BAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat) dalam arti negara pengurus. 1 Selain itu,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM PENANAMAN MODAL DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Fokus Media UUD 1945 dan Amandemennya. Bandung: Fokus Media

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 2008 Nomor 1 Seri D.1

BAB I PENDAHULUAN. yang kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dibidang pemerintah telah terjadi perubahan yang mendasar. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan memiliki fungsi perlindungan kepada masyarakat (protective function).

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ruang adanya otonomi oleh masing-masing daerah untuk. adanya pemerintahan daerah yang menjalankan pemerintahan daerah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kepastian hukum bagi jalannya kehidupan organisasi pemerintahan di Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

KAJIAN POLITIK HUKUM TENTANG PERUBAHAN KEWENANGAN PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus

SKRIPSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PADANG PERIODE TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 17 TAHUN 2008 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. bentuk negara kesatuan ini maka penyelenggaraan pemerintahan pada prinsipnya

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 08 TAHUN 2008 SERI D NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 01 TAHUN 2007

SKRIPSI. Pemekaran Nagari Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Pemerintahan Nagari

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KELURAHAN KOTA KOTAMOBAGU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPS PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 03 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 19 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sejak tanggal 17 Agustus. pembangunan dalam mencapai tujuan nasional.

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. yang paling berperan dalam menentukan proses demokratisasi di berbagai daerah.

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. direalisasikan melalui wakil-wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 15 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 64 TAHUN 2016 TENTANG

Peran dinas perhubungan dalam mendukung peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Magelang

APA ITU DAERAH OTONOM?

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 4 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SUBANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dinyatakan tujuan nasional

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 04 TAHUN 2001 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah yang dilaksanakan dalam Negara kesatuan Republik

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 061/729/SJ Tentang : Penataan Perangkat Daerah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang hasilnya dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun merupakan landasan pemerintah dalam mengatur kegiatannya dan untuk

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 15 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 05 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 25 TAHUN 2000

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang mempunyai wilayah yang sangat luas dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa, etnis, kebudayaan, dan agama yang berbeda. Namun dengan adanya suatu kemerdekaan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, dimana negara tersebut menjadi suatu negara kesatuan yang berbentuk republik yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pernyataan tersebut dipertegas dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi : Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial 1. Menurut George Jellinek, negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu 2. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 terdapat pernyataan yang mempertegas bentuk negara Indonesia yaitu terdapat dalam Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik. Indonesia juga mempunyai kedaulatan yang sepenuhnya berada 1 Lihat Pembukaan UUD 1945 Alinea 3 2 Suharizal, Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaran, Anggrek Media, Padang, 2006,hal 25 1

di tangan rakyat sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Makna kedaulatan berada di tangan rakyat adalah bahwa rakyat memiliki kedaulatan, tanggungjawab, hak dan kewajiban untuk secara demokratis memilih pemimpin yang akan membentuk pemerintahan guna mengurus dan melayani seluruh lapisan masyarakat 3. Negara Kesatuan Republik Indonesia di bagi atas daerah Propinsi serta daerah Kabupaten dan Kota dimana tiap-tiap Propinsi, Kabupaten dan Kota itu mempunyai suatu pemerintahan yang disebut pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai aturan pelaksana dari aturan tersebut, maka dikeluarkanlah Undang-Undang yang mengatur tentang pemerintahan daerah yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Atas dasar wilayah Negara Republik Indonesia dibagi dalam daerah otonom dan wilayah-wilayah administratif. Istilah otonom berasal dari bahasa latin yaitu Autos yang artinya sendiri, sedangkan kata Nomos yang berarti aturan. Dengan demikian otonomi itu dapat disimpulkan sebagai aturan sendiri 4. Adanya daerah otonom dan wilayah administatif merupakan suatu upaya pemerintahan dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi dan asas dekonsentrasi. Mengenai asas desentralisasi dan dekonsentrasi ini sudah dijelaskan dalam Pasal 1 Undang-Undang 3 Ni matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2005, hal 18 4 Kaloh, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hal 15 2

Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Dalam Undang-Undang ini dijelaskan pada Pasal 1 angka 7 yang menyebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan kepada Gubernur sebagai wakil pemerintahan dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Untuk melaksanakan tugas dalam pelaksanaan asas desentralisasi dan dekonsentrasi dalam suatu daerah baik itu daerah Propinsi, daerah Kota maupun daerah Kabupaten diperlukan adanya perangkat-perangkat daerah. Perangkat daerah diatur dalam Pasal 120 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Perangkat daerah propinsi terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, kecamatan dan kelurahan. Dalam ketentuan Pasal 121 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menyatakan bahwa sekretariat daerah merupakan perangkat daerah yang mempunyai tugas dan kewajiban membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan serta membina hubungan kerja dengan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Ketentuan ini mengandung pengertian bahwa sekretariat daerah di samping melaksanakan tugas kesekretariatan untuk tugas-tugas dekonsentrasi. Konsekuensi dari pengertian dimaksud yaitu kedudukan, fungsi, dan wewenang serta tanggungjawab maupun tata kerja perangkat-perangkat di daerah tersebut juga 3

mengalami pergeseran yang dalam prakteknya dapat pula menimbulkan kesimpangsiuran. Kedudukan sekretariat daerah memegang peranan penting dalam menjalankan roda pemerintahan di daerah sehingga jajaran unit kerja yang terdapat dalam struktur pemerintahan daerah dapat berjalan dengan baik dan lancar. Namun bila kita perhatikan dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia khususnya yang menyangkut pemerintahan daerah, maka sering terlihat penggantian peraturan perundangundangan yang mengatur mekanisme pemerintahan daerah. Penyelenggaraan administratif yang berhubungan dengan seluruh pemerintahan daerah dilakukan oleh sekretariat daerah yang susunan dan pembiayaan ditetapkan dengan peraturan daerah berdasarkan surat keputusan menteri dalam negeri. Sekretariat daerah dipimpin oleh seorang sekretariat daerah yang langsung di bawah pimpinan Kepala Daerah. Apabila kita perhatikan dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan daerah khususnya di daerah Kota Padangsidempuan bahwa tingkat keberhasilan Kota Padangsidempuan dalam menjalankan roda pemerintahan di bidang pemerintahan khususnya dan dalam rangka mewujudkan tertib hukum dan tertib administrasi pemerintahan tidak dapat dilepaskan dari peranan sekretariat daerah kota Padangsidempuan. Dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah Kota Padangsidempuan, Sekretaris Daerah sebagai salah satu perangkat daerah yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam pelaksanaan pemerintahan daerah. Sekretariat daerah kota mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan 4

kepada seluruh perangkat daerah. Tugas dan wewenang sekretariat daerah diuraikan dalam tugas masing-masing bagian dan sub bagian yang ada pada lingkungan sekretariat daerah kota Padangsidempuan. Masing-masing bagian dan sub bagian bertanggungjawab kepada kepala bagian. Kepala bagian seterusnya bertanggungjawab kepada asisten sekretaris dan asisten ini bertanggungjawab langsung kepada Sekretaris Daerah. 5 Berdasarkan argumen-argumen di atas, maka di sini penulis ingin mencoba untuk mengerti dan memahami bagaimana struktur organisasi dan mekanisme kerja yang ada pada sekretariat daerah Kota Padangsidempuan. Kalau kita lihat dalam prakteknya, begitu banyak jaringan kerja atau unit kerja yang bernaung di bawah sekretariat daerah seperti adanya bagian-bagian, sub-sub bagian dan lain sebagainya, sehingga tanpa adanya suatu penelitian maka tidak akan mungkin dapat dimengerti dan dipahami tentang hubungan bagian yang satu dengan sekretariat daerah ini dan bagaimana pula pertanggungjawabannya. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengkaji secara sistematis dalam tulisan ini. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas serta meneliti mengenai Kewenangan Sekretariat Daerah Kota Padangsidempuan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. 5 Wawancara dengan Bapak Purba, KaSubBag Kepegawaian, Sekretariat Daerah Kota Padangsidempuan, tanggal 12 Desember 2011. 5

B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa masalah diantaranya sebagai berikut : 1. Bagaimana kewenangan sekretariat daerah Kota Padangsidempuan dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kota Padangsidempuan? 2. Apa permasalahan yang dihadapi sekretariat daerah Kota Padangsidempuan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kota Padangsidempuan? C. Tujuan Penelitian Pada dasarnya tujuan utama penelitian ini adalah untuk pengembangan wawasan berpikir bagi penulis mengenai sekretariat daerah sehingga dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kewenangan sekretariat daerah Kota Padangsidempuan dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kota Padangsidempuan. 2. Untuk mengetahui permasalahan apa yang dihadapi dalam suatu penyelenggaraan kesekretariatan di sekretariat daerah Kota Padangsidempuan. D. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Untuk dapat menambah dan memperluas pengetahuan dalam pembuatan karyakarya ilmiah serta penerapannya dalam ilmu pengetahuan hukum. 6

2. Untuk dapat dijadikan sebagai referensi bagi para pelaku pemerintahan khususnya bagian sekretariat daerah dalam melakukan tugasnya di pemerintahan. 3. Penelitian ini diharapkan jadi sumber informasi bagi pihak yang memerlukan. E. Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang dilakukan penulis dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu : 1. Jenis Penelitian Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode penelitian yuridis sosiologis. Adapun maksud melakukan penelitian secara yuridis sosiologis ini adalah suatu penelitian yang dilakukan terhadap data primer atau data dasar yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui lapangan 6. 2. Sumber Data Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan 2(dua) sumber data, yaitu : 1. Data Primer Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti yakni hasil wawancara dengan responden. 116-117 6 Bambang Sugono, Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal 7

2. Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap bahan-bahan kepustakaan, data dipandang dari sudut kekuatan mengikatnya dapat digolongkan atas : 1. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer yaitu suatu bahan yang mempunyai kekuatan mengikat yang mencakup peraturan perundang-undangan yang berlaku yang ada kaitannya dengan permasalahan ini, yaitu : a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. c. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Sekretariat Daerah Kota dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Padangsidempuan. d. Peraturan Walikota Padangsidempuan Nomor 43 tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Padangsidempuan serta Staf Ahli. 2.Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan atau artikel yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti penulis. 8

3. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, yakni berupa kamus besar bahasa Indonesia. 3. Tehnik Pengumpulan Data a. Studi dokumen atau studi kepustakaan Studi kepustakaan adalah suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari peraturan perundang-undangan dan literatur-literatur yang erat hubungannya dengan permasalahan yang akan diteliti, sehingga dapat menunjang dan membantu kelancaran pelaksanaan penelitian lapangan demi tercapainya tujuan dari apa yang diharapkan dalam penelitian ini. b. Wawancara Teknik pengumpulan data secara wawancara maksudnya pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mewawancarai responden. Wawancara yang akan penulis lakukan adalah melakukan wawancara bebas yang gunanya untuk melengkapi data yang diperoleh dalam penulisan karya ilmiah ini. 4. Analisis Data Analisis Data yang penulis terapkan dalam tulisan ini adalah analisa data kualitatif. Adapun maksud analisa data kualitatif ini adalah pengelompokan data 9

yang terkumpul tidak berupa angka-angka atau dengan kata lain data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka 7. 7 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hal 77 10