BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab II pasal 3 mengamanatkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kurikulum merupakan ciri utama pendidikan disekolah, dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu bi dang studi yang menduduki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. individu (Mudyahardjo Redja, 2001: 6). Pendidikan nasional Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN sangat banyak sekali perubahan setiap pergantian Menteri Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dengan pendidikan. Pentingnya pendididkan itu

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 tentang System Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

1. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terlibat dalam semua kegiatan belajar mengajar. Diantara faktor-faktor tersebut adalah siswa, guru, kebijakan pemerintah dalam membuat kurikulum, serta dalam proses belajar seperti metode, sarana dan prasarana (media pembelajaran), model, dan pendekatan belajar yang digunakan. Kondisi riil dalam pelaksanaannya latihan yang diberikan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep. Rendahnya mutu pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru maupun sarana dan prasarana yang ada, minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang rendah, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai akan menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Saat sekarang ini sistem pembelajaran harus sesuai dengan Kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang baru memiliki arah dan paradigma yang berbeda dibandingkan kurikulum-kurikulum sebelumnya, yakni kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Dalam kurikulum 2004 (KBK) sistem penilaian Selain itu kurikulum erat sekali kaitannya dengan teori pendidikan. Teori tentang kurikulum dijabarkan melalui teori pendidikan. Menurut Sukmadinata Sudrajat, (2008:12) mengemukakan empat 1

2 teori pendidikan yang berhubungan dengan kurikulum, yaitu: (1) pendidikan klasik; (2) pendidikan pribadi; (3) teknologi pendidikan dan (4) teori pendidikan interaksional. Setiap kurikulum akan mencerminkan teori pendidikan yang digunakan. Pada teori-teori pendidikan itu, evaluasi tetap menjadi hal penting dibicarakan. Jadi pendidikan tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik. (Solopos. 29 Agustus 2013. Kurikulum 2013: Sistem Pendidikan Baru Gunakan 9 Penilaian). Permasalahan yang dialami dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dialami oleh siswa meliputi hal-hal seperti; sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan belajar, kebiasaan belajar dan cita-cita siswa. Faktor-faktor internal ini akan menjadi masalah sejauh siswa tidak dapat menghasilkan tindak belajar yang menghasilkan hasil belajar yang baik. (Dimyati & Mudjiono, 2002). Faktor eksternal meliputi hal-hal sebagai berikut; guru sebagai pembimbing belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan siswa di sekolah, dan kurikulum sekolah. Dari sisi guru sebagai pembelajar maka peranan guru dalam mengatasi masalah-masalah eksternal belajar merupakan prasyarat terlaksananya siswa dapat belajar. (Dimyati & Mudjiono, 2002).

3 Sebagai bagian integral dari kurikulum pembelajaran di persekolahan, selayaknya disampaikan secara menarik dan penuh makna dengan memadukan seluruh komponen pembelajaran secara efektif. Selain itu, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sebagai disiplin ilmu yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap dinamika perkembangan masyarakat. Dalam praktek pembelajarannya harus senantiasa memperhatikan konteks yang berkembang. Pendekatanpendekatan pembelajaran efektif yang diambil dari teori pendidikan modern menjadi salah satu instrumen penting untuk diperhatikan agar pembelajaran tetap menarik bagi peserta didik serta senantiasa relevan dengan konteks yang berkembang. Tujuan utama pendidikan pancasila dan kewarganegaraan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah moral bangsa Indonesia yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat secara umum. Untuk mencapai tujuan di atas, diperlukan strategi yang memadukan setiap komponen pembelajaran secara integrated dan koheren. Penentuan materi yang tepat, metode yang efektif, media dan sumber pembelajaran yang relevan serta proses evaluasi yang dapat mengukur tingkat pencapaian proses dan hasil terhadap tujuan pembelajaran menjadi pekerjaan utama para aktor pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

4 Peran pendidik yang kini mengalami pergeseran dari teacher centered menuju student centered merupakan suatu fenomena yang memiliki makna filosofis terhadap praktek pembelajaran di persekolahan. Oleh karenanya, guru abad sekarang harus mampu meningkatkan profesionalismenya serta senantiasa beradaptasi dengan dinamika perkembangan dunia pendidikan pada khususnya dan dinamika global pada umumnya. Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah adalah untuk perbaikan sistem pendidikan. Meskipun pada kenyataannya setiap kurikulum pasti memiliki kekurangan dan perlu dievaluasi serta diperbaiki agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik. pada dasarnya, perubahan kurikulum dilakukan dengan dua cara, yakni dengan mengganti beberapa komponen didalam kurikulum ataupun mengubah secara keseluruhan komponen-komponen kurikulum. Di Indonesia, semenjak pasca kemerdekaan tercatat sembilan kali perubahan kurikulum. Pada Kurikulum Periode 1947 sampai 1994 kurikulum di Indonesia bersifat sentralistik. Namun, ketika penerapan kurikulum KBK dan 2013 telah diberlakukan kurikulum secara desentralistik dimana sekolah mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum dan diterapkan di setiap satuan pendidikan masingmasing. Setidaknya ada tiga konsep tentang kurikulum 2013, yaitu: kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi. Sebagai substansi konsep ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan konsep kurikulum sebelumnya, namun dalam kurikulum 2013 ini lebih bertumpu kepada kualitas guru sebagai Implementator dilapangan.

5 Sebagai konsep sistem ini dapat dipastikan mengalami perubahan dari konsep kurikulum yang sebelumnya, sebab wacana pergantian kurikulum dalam sistem pendidikan memang merupakan hal yang wajar, mengingat perkembangan alam manusia terus mengalami perubahan. Namun, dalam menentukan sistem yang baru diharapkan para pembuat kebijakan jangan asal merubah saja, melainkan harus menentukan terlebih dahulu kerangka, konsep dasar maupun landasan filosofis yang mengaturnya. Sedangkan sebagai bidang studi ini merupakan bidang kajian kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Keberhasilan Kurikulum 2013 dapat diketahui dari perwujudan indikator Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam pribadi peserta didik secara utuh. Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Meskipun demikian, keberhasilan kurikulum 2013 menghasilkan yang kreatif, inovatif, serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan. Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang pernah diuji cobakan pada tahun 2006. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan secara bersamaan. Aspek pedagogis menunjuk pada kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan. Aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa proses belajar itu sendiri. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi kurikulum, guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran efektif dan bermakna

6 (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih proses pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan manusia terdidik, yaitu manusia yang memiliki perilaku, cara berpikir, dan berkesadaran sesuai dengan kebudayaan masyarakat. Pendidikan menengah berfungsi mempersiapkan para pemuda untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Dengan demikian, kurikulum terdapat dalam Pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang bisa melibatkan lebih dari satu indra akan berpengaruh terhadap kualitas informasi yang diterima, dan semakin efektifnya dalam proses mengingat terhadap informasi yang sudah diterima dalam kemajuan dan kebaikan pendidikan. Perkembangan terbarunya penerapan kurikulum pendidikan 2013 mulai dievaluasi. Penerapan Kurikulum 2013 menekankan pada upaya guru dalam memberikan motivasi dan peningkatan keterampilan dimana dikemukakan juga pada PERMENDIKNAS no 71 tahun 2013 mengenai Struktur Kurikulum menjelaskan Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Tidak hanya itu,

7 kurikulum 2013 juga disebut memiliki basis yang cukup mirip dengan kurikulum berbasis kompetensi. Karena Kurikulum 2013 mengedepankan interaksi antara siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Saat ini yang dipercaya menjadi pilot project Kurikulum 2013 diantaranya SMA Batik 2 Surakarta. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan mencoba melakukan penelitian dengan judul : Implementasi Kurikulum Tahun 2013 Tentang Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Studi Kasus: Di Kelas X IS 1 SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015). B. Perumusan Masalah Rumusan masalah sangat penting dalam suatu penelitian, karena kita akan mudah mengidentifikasi persoalan yang akan kita teliti. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut: Bagaimanakah Implementasi Kurikulum Tahun 2013 tentang evaluasi dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini supaya mencapai hasil seperti apa yang diharapkan dan dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

8 Untuk mendiskripsikan implementasi Kurikulum Tahun 2013 tentang evaluasi dalam Proses Pembelajaran di SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian 1. Manfaat atau kegunaan teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam Evaluasi Pada Proses Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. b. Penelitian ini sebagai suatu karya ilmiah diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat atau kegunaan praktis a. Manfaat bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan mengenai Evaluasi dalam Proses Pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. b. Manfaat bagi guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam Evaluasi Pada Proses Pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. c. Manfaat bagi siswa, dengan Kelas X IIS 1 Evaluasi Proses Pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 oleh guru maka implementasi kurikulum 2013 akan lebih maksimal sehingga siswa akan lebih kreatif, inovatif dan berkarakter.

9 E. Daftar Istilah 1. Implementasi Menurut El-Kawaqi, 2012 : 12 Implementasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang atau didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya 2. Evaluasi Menurut Asep, Jihad dan Abdul Haris, 2013: 54 Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa, yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan selanjutnya. 3. Pembelajaran Menurut Asep, Jihaddan Abdul Haris, 2013: 11 Pembelajaran adalah suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran.

10 4. Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Depdiknas, 2006:49 Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mefokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 5. Kurikulum 2013 Menurut Berlin Sani dan Imas Kurinasih, 2014:3 Kurikulum 2013 adalah sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.