BAB I PENDAHULUAN. mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun

BAB I PENDAHULUAN. sampai meninggal dunia, Kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan itu dilakukan melalui proses atau tahapan-tahapan kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

Sulistiyati, dkk. Hubungan Antara Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah dengan Kompetensi Paedagogik Guru SD 13

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada sisi lain, arus. (SDM) yang berkualitas. Dalam suatu organisasi untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. jawab kepala sekolah. Pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengikuti proses

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

ANGKET UNTUK KEPALA SEKOLAH

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : SITI ANA MISROKHAH A

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks. Kondisi tersebut akan membawa dampak luas dan bervariasinya

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan manajemen sekolah baik yang konvensional maupun yang

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan mengemban misi yang besar dan mulia untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Selfi Yugastiyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan manajemen suatu lembaga pendidikan (sekolah) sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tertuju pada pencapaian mutu dan kinerja pendidikan. Melalui kegiatan

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH DASAR TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

PROFESIONALISME KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Kajian Konsep Dan Teoritis)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN. Nomor : 800 / 0017 / 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SELEKSI PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh data empirik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan atau kesuksesan pelaksanaan kepemimpinan kepala. sekolah dalam mengelola organisasi pendidikan dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mengembangkan sekolah tidak terlepas dari adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ai Mintarsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepala Sekolah merupakan seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Dengan ini Kepala Sekolah bisa dikatakan sebagai pemimpin di satuan pendidikan yang tugasnya menjalankan menejemen satuan pendidikan yang dipimpin. Wahjosumidjo (2005: 83) mengartikan Kepala Sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Pada tingkat operasional, Kepala Sekolah adalah orang yang berada di garis terdepan yang mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Kepala Sekolah diangkat untuk menduduki jabatan bertanggung jawab mengkoordinasikan upaya bersama mencapai tujuan pendidikan pada level sekolah yang dipimpin. Tentu saja Kepala Sekolah bukan satu-satunya yang bertanggung jawab penuh terhadap suatu sekolah, karena masih banyak faktor lain yang perlu diperhitungkan seperti: guru, peserta didik, dan lingkungan yang mempengaruhi proses pembelajaran. 1

2 Namun Kepala Sekolah memiliki peran yang sangat mempengaruhi jalannya sistem yang ada dalam sekolah Mulyasa (2007: 24) Kepala Sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala Sekolah adalah penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana juga sebagai supervisor pada sekolah yang dipimpinnya. Agar sekolah dapat mencapai tujuannya secara etektif dan efesien, maka kepala sekolah harus melaksanakan fungsi-fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemberian motivasi, pelaksanaan, pengorganisasian pengendalian, evaluasi dan inovasi. Kepala Sekolah yang baik diharapkan akan membentuk pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru baik. Jika pembelajaran di sekolah baik tentunya akan menghasilkan prestasi siswa dan gurunya yang baik. Mulyasa (2007: 25) Kepala Sekolah bertanggungjawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan sekolah menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah dan guru. Namun, kemampuan Kepala Sekolah dalam memimpin sistem sekolah sangat berpengaruh terhadap terselenggarakannya menejemen yang baik. Kepemimpinan Kepala Sekolah seyogyanya dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan bagi lahirnya iklim kerja dan hubungan antar manusia yang harmonis dan kondusif. Hal ini

3 mengandung arti bahwa kepemimpinan Kepala Sekolah sangat berperan bagi pengelolaan yang sekolah yang baik. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Menurut Sudarwan Danim (2004: 56) kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Martinis Yamin dan Maisah (2010: 74) kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi Kepemimpinan merupakan bentuk strategi atau teori memimpin yang tentunya dilakukan oleh orang yang biasa kita sebut sebagai pemimpin. Dalam kepemimpinan dikenal gaya kepemimpinan yang biasanya digunakan pemimpin dalam mempengaruhi bawahan. Merurut Mifta Thoha (2010: 49) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Jadi dengan gaya kepemimpinan yang tepat Kepala sekolah dapat mempengaruhi dan memotivasi guru agar mencapai tujuan tertentu. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi

4 kompetensi yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Kepala Sekolah diharapkan mampu melaksanakan fungsinya baik sebagai manajer dan leader. Tugas tambahan Kepala Sekolah untuk mengontrol dan membimbing guru di satuan pendidikan dapat dilakukan dengan gaya kepemimpinan yang tepat. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah sangat berpengaruh pada arah dan tujuan sekolah yang direncanakan sebelumnya, termasuk di dalamnya adalah bagaimana mengoptimalkan guru agar dapat bekerja dengan baik dalam satuan pendidikan tersebut. Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah seharusnya dapat memberi motivasi kepada para guru. Motivasi dari Kepala Sekolah ini berupa dorongan yang bersifat membangun sehingga guru menjadi lebih semangat lagi dalam menjalankan tugasnya. Motivasi dari Kepala Sekolah bisa dilakukan saat guru sedang melakukan aktivitas mengajar, saat mengerjakan adminstrasi sekolah, saat menjalankan tugas di luar mewaliki sekolah, atau saat guru sedang santai di luar jam kerja. Setiap motivasi dari Kepala Sekolah terhadap guru-gurunya akan menumbuhkan semangat bagi guru-guru tersebut. Martinis Yamin dan Maisah (2010: 84) menjelaskan motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi perubahan tersebut terjadi disebabkan tertentu pada sistem neorofisiologis dalam organisme manusia. Dengan adanya motivasi pada diri manusia akan terbentuk suatu keadaan seperti motif yang timbul dalam diri untuk mengerjakan sesuatu secara

5 maksimal. Munculnya motif yang membentuk semangat pada diri akan membantu manusia untuk menyelesaikan tugasnya secara maksimal. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, motivasi dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah agar guru dalam melakukan pembelajaran yang profesional sesuai kode etik guru sehingga guru dapat bekerja secara maksimal. Namun jika kita lihat dari sistem pendidikan saat ini, terutama dalam sistem sekolah, sebagian besar Kepala Sekolah belum memberikan motivasi secara maksimal kepada guru. Hal ini tentunya akan berdampak pada guru dalam bekerja di sekolah tersebut. Menurut Drs. Suharyono selaku Kepala UPTD P dan K Wates (wawancara tanggal 7 Mei 2012) sebagian Kepala Sekolah kurang maksimal dalam fungsi menejerial. Secara umum kemampuan kepemimpinan Kepala Sekolah sudah baik, namun Kemampuan kepemimpinan Kepala Sekolah di Gugus I dari 7 Kepala Sekolah hanya terdapat sebagian Kepala Sekolah yang memiliki kualifikasi baik dalam hal mejerial sekolah. Selain itu menurut Drs. Suharyono, Kepala Sekolah masih banyak yang belum tepat dalam menggunakan gaya kepemimpinan. Banyaknya Kepala Sekolah menggunakan gaya yang kurang tepat berkaitan dengan banyak hal contohnya berkaitan dengan SDM yang dimiliki Kepala Sekolah, situasi geografis sekolah dan adanya anggapan bahwa Kepala Sekolah adalah segalanya dalam sekolah, serta lain sebagainya. Dengan anggapan tersebut menciptakan pandangan guru, bahwa seorang Kepala Sekolah adalah orang yang perlu dihormati, disanjung dan dipercaya. Hal ini menimbulkan jarak antara Kepala

6 Sekolah dengan guru di sekolah. Tentunya ini membentuk suasana kerja yang kurang harmonis. Selain itu Kepala Sekolah yang kurang percaya kepada bawahan dalam menjalankan tugas, membentuk pola pikir guru hanya sebagai pelaksana kerja. Guru hanya pelaksana program yang sudah ditentukan Kepala Sekolah. Dengan kurangnya tanggungjawab yang diberikan, guru akan bekerja tanpa ada motivasi kerja yang baik dari Kepala Sekolah. Tentunya ini akan berdampak pada kurang maksimalnya guru dalam bekerja. Dalam lingkup sistem sekolah maka Kepala Sekolah memiliki peran yang penting untuk memberi motivasi guru agar bekerja dengan baik. Seharusnya kepala sekolah membentuk menejerial yang baik dengan sistem pengaturan tugas yang jelas. Sistem menejerial yang baik bisa dibentuk dengan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah yang tepat. Dengan kompetensi yang dimiliki Kepala Sekolah seharusanya dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat sehingga dapat memotivasi bawahannya agar mencapai tujuan yang diharapkan. Sekolah Dasar di Gugus I, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo yang terdiri dari SD Percobaan 4 Wates, SD N 2 Wates, SD N Punukan, SD N Beji, SD N Gadingan, SD IT Ibnu Mas Ud dan SD N Bopkri merupakan sekolah dasar yang secara geografis letaknya di kota Wates. Banyaknya tuntutan orang tua yang menginginkan anaknya dapat sekolah di sekolah yang berkualitas di perkotaan, menuntut Kepala sekolah malakukan gaya kepemimpinan yang dapat memotivasi guru agar dapat bekerja secara

7 maksimal yang tentunya akan membawa sekolah menjadi sekolah unggulan. Dengan menjadi sekolah yang unggul diperkotaan akan menarik orang tua untuk mempercayakan anaknya bersekolah di sekolah tersebut. Permasalahan dalam meningkatkan motivasi guru agar dapat bekerja secara maksimal masih menjadi permasalahan besar sebagian Kepala Sekolah. Sesuai dengan permasalahan di atas penulis menulis makalah skripsi ini dengan judul Analisis Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Memotivasi Guru SD di Gugus I, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon ProgoTahun 2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka muncul berbagai masalah yang diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah belum tepat dalam menggunakan gaya Kepemimpinan 2. Kepala Sekolah tidak memberikan kepercayaan penuh terhadap bawahan. 3. Kepala Sekolah kurang memotivasi guru dalam bekerja C. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Gaya kepemimpinan apa saja yang digunakan Kepala Sekolah dalam memotivasi guru agar bekerja baik? 2. Sejauhmana efektifitas gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam memotivasi guru?

8 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui gaya kepemimpinan apa saja yang digunakan Kepala Sekolah dalam memotivasi guru agar bekerja baik 2. Mengetahui sejauhmana efektifitas gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam memotivasi guru SD di Gugus I, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Bagi Peneliti 1). Sebagai upaya memperkaya khazanah keilmuan dibidang pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam memotivasi guru SD di Gugus I, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo. 2). Penelitian ini memberi masukan sekaligus menambah pengetahuan serta wawasan mengenai berbagai bentuk permasalahan yang ada di sekolah khususnya dalam gaya kepemimpinan Kepala Sekolah b. Bagi Pengembang Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan obyektif dalam menyikapi peran Kepala Sekolah dalam memimpin guru

9 c. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat dijadikan referensi penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan Kepala Sekolah dalam memotivasi guru. b. Bagi Guru Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu untuk memperoleh solusi dalam setiap permasalahan yang dihadapi guru dalam mengotimalkan perannya sebagai guru yang profesional. F. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional variabel penelitian ini antara lain : 1. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat 2. Motivasi adalah pendorongan atau suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk betindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu