III. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian produksi benih dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Teknologi Benih

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan tahap lanjutan dari penelitian yang dilakukan di lahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Desa Negara

METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene

BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian terdiri dari tiga percobaan. Percobaan pertama yaitu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan November 2013

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah penelitian eksperimen Rancanagn Acak Lengkap (RAL)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri Maulana Malik Ibrahim malang. Pada bulan Desember 2011 sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan I dilakukan pada Laboratorium Benih Fakultas Pertanian dan

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Bahan dan Alat Metode Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian uji cekaman varietas wijen (Sesasum indicum L.) terhadap cekaman

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di desa Pajaresuk Kecamatan Pringsewu Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61)

BAB III METODE PENELITIAN. adalah konsentrasi PEG 6000 (Polietilena glikol) (K) yang terdiri dari 4 taraf

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian produksi benih dilakukan di lahan petani di Desa Sinar Agung, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian peningkatan viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)

STUDI UJI DAYA HANTAR LISTRIK PADA BENIH KEDELAI (Glycine max L. (Merr.)) DAN HUBUNGANNYA DENGAN MUTU FISIOLOGIS BENIH

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas

MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu

III. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Sumber Benih

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2016

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

BAHAN DAN METODA. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini hlaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

Transkripsi:

16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan Oktober 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih kedelai kelas breeder seed varietas Argo Mulyo, Burangrang, Grobogan, Kaba, dan Tanggamus, air, dan senyawa PEG 6000 dengan konsentrasi 0%, 4%, 8%, 12%, dan 16%. Alat yang digunakan adalah kertas merang, plastik, karet, baki, gunting, alat pengecambah benih IPB 73-2B, oven, kertas milimeter bergaris, karet, gelas ukur, neraca analitik, alat pembagi tepat, dan alat tulis. 3.3 Metode Penelitian Untuk menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah dan menguji hipotesis, maka rancangan perlakuan disusun secara faktorial 5x5. Faktor pertama berupa lima varietas kedelai, yaitu Argo Mulyo, Burangrang, Grobogan, Kaba, dan Tanggamus, sedangkan faktor kedua berupa lima taraf konsentrasi PEG 6000,

17 yaitu 0%, 4%, 8%, 12%, dan 16%. Konsentrasi yang dipakai digunakan selang seperti ini karena belum pernah digunakan sebelumnya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS). Kombinasi perlakuan diterapkan pada satuan percobaan yang dikelompokkan dalam tiga kelompok. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan hari kerja. Setiap perlakuan per kelompok diuji 100 butir benih yang dibuat menjadi empat gulung. Homogenitas ragam antarperlakuan diuji dengan uji Bartlett dan kemenambahan model diuji dengan uji Tukey. Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf nyata 0,05 dan 0,01. Tanggapan untuk lima varietas kedelai terhadap lima taraf cekaman osmotik diuji dengan power regresi dan grafik dibuat menggunakan Sigma Plot 12.0 secara sigmoid. Tata letak percobaan yang dilakukan sebagai berikut: Kelompok I 1 2 3 4 5 V 1 P 1 V 2 P 0 V 4 P 1 V 1 P 3 V 3 P 4 6 7 8 9 10 V 1 P 2 V 3 P 1 V 1 P 4 V 4 P 0 V 3 P 3 11 12 13 14 15 V 5 P 3 V 2 P 3 V 5 P 0 V 3 P 0 V 4 P 2 16 17 18 19 20 V 2 P 4 V 1 P 0 V 3 P 2 V 2 P 2 V 5 P 1 21 22 23 24 25 V 5 P 4 V 4 P 3 V 2 P 1 V 4 P 4 V 5 P 2

18 Kelompok II 1 2 3 4 5 V 2 P 4 V 3 P 4 V 5 P 0 V 2 P 1 V 3 P 3 6 7 8 9 10 V 1 P 2 V 2 P 0 V 4 P 1 V 1 P 1 V 3 P 0 11 12 13 14 15 V 5 P 4 V 4 P 0 V 1 P 0 V 5 P 1 V 2 P 3 16 17 18 19 20 V 1 P 4 V 3 P 2 V 4 P 2 V 3 P 1 V 5 P 3 21 22 23 24 25 V 4 P 4 V 2 P 2 V 5 P 2 V 1 P 3 V 4 P 3 Kelompok III 1 2 3 4 5 V 5 P 1 V 2 P 3 V 4 P 0 V 2 P 0 V 3 P 3 6 7 8 9 10 V 5 P 4 V 1 P 1 V 2 P 2 V 1 P 2 V 5 P 2 11 12 13 14 15 V 1 P 3 V 4 P 0 V 3 P 4 V 4 P 1 V 3 P 1 16 17 18 19 20 V 3 P 2 V 4 P 2 V 2 P 1 V 1 P 0 V 4 P 3 21 22 23 24 25 V 2 P 4 V 5 P 3 V 1 P 4 V 4 P 4 V 3 P 0 Gambar 1. Tata letak percobaan V 1 P 0 = kombinasi perlakuan antara Varietas Argo Mulyo dan PEG 0% V 1 P 1 = kombinasi perlakuan antara Varietas Argo Mulyo dan PEG 4% V 1 P 2 = kombinasi perlakuan antara Varietas Argo Mulyo dan PEG 8% V 1 P 3 = kombinasi perlakuan antara Varietas Argo Mulyo dan PEG 12% V 1 P 4 = kombinasi perlakuan antara Varietas Argo Mulyo dan PEG 16% V 2 P 0 = kombinasi perlakuan antara Varietas Burangrang dan PEG 0% V 2 P 1 = kombinasi perlakuan antara Varietas Burangrang dan PEG 4% V 2 P 2 = kombinasi perlakuan antara Varietas Burangrang dan PEG 8%

19 V 2 P 3 = kombinasi perlakuan antara Varietas Burangrang dan PEG 12% V 2 P 4 = kombinasi perlakuan antara Varietas Burangrang dan PEG 16% V 3 P 0 = kombinasi perlakuan antara Varietas Grobogan dan PEG 0% V 3 P 1 = kombinasi perlakuan antara Varietas Grobogan dan PEG 4% V 3 P 2 = kombinasi perlakuan antara Varietas Grobogan dan PEG 8% V 3 P 3 = kombinasi perlakuan antara Varietas Grobogan dan PEG 12% V 3 P 4 = kombinasi perlakuan antara Varietas Grobogan dan PEG 16% V 4 P 0 = kombinasi perlakuan antara Varietas Kaba dan PEG 0% V 4 P 1 = kombinasi perlakuan antara Varietas Kaba dan PEG 4% V 4 P 2 = kombinasi perlakuan antara Varietas Kaba dan PEG 8% V 4 P 3 = kombinasi perlakuan antara Varietas Kaba dan PEG 12% V 4 P 4 = kombinasi perlakuan antara Varietas Kaba dan PEG 16% V 5 P 0 = kombinasi perlakuan antara Varietas Tanggamus dan PEG 0% V 5 P 1 = kombinasi perlakuan antara Varietas Tanggamus dan PEG 4% V 5 P 2 = kombinasi perlakuan antara Varietas Tanggamus dan PEG 8% V 5 P 3 = kombinasi perlakuan antara Varietas Tanggamus dan PEG 12% V 5 P 4 = kombinasi perlakuan antara Varietas Tanggamus dan PEG 16% 3.4 Pelaksanaan Penelitian Larutan PEG 6000 dibuat dengan cara melarutkan PEG 6000 dalam air sesuai dengan konsentrasinya. Larutan PEG 4% berarti PEG sebanyak 40 gram dilarutkan dalam 1000 mililiter (ml) air, 8% berarti PEG sebanyak 80 gram dilarutkan dalam 1000 ml air, 12% berarti 120 gram PEG dilarutkan dalam 1000 ml air, dan 16% berarti 160 gram PEG dilarutkan dalam 1000 ml air. Untuk larutan PEG 0%, berarti tidak ada penambahan PEG dalam air yang digunakan. Setelah didapatkan larutan dengan konsentrasi yang sesuai, kemudian rendam kertas merang yang digunakan sebagai bahan tanam ke dalam larutan tersebut sampai basah merata. Kertas merang yang digunakan sebagai media tanam terdiri

20 dari tiga lembar untuk bagian bawah sebagai alas dan dua lembar sebagai penutupnya. Setelah kertas merang dibasahkan, letakkan kertas merang yang terdiri dari tiga lapis di atas plastik kemudian tanam 25 butir benih kedelai dengan menggunakan metode uji kertas digulung didirikan dalam plastik (UKDdp). Setelah penanaman dilakukan, kemudian benih dikecambahkan dalam kotak pengecambah benih (germinator). Waktu pengamatan disesuaikan dengan variabel yang diamati karena setiap variabel memiliki waktu pengamatan yang berbeda. 3.5 Pengamatan Untuk menguji kesahihan kerangka pemikiran dan hipotesis yang telah dikemukakan, dilakukan pengamatan terhadap daya berkecambah benih, kecepatan berkecambah, keserempakan berkecambah, panjang akar kecambah normal, panjang tajuk kecambah normal, bobot kering kecambah normal, indeks vigor, dan potensi tumbuh maksimum. Pengamatan yang dilakukan berdasarkan Pedoman laboratorium pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura (2006). Daya berkecambah benih. Pengamatan dilakukan sebanyak dua kali dengan membedakan kecambah normal, kecambah abnormal, dan benih mati. Daya berkecambah benih dihitung berdasarkan persentase kecambah normal yang dihasilkan pada 5x24 jam untuk pengamatan pertama dan 7x24 jam untuk pengamatan kedua. Daya berkecambah benih dapat diketahui dengan rumus:

21 DB= ΣKN1+ΣKN2 DB = Daya Berkecambah (%) ΣKN1 = Jumlah kecambah normal pengamatan pertama ΣKN2 = Jumlah kecambah normal pengamatan kedua Kecepatan berkecambah. Pengamatan dilakukan pada hari kedua sampai dengan hari ketujuh dengan menghitung persentase kecambah normal yang tumbuh per hari. Kecepatan berkecambah dapat diketahui dengan rumus: KCt = ( DB 2 ) + DB + ( 7 T 2 T 7 ) KCt = Kecepatan Berkecambah (%/hari) DB 2 = Daya Berkecambah hari ke-2 T 2 = Hari ke-2 DB 7 = Daya Berkecambah hari ke-7 = Hari ke-7 T 7 Keserempakan berkecambah. Pengamatan dilakukan pada hari ketujuh dengan menghitung persentase kecambah normal yang tumbuh. Keserempakan berkecambah dihitung dengan rumus: KSp = Σkecambah Normal KSp = Keserempakan Berkecambah (%) Panjang akar kecambah normal. Panjang akar kecambah normal diamati dengan mengukur bagian ujung akar hingga pangkal akar pada kecambah normal saat tujuh hari setelah tanam.

22 Panjang tajuk kecambah normal. Panjang tajuk kecambah normal diamati dengan mengukur bagian ujung hipokotil hingga pangkalnya pada kecambah normal saat tujuh hari setelah tanam. Bobot kering kecambah normal. Bobot kering kecambah normal diamati dengan menimbang kecambah normal tanpa kotiledon pada saat umur kecambah tujuh hari setelah tanam. Kecambah terlebih dahulu dikeringkan dengan oven pada suhu 80 0 C selama 3x24 jam atau sampai bobotnya tetap. Indeks vigor. Indeks vigor diamati dengan cara menghitung persentase jumlah kecambah normal pengamatan pertama (hari kelima setelah tanam). Indeks vigor dihitung dengan rumus: Indeks Vigor (%) = Σkecambah Normal Hari Kelima Potensi tumbuh maksimum. Potensi tumbuh maksimum diamati dengan menghitung persentase jumlah kecambah normal pengamatan pertama dan kedua dan kecambah abnormal. Potensi tumbuh maksimum dihitung dengan rumus: PTM = (ΣKN+ΣKAN) PTM = Potensi Tumbuh Maksimum (%) ΣKN = Jumlah Kecambah Normal ΣKAN = Jumlah Kecambah Abnormal