perbedaan bermakna. Perbedaan kecepatan lari 80 meter setelah pelatihan pada kedua kelompok menunjukkan perbedaan tidak bermakna yaitu p =0,361 (p >0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan pada Kelompok-1 dan pelatihan pada Kelompok-2 dapat meningkatkan kecepatan waktu tempuh lari 80 meter. Pelatihan pada Kelompok-1 dan Kelompok-2 dapat meningkatkan kecepatan lari 80 meter. Dengan demikian pembina dan pelatih atletik dapat menerapkan pelatihan lari sambung back to back 20 meter enam repetisi empat set maupun lari sambung back to back 30 meter empat repetisi empat set. Kata kunci : Pelatihan, Kecepatan, Lari Sambung Back to Back 37

THE EXERCISE OF BACK TO BACK RELAY RACE 20 METERS SIX REPETISIONS FOUR SETS AND BACK TO BACK RELAY RACE 30 METERS FOUR REPETITIONS FOUR SETS TO INCREASE THE SPEED OF 80 METERS RUN OF MALE STUDENT AT SMP DHARMA PRAJA BADUNG REGENCY By: N. Gimbar Adi Putra*, J. Alex Pangkahila**, I P G. Adiatmika*** Magister Program of Sport Physiology Udayana University ABSTRACT Type of 80 meters ran is one of the numbers on athletics competed in early age of child. In early age, the physical condition and mind can still be developed continuously and systematically. The exercise in early age should be an element of play and competition, thus this exercise is attempted to develop the speed by two types of exercise: back to back relay run of 20 meters six reps four sets and back to back relay run of 30 meters four reps four sets. The aim of research is to know the increasing of 80 meters speed of run. The exercise was conducted for six weeks with a frequency of three times a week with the aim to increasing the speed. The numbered of sample was 24 people selected randomly from junior high school students of Dharma Praja Badung that meets the requirements of inclusion and exclusion. The numbered of each group consists of twelve people. Each group was given a different treatment i.e. group I was treated by back to back relay run of 20 meters six reps and four sets and group II treated by back to back relay run of 30 meters four reps four sets. Data derived from the duration time of 80 meters ran before and after exercise, with t paired test to determine the difference average speed of duration time before and after exercise in each group. The t Unpaired test for the difference average of increased speed between two groups with significance limit of 0.05. The differences of speed in 80 meters ran after exercise in both groups showed significant differences, i.e. p = 0.000 (p <0.05). The average of duration time of 80 meters ran in Group I before exercise was 13.51 sec and after exercise was 12.31 sec by difference of 1.16 seconds show significant differences, while Group 2 the average of duration time in 80 meters ran before exercise and after exercise was 13.66 and after 12, 67 by a difference of 0.98 seconds showed significant differences due to differences in distance and number of repetitions between Group I and Group II. The results showed that the training in group I and group II can improve the speed of duration time in 80 meters ran. Thus, coaches and athletic trainers are expected to implement the back to back relay run 20 meters six reps four sets. Keywords: Exercise, Speed, Back to back Relay Run 38

PENDAHULUAN Prestasi olahraga pada saat ini bukan lagi milik perorangan, tetapi sudah menyangkut harga diri suatu bangsa 1. Pelatihan fisik merupakan unsur paling utama dan terpenting diperlukan dalam pelatihan olahraga untuk mencapai prestasi yang tinggi 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang yang menghasilkan gerakan kecepatan tinggi yaitu faktor fisiologis dan kinerja 3. Kecepatan adalah kemampuan untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu sesingkat mungkin 4. Kecepatan (gerakan) adalah kemampuan untuk mengerjakan suatu aktivitas berulang yang sama serta kesinambungan dalam waktu yang sesingkatsingkatnya 5. Proses pelatihan atletik khususnya pada lari jarak pendek haruslah dimulai pada usia dini sehingga tubuh dan pikiran (body and mind) dapat dikembangkan secara terus menerus dan sistematis. Olahraga usia dini adalah suatu bagian penting dalam masyarakat karena keberadaan anak-anak sekarang akan menentukan prestasi atlet masa depan 6. Pelatihan anakanak usia dini diharapkan tidak membosankan, dan pelatihan harus ada unsur bermain dan kompetisi sehingga anak-anak merasa senang dalam melakukan gerak. Aktivitas lari sambung ini sangat digemari oleh anak anak karena kegiatan tersebut memiliki unsur permainan dan perlombaan 7. Penelitian ini lari sambung dengan model back to back, dimana memindahkan tongkat dari pelari satu ke pelari yang lain. Pelatihan lari sambung back to back 20 meter enam repetisi empat set dengan 30 meter empat repetisi empat set untuk mempersingkat waktu tempuh lari 80 meter. Pelatihan akan dilakukan selama enam minggu, dengan pertimbangan waktu tersebut sudah dapat memberikan hasil yang efektif. Pelatihan dilakukan siswa putra SMP Dharma Praja Badung. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah tipe pelatihan lari sambung back to back 20 meter enam repetisi empat set dan pelatihan lari sambung back to back 30 meter empat repetisi 39

empat set sama efektif mempersingkat waktu tempuh lari 80 meter siswa SMP Dharma Praja Badung? Tujuan penelitian untuk mengetahui keefektifan peningkatan kedua tipe pelatihan yang menghasilkan penyingkatan waktu tempuh lari 80 meter siswa SMP Dharma Praja Badung. MATERI DAN METODE A. Rancangan Penelitian, Populasi, dan Sampel Penelitian ini menggunakan rancangan The Randomized Pre and Post Test Group Design 8. Subjek terdapat 12 orang tiap kelompok. Penelitian ini dilakukan di lapngan Lumintang denpasar. Dilaksanakan dari Pebruari sampai Maret. Populasi dalam penelitian adalah siswa putra SMP Dharma Praja Badung berjumlah 116 orang. Sampel diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi : Kriteria inklusi 1) Bersedia sebagai subjek penelitian dari awal sampai selesai penelitian, dengan menandatangani surat persetujuan bersedia sebagai sampel penelitian 2) Umur 12-13 tahun 3) Berat badan 30-60 kg 4) Tinggi 1,30-1,68 m serta kriteria eksklusi 1) Ada riwayat patah tulang 2) Penyakit jantung dan asma 3) Berdomisili di luar wilayah Kota Denpasar B.Variabel dan Definisi Oprasional Variabel Variabel bebas adalah pelatihan lari sambung back to back 20 Meter enam repetisi empat set dan pelatihan lari sambung back to back 30 meter empat repetisi empat set. Variabel tergantung adalah kecepatan lari 80 meter dan variabel kendali adalah jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh dan kebugaran fisik. Pelatihan lari sambung back to back 20 meter enam repetisi empat set dan pelatihan lari sambung back to back 30 meter empat repetisi empat set adalah pelatihan dengan pelari berlari sambil memegang tongkat dimana pelari pertama menyerahkan kepada pelari kedua, pelari ke kedua kepada pelari ketiga, pelari ketiga kepada pelari keempat pelari keempat pada pelari kelima dan pelari kelima kepada pelari 40

keenam dan seterusnya kembali pertama. Pelatihan lari sambung back to back 20 meter enam repetisi empat set intensitas pelatihan 100% enam repetisi empat set istirahat lima menit frkuensi pelatihan perminggu empat kali selama enam minggu. Pelatihan lari sambung back to back 30 meter empat repetisi empat set Intensitas pelatihan 100% empat repetisi empat set dengan istirahat lima menit frkuensi pelatihan perminggu empat kali selama enam minggu. Kebugaran fisik adalah ditentukan dari tes lari 1000 meter untuk usia 12-13 tahun. Homogenitas dengan Levene s Test untuk mengetahui homogenitas data kecepatan lari 80 meter 4) Uji komparasi tiap kelompok antara sebelum dan sesudah pelatihan diuji dengan paired sample t-test 5) Uji komparasi antar kelompok sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan dianalisis dengan independent sample t-test. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Beda Rerata Waktu Tempuh Antara Sebelum dan Sesudah Pelatihan C. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Statistik Deskriptif untuk menganalisis rerata, simpangan baku variabel yang dianalisis adalah umur, berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh, kebugaran fisik dan kecepatan 2) Uji Normalitas data kecepatan lari sebelum dan sesudah pelatihan dengan Shapiro Wilk Test, 3) Uji 41

Tabel 1 Hasil Uji t-paired Rerata Waktu Tempuh Sebelum dan Sesudah Pelatihan pada Kedua Kelompok Variabel N Sebelum Sesudah Beda Persentase (%) p Waktu tempuh Lari 80 meter Klp-1 12 13,51 ± 1,22 12,35 ± 0,83 1,16 8,59% 0,000 Waktu tempuh Lari 80 meter Klp-2 12 13,66 ± 1,22 12,67 ± 0,87 0,98 7,17% 0,000 2. Uji Beda Rerata Waktu Tempuh Antar Kelompok Perlakuan Tabel 5.6 Hasil Uji Beda Rerata Waktu Tempuh Lari 80 Meter Sebelum dan Sesudah Pelatihan Antar Ke Dua Kelompok Variabel n Kelompok-1 Kelompok-2 P Waktu tempuh Lari 80 meter Sebelum Pelatihan (dt) Waktu tempuh Lari 80 meter Sesudah Pelatihan (dt) 12 13,51 ± 1,22 13,66 ± 1,22 0,765 12 12,35 ± 0,83 12,66 ± 0,87 0,361 3. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kecepatan Lari 80 Meter Berdasarkan hasil tes kecepatan lari 80 meter selama pelatihan enam minggu dari tes awal sampai tes akhir diperoleh rerata waktu tempuh lari 80 meter sebelum pelatihan 13,51 ± 1,22 detik dan setelah pelatihan 12,35 ± 0,83 detik dengan selisih kecepatan 1,16 detik pada Kelompok-1. Rerata waktu tempuh lari 80 meter sebelum pelatihan pada Kelompok-2 adalah 13,66 ± 1,22 detik dan setelah pelatihan 12,67 ± 0,87 detik dengan 42

selisih kecepatan 0,98 Kelompok-2. detik pada dapat meningkatkan kecepatan waktu tempuh lari 80 meter Analisis data tes waktu tempuh lari 80 meter antara tes awal dengan tes akhir pada masingmasing kelompok dengan menggunakan paired t test, didapatkan kecepatan lari 80 meter sebelum dan sesudah pelatihan diperoleh nilai p = 0,000 pada Kelompok-1 dan Kelompok-2 nilai p = 0,000. Ini berarti bahwa rerata kecepatan sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan pada masing masing kelompok pelatihan terdapat perbedaan yang bermakna. Dengan demikian rerata waktu tempuh lari 80 meter sebelum dan sesudah pelatihan diperoleh nilai p lebih kecil dari 0,05 (p <0,05) pada kedua kelompok perlakuan. Hal ini dapat dinyatakan bahwa kedua tipe pelatihan yang dilakukan memiliki pengaruh pelatihan dalam mengubah waktu tempuh lari 80 meter, yaitu dengan pelatihan lari sambung back to back 20 meter enam repetisi empat set dan pelatihan lari sambung back to back 30 meter empat repetisi empat set SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Pelatihan lari sambung back to back 20 meter enam repetisi empat set selama enam minggu maupun lari sambung back to back 30 meter empat repetisi empat set selama enam minggu, sama efektif dalam meningkatkan kecepatan lari 80 meter siswa putra SMP Dharma Praja Badung. 2. Saran Pelatihan lari sambung back to back 20 meter dan lari sambung back to back 30 meter dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan, sehingga tipe pelatihan ini digunakan pada cabang atletik lari cepat, karena cara dan arah gerakan sesuai pada lari cepat 80 meter. Bagi pelaku olahraga (pembina olahraga, pelatih atletik dan atlet disarankan untuk menggunakan tipe pelatihan lari sambung back to back untuk meningkatkan kecepatan pada lari jarak pendek. 43

DAFTAR PUSTAKA 1. Ambarukmi, D.H. 2008. Pedoman dan Materi Pelatihan Pelatih Tingkat dasar. Jakarta: Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Dan IPTEK Olahraga Kementrian Pemuda Dan Olahraga. 2. Soetopo. A.S. 2007. Dasardasar Kepelatihan pada Olahraga Profesional. Jakarta : Badan Pengembangan Dan Pengawasan Olahraga Profesional. Prestasi dan IPTEK Olahraga. KEMENPORA 7. Widya, M.D.A. 2004. Gerakgerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 8. Pocock. 2008. Clinical Trial, A Practical Approach. New York: A Willey Medical Publication 3. Bompa, T.O. 2009. Theori and Methodelogi of Training : Periodizasion. Fifth Edition. 4. Lutan, R. 2003. Asas-asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak Sekolah dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah. 5. Nala, N. 2011. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar : Udayana University Press 6. Ambarukmi, D.H dan Tangkudung, J. 2007. Pelatihan Olahraga Anak Usia Dini. Jakarta : Asdep Pengembangan dan Pembinaan Keolahragaan Deputi Bidang Peningkatan 44