NASKAH PUBLIKASI KINERJA PERAWAT JADWAL DINAS MALAM DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan penelitian dan pengambilan data di bangsal Marwah. Bangsal

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi target yang ditetapkan,hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan. Salah satu program pemerintah dalam

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BEBAN KERJA OBYEKTIF TENAGA PERAWAT DI PELAYANAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT OBJECTIVE WORKLOAD OF NURSES IN THE INPATIENT SERVICES AT THE HOSPITAL

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

PERBEDAAN STRES KERJA ANTAR SHIFT PERAWAT DI RUANGAN GAWAT DARURAT MEDIK RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. bangsal rawat inap. Pekerjaan seorang perawat tidak terlepas dari sistem

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN BEBAN KERJA, TINGKAT STRES DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG NAKULA RSUD SANJIWANI GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI TESIS

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

STRES KERJA SHIFT MALAM DAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP

PRODUKTIFITAS PERAWAT BERDASARKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menangani pasien dengan berbagai macam tingkat. kegawatdaruratan (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2009).

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

keluarga. Disamping itu perawat juga dituntut untuk mencurahkan segala pengetahuan, pikiran dan perasaannya kepada pasien selama 24 jam serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kasus dengan berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan

BEBAN KERJA SUBJEKTIF PERAWAT INTENSIVE CARE UNIT SUBJECTIVE WORKLOAD OF NURSING STAFF IN INTENSIVE CARE UNIT

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Stres Kerja, Kinerja Perawat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat. a. Gambaran Kepuasan Pasien Jamkesmas Pada Pelayanan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, penelitian, pendidikan dan sebagiannya; mencakupi skala profit

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI KINERJA PERAWAT JADWAL DINAS MALAM DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta DISUSUN OLEH MA RIFATUL FADILAT 20120320120 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

HALAMAN PENGESAHAN

Fadilat, Ma rifatul, 2016. Night Shift Nurse s Performance In The Hospital Ward PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Advisor : Novita Kurnia Sari, S.Kep., M.Kep ABSTRACT Background: Nurses are required to improve the quality of health services to the community. Therefore, nurses must be professional so that the quality of health services provided has increased. The increasing demands of the task that is owned by a nurse, it can cause increased workload. Regarding Relations Physiological Effects schedule office hours And Performance Nurses Lounge Icu Hospital Malinau District, the average value of physiological effects scheduled night shift district hospitals Malinau is (8.879) and the average of the performance of nurses is (3.497) this means there is a significant relationship between physiological effects schedule with a night shift nurse performance. Objective: This purpose describe the performance schedule for night shift nurse in the inpatient unit PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta. Methods: Design of this research used quantitative descriptive approach. The sampling technique used is the technique nonprobability Sampling, is total sampling. research used research instruments namely ceklist. Data analysis used univariate analysis. Results: nurses performance night shift 64,3 % (nine respondents)good performance and 35.7%( five respondents) less good. Conclusion: most of the nurse performance is good. Suggestion, as inputs in order to increase the professionalis of nursing care in hospitalized patients Keywords: night shift nurse, performance, hospitalization.

A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan langsung dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan keseluruhan klien atau sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu (Almasyitoh, 2011). Perawat juga melakukan tugas tambahan lainnya seperti administrasi pasien, melaksanakan tugas sebagai tim ambulance 118 dan lain-lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa perawat mempunyai beban kerja yang berat yang dapat menurunkan kinerja perawat jika dilihat dari segi jam kerja yang panjang khususnya pada jadwal dinas malam yaitu 10 jam kerja dan juga jenis-jenis tugas keperawatan yang harus dilakukan (Hariyono, 2009) Perawat dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu, perawat harus profesional agar kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin meningkat. Meningkatnya tuntutan tugas yang dimiliki seorang perawat maka dapat menyebabkan meningkatnya beban kerja (Revalicha, 2012). Beban kerja tenaga perawat di rumah sakit meliputi beban kerja kemampuan dan keterampilan atau disebut fisik dan mental. Beban kerja bersifat fisik meliputi mengangkat pasien, memandikan pasien, membantu pasien kekamar mandi, mendorong peralatan kesehatan, merapikan tempat tidur pasien dan mendorong brankart pasien. Sedangkan beban kerja yangbersifat mental dapat berupa bekerja dengan jadwal dinas atau bergiliran yaitu dinas pagi, sore dan malam (Nurhayana, 2014). Berdasarkanhasil survey dari PPNI tahun 2006, sekitar50,9 % perawat yang bekerja di 4 propinsi diindonesia mengalami stress kerja, sering pusing, lelah,tidak bisa beristirahat karena beban kerja terlalu tinggidan menyita waktu, gaji rendah tanpa insentif memadai,perawat yang bekerja di Rumah Sakit swasta dengan gaji yang lebihbaik mengalami stres kerja yang lebih besardibandingkan perawat yang bekerja di rumah Sakit Pemerintah dengan penghasilanyang lebih rendah (PPNI, 2006). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja secara menyeluruh lebih berpengaruhdaripada faktor imbalan uang yang berdirisendiri(muriyanti, 2011). Hasil penelitian Baskoro (2008), di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Haji Surabaya menunjukan bahwa sebagian besar perawat mengalami stres kerja ringan, pada kerja jadwal dinas pagi menunjukan sebanyak 47 perawat (82,45%), kerja jadwal dinassore sebanyak 50 perawat (87,71%) dan kerja jadwal dinasmalam sebanyak 41 perawat (71,92%), fakta ini menunjukan perbedaan stres kerja yangberarti (significant) antara kerja jadwal dinasmalam dengan kerja jadwal dinas pagi dan juga antara kerja jadwal dinas malam dengan kerja jadwal dinas sore. Penelitian Megawaty (2013) mengenai Hubungan Efek Fisiologis jadwal dinas Malam Dan Kinerja Perawat Di Ruang Icu RSUD Kabupaten Malinau,nilai rata-rata dari efek fisiologis jadwal dinasmalam RSUD kabupaten Malinau adalah ( 8,879) dan nilai ratarata dari kinerja perawat adalah (3,497) ini berarti ada hubungan yang bermakna antara efek fisiologis jadwa dinas malam dengan kinerja perawat dimana p sebesar 0,017 lebih kecil dari alpha

5 (p<0,05) berarti Ho ditolak yang berarti semakin banyak gangguan efek fisiologis yang ditimbulkan maka tingkat kinerja perawat di ruang ICU akan menjadi rendah. Dewan Internasional Keperawatan (International Council of Nursing/ICN) menyatakan bahwa pelayanan kesehatan diberikan 24 jam perhari sehingga perlu jadwal dinas kerja. Banyak keluhan akibat jadwal dinas kerja seperti gangguan tidur, selera makan menurun, gangguan pencernaan dan kelelahan.kelelahan adalah proses yang mengakibatkan penurunan kesejahteraan, kapasitas atau kinerja. Sebagai akibat dari aktivitas kerja. Kelelahan kerja dapat disebabkan karenaadanya jadwa dinas kerja. Perawat yang mengalami kelelahan kerja maka kinerjanya tidak akan maksimal dan akan menurunkan produktivitas perawat dalam memberikanpelayanan (Villa, 2014). Distribusi responden berdasarkan kelelahan kerja frekuensi (orang) Persentase (%)Kurang lelah 24 perawat 15,7% Lelah 116 perawat 75,8% Sangat lelah 13 perawat 8,5%(Villa, 2014). Setelah dilakukan pengukuran dari penelitian Mayasar(2011) diketahui bahwa perawat wanita jadwal dinas pagi yang mengalami kelelahan kerja ringan+normal sebanyak 24 orang (96%) dan yang mengalami kelelahan kerja sedang+berat sebanyak 1 orang (4%). Sedangkan pada perawat wanita jadwal dinas malam yang mengalami kelelahan kerja ringan+normal sebanyak 7 orang (29,2%) dan yang mengalami kelelahan kerja sedang+berat sebanyak 17 orang (70,8%). Penghitungan statistik diperoleh hasil nilai p sebesar 0,0001, oleh karena nilai p < 0,05 maka Ho ditolak, yang artinya ada perbedaan antara tingkat kelelahan antara perawat wanita jadwa dinas pagi danjadwa dinasmalam di bagian rawat inap RSUD Sunan Kalijaga Demak. Tingkat kelelahan perawat wanita setelah bekerja pada jadwal dinas malam relatif lebih tinggi dari pada jadwa dinas pagi. Perawat yang bekerja pada jadwal dinas malam dapat mengakibatkan gangguan tidur, gangguan saluran pencernaan dan kelelahan karena kurangnya kepuasan psikologis pekerja pada jadwal dinas malam. Jumlah pekerja jadwal dinas malam biasanya lebih sedikit dan perawat sulit mendapatkan akses transportasi yang aman dan kenyamanan dasar seperti makanan hangat menyebabkan peningkatan stress dan penurunan kualitas pelayanan terhadap pasien. Disebutkan pula bahwa perawat yang bekerja pada sistem kerja jadwal dinas lebih sering sakit (International Council ofnurses, 2007). Balai Pengobatan Santa Familia Kutai Barat(BPSF) di dalam penelitian Lusita(2013), berupaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui peningkatan kualitas perawat. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kinerja. Apabila kepuasan kerja perawat terpenuhi maka kinerja perawat akan meningkat. Perawat pelaksana jadwal dinas malam berpotensi mengalami tingkat kesalahan dalam kinerja karena pada malam hari perawat pelaksana mengalami penurunan konsentrasi dan peningkatan stress. Di ruang rawat inap RS PKU Muhmmadiyah Yogyakarta belum pernah dilakukan pendokumentasian

6 ketidakpatuhan perawat pelaksana terhadap SOP kinerja jadwal dinasmalam. Penelitian tentang observasi kinerja perawat pelaksana jadwa dinasmalam di ruang rawat inap berdasarkan SOP rumah sakit belum pernah dilakukan sebelumnya,sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Kinerja perawatjadwal dinas malam di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. B. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kinerja perawat pelaksana jadwal dinas malam di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta C. Metode Penelitian Design penelitian ini akan menggunakan pendekatankuantitatif deskriptif. Pada penelitian ini, populasi adalah 143 perawat pelaksana jadwal dinas malam yang berada di ruang rawat inap yang beradadi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik nonprobability Sampling, yaitu total sampling.penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yaitu ceklist. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat. D. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Karakteristik Perawat Pelaksana Jadwal Dinas Malam Di Ruang Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Karakteristik F % Usia <40 Tahun 9 64,3 40 Tahun 5 35,7 Total 14 100 Jenis Kelamin Laki-laki 2 14,3 Perempuan 12 85,7 Total 14 100 Lama Kerja <10 tahun 6 42,9 10 tahun 8 57,1 Total 14 100 Pendidikan SPK 2 14,3 D3 10 71,4 S1 2 14,3 Total 14 100 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki usia < 40 tahun yaitu sebanyak 9 responden (64,3%), berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 12 responden (85,7), memiliki lama kerja sebalama 10 tahun, dan berpendidikan D3 yaitu sebanyak 10 responden (71,4%). 2. Distribusi Kinerja Perawat Jadwal Dinas Malam Tabel 4.2 Distribusi Kinerja Perawat Jadwal Dinas Malam Kinerja Perawat F % Baik 9 64,3 Kurang Baik 5 35,7 Total 14 100 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kinerja pada katergori baik yaitu sebanyak 9 responden (64,3%) dan sebagian kecil responden memiliki efektifitas kinerja perawat pada kategori kurang baik yaitu sebanyak 5 responden (35,7%) 3. Evaluasi Kinerja Perawat Jadwal Dinas Malam Grafik 4.1 Evaluasi Kinerja Perawat Jadwal dinas Malam

Persentase 7 10 5 0 Kinerja Perawat Jadwal Dinas Malam 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 Pertanyaan Penelitian Grafik tersebut pada garis horizontal menunjukan jumlah pertanyaan yang terdiri dari 20 pertanyaan berdasarkan waktu kerja 21.00-23.00, kegiatan : 1) Melakukan operan jaga,pre conferen dan membagi asuhan keperawatan/bidan kepada masing-masing penanggung jawab, 2) memberikan injeksi atau obat sesuai program,3)mendampingi dokter visite malam,4) Observasi keadaan umum pasien dan terapi infuse pasien,5)dokumentasi tindakan asuhan keperawatan/kebidanan. Jam pelaksanaan 23.00-02.00, kegiatan: 6) Melakukan observasi keadaan umum dan istirahat pasien,7) memberikan injeksi dan obat malam,8) dokumentasi tindakan asuhan, keperawatan/kebidanan dan 9) mendampingi dokter visite malam. Jam pelaksanaan 02.00-05.00, kegiatan: 10) Memonitor pemenuhan kebutuhan istirahat pasien,11) monitor tetesan infus dan observasi tindakan umum pasien, 12) menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan keperawatan dan 13) mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh. Jam pelaksanaan 05.00-07.00, kegiatan 14) Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien (memandikan pasien), 15) mengukur vital sign danbalance cairan pasien, 16) memberikan injeksi dan obat per-oral pasien, 17) mengelola kebutuhan nutrisi pasien,18) melakukan dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan,19) post conferen/evaluasi asuhan keperawatan /kebidanan untuk jadwal dinas malam,dan 20) membuat laporan akhir. Grafik 4.1 menunjukkan bahwa kinerja perawat yang lebih banyak dilakukan oleh perawat yaitu 1) melakukan operan jaga, pre conferen dan membagi asuhan keperawatan kepada masing-masing penanggungjawab. 2) Memberikan injeksi atau obat sesuai program. 3) Melakukan dokumentasi tindakan asuhan keperawatan. 4) Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien. 5) Mengukur vital sign dan balance cairan pasien. 6) Memberikan injeksi dan obat per-oral pasien. 7) Mengelola kebutuhan nutrisi pasien. 8) Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. 9) Melakukan post conferen/evaluasi asuhan keperawatan untukjadwa dinas malam dan 10) Melakukan membuat laporan akhir jadwa dinas masing-masing kinerja memiliki skor 14 (6,14%) sedangkan kinerja yang paling sedikit dilakukan oleh perawat adalah mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh dengan skor 1 (0,4%).

8 E. Pembahasan 1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki usia < 40 tahun yaitu sebanyak 9 responden (64,3%). Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa umur seseorang erat kaitannya dengan pengetahuan dan pengalaman. Usia semakin cukup umur seseorang, tingkat pengetahuannya akan lebih matang dalam berfikir dan bertindak serta akan memiliki pengelaman yang lebih banyak. Budiarto (2009) dalam Cahyani (2012) menyatakan bahwa semakin manusia mencapai kedewasaan semakin bertambah pula pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh sehingga akan mempengaruhi sikap dan perilaku yang dimilikinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martina (2013) dengan judul hubungan kinerja perawat dengan kesiapan perawat dalam menghadapi pasien stroke di RS Panembahan Senopati Bantul. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagain besar responden memiliki usia< 40 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 12 responden (85,7) praktik keperawatan memiliki hubungan yang sangat erat dengan gender dan didalam dunia keperawatan persepsi mengenai gender memang didominasi oleh perempuan (Prananingrum, 2011). Hasil penelitian ini sejalan degan penelitian yang dilakukan oleh Galuh (2015) dengan judul penelitian fakror-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di RSUD Wates.Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar perawat adalah berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki lama kerja sebalama 10 tahun lama kerja erat kaitannya dengan pengalaman semakin lama seseorang bekerja, maka kinerja yang dilakukan akan semakin meningkat karena telah terbiasa dengan pekerjaan yang ditanganinya setiap hari. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Bernandetha (2015) dengan judul faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di RS Kabupaten Sika.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki kepuasan kerja pada kategori puas adalah responden yang memiliki lama kerja selama 11-15 tahun yaitu sebanyak 18 responden (29%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan D3 yaitu sebanyak 10 responden (71,4%). Pendidikan adalah proses tumbuh kembang seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga dalam penelitian itu perlu dipertimbangkan umur dan proses belajar, tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi yang baru, semakin meningkat batas seseorang, maka akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan dan pengetahuan.

9 Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan adalah untuk mengubah pengetahuan (pengertian, pendapat, konsep-konsep), sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septi (2010) yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah pula dalam menerima informasi dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki sehingga akan mempengaruhi perilaku. 2. Distribusi Kinerja Perawat Jadwal dinas Malam Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki efektifitas kinerja pada katergori dilakukan yaitu sebanyak 9 responden (64,3%) dan sebagian kecil responden memiliki efektifitas kinerja perawat pada kategori tidak dilakukan yaitu sebanyak 5 responden (35,7%). Hal ini disebabkan karena sebagian bersar responden yang melakukan jadwa dinasmalam adalah responden yang sudah bekerja selama >10 tahun, sehingga menyebabkan efektifitas kinerja perawat semakin membaik. 3. Evaluasi kinerja perawat jadwal dinas malam Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat yang lebih banyak dilakukan oleh perawat yaitu 1) melakukan operan jaga, pre conferen dan membagi asuhan keperawatan kepada masingmasing penanggungjawab. 2) Memberikan injeksi atau obat sesuai program. 3) Melakukan dokumentasi tindakan asuhan keperawatan. 4)Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien. 5) Mengukur vital sign dan balance cairan pasien. 6) Memberikan injeksi dan obat per-oral pasien. 7) Mengelola kebutuhan nutrisi pasien. 8) Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. 9) Melakukan post conferen/evaluasi asuhan keperawatan untuk jadwal dinas malam dan 10) Melakukan membuat laporan akhir jadwal dinas masing-masing kinerja memiliki skor 14 (6,14%) sedangkan kinerja yang paling sedikit dilakukan oleh perawat adalah mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh dengan skor 1 (0,4%). Masih adanya responden yang tidak melakuka kinerjanya dengan baik disebabkan karena adanya stress kerja yang dihadapi oleh perawat pada saat melakukan jadwa dinas jaga. Kinerja adalah keberhasilan dalam menyelsaikan tugas atau memenuhi target yang ditetapkan,hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang perawat dalam melaksanaka tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Nursalam,2013). Menurunnya kinerja perawat karena Stres kerja dapat disebabkan oleh banyak faktor baik faktor intrinsik pekerjaan, konflik peran, hubungan dalam pekerjaan, pengembangan karier,serta faktor lainnya yang terkait dengan pekerjaan yang dilakukan. Faktor intrinsik pekerjaan dapat berupa beban kerja yang dirasa

10 berlebihan bagi seorang perawat. Banyaknya jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan tidak sesuai dengan waktu normal sementara di sisi lain kualitas kerja menjadi tuntutan yang harus dipenuhi (Widyastuti, 2013). Stres kerja yang dialami oleh perawat tentunya akan merugikan rumah sakit yang bersangkutan karena kinerja yang dihasilkan menurun, Stres kerja merupakan perasaan tertekan yang dialami oleh seorang perawat dalam menghadapi pekerjaan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya adalah faktor lingkungan, organisasi dan individu itu sendiri. Tingkat absensi tinggi serta turn over yang tinggi yang pada akhirnya menyebabkan biaya yang bertambah besar (Luthfan,2011). Pekerjaan seorang perawat tidak terlepas dari sistem jadwa dinaskerja. Meskipun memberikan keuntungan terhadap pasien, jadwa dinaskerja dapat memberikan dampak negatif yang salah satunya adalah kelelahan. Kelelahan kerja yang tidak dapat diatasi akan menimbulkan berbagai permasalahan kerja yang fatal dan mengakibatkan kecelakaan kerja sehingga Rumah Sakit wajib mengetahui tingkat kinerja dan hal yang dapat menimbulkan permasalahan dalam bekerja, salah satunya kelelahan kerja pada perawat (Villa,2013). Berbagai kegiatan yang terkait dengan pelayanan rawat inap di rumah sakityaitu, penerimaan pasien, pelayanan medik, pelayanan perawatan oleh perawat, pelayanan penunjang medik, pelayanan obat, pelayanan makan, serta administrasi keuangan(suryawati dkk, 2006). Jadwal dinas kerja merupakan salah satu sumber dari stress bagi tenaga kerja, beberapa keluhan akibat jadwa dinaskerjaseperti gangguan tidur, selera makan menurun, gangguan pencernaan dan kelelahan. Stres kerja adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi tuntutan-tuntutan pekerjaannya sehingga ia merasa tidak nyaman dan tidak tenang (Valarencia, 2015 ). Asuhan keperawatan pada Jadwal dinas malam dan kerja malam hari adalah kondisi yang dapat menghambat kemampuan adaptasi perawat. Bahkan dampak dari jadwal dinaskerja terutama jadwal dinaskerja malam, selain soal biologis dan faal, kerja malam seringkali disertai reaksi psikologis sebagai suatu mekanisme defensif terhadap gangguan tubuh. Akibat dari itu keluhan-keluhan akan ditemukan relatif sangat banyak pada kerja malam (Faiqoh, 2010). Perawat yang bertugas di ruang rawat inap dan rawat jalan berpotensi mengalami stres karena tuntutan pekerjaan yang overload yang berhubungan dengan pelayanan kepada orang lain. Keadaan seperti itu apabila berlangsung terus menerus dapat menyebabkan perawat mengalami kelelahan fisik, emosi, dan mental (Mariyanti, 2011). Salah satu sumber daya yang dibutuhkan rumah sakit dalam perawatan pasien adalah perawat yang dalam segi jumlah menempati urutan teratas, khususnya bangsal rawat

11 inap.secara umum pelayanan rumah sakit terdiri dari pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pelayananrawat inap merupakan pelayanan terhadap pasien rumahsakit yang menempati tempat tidur perawatan karena keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi medik dan pelayanan medik lainnya (alassaf, 2009). Pelayanan rawat inap merupakan pelayanan medis yang utama di rumah sakit dan merupakan tempat untuk interaksi antara pasien dan pihakpihak yang ada di dalam rumah sakit dan berlangsung dalam waktu yang lama.pelayanan rawat inap melibatkan pasien, dokter, dan perawat dalam hubungan yang sensitif yang menyangkut kepuasan pasien, mutu pelayanan dan citra rumah sakit. Semua itu sangat membutuhkan perhatian pihak manajemen rumah sakit. Berbagai kegiatan yang terkaitdengan pelayanan rawat inap di rumah sakit yaitu, penerimaan pasien, pelayanan medik (dokter), pelayanan perawatan oleh perawat, pelayanan penunjang medik, pelayanan obat, pelayanan makan, sertaadministrasi keuangan(suryawati dkk, 2006). Aturan atau standar operasional prosedurjadwa dinas jaga khususnya jadwa dinasmalam perawat pelaksana di ruang rawat inap yang berlaku di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebagai berikut: Jam pelaksanaan 21.00-23.00, kegiatan : Melakukan operan jaga,pre conferen dan membagi asuhan keperawatan/bidan kepada masing-masing penanggung jawab,memberikan injeksi atau obat sesuai program,mendampingi dokter visite malam,observasi keadaan umum pasien dan terapi infuse pasien,documentasi tindakan asuhan keperawatan/kebidanan. Jam pelaksanaan 23.00-02.00, kegiatan: Melakukan observasi keadaan umum dan istirahat pasien,memberikan injeksi dan obat malam,dokumentasi tindakan asuhan keperawatan/kebidanan dan mendampingi dokter visite malam. Jam pelaksanaan 02.00-05.00, kegiatan: Memonitor pemenuhan kebutuhan istirahat pasien,monitor tetesan infus dan observasi tindakan umum pasien, menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan keperawatan dan mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh. Jam pelaksanaan 05.00-07.00, kegiatan Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien (memandikan pasien),mengukur vital sign dan balance cairan pasien,memberikan injeksi dan obat per-oral pasien,mengelola kebutuhan nutrisi pasien,melakukan dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan,post conferen/evaluasi asuhan keperawatan /kebidanan untuk jadwa dinas malam,dan membuat laporan. Pengaturan jadwal dinas kerja dan pemberian waktu istirahat pada hakekatnya bertujuan untuk mengurangi kelelahan pada pekerja. Tetapi dampak pengaturan waktu kerja tersebut tetap memberikan efek

12 terhadap tenaga kerja (Bayu, 2010). Pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan yang optimal menjadi sebuah keharusan sehingga tidak hanya pasien merasa puas dengan pelayanan yang diterima tetapi perawat memiliki kepuasan dalam kinerja, perawat menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan sehingga pelayanan kesehatan tetap lancar dan berkualitas (Lusiati,2013). F. Kesimpulan dan Saran Karakteristik respondensebagian besar responden memiliki usia < 40 tahun yaitu sebanyak 9 responden (64,3%), berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 12 responden (85,7), memiliki lama kerja sebalama 10 tahun, dan berpinstansi rumah sakit endidikan D3 yaitu sebanyak 10 responden (71,4%).Distribusi kinerja perawat jadwal dinas malam sebagian besar responden memiliki kinerja pada katergori baik yaitu sebanyak 9 responden (64,3%) dan sebagian kecil responden memiliki efektifitas kinerja perawat pada kategori kurang baik yaitu sebanyak 5 responden (35,7%). Evaluasi kinerja perawat jadwal dinas malam menunjukkan bahwa kinerja perawat yang lebih banyak dilakukan oleh perawat yaitu 1) melakukan operan jaga, pre conferen dan membagi asuhan keperawatan kepada masingmasing penanggungjawab. 2) Memberikan injeksi atau obat sesuai program. 3) Melakukan dokumentasi tindakan asuhan keperawatan. 4) Membantu memenuhi kebutuhan personal hygiene pasien. 5) Mengukur vital sign dan balance cairan pasien. 6) Memberikan injeksi dan obat peroral pasien. 7) Mengelola kebutuhan nutrisi pasien. 8) Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. 9) Melakukan post conferen/evaluasi asuhan keperawatan untuk jadwal dinas malam dan 10) Melakukan membuat laporan akhir jadwal dinas masingmasing kinerjamemiliki skor 14 (6,14%) sedangkan kinerja yang paling sedikit dilakukan oleh perawat adalah mendampingi pasien yang memerlukan bantuan untuk sholat subuh dengan skor 1 (0,4%). Saran dalam penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan profesionalisme pemberian asuhan keperawatan pada pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.Sebagai masukan terhadap perawat rumah sakit khususnya pada jadwal jadwal dinas malam dalam mengevaluasi pelaksaanaan pemberian asuhan keperawatan pada pasien rawat inap.pasien rawat inap tetap harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal terutama pada jadwa dinas malam yang diberikan perawat tetap sama dengan pemberian layanan keparawatan pada pasien rawat inap di jadwal dinas pagi maupun jadwal dinas sore.penelitian ini akan bermanfaat memberikan pengetahuan bagi peneliti. Pengalaman yang nyata dalam melaksanankan penelitian yang sederhana secara ilmiah dalam rangka mengembangkan diri juga manfaat yang akan diperoleh peneliti.peneliti bisa mengembangkan penelitian ini untuk jauh lebih baik jika ada kekurangan.

13 Daftar Pustaka Al-Assaf, A.F. 2009.Mutu PelayananKesehatan: Perspektif Internasional. Jakarta: EGC. Almasyitoh, (2011). Stress kerja ditinjau dari konflik peran ganda dan dukungan sosial pada perawat. Jurnal psikoislamika vol.8. No 1: 2011. Arikunto, S.,2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Atmaji, L., ( 2011). Pengaruh Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Perawat Studi Pada Rumah Sakit Islam Sultan Agung SemarangSkripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. http://eprints.undip.ac.id/14508/1/20 04MIKM3594.pdf Bayu,I.(2010). Perbedaan Kelelahan Pada Perawat Jadwa dinas Malam Ruang Rawat Inap Iccu Dan Kana Di Rumah Sakit X Kudus. Skripsi. Depkes RI. Permenkes No.269/MENKES/PER/III. 2008. Faiqoh Indah Prismayanti, Alifin, Suratmi. (2010). Hubungan Jadwa dinaskerja Dengan Stres Kerja Pada Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soegiri Lamongan. Jurnal. Vol.03, No.VII, Des 2010. Hariyono,W.,Dyah,.S,. &Yanuk,.W (2009). Hubungan antar beban kerja, stress kerja dan tingkat konflik dengan kelelahan kerja perawat di Rumah sakit islam Yogyakarta PDHI kota Yogyakarta. Journal of public health,vol 3, No 3. Hasanah L, Saftarina F, Wintoko R. (2013). Overview Jadwa dinas Work And Of Sleep Patterns Disturbance Installation Patterns In Ward Nurse In Abdul Moeloek Hospital Bandar Lampung ISSN 2337-3776 Michelle, I.M (2011). Peran Penerapan Model Praktik KeperawatanProfesional Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Jiwa Dr.SoehartoHeerdjan,Program Pascasarjana (S2) universitas Esa Unggul Jakarta.http://digilib.esaunggul.ac.id /public/ueu-master-2505- JUDUL%20TESIS-pdf.pdf Khodriani, Ria. (2013). Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Teori Wisn Di Bagian Filing Rsud Kota Semarang, Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. Lapau, B. 2012. Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah PenulisanSkripsi, Tesis, Dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Lusiati Alies, Supriyanto Stefanus. (2013). Dampak Faktor Individu, Faktor Pekerjaan dan Faktor Organisasi Pada Kepuasan Kerja Dan Intensi Turnover Perawat Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 2 April-Juni 2013. Mayasar, A. (2011). Perbedaan Tingkat Kelelahan Perawat Wanita. ISSN : 1858-1196. Vol,28-34 diakses tanggal 09 desember 2015. http://journal.unnes.ac.id/nju/index. php/kemas/article/view/1790/1981 Montalvo, I., (September 30, 2007) "The National Database of Nursing Quality IndicatorsTM (NDNQI )" OJIN: The Online Journal of Issues in Nursing. Vol. 12 No. 3, Manuscript 2. Neny Lya, wati. ( 2011). Analisa pelaksanaan pemberian pelayanan keperawatan di ruang murai I dan II RSUD Arifin Achmad provinsi Riau, Jurnal Ners Indonesia, vol.1, No 2, Maret 2011.

14 NugrohoM. Kris. (2004). Analisis Faktor Faktor Yang BerhubunganDengan Kinerja Perawat Pegawai Daerah Di Puskesmas Kabupaten Kudus Tesis. Program ilmu Kesmas Undip.http://eprints.undip.a c.id/4403/1/29_m.kris_nugroho.pdf Nurhayana dan Jumiati Sasmita. (2014). Pengaruh Beban Kerja Dan PelatihanMelalui Motivasi Sebagai Variabel Mediasi Terhadap Kinerja PerawatRuang Rawat Inap Rsud Puri Husada Di Tembilahan, Tesis. MahasiswaProgram Pascasarjana Manajemen Universitas Riau. Vol. VI No. 3September. Nursalam. (2013).Metode penelitian ilmu keperawatan.jakarta:salembah.1jil,4 52 hlm, 19x26cm Revalicha Nadia Selvia,Sami an. (2012). Perbedaan Stres Kerja Ditinjau dari Jadwa dinas Kerja pada Perawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi 163 Vol. 1 No. 3. Rosyidah Ega Citra Lestari. (2010). Analisis Kepatuhan Perawat Pada StandarAsuhan Keperawatan Di Unit Rawat Inap Kelas III Rsu Pku MuhammadiyahBantul Yogyakarta Kes Mas Uad Vol. 5, No. 1, Januari 2011 : 1 67.http://www.google.co.id/url?url= http://www.jogjapress.com/index.ph p/kesmas/article/download/1220/63 6&rct=j&q=&esrc=s&sa=U&ei=Bf ypvyyteypkurwmgigf&ved=0c DYQFjAHOAo&usg=AFQjCNFgX RZHvSahXJdlBmBLa1nNeYaNBA Russeng,Syamsir dkk. (2007). stres kerja pada perawat di instansi rawat inap Dr Tandjudin chalid Makasar FKM UNAS Vol 3 no 1 hal 1-56.http://blog.unhas.ac.id/index.php/ jadkkm/article/view/536/449 Santi Anita Widyastuti (2013) Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien Diruang Rawat Inappuskesmas Wonosegoro I Boyolali,Skripsi Prodi Ilmu Keperawatan UMS. Sulistyowati ( 2012). analisa faktorfaktor yang mempengaruhi Pencapaian target kinerja individu perawat pelaksana berdasarkan indeks kerja individu di gedung rumah sakit umum nasional RSCM,tesis prodi managemenkeperawatan UI Depok.http://lib.ui.ac.id/file?file=di gital/20305749-t30938%20- %20Analisis%20faktor.pdf Valarencia Vialytha Pongoh,Herman Warouw,Rivelino Hamel (2015). PerbedaanStres Kerja Antar Jadwa dinas Perawat Di Ruangan Gawat Darurat Medik Rsup Prof Dr. R. D. Kandou Manado e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2, Mei.