BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi.

Development) dengan pertumbuhan ekonomi (Economic Growth), diantaranya

BAB II LANDASAN TEORI. pada satu tahun tertentu saja, melainkan memperlihatkan dan membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah pembangunan ekonomi bukanlah persoalan baru dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Wilayah dan Pembangunan Wilayah. terkait kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

JURNAL ILMIAH BUSSINESS PROGRESS ISSN April 2015, Volume 3, No. 1, 9-14

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli ekonomi mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi 2.2 Pengertian Makro Ekonomi

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

PENERAPAN MODEL SOLOW-SWAN UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang yang mampu membayar serta tidak demokratis, telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik. Pembangunan ekonomi menurut Todaro dan Smith (2006) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur. perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa.

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi pendapatan yang merata tanpa adanya disparitas. Selain untuk

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pertumbuhan ekonomi bukanlah merupakan persoalan baru. namun merupakan masalah makroekonomi yang bersifat jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

I. PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dengan bertumpu pada pertumbuhan

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor. Pendapat lain mengatakan, kesempatan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. bank. Sektor perbankan dalam memberikan kredit memerlukan adanya

PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 9. Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara MajuLatihan Soal 9.2

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Pada dasarnya pembangunan ekonomi adalah usaha dan. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini disajikan berbagai teori yang akan digunakan dalam memecahkan permasalahan yang akan diteliti. Tinjauan teoritis ini meliputi pertumbuhan ekonomi, teori penciptaan tenaga kerja, teori pengeluaran pemerintah, serta pengertian dan jenis-jenis kredit. 2.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi secara singkat merupakan proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Pengertian ini menekankan pada tiga hal yaitu proses, output per kapita dan jangka panjang. Proses menggambarkan perkembangan perekonomian dari waktu ke waktu yang lebih bersifat dinamis, output perkapita mengaitkan output total (GDP) dan aspek jumlah penduduk, sedangkan jangka panjang menunjukkan kecendrungan perubahan perekonomian dalam jangka tertentu yang didorong oleh proses interen perekonomian (self generating). Pertumbuhan ekonomi juga diartikan secara sederhana sebagai kenaikan output total (PDB) dalam jangka panjang tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih kecil atau lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk atau apakah diikuti oleh pertumbuhan struktur perekonomian atau tidak (Wijono, 2002). Schumpeter memperjelas perbedaan antara pertumbuhan (growth) dan pembangunan ekonomi (development). Pertumbuhan (growth) diartikan sebagi 13

14 peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat, tanpa adanya perubahan cara-cara atau teknologi produksi itu sendiri, misalnya: kenaikan output yang disebabkan oleh pertumbuhan stok modal tanpa perubahan teknologi yang lama. Sedangkan pembangunan (development) diartikan sebagai kenaikan output yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh wiraswasta, dimana inovasi berarti perbaikan teknologi dalam arti luas yang mencakup penemuan produk baru, pembukaan pasar baru, dan sebagainya (Arsyad, 1992 : 215). Pertumbuhan ekonomi ini biasanya berhubungan erat dengan kenaikan atau peningkatan produksi barang dan jasa. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi suatu daerah kadang diukur menggunakan produk domestik regional bruto (PDRB). PDRB merupakan nilai tambah yang terbentuk dari keseluruhan kegiatan ekonomi dalam satu wilayah dan dalam rentang waktu tertentu (BPS DIY, 2001:527). 2.1.1 Teori Adam Smith Adam Smith mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi, yaitu antara lain: a. Pertumbuhan output total Unsur pokok dari sistem produksi suatu Negara menurut Adam Smith ada tiga yaitu : 1) Sumber daya alam yang tersedia (atau faktor produksi tanah ) Menurut Smith, sumber daya yang tersedia merupakan wadah yang mendasar dari kegiatan suatu masyarakat. Sumber daya yang tersedia merupakan batas

15 maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian. Maksudnya, jika sumber daya alam ini tidak dipergunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada yang menggunakan peranan dalam pertumbuhan output. Namun pertumbuhan output tersebut akan berhenti jika semua sumber daya alam sudah digunakan sepenuhnya. 2) Sumber daya insani (jumlah penduduk) Sumber daya insani (jumlah penduduk) mempunyai peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan output. Maksudnya, jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu masyarakat. 3) Stok barang modal yang tersedia Stok barang modal, merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan tiga output. Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output. Jumlah dan tingkat pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok modal yang tersedia (sampai batas maksimum dari sumber daya alam). Pengaruh stok modal terhadap tingkat output total bisa secara langsung ataupun tidak langsung. Pengaruh langsung maksudnya adalah karena pertumbuhan modal (sebagai input) akan langsung meningkatkan output. Sedangkan pengaruh tak langsung maksudnya adalah peningkatan produktivitas per kapita yang dimungkinkan oleh karena adanya spesialisasi dan pembagian kerja yang tinggi. Semakin besar stok modal, semakin besar kemingkinan dilakukannya spesialisasi dan pembagian kerja yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas tenaga per kapita. b. Pertumbuhan peduduk Menurut Adam Smith jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten yaitu tingkat upah yang pas-

16 pasan untuk hidup. Jika tingkat upah di atas tingkat subsisten, maka orang-orang akan kawin umur muda, tingkat kematian menurun, dan jumlah kelahiran meningkat. Sebaliknya jika tingkat upah yang berlaku lebih rendah dari tingkat upah subsisten, maka jumlah penduduk akan menurun. Tingkat upah yang berlaku, menurut Adam Smith, ditentukan oleh tarik menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Tingkat upah yang tinggi dan meningkat jika permintaan akan tenaga kerja tumbuh lebih tinggi daripada jumlah penawaran tenaga kerja. Sementara itu permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh stok modal dan tingkat output masyarakat. Oleh karena itu, laju pertumbuhan permintaan tenaga kerja ditentukan oleh laju permintaan stok modal (akumulasi modal) dan laju pertumbuhan otput (Arsyad, 1999:55-57). 2.1.2 Teori David Ricardo Garis besar proses pertumbuhan dan kesimpulan-kesimpulan dari Ricardo tidak jauh berbeda dari kesimpulan Adam Smith. Tema dari proses pertumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output. Selain itu juga Ricardo menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (sumber daya alam) tidak bias bertambah, sehingga akhirnya menjadi faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat. Menurut Ricardo, peranan akumulasi modal dalam kemajuan teknologi adalah cendrung meningkatkan produktivitas tenaga kerja yaitu bisa memperlambat bekerjanya the law of diminishing returns yang pada gilirannya akan memperlambat pula penurunan tingkat hidup kearah tingkat hidup minimal.

17 Inilah inti dari proses pertumbuhan ekonomi (kapitalis) menurut Ricardo. Proses ini tidak lain adalah proses tarik menarik antara dua kekuatan dinamis yaitu the law of diminishing returns dan kemajuan teknologi. Sayangnya, proses tarik menarik tersebut akhirnya dimenangkan oleh the law of diminishing returns (Arsyad, 1999 : 58-60). 2.1.3 Teori Neo Klasik (Solow Swan) Menurut teori Solow, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertumbuhan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan teori ini didasarkan kepada anggapan yang mendasar analisis klasik, yaitu perekonomian akan tetap mengalami pengerjaan penuh (full Employment) dan kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. (Arsyad, 1999 : 62). Model pertumbuhan Solow menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi itu terjadi sepanjang waktu. Dalam menganalisis efek pertumbuhan tenaga kerja, seperti halnya juga perubahan di dalam stok capital, diasumsikan bahwa penduduk mengalami pertumbuhan dan bahwa pangsa pasar (market share) tetap dari penduduk adalah berupa tenaga kerja (Nuanga, 2001 : 284). Selanjutnya menurut teori ini, rasio modal output (capital-output ratio = COR) bisa berubah (bersifat dinamis). Dengan kata lain, untuk menciptakan output tertentu bisa digunakan jumlah modal yang berbeda-beda dengan bantuan tenaga kerja yang jumlahnya berbeda-beda pula, sesuai dengan yang dibutuhkan. Sebaliknya jika modal yang digunakan lebih sedikit, maka lebih banyak tenaga kerja yang digunakan. Dengan adanya keluwesan (fleksibilitas) ini suatu

18 perekonomian mempunyai suatu kebebasan yang tak terbatas dalam menentukan kombinasi modal dan tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan tingkat output tertentu (Todaro, 2000 :117). 2.2. Teori Penciptaan Tenaga Kerja Teori penyerapan tenaga kerja lahir sebagai reaksi atas kritik terhadap teori pertumbuhan. Menurut teori ini, dalam kenyataanya dalam penerapan di negaranegara dunia ketiga telah melahirkan pengangguran. Latarbelakang lahirnya pendekatan penciptaan tenaga kerja sebagai revisi atas teori pembangunan ini adalah hasil dari misi kunjungan dan studi badan PBB International Labour Organization (ILO) ke beberapa negara seperti Kolombia, Kenya dan Sri Langka, yang ternyata dengan penyerapan teori pembangunan, pertumbuhan di negaranegara tersebut selain mencapai pertumbuhan, juga pada saat yang sama naiknya angka pengangguran. Studi itu membuktikan bahwa pertumbuhan tidak sertamerta menyelesaikan masalah pengangguran. Oleh karena itu disarankan agar kebijakan pertumbuhan haruslah diorentasikan pada penyerapan tenaga kerja (Mansour, 2001: 62-63). Tenaga kerja atau manpower terdiri atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja atau labor force, terdiri atas golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur serta yang mencari pekerjaan. Sedangkan kelompok bukan angkatan kerja terdiri atas golongan yang masih sekolah, orang yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan (orangorang cacat, jompo dan orang yang sudah pensiun). Ketiga golongan angkatan kerja tersebut diatas juga disebut sebagai angkatan kerja potensial, karena

19 kelompok ini sewaktu-waktu akan menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu kelompok ini sering disebut potential labor force (Khairil Anwar, dkk (2009)). 2.3. Teori Pengeluaran Pemerintah WW. Rostow dan RA. Musgrave menghubungkan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, rasio pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan nasional relatif besar karena pada tahap awal pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan guna memacu pertumbuhan agar dapat lepas landas, bersamaan dengan itu porsi investasi swasta juga meningkat. Dalam suatu proses pembangunan, menurut Musgrave rasio investasi total terhadap PDB semakin besar, tetapi rasio investasi pemerintah terhadap PDB akan mengecil. Sementara itu Rostow berpendapat pada tahap lanjut pembangunan ekonomi terjadi peralihan aktivitas pemerintah, dari penyediaan prasarana ekonomi ke pengeluaran-pengeluaran untuk layanan sosial seperti kesehatan dan pendidikan. Rostow dan Musgrave melandasi pendapatnya berdasarkan pengamatan terhadap pengalaman pembangunan ekonomi di banyak negara (Dumairy,1997:163). Sedangkan menurut teori pengeluaran pemerintah yang dikemukakan oleh Adolph Wagner, ada lima hal yang menyebabkan pengeluaran pemerintah selalu meningkat, yaitu tuntutan peningkatan perlindungan keamanan dan pertahanan; kenaikan tingkat pendapatan masyarakat; urbanisasi yang mengiringi

20 pertumbuhan ekonomi; perkembangan demokrasi; dan ketidak efisienan birokrasi yang mengiringi perkembangan pemerintah (Dumairy, 1997 :162). Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menentukan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut (Mangkoesubroto, 1994). Pengeluaran pemerintah mempunyai dasar teori yang dapat dilihat dari identitas keseimbangan pendapatan nasional yaitu Y = C + I + G + (X-M) yang merupakan legitimasi pandangan kaum Keynesian akan relevansi campur tangan pemerintah dalam perekonomi. 2.4. Pengertian dan Jenis-jenis Kredit Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan, umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut Undang- Undang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan). Menurut UU No 10 Tahun 1998 tentang perbankan. Usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank, sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya

21 kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Dalam praktek perbankan menunjukkan bahwa seseorang yang bermaksud mendapatkan kredit bank, memulai langkahnya dengan mengajukan permohonan kredit. Untuk itu biasanya bank telah menyediakan formulir tertentu yang harus diisi oleh pemohon kredit. Dalam formulir perjanjian tersebut berisi tentang apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi seseorang atau badan hukum untuk mengajukan kredit serta berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi apabila permohonan kredit tersebut diberikan. Secara umum terdapat dua jenis kredit yang diberikan bank kepada nasabahnya, yaitu kredit produksi, kredit perdagangan, dan kredit investasi. Pada bagian ini akan diterangkan kredit investasi. Kredit investasi adalah kredit yang diberikan Bank untuk keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha ataupun mendirikan suatu proyek baru. Ciri dari kredit investasi adalah : 1. Diperlukan untuk penanaman modal 2. Mempunyai perencanaan yang terarah dan matang 3. Waktu penyelesaian kredit berjangka menengah dan panjang. Kredit investasi ini diberikan oleh pihak Bank kepada para pengusaha untuk keperluan investasi. Kredit ini bukanlah untuk penambahan modal kerja akan tetapi untuk keperluan perbaikan ataupun pertambahan barang modal (capital goods) beserta fasilitas-fasilitas yang erat hubungannya dengan penanaman modal (Sinungan, 1978: 19-23).

22 2.5. Studi Terkait Dalam bagian ini akan di uraikan secara singkat studi terkait atau penelitian terdahulu mengenai hasil-hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Bungaran Silalahi pada tahun 2011 melakukan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Variabel Kependudukan Terhadap PDRB Harga Konstan di Kabupaten Jepara (1986-2008). Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh dari variabel kependudukan berupa laju pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan penduduk, rasio penduduk sekolah pada sekolah menengah dan migrasi keluar (out migration) terhadap PDRB harga konstan di Kabupaten Jepara, dimana PDRB harga konstan merupakan ukuran riil maupun indikator penting dalam melihat perekonomian suatu daerah. Model analisis yang digunakan Ordinary Least Square (OLS) menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan penduduk dan rasio ketergantungan berpengaruh negatif terhadap PDRB harga konstan, rasio penduduk sekolah pada sekolah menengah mewakili sektor pendidikan berpengaruh positif terhadap PDRB harga konstan, sedangkan migrasi keluar tidak memiliki pengaruh terhadap PDRB harga konstan. Dari hasil koefisien determinasi (R 2 ) diperoleh nilai 0.87, memiliki pengertian variabel kependudukan berupa pertumbuhan penduduk, rasio ketergantungan penduduk, rasio penduduk pada sekolah menengah dan migrasi keluar memiliki pengaruh 87 % terhadap PDRB harga konstan. Deddy Rustiono, SE. Tahun 2008 menulis tesis dengan judul Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk

23 menganalisis pengaruh angkatan kerja, investasi: realisasi PMA, realisasi PMDN dan belanja pemerintah daerah terhadap PDRB Propinsi Jawa Tengah selama kurun waktu 1985-2006. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa PDRB Propinsi Jawa Tengah sangat fluktuatif dan nilainya jauh tertinggal dibandingkan dengan propinsi lain di Pulau Jawa dalam periode pengamatan yang sama. Data yang digunakan yaitu data runtut waktu tahun 1985-2006 dan menggunakan analisa regresi Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan perangkat lunak SPSS 11.5. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa angkatan kerja, investasi swasta (PMA dan PMDN) dan belanja pemerintah daerah memberi dampak positif terhadap perkembangan PDRB Propinsi Jawa Tengah. Krisis ekonomi menyebabkan perbedaan yang nyata kondisi antara sebelum dan sesudah krisis dan memberi arah yang negatif. Sebagai upaya meningkatkan PDRB Propinsi Jawa Tengah maka diperlukan kebijakan mendorong minat berinvestasi di daerah. Pengembangan usaha sebaiknya diarahkan pada kegiatan yang bersifat padat karya agar mampu menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin. Pada akhirnya peran pemerintah daerah melalui pengeluaran pemerintah yang dapat merangsang peningkatan variabel investasi dan penyerapan angkatan kerja diharapkan mampu meningkatkan kegiatan ekonomi daerah guna tercapainya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat. Wilioejo Wirjo Wijono tahun 2006, menulis artikel dengan judul Mengungkap Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dalam Lima Tahun Terakhir. Tulisan ini bertujuan menguraikan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir sehingga dapat diketahui kondisi

24 fundamental makro ekonomi Indonesia yang bermanfaat dalam menganalisis berbagai sumber pertumbuhan ekonomi. Metodelogi yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan berpijak pada teori Harrod-Domar dan Slow-Swan. Variable yang diamat meliputi perkembangan produk domestik bruto, realisasi dan persetujuan investasi, ekspor dan impor serta neraca pembayaran. Hasil analisis menunjukan bahwa dalam lima tahun terakhir sektor industri pengolahan (yang bersifat pada modal dan teknologi tinggi) merupakan penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi diikuti dengan sektor keuangan dan jasa-jasa serta sektor pertanian. Begitu pula blanja konsumsi swasta menyumbang terbesar dari sisi pengeluaran daripada pembentukan modal tetap domestik (investasi), dengan kecendrungan semakin menurunnya foreign domestic investment.