PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KSEI NOMOR X-A TENTANG PENDAFTARAN SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI. Pengelolaan Investasi Terpadu.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2017 TENTANG SUBREKENING EFEK PADA LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN BULANAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET. BAB I KETENTUAN UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2017 TENTANG LAPORAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR / POJK.04 / 2016 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PERILAKU AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENYIMPANAN KEKAYAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 362, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5636); MEMUTUSKA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN KSEI NO. X-B Tentang Tata Cara Penggunaan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu di KSEI

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.04/2016 TENTANG PENGAWASAN TERHADAP WAKIL DAN PEGAWAI PERUSAHAAN EFEK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/POJK.04/2014 TENTANG LAPORAN BULANAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2016 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT SYARIAH BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANG

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 72 /POJK.04/2017 TENTANG POKOK KETENTUAN PERJANJIAN PINJAMAN SUBORDINASI PERUSAHAAN EFEK

2017, No tentang Kegiatan Perusahaan Efek di Berbagai Lokasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Neg

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI. BAB I KETENTUAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 44 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.04/2017 TENTANG KEGIATAN PERUSAHAAN EFEK DI BERBAGAI LOKASI

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

2017, No tentang Transaksi Efek yang Tidak Dilarang bagi Orang Dalam; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lemb

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9/POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TRANSAKSI REPURCHASE AGREEMENT BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 47 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PENGUMUMAN HARIAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSA DANA TERBUKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pengeluaran Saham dengan Nilai Nominal Berbeda; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 19

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBATASAN ATAS SAHAM YANG DITERBITKAN SEBELUM PENAWARAN UMUM

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2016 TENTANG SEGMENTASI PERIZINAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH BURSA EFEK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /POJK.04/2017 TENTANG PEMELIHARAAN DOKUMEN OLEH WALI AMANAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 78 /POJK.04/2017 TENTANG TRANSAKSI EFEK YANG TIDAK DILARANG BAGI ORANG DALAM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 47 /POJK.04/2016 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN OLEH LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

PERATURAN KSEI NOMOR VI-B TENTANG BIAYA LAYANAN JASA SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DI KSEI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24/POJK.04/2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FUNGSI-FUNGSI MANAJER INVESTASI

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.04/2017 TENTANG REKSA DANA TARGET WAKTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PERJANJIAN PEMERINGKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2016 TENTANG AGEN PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40 /POJK.04/2016 TENTANG PEDOMAN ANGGARAN DASAR REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.04/2017 TENTANG PENGELUARAN SAHAM DENGAN NILAI NOMINAL BERBEDA

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG AGEN PEMASARAN EFEK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.04/2014 TENTANG SEKRETARIS PERUSAHAAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI MULTI ASET BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /POJK. / TENTANG SISTEM PELAPORAN ELEKTRONIK UNTUK EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 43 /POJK.04/2016 TENTANG LAPORAN LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA DINAMIS TARGET WAKTU

Transkripsi:

RPOJK PERMINTAAN TANGGAPAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a.! bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan di industri pengelolaan investasi serta untuk mendukung terintegrasinya transaksi dan pasca transaksi industri pengelolaan investasi dan terciptanya sentralisasi data nasabah di industri pengelolaan investasi, diperlukan sistem pengelolaan investasi yang terpadu; b.! bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu; Mengingat : 1.! Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608); 2.! Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN:

-2- Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1! Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1.! Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu yang selanjutnya disebut S-INVEST adalah sistem atau sarana elektronik terpadu yang mengintegrasikan seluruh proses Transaksi Produk Investasi, Transaksi Aset Dasar, dan pelaporan di industri pengelolaan investasi. Formatted:!Indent:!Left:!!*0.02!cm,!Hanging:!!0.94!cm 2.! Transaksi Produk Investasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan penjualan (subscription), pembelian kembali/pelunasan (redemption), dan/atau pengalihan investasi (switching) Produk Investasi. 3.! Transaksi Aset Dasar adalah kegiatan yang berkaitan dengan perolehan (investasi) dan pelepasan (divestasi) aset dasar Produk Investasi. Deleted:,penjualan dan pembelian 4.! Produk Investasi adalah Reksa Dana, Dana Investasi Real Estat, Pengelolaan Dana Nasabah Secara Individual, dan produk investasi lain yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. 5.! Penyedia S-INVEST adalah Pihak yang menyediakan, mengelola, dan menatalaksanakan S-INVEST. Formatted:!Font!color:!Auto,!Not!Strikethrough 6.! Pengguna S-INVEST adalah Pihak yang menggunakan S-INVEST. 7.! Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah Pihak yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan

-3- Pihak lain. BAB II TUJUAN Pasal 2! S-INVEST diselenggarakan dalam rangka meningkatkan efisiensi Transaksi Produk Investasi dan Transaksi Aset Dasar di industri pengelolaan investasi termasuk penyediaan sentralisasi data nasabah, dan pelaporan. BAB III PENYEDIA DAN PENGGUNA S-INVEST Bagian Kesatu Penyedia S-INVEST Pasal 3! Yang dapat melakukan kegiatan sebagai Penyedia S- INVEST adalah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang telah memperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan. Pasal 4! Penyedia S-INVEST paling kurang wajib : Deleted:,Jasa a.! Menyediakan layanan penggunaan S-INVEST yang paling kurang meliputi: 1)! Layanan pendaftaran Produk Investasi; dan 2)! Cakupan layanan S-INVEST sebagaimana diatur dalam peraturan ini. b.! Memiliki dan menetapkan mekanisme atau prosedur operasional standar penyelenggaraan S-INVEST c.! Memiliki rencana kelangsungan bisnis terkait penyelenggaraan S-INVEST; d.! Memiliki fasilitas pengganti pusat data terkait penyelenggaraan S-INVEST di tempat yang aman dan terpisah dari pusat data utama;

-4- e.! Memastikan terselenggaranya kegiatan dan keberlangsungan kegiatan S-INVEST; f.! Memastikan keamanan dan kehandalan S-INVEST; g.! Memiliki mekanisme dan prosedur operasional standar penanganan pengaduan Pengguna S-INVEST; dan h.! Bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan atau kelalaiannya dalam penyediaan S-INVEST. Pasal 5! (1)! Penyedia S-INVEST wajib menetapkan peraturan yang mengatur prosedur dan tata cara penyelenggaraan S-INVEST. (2)! Peraturan yang mengatur prosedur dan tata cara penyelenggaraan S-INVEST sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memperoleh persetujuan Otoritas Jasa Keuangan. (3)! Peraturan yang mengatur prosedur dan tata cara penyelenggaraan S-INVEST sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling kurang mencakup: a.! Persyaratan dan tata cara pendaftaran Pengguna S-INVEST, termasuk pembatalan dan penolakan pendaftaran Pengguna S-INVEST; b.! Persyaratan dan tata cara pendaftaran Produk Investasi, termasuk pembatalan pendaftaran Produk Investasi; c.! Tata cara penggunaan S-INVEST; d.! Hak dan kewajiban Pengguna S-INVEST; e.! Batasan akses penggunaan S-INVEST; f.! Penatalaksanaan data Transaksi Produk Investasi dan Transaksi Aset Dasar di S-INVEST; g.! Mekanisme pelaporan dan pengambilan data dalam rangka pemenuhan kewajiban pelaporan

-5- Pengguna S-INVEST; dan h.! Penghentian sementara waktu pemberian layanan kepada Pengguna S-INVEST. Deleted:,Mekanisme Deleted:,p Pasal 6! Penyedia S-INVEST dilarang mengungkapkan data nasabah, data Transaksi Produk Investasi, dan/atau data Transaksi Aset Dasar kepada pihak ketiga, kecuali telah memperoleh persetujuan sebelumnya dari Pengguna S-INVEST atau diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Deleted:,pihak yang tidak berhak (unauthorized person) Deleted:,dan nasabah Pasal 7! Penyedia S-INVEST dapat melakukan penghentian sementara waktu pemberian layanan kepada Pengguna S-INVEST, apabila diperintahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Formatted:!Font:Bookman!Old!Style,!12!pt,!Not!Highlight Formatted:!Font:Bookman!Old!Style,!12!pt,!Not!Highlight Bagian Kedua Pengguna S-INVEST Pasal 8! (1)! Setiap Pihak yang melakukan kegiatan Transaksi dan Pasca Transaksi di bidang pengelolaan investasi wajib terdaftar sebagai Pengguna S-INVEST. (2)! Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Manajer Investasi, Perantara Pedagang Efek anggota bursa, Agen Penjual Efek Reksa Dana, Bank Kustodian, Bank sebagai dealer, dan pihak lain yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Deleted:,Jasa Formatted:!Indent:!Left:!!0.17!cm,!Hanging:!!0.75!cm Deleted:,Bank sebagai agen pembayar (paying agent), Deleted:,penerbit EBA-SP Pasal 9! (1)! Setiap Pihak yang terdaftar sebagai Pengguna S-INVEST wajib: a.! Mematuhi persyaratan, prosedur dan tata cara pendaftaran serta penggunaan S-INVEST; b.! Mematuhi peraturan yang ditetapkan Penyedia

-6- S-INVEST; c.! Menandatangani perjanjian penggunaan S-INVEST dengan Penyedia S-INVEST; d.! Menjaga kerahasiaan dan keamanan akses penggunaan S-INVEST; e.! Menyediakan sistem yang terkoneksi dengan S-INVEST; f.! Memiliki mekanisme atau prosedur operasional standar berkaitan dengan penggunaan S- INVEST; g.! Memiliki rencana kelangsungan bisnis terkait penggunaan S-INVEST; h.! Memiliki fasilitas pengganti pusat data terkait penggunaan S-INVEST di tempat yang aman dan terpisah dari pusat data utama; dan i.! Bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan atau kelalaiannya dalam penggunaan S-INVEST. (2)! Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap Pengguna S-INVEST yang bertindak sebagai agen penjual Produk Investasi atau Manajer Investasi yang melakukan penjualan Produk Investasi wajib: a.! Membuka rekening terpisah dalam S-INVEST untuk kepentingan setiap nasabah; b.! Memastikan kepemilikan nomor identitas tunggal pemodal dari setiap nasabah Produk Investasi; c.! Menyampaikan nomor identitas tunggal pemodal kepada nasabah; d.! Memastikan setiap nasabah menyampaikan data nasabah yang akurat, lengkap dan terkini; dan Deleted:,Membuka rekening bagi nasabah dalam rangka segregation account dalam proses Transaksi S- INVEST dan menyampaikan rekening nasabah tersebut kepada nasa Formatted:!Strikethrough Formatted:!Strikethrough Formatted:!Strikethrough Deleted:, e.! Memasukkan data nasabah dan data Transaksi

-7- Produk Investasi yang akurat, lengkap dan terkini ke S-INVEST. (3)! Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap Pengguna S-INVEST yang bertindak sebagai Bank Kustodian wajib melakukan pendaftaran dan pengkinian data Produk Investasi. Pasal 10! Pengguna S-INVEST dilarang mengungkapkan Data Nasabah, dan/atau data Transaksi Produk Investasi, kepada pihak ketiga, kecuali telah memperoleh persetujuan sebelumnya dari nasabah atau diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Deleted:,pihak yang tidak berhak (unauthorized person) BAB IV SUMBER DATA, PRODUK INVESTASI, CAKUPAN LAYANAN DAN BATASAN AKSES PENGGUNAAN S-INVEST Bagian Kesatu Sumber Data S-INVEST Pasal 11! (1)! Data Nasabah, data Transaksi Produk Investasi dan data Transaksi Aset Dasar yang ada dalam S- INVEST didasarkan pada data yang disampaikan oleh Pengguna S-INVEST. (2)! Pengguna S-INVEST wajib memastikan bahwa data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah benar dan akurat. Pasal 12! Informasi terkait data nasabah, Transaksi Produk Investasi, dan Transaksi Aset Dasar yang terdapat dalam S-INVEST, dapat diakses dan digunakan oleh Penyedia S-INVEST dan Pengguna S-INVEST sesuai dengan batasan akses yang telah ditetapkan dalam

-8- S-INVEST. Pasal 13! Dalam hal terjadi sengketa terkait informasi data nasabah, Transaksi Produk Investasi dan Transaksi Aset Dasar, data yang digunakan dan diakui kebenarannya adalah data yang terdapat dalam S-INVEST. Bagian Kedua Produk Investasi Pasal 14! (1)! Produk Investasi wajib terdaftar di S-INVEST. (2)! Kewajiban pendaftaran Produk Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh Pengguna S-INVEST yang bertindak sebagai Bank Kustodian. (3)! Pendaftaran Produk Investasi dalam S-INVEST sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dilakukan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diperolehnya surat pernyataan efektif atau tercatat atas Produk Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan. Bagian Ketiga Cakupan Layanan S-INVEST Pasal 15! (1)! Cakupan layanan S-INVEST terdiri atas kegiatan Transaksi Produk Investasi, Transaksi Aset Dasar, sentralisasi data, pelaporan dan layanan lain yang telah memperoleh persetujuan Otoritas Jasa Keuangan. (2)! Cakupan layanan S-INVEST terkait kegiatan Transaksi Produk Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi paling kurang pemrosesan pesanan dalam rangka penjualan (subscription),

-9- pembelian kembali/pelunasan (redemption), dan/atau pengalihan investasi (switching). (3)! Cakupan layanan S-INVEST terkait kegiatan Transaksi Aset Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi paling kurang: a.! Perolehan (investasi) dan pelepasan (divestasi) aset dasar Produk Investasi; Deleted:,(post trade) Formatted:!Indonesian,!Not!Highlight b.! Alokasi; c.! Pairing & matching; d.! Konfirmasi transaksi; e.! Instruksi penyelesaian. (4)! Cakupan layanan S-INVEST terkait kegiatan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi paling kurang: a.! Pelaporan yang terkait dengan pemenuhan kewajiban pelaporan Pengguna S-INVEST ke Otoritas Jasa Keuangan atau pun otoritas lain yang berwenang dalam rangka pemenuhan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b.! Pelaporan yang terkait dengan laporan Transaksi Produk Investasi kepada nasabah; c.! Pelaporan yang terkait dengan laporan berkala atas Produk Investasi kepada nasabah. Formatted:!Indent:!Left:!!0.93!cm,!Hanging:!!0.75!cm Bagian Keempat Batasan Akses Penggunaan S-INVEST Pasal 16! Dalam rangka menunjang keamanan dan menjaga kerahasiaan data dalam penggunaan S-INVEST, Penyedia S-INVEST wajib menetapkan batasan akses S-INVEST bagi setiap Pengguna S-INVEST. Pasal 17! Setiap Pengguna S-INVEST wajib mematuhi batasan

-10- akses penggunaan S-INVEST yang ditetapkan oleh Penyedia S-INVEST. BAB V PELAPORAN Pasal 18! (1)! Penyedia S-INVEST wajib menyampaikan laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat hal-hal sebagai berikut: a.! Rencana perubahan atau pengembangan sistem termasuk penambahan layanan dan fitur sistem yang memerlukan penyesuaian sistem Pengguna S-INVEST; b.! Kegagalan sistem seperti gangguan dan/atau kerusakan pusat data yang menyebabkan Pengguna S-INVEST tidak dapat menggunakan sistem; Deleted:,dan/atau jaringan Deleted:,sebagian besar c.! Kegagalan keamanan sistem yang disebabkan karena peretasan sistem; dan/atau d.! Kegagalan sistem yang disebabkan oleh kondisi kahar (force majeur) seperti bencana alam. (2)! Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum implementasi perubahan atau pengembangan sistem dilaksanakan. (3)! Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d disampaikan paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak terjadinya hal tersebut. (4)! Dalam hal batas waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) jatuh pada hari libur, laporan tersebut wajib disampaikan pada 1 (satu) hari kerja berikutnya. Deleted:,1 Deleted:,satu Formatted:!Indonesian (5)! Penyedia S-INVEST wajib memberitahukan segera pada hari yang sama kepada Pengguna S-INVEST

-11- apabila terjadi hal-hal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d. Pasal 19! Pengguna S-INVEST yang bertindak sebagai Bank Kustodian Reksa Dana wajib menyampaikan: Deleted:,terbuka a.! laporan yang memperlihatkan posisi keuangan dari masing-masing Reksa Dana kepada Otoritas Jasa Keuangan; b.! informasi keuangan Reksa Dana kepada Manajer Investasi pada setiap awal hari kerja sebagaimana dimaksud dalam peraturan Tentang Laporan Reksa Dana melalui S-INVEST. Pasal 20! Pengguna S-INVEST yang bertindak sebagai Bank Kustodian Reksa Dana Penyertaan Terbatas wajib menyampaikan laporan Reksa Dana Penyertaan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas melalui S-INVEST. Deleted:,terbuka Pasal 21! Laporan Produk Investasi selain Reksa dana, yang wajib disampaikan melalui S-INVEST ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Pasal 22! Kewajiban Bank Kustodian untuk menyampaikan: a.! Surat/bukti konfirmasi atas pelaksanaan perintah penjualan (subscription), pembelian kembali/pelunasan (redemption), dan/atau pengalihan (switching) saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana kepada pemegang saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana; Formatted:!Font:Italic Formatted:!Font:Italic Formatted:!Font:Italic b.! laporan berkala kepada setiap pemegang saham atau

-12- Unit Penyertaan terkait mutasi kepemilikan saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana serta posisi kepemilikan saham atau Unit Penyertaan; dan c.! laporan kegiatan bulanan Manajer Investasi kepada Otoritas Jasa Keuangan; sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangan yang berlaku, wajib dibuat berdasarkan data yang diunduh melalui S-INVEST. BAB VI SANKSI Pasal 23! (1)! Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan berwenang mengenakan sanksi administratif terhadap setiap pihak yang melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini, termasuk pihak-pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut berupa: a.! Peringatan tertulis; b.! Denda, yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu; c.! Pembatasan kegiatan usaha; d.! Pembekuan kegiatan usaha; e.! Pencabutan izin usaha; f.! Pembatalan persetujuan; dan g.! Pembatalan pendaftaran. (2)! Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului pengenaan sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.

-13- (3)! Sanksi administratif berupa denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dikenakan secara tersendiri atau secara bersama-sama dengan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g. Pasal 24! Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1), Otoritas Jasa Keuangan dapat melakukan tindakan tertentu terhadap setiap pihak yang melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini. Pasal 25! Otoritas Jasa Keuangan dapat mengumumkan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) dan tindakan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 kepada masyarakat. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 26! (1)! Kewajiban untuk menggunakan dan menyampaikan laporan melalui S-INVEST sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini secara penuh, mulai berlaku pada tanggal 1 September 2016. Formatted:!Indonesian (2)! Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku sampai dengan kewajiban untuk menggunakan dan menyampaikan laporan melalui S-INVEST berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini berlaku secara penuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengguna S-INVEST harus melakukan uji coba penggunaan sistem melalui sistem yang ditetapkan oleh Penyedia S-INVEST.

-14- BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 27! Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 2016 KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, MULIAMAN D. HADAD Diundangkan di Jakarta Pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR PENJELASAN

-15- ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU I.! UMUM Pengaturan pengelolaan investasi di bidang Pasar Modal tidak hanya meliputi produk pengelolaan investasi seperti Reksa Dana, Efek Beragun Aset, Dana Investasi Real Estat, Kontrak Pengelolaan Dana Nasabah Individual, dan produk investasi lain yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan melainkan juga meliputi pengaturan mengenai pihak-pihak yang melakukan kegiatan pengelolaan investasi seperti Manajer Investasi, Bank Kustodian, Agen Penjual Efek Reksa Dana, atau pun Bank sebagai dealer. Bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan pengelolaan investasi, perlu adanya Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu yang didukung dengan infrastruktur peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang memadai. Dimana pengaturan tersebut dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum bagi penyediaan dan penggunaan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu di Indonesia. Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu merupakan sarana elektronik terpadu yang yang mengintegrasikan seluruh proses Transaksi Produk Investasi, Transaksi Aset Dasar, dan pelaporan di industri pengelolaan investasi. Dalam peraturan ini, diatur mengenai Penyedia dan Pengguna Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu termasuk kewajiban dan larangannya, sumber data, batasan akses informasi, dan pelaporan. II.! PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3

-16- Pasal 4 Huruf a Huruf b Contoh mekanisme atau prosedur operasional standar penyelenggaraan S-INVEST dalam ketentuan ini misalnya; mekanisme penatalaksanaan Transaksi Aset Dasar dan Pasca Transaksi Produk Investasi. Huruf c Pada praktiknya rencana kelangsungan bisnis biasa disebut dengan business continuity plan. Huruf d Pada praktiknya fasilitas pengganti pusat data biasa disebut dengan disaster recovery center. Huruf e Huruf f Huruf g Huruf h Pasal 5 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3)

-17- Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan Manajer Investasi, Perantara Pedagang Efek, dan Bank Kustodian adalah Manajer Investasi, Perantara Pedagang Efek dan Bank Kustodian sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal. Yang dimaksud dengan Agen Penjual Efek Reksa Dana adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Tentang Agen Penjual Efek Reksa Dana. Yang dimaksud dengan Bank sebagai dealer adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangan yang berlaku, yang bertindak sebagai dealer dari surat utang atau obligasi. Pasal 9 Ayat (1) Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e

-18- Yang dimaksud dengan sistem yang terkoneksi adalah sistem yang memungkinkan pertukaran data antara Pengguna Jasa S-INVEST dan Penyedia Jasa S-INVEST. Huruf f Huruf g Huruf h Huruf i Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan rekening terpisah adalah rekening milik nasabah yang ada di S-INVEST. Huruf b Yang dimaksud dengan nomor identitas tunggal pemodal yang pada praktiknya sering disebut dengan single investor identification adalah nomor identitas tunggal pemodal pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Huruf c Huruf d Huruf e Ayat (3) Pasal 10

-19- Cukup jelas Pasal 11 Ayat (1) Ayat (2) Pasal 12 Batasan akses yang dimaksud dalam ketentuan ini misalnya data nasabah Reksa Dana ABC hanya dapat diakses oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian Reksa Dana ABC. Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Ayat (1) Sentralisasi data dalam ketentuan ini mencakup sentralisasi data nasabah, data Transaksi Produk Investasi dan data Transaksi Aset Dasar. Data yang tersentralisasi dimaksud, dapat dapat dipergunakan Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka pengawasan kegiatan pengelolaan investasi. Ayat (2) Cukup Jelas. Ayat (3) Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan alokasi adalah penentuan jumlah atau proporsi suatu Efek untuk suatu Produk Investasi. Huruf c Yang dimaksud dengan Pairing & matching adalah proses pemasangan/pencocokan Efek.

-20- Huruf d Konfirmasi transaksi pada praktiknya biasa disebut dengan trade confirmation. Yang dimaksud dengan konfirmasi transaksi adalah konfirmasi transaksi Efek dari Perantara Pedagang Efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangan di Bidang Pasar Modal. Huruf e Instruksi penyelesaian pada praktiknya biasa disebut dengan settlement instruction. Yang dimaksud dengan instruksi penyelesaian adalah instruksi atas penyelesaian transaksi Efek yang diberikan oleh Manajer Investasi kepada Perantara Pedagang Efek. Ayat (4) Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan laporan Transaksi Produk Investasi kepada nasabah adalah konfirmasi dan laporan kepada nasabah atas penjualan (subscription), pembelian kembali/pelunasan (redemption), dan/atau pengalihan investasi (switching) Produk Investasi sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku, yang informasinya dapat disampaikan melalui sistem AKSes. Huruf c Yang dimaksud dengan laporan berkala atas Produk Investasi kepada nasabah adalah laporan berkala kepada nasabah yang berkaitan dengan jumlah kepemilikan Produk Investasi nasabah sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku, yang informasinya dapat disampaikan melalui sistem AKSes. Pasal 16 Pasal 17

-21- Pasal 18 Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5) Pasal 19 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

-22-