Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 213 sebanyak 35.591 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 213 sebanyak 7 Perusahaan Jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 213 sebanyak 8 Unit Jumlah sapi/kerbau di Kabupaten Aceh Selatan pada 1 Mei 213 sebanyak 7.12 ekor BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ACEH SELATAN
Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST213 merupakan amanat UndangUndang Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari FAO yang menetapkan The World Programme for the 21 Around Agricultural Censuses Covering Periode 26215. Pelaksanaan ST213 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada bulan Mei 213, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada bulan November 213 dan Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada bulan MeiOktober 214. Buku ini disusun untuk memberi gambaran awal hasil ST213 mengenai jumlah rumah tangga usaha pertanian, jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum, dan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan rumah tangga usaha pertanian di seluruh Indonesia. Di samping itu, publikasi ini juga menyajikan jumlah sapi dan kerbau dari hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 211 dan hasil ST213. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada website http\\st213.bps.go.id. Publikasi ini merupakan persembahan perdana dari berbagai publikasi yang akan diterbitkan BPS terkait dengan pelaksanaan ST213. Kami mengucapkan terima kasih yang setinggitingginya atas bantuan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah ikut berpartispiasi dalam menyukseskan Sensus Pertanian 213. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan publikasi ini, kami juga mengucapkan terima kasih. Tapaktuan, 17 Agustus 213 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Selatan H. Mukhtaruddin, SE
Dengan Sensus Pertanian 213 Kita Bangun Database untuk Perencanaan Pembangunan Pertanian yang lebih baik
Diseminasi Angka Tetap ST213 Rangkaian Kegiatan ST213 Pengolahan ST213L di Provinsi Diseminasi Angka Sementara ST213 Pengolahan ST213P di Kabupaten Pelaksanaan Sensus Pertanian 131 Mei 213 Pemutakhiran ST213P Pencacahan ST213L Pelatihan Petugas Pencacah Lengkap (PCL) Pelatihan Instruktur Daerah (INDA) Pelatihan Instruktur Nasional (INNAS) Pembahasan Konsep dan Definisi ST213 Workshop Internal BPS dan Rapat Interkementerian/Lembaga 1. Pelatihan Petugas Pengolah 2. Monitoring Kualitas 3. Evaluasi Pasca Survey 4. Editing/Coding (Coaching)
Rangkaian Kegiatan ST213
1973 1963 Sensus pertanian pertama. Cakupan wilayah daerah perdesaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya (Papua). Satuan wilayah sensus terkecil adalah lingkungan. Tujuan utama mendapatkan data statistik di sektor pertanian yang dapat menggambarkan struktur pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan penggunaan lahan, irigasi, penggunaan pupuk, ternak, rumah tangga pertanian, tenaga kerja pertanian, fasilitas transportasi untuk menjual hasil pertanian, alatalat pertanian. Hasil sensus belum sempura, disebabkan antara lain presisi sampling design rendah, response rate belum optimal, dan Landreform yang dilancarkan pemerintah dengan UndangUndang No.5 Tahun 196 yang berpengaruh terhadap jawaban responden. 1983 Sensus Pertanian yang kedua Cakupan wilayah daerah perdesaan dan perkotaan di seluruh Indonesia, kecuali Irian Jaya. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Pengumpulan data pada pertanian rakyat, perkebunan rakyat dan perkebunan besar, perikanan laut dan perikanan tambak dilakukan secara terpisah dan dalam waktu yang berbeda. Pencacahan perkebunan besar dilakukan secara lengkap, sedangkan untuk perikanan laut dan tambak hanya dilakukan pada blok sensus terpilih di Sumatera, Jawa, dan Bali. Data yang dikumpulkan (a) struktur pertanian rakyat yang meliputi data penguasaan dan penggunaan lahan pertanian; struktur tanaman musiman dan tahunan; peternakan; perikanan laut dan darat; peralatan pertanian; pengairan; pemupukan; dsb. (b) Potensi pertanian masingmasing desa yang meliputi luas dan penggunaan tanah; keadaan pengairan dan potensi pengairan; fasilitas pengolahan; pemasaran; pengangkutan dan penggudangan; mekanisme pertanian; perikanan; koperasi; dsb. (c) Data perkebunan besar seperti struktur perkebunan; jenis tanaman; luas dan produksi; pengolahan hasil perkebunan dan pemasarannya; dsb. (d) Data perikanan laut yang meliputi rumah tangga perikanan; alatalat penangkap ikan; perahu/kapal perikanan; penanaman modal; dan jumlah nelayan. Sensus pertanian yang ketiga. Cakupan semua kegiatan di sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perburuan) di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya dan Timor Timur, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Data yang dikumpulkan sama dengan Sensus Pertanian 1973. Konsep pertanian 1983 rumah tangga pertanian mencakup Rumah tangga pertanian pengguna lahan Tanaman padi/palawija, tanaman hortilkultura, tanaman perkebunan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/sawah, dan budidaya ikan/biota lain di tambak air payau. Rumah tangga pertanian yang tidak menggunakan lahan Budidaya ikan/biota lain di laut, budidaya ikan/biota lain di perairan umum, Penangkapan ikan/biota lain di laut, dan penangkapan ikan/biota lain di perairan umum Pengumpulan data pokok di sektor pertanian, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, dilakukan melalui pendaftaran rumah tangga pertanian pada blok sensus terpilih. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu pencacahan lengkap untuk perusahaan pertanian, KUD, Podes dan pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian.
1993 Sensus pertanian yang keempat. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan di seluruh Indonesia, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pencacahan sampel untuk rumah tangga pertanian hanya dilakukan di wilayah kabupaten daerah perdesaan. Satuan wilayah sensus terkecil adalah wilayah pencacahan (wilcah). Sebagai persiapan pencacahan, setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran wilcah. Konsep rumah tangga pertanian mengalami perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayukayuan kehutanan, dan setiap komoditas yang diusahakan harus memenuhi Batas Minimal Usaha (BMU) sedangkan untuk rumah tangga pertanian tidak menggunakan lahan ditambah dengan usaha pemungutan hasil hutan dan atau penangkapan satwa liar serta usaha di bidang jasa pertanian. 213 23 Sensus pertanian yang kelima. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga, baik di daerah perdesaan dan perkotaan, dilakukan di seluruh Indonesia pada bulan Agustus 23, kecuali di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dilaksanakan pada bulan Mei 24. Pendaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan perkotaaan kecuali daerah perkotaan bukan pantai dan non konsentrasi pertanian dilakukan secara sampel. Pedaftaran bangunan dan rumah tangga dilakukan diseluruh Indonesia pada bulan Agustus 23, kecuali Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaksanakan pada bulan Mei 24. Satuan wilayah sensus terkecil adalah blok sensus. Setahun sebelumnya dilakukan pemutakhiran blok sensus sebagai persiapan pencacahan. Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993 (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya up dating direktori perusahaan pertanian, (b) kegiatan listing dilakukan secara lengkap di daerah perdesaan dan sampel di daerah perkotaan, (c) penarikan sampel untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan dilakukan per komoditas sedangkan perikanan menurut jenis budidaya atau sarana penangkapan, (d) jumlah komoditas yang dicakup diperluas. Konsep rumah tangga pertanian sama dengan 1993. Pengolahan data dilakukan dengan scanner. Sensus Pertanian keenam. Pelaksanaan di seluruh wilayah Indonesia pada bulan Mei 213. Satuan wilayah sensus terkecil adalah Blok Sensus. Dalam pelaksanaan pencacahan lengkap, dilakukan dua kali kunjungan yaitu pertama melakukan pemutakhiran rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian pada kunjungan kedua melakukan pencacahan lengkap usaha pertanian. Dalam pelaksanaan pemutakhiran wilayah administrasi dikelompokkan berdasarkan konsentrasi pertaniannya. Untuk daerah konsentrasi usaha pertanian, dilakukan secara door to door, dan untuk daerah nonkonsentrasi secara snowball. Cakupan usaha pertanian rumah tangga, perusahaan pertanian berbadan hukum, dan lainnya yaitu usaha pertanian yang dikelola bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga. Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran/penggemukan komoditas pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dan termasuk jasa pertanian. Pengolahan data dilakukan dengan scanner.
Konsep dan Definisi Sensus Pertanian 213 Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan perusahaan pertanian berbadan hukum dan bukan oleh rumah tangga seperti, pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tanksi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lainlain yang mengusahakana pertanian. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara pada tanggal 1 Mei 213 baik untuk usaha (pengembangbiakan/ penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha (konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/ lainnya). Catatan 1. Dalam publikasi hasil Sensus Pertanian 23 yang diterbitkan BPS, rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang mengusahakan komoditas dimana setiap komoditas harus memenuhi batas minimal usaha (BMU). 2. Dalam tabeltabel di booklet ini data rumah tangga pertanian 23 menggunakan konsep ST213 dan master wilayah 213 untuk rumah tangga usaha pertanian.
Gambaran Umum Usaha Pertanian di Kabupaten Aceh Selatan Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 213, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Aceh Selatan sebanyak 35591 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 7 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 8 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Kluet Utara, Meukek, dan Pasie Raja merupakan tiga kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masingmasing 4.16 rumah tangga, 3.253 rumah tangga, dan 2.768 rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Bakongan merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 567 rumah tangga. Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan rumah tangga di Kabupaten Aceh Selatan untuk perusahaan sebanyak 7 unit dan lainnya 8 unit. Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di Kecamatan Sawang dan Meukek yaitu sebanyak masingmasing 2 perusahaan yaitu PPI (Pelabuhan Pendaratan Ikan). Sedangkan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian terbanyak terdapat di Kecamatan Sawang, yaitu sebanyak 2 unit.
Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Kabupaten Aceh Selatan Tahun 29 dan 213 Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 213, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Aceh Selatan mengalami penurunan sebanyak 28 rumah tangga dari 35.871 rumah tangga pada tahun 29 menjadi 35.591 rumah tangga pada tahun 213. Kecamatankecamatan yang mengalami penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian, yaitu kecamtan Bakongan Timur, Kluet Selatan, Kluet Timur, Kluet Utara, Pasieraja, Tapaktuan, Samadua, Sawang, Labuhanhaji dan Labuhanhaji Timur. Sedangkan Kecamatan yang mengalami peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian yaitu Kecamatan Trumon, Trumon Tmur, Trumon Tengah, Bakongan, Kota Bahagia, KLuet Tengah, Meukek, dan Labuhanhaji Barat. Kecamatan yang relative tidak terlalu signifikan peningkatan jumlag rumah tangga pertaniannya yaitu Kecamatan Bakongan Timur, Kluet Timur, dan Labuhan haji masing masing dengan peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 4, 12, dan 9 Rumah Tangga. Grafik Perubahan Jumlah Rumah Tangga Pertanian Per kecamatan berdasarkan Hasil PLUT 29 dan ST213 di Kabupaten Aceh Selatan 5. 4. 3. 2. 1. PLUT29 1 11 12 2 21 22 3 31 4 41 42 5 6 7 8 9 91 92 ST213
Banyaknya Usaha Pertanian Berdasarkan Hasil Pendataan Lengkap Usaha Pertanian 29 dan Sensus Pertanian 213 Menurut Kecamatan dan Cakupan Usaha 29* Kode Kabupaten (1) (2) 213 Pertumbuhan (23 213) RTP Perusahaan RTP Perusahaan Lain nya (3) (4) (5) (6) (7) RTP Perusahaan Absolut % Absolut % (8) (9) (1) (11) 819 931 112 13,68 TRUMON TIMUR 1.284 1 1.414 1 13 1,12 12 TRUMON TENGAH 1.2.144 24 2,35 2 BAKONGAN 484 567 83 17,15 21 BAKONGAN TIMUR 994 99 4,4 22 KOTA BAHAGIA 1.266 1.479 213 16,82 3 KLUET SELATAN 2.52 2.415 87 3,48 31 KLUET TIMUR 2.17 2.95 12,57 4 KLUET UTARA 4.285 4.16 125 2,92 41 PASIE RAJA 2.899 2.768 131 4,52 42 KLUET TENGAH 1.419 1.447 28 1,97 5 TAPAKTUAN 2.154 1 2.1 1 154 7,12 6 SAMADUA 2.521 2.2 32 12,7 7 SAWANG 2.694 2 2.625 2 69 2,56 8 MEUKEK 3.193 2 3.253 2 6 1,88 9 LABUHANHAJI 1.779 1 1.77 1 9,51 91 LABUHANHAJI TIMUR 1.999 1.853 146 7,3 92 LABUHANHAJI BARAT 2.443 2.57 127 5,2 35.871 7 35.591 7 28,78 1 TRUMON 11 Aceh Selatan Catatan Untuk tahun 23 tidak dilakukan pendataan terhadap nonrumah tangga usaha pertanian * Untuk tahun 23 di Provinsi Aceh tidak dilakukan Sensus Pertanian, diganti dengan Pendataan Lengkap Usaha Tani 29 Keterangan RTP (Rumah Tangga Pertanian), Perusahaan (Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum), Lainnya (Perusahaan Tidak Berbadan Hukum atau Bukan Usaha Rumah Tangga Usaha Pertanian)
Perbandingan Jumlah Sapi dan Kerbau di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 211 dan 213 Pelaksanaan Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 211 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 13 Juni 211, mencatat populasi sapi dan kerbau kondisi 1 Juni 211. Populasi sapi dan kerbau hasil PSPK di Kabupaten Aceh Selatan mencapai 7.862 ekor. Sementara itu, dari hasil sensus pertanian 213, populasi sapi dan kerbau mencapai 7.12 ekor. Berdasarkan hasil sensus pertanian 213 apabila dirinci menurut wilayah, kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling banyak adalah Kecamatan Kluet Utara dengan jumlah populasi sebanyak 1.414 ekor, kemudian Kec. Pasieraja sebanyak 895 ekor, dan Kec. Labuhanhaji Barat sebanyak 565 ekor. Sedangkan Kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling sedikit adalah Kec. Trumon Timur dengan jumlah populasi sebanyak 19 ekor. Grafik Jumlah Ternak Sapi dan Kerbau hasil PSPK211 dan ST213 2.5 2. 1.5 PSPK211 1. ST213 5 1 11 12 2 21 22 3 31 4 41 42 5 6 7 8 9 91 92
Jumlah Sapi dan Kerbau Berdasarkan Hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 211 dan Sensus Pertanian 213 Menurut Provinsi (ekor) No Provinsi 211 213 (1) (2) (3) (4) 1 TRUMON 2 TRUMON TIMUR 3 Pertumbuhan 211213 Absolut % (5) (6) 418 483 65 15,55 83 19 64 77,11 TRUMON TENGAH 196 176 2 1,2 4 BAKONGAN 311 361 5 16,8 5 BAKONGAN TIMUR 293 32 27 9,22 6 KOTA BAHAGIA 26 18 8 3,77 7 KLUET SELATAN 553 483 7 12,66 8 KLUET TIMUR 25 133 72 35,12 9 KLUET UTARA 1.981 1.414 567 28,62 1 PASIE RAJA 792 895 13 13,1 11 KLUET TENGAH 371 382 11 2,96 12 TAPAKTUAN 67 72 5 7,46 13 SAMADUA 459 435 24 5,23 14 SAWANG 45 452 47 11,6 15 MEUKEK 412 328 84 2,39 16 LABUHANHAJI 24 183 21 1,29 17 LABUHANHAJI TIMUR 354 293 61 17,23 18 LABUHANHAJI BARAT 732 565 167 22,81 7.862 7.12 85 1,81 ACEH SELATAN
Penyebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 29 Rumah Tangga Pertanian 29 < 1.2 RT 1.21 1.7 RT 1.71 2.2 RT 2.21 4. RT > 4.5 RT
Penyebaran Rumah Tangga Usaha Pertanian di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 213 Rumah Tangga Pertanian 213 < 1. RT 1.21 1.7 RT 1.71 2.2 RT 2.21 4. RT > 4.5 RT
Penyebaran Ternak Sapi dan Kerbau di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 211 Jumlah Ternak Sapi dan Kerbau < 1 Ekor 11 2 Ekor 21 46 Ekor 461 8 Ekor > 81 Ekor
Penyebaran Sapi dan Kerbau di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 213 Jumlah Ternak Sapi dan Kerbau < 1 Ekor 11 2 Ekor 21 46 Ekor 461 8 Ekor > 81 Ekor
Setiap pembangunan, termasuk pula pembangunan di bidang pertanian, bila diharapkan berhasil baik maka memerlukan perencanaan yang matang dan teliti serta didasarkan atas angkaangka statistik khususnya di bidang pertanian yang lengkap, aktual, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya Sensus Pertanian 213 ini, diharapkan dapat memberi solusi dan pencerahan dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk membuat kebijakan dan evaluasi program pembangunan pertanian. Semoga dengan tema Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik, kiranya dapat menjadi penyemangat bagi semua kalangan pengambil kebijakan demi terwujudnya masa depan petani yang lebih baik.
Ucapan Terima Kasih Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Selatan mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaian kegiatan Sensus Pertanian 213. Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terima kasih kepada Bupati Aceh Selatan Wakil Bupati Aceh Selatan Ketua DPRK Aceh Selatan Anggota DPRK Aceh Selatan Para Kepala Dinas/Lembaga dan Instansi terkait Para Camat di Kabupaten Aceh Selatan Para Kepala Desa di Kabupaten Aceh Selatan Para Petugas Lapangan Sensus Pertanian 213 Seluruh Warga Negara Republik Indonesia yang telah membantu menyukseskan Sensus Pertanian 213
Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ACEH SELATAN Jl. T. Raja Angkasah Gampong Lhok Bengkuang, Tapaktuan Telp. (656) 2124 Fax. (656) 2124 Homepage http//acehselatankab.bps.go.id Email bps113@bps.go.id