BAB III METODOLOGI III - 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir

III - 1 BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI

BAB III METODOLOGI. 2. Kerusakan DAS yang disebabkan karena erosi yang berlebihan serta berkurangnya lahan daerah tangkapan air.

BAB III III - 1METODOLOGI

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI Rancangan Penulisan

3.2. METODOLOGI PERENCANAAN

Gambar 8. Peta lokasi penelitian

3.2. METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan dilakukan bertempat di kolam retensi taman lansia kota bandung.

BAB III METODOLOGI. Mulai. Identifikasi Masalah. Identifikasi kebutuhan Data

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pengumpulan Data. Data dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder Data Primer

METODOLOGI BAB III III Tinjauan Umum

LATAR BELAKANG. Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB III METODOLOGI 3.1 URAIAN UMUM

BAB V Analisa Peramalan Garis Pantai

BAB II METODOLOGI 2.1 Bagan Alir Perencanaan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan. Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI 3.1 Survey Lapangan 3.2 Metode Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

METODE PENELPTIAN. menggunakan metode yang dapat menganalisa besaran curah hujan yang tejadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

3.2. TAHAP PERANCANGAN DESAIN

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN - - TELAAH PERMASALAHAN - - INVENTARISASI KEB. DATA PENGUMPULAN DATA AWAL PENGOLAHAN DATA ANALISA DATA & EVALUASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI Rumusan Masalah

TUGAS AKHIR EVALUASI DIMENSI SALURAN DI KAWASAN TERMINAL GROGOL JL. DR. SUSILO JAKARTA BARAT

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR ANALISIS PROFIL MUKA AIR BANJIR DENGAN METODE UNSTEADY FLOW MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS 4.1 PADA

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian Sub DAS Cikapundung

BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI III.1 Persiapan III.2. Pengumpulan Data

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. PERENCANAAN PERBAIKAN KALI BABON KOTA SEMARANG (Repair Planning of Babon River Semarang City)

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN I-1

Penyusunan laporan dari pengumpulan data sampai pengambilan kesimpulan beserta saran diwujudkan dalam bagan alir sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI Uraian Umum

I. PENDAHULUAN. Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses

TUGAS AKHIR PERENCANAAN PERBAIKAN KALI BABON KOTA SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Survey lapangan yang dilakukan bertujuan untuk peninjauan dan

3 BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI 3.1 METODE ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

BAB VI PEMILIHAN ALTERNATIF BANGUNAN PELINDUNG MUARA KALI SILANDAK

BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

Bab 3 Metodologi III TINJAUAN UMUM

STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR

BAB III METODELOGI PENELITIAN

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

METODOLOGI BAB III Tinjauan Umum Diagram Alir BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai yang terletak

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI SRAGI LAMA PEKALONGAN (The Planning Of Flood Control Sragi Lama in Pekalongan)

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik

BAB III METODOLOGI 3. 1 TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI 3.1. UMUM

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA

PERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI KEMUNING KABUPATEN SAMPANG PULAU MADURA TUGAS AKHIR

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Wilayah BPSDA Pemali Comal

3.1. METODOLOGI PENYUSUSNAN TUGAS AKHIR

Gambar 3. 1 Wilayah Sungai Cimanuk (Sumber : Laporan Akhir Supervisi Bendungan Jatigede)

BAB III METODOLOGI. 3.1 Tinjauan Umum

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Berita Acara Tugas Akhir... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

NORMALISASI SUNGAI GUNTING UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

PENGGUNAAN CHECK DAM DALAM USAHA MENANGGULANGI EROSI ALUR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN SISTEM DAN JARINGAN DRAINASE DAS KALI SEMARANG. ( Drainage System Design of Kali Semarang Basin)

SURAT KETERANGAN PEMBIMBING

GENANGAN DI KABUPATEN SURABAYA

BAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI

BAB III METODE. Mulai. Pekerjaan Lapangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HUJAN PADA STASIUN HUJAN DALAM DAS BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

3.2. SURVEY PENDAHULUAN

PERENCANAAN NORMALISASI KALI TUNTANG DI KABUPATEN DEMAK DAN KABUPATEN GROBOGAN

Transkripsi:

III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 Tinjauan Umum Penulisan laporan Tugas Akhir ini memerlukan adanya suatu metode atau cara yaitu tahapan tahapan dalam memulai penulisan sampai selesai, sehingga penulisan Tugas Akhir ini sesuai dengan jadwal dan diperoleh cara penanganan muara sungai Sigeleng yang sesuai dengan kondisi saat ini. Adapun data pendukung yang diperlukan dalam penanganan Muara Sungai Sigeleng ini adalah berupa data primer dan data sekunder, yang akan dianalisis untuk perencanaan penaganan muara sungai Sigeleng tersebut. Penanganan muara sungai Sigeleng dilakukan untuk mengatasi tertutupnya muara sungai oleh sedimen yang dampaknya bisa menyebabkan banjir. Flow Chart metodologi penyusunan laporan Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

III - 2 Gambar 3.1. Flow Chart Rencana Kerja Tugas Akhir Start Survey Lapangan D ata Primer : - Survey topografi - Survey geotek - Dokumentaswi Pengumpulan Data Analisis Hidrologi Analisis Permasalahan Muara Sungai ( K ondisi Eksisting ) Penanganan Muara Sungai Data Sekunder : - Data curah hujan - Peta topografi - Peta tata guna lahan - Data Hidrometri (ketinggian muka air ) - Data morfologi sungai (penampang melintang dan memanjang ) - Data penyelidikan tanah Jetty Sudetan Groin A lternatif T erpilih Gambar Perencanaan R A B R K S M etode Pelaksanaan : Network Planning, Time Schedule, K urva S Stop

III - 3 3.2 Pengumpulan Data 3.2.1 Pengumpulan Data Primer Dengan survey lapangan dapat dikumpulkan data data primer yang dibutuhkan. Data primer yaitu data yang didapatkan di wilayah studi dari hasil pengamatan dan wawancara secara langsung dengan pihak pihak yang terkait. Data tersebut disajikan pada Tabel 3.1 Pengukuran topografi Survey geoteknik Foto dan Dokumentasi MACAM Primer Primer Primer Tabel 3.1. Data Primer SUMBER Survey Pengukuran di Lapangan Penelitian geoteknik di lapangan Survey lapangan KEGUNAAN Mengetahui situasi, kontur dan potongan dari lokasi desain Mengetahui kondisi dan daya dukung tanah dasar Mengetahui kondisi eksisting Muara Sungai Sigeleng 3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan dengan mencari informasi secara ilmiah pada instansi ataupun lembaga-lembaga yang terkait dalam penanganan muara sungai Sigeleng. Biasanya merupakan arsip-arsip lama maupun data-data kondisi terbaru. Data tersebut disajikan dalam Tabel 3.2. Peta DAS Peta Topografi Data curah hujan dan stasiun hujan Data Morfologi Sungai MACAM Sekunder Sekunder Tabel 3.2. Data Sekunder SUMBER BBWS Pemali-Juana Dinas PSDA Semarang KEGUNAAN Mengetahui luas DAS sungai Sigeleng atau daerah tangkapan hujan (catchment area) Mengetahui kontur sungai Sekunder BMG Untuk analisis hidrologi Sekunder BBWS Pemali-Juana Untuk Analisis Hidrologi, mengetahui data muka air banjir,

III - 4 Data Bahan &Tenaga Bangunan Data Tata guna lahan MACAM Sekunder Sekunder SUMBER Perpustakaan Konstruksi Dinas PSDA Semarang KEGUNAAN analisis hidrolika. Menentukan bahan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Untuk analisis hidrologi 3.3 Analisis Data Setelah data data yang diperlukan didapat, maka selanjutnya data data tersebut dianalisis untuk digunakan dalam perencanaan teknis. 3.3.1 Analisis Hidrologi Sebelum melakukan analisis hidrologi, terlebih dahulu menentukan stasiun hujan, data hujan dan luas catchment area. Dalam analisis hidrologi akan membahas langkah langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkah langkah untuk menentukan debit banjir rencana adalah menghitung curah hujan rata rata daerah, curah hujan rencana, melakukan uji keselarasan untuk menentukan metode yang memenuhi uji sebaran, menghitung intensitas hujan dan debit banjir rencana. A. Perhitungan Curah Hujan Rata Rata Daerah Analisa data hujan dilakukan dengan metode Analisa Curah Hujan Daerah Aliran yaitu Metode Poligon Thiessen. Dasar pertimbangan menggunakan metode poligon Thiessen karena hasil perhitungan cukup teliti dan tidak memerlukan data curah hujan yang banyak dan tersebar merata, yaitu hanya memerlukan minimal tiga stasiun hujan B. Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode perhitungan curah hujan rencana: Metode Log Pearson Type III Metode Log Normal Metode Gumbel C. Uji Keselarasan

III - 5 Uji kecocokan dengan Uji Sebaran Chi Kwadrat dan Uji Smirnov Kolmogorov dengan uji keselarasan dapat dipilih metode perhitungan curah hujan rencana. D. Perhitungan debit Banjir Rencana Metode yang digunakan untuk perhitungan debit banjir rencana adalah: a. Metode Rasional b. Metode Weduwen c. Metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama I Flow Chart Analisis Hidrologi dapat dilihat pada Gambar 3.2. Start D ata H u jan M ak sim u m T ah u nan Curah Hujan Perhitungan Curah H ujan Rata Rata D aerah M eto d e P olig on T hiessen Uji Keselarasan : P aram eter S tatistik C ara G rafis (d eng an p lottin g d ata d i kertas pro bab ilitas ) Uji Chi Square dan Smirnov -K olmogorov D istribusi yang sesuai : Distribusi Gumbel Distribusi Log Normal Distribusi Log Pearson type III P erh itun g an Inten sitas Hujan P erhitu ng an D ebit Sungai Rasional HSS Gamma I W eduwen D ebit B anjir M ak sim u m 3.3.2 Analisis Hidrolika Stop Gambar 3.2. Flow Chart Analisis Hidrologi

III - 6 Pada analisis hidrolika terdiri dari analisa penampang eksisting dengan menggunakan HEC-RAS bertujuan untuk mengetahui kondisi dari Sungai Sigeleng saat ini (eksisting). Dengan menggunakan HEC-RAS maka dapat diketahui profil dari muka air saat terjadi banjir. HEC-RAS akan menampilkan model dari Sungai Sigeleng sesuai dengan input data yang diberikan. Sedangkan dalam perencanaan dimensi dengan normalisasi sungai disini menggunakan rumus Manning, diperlukan untuk mengetahui kapasitas alur sungai dan saluran terhadap banjir rencana dan untuk menggambarkan profil muka air banjir rencana sepanjang sungai dan muara yang akan ditinjau dari Sungai Sigeleng. Profil muka air yang dihasilkan merupakan dasar untuk menentukan elevasi bangunan pengendali banjir. Flow Chart analisis hidrolika dapat dilihat pada Gambar 3.3.

III - 7 Start InInput p :: D eb it B a njir R e nc a n a Debit Banjir Rencana D ata Profil M em anjang dan Data M elin Profil ta n g Memenjang S un g ai dan Melintang sungai Kemiringan K iringan Sungai Sungai Geometri G e Saluran Salluran H E C R A S ( E k sistin g ) Banjir Ti d ak Ya N orm alisasi S un ga i I I B antaran I Q 2 Q 1 n 1 III n 2 B antaran H 2 H 1 H B 1 2 B 2 2 - Q1 = Perencanaan D imensi menggunakan debit banjir rencana Q 2 th - Q2 = Perencanaan D imensi menggunakan debit banjir rencana Q 25 th P e rhitu ng a n H id rolik dengan M anning K elu ara n D im e n si Penampang ( M anning ) K ecepatan A liran Stop Gambar 3.3. Flow Chart Analisis Hidrolika dan Perencanaan Normalisasi Sungai 3.3.3 Analisis Perubahan Garis Pantai Pemakaian software Genesis digunakan untuk mendapatkan data data yang nantinya dapat digunakan untuk kegiatan perencanaan selanjutnya. Hal yang menjadi perhatian dalam penggunaan software adalah mendapatkan data dan pengecekan terhadap perubahan garis pantai akibat pembangunan Jetty. Data-data yang benar sangat diperlukan sebagai input dari model yang dibuat. Dengan adanya data-data yang benar tersebut akan menjadikan model yang akan diteliti menjadi sesuai dengan kondisi aslinya.

III - 8 Program GENESIS dimanfaatkan untuk memprediksi perubahan garis pantai yang disebabkan oleh erosi dan sedimentasi pada periode tertentu. Perubahan garis pantai diprediksikan selama beberapa tahun mendatang dengan kondisi eksisting. Data-data yang harus dikonversi sebagai masukan pada program GENESIS yaitu : a. DEPTH : DEPTH berisi kedalaman air laut sepanjang pantai yang disimulasi yang akan menyebarkan gelombang pecah dimana nilainya sudah disediakan oleh GENESIS dalam NSWAV sebagai input model gelombang eksternal. Dalam tugas akhir ini input gelombang menggunakan file WAVES dimana program akan membacanya sebagai data gelombang laut dalam, tidak menggunakan model gelombang eksternal, sehingga DEPTH tidak dimasukkan karena DEPTH tidak akan bisa dibaca jika model gelombang eksternal (NSWAV) tidak digunakan untuk menyuplai data gelombang curam. b. SHOR L : Merupakan masukan ordinat garis pantai awal. Cara mendapatkan ordinat ini adalah dengan memplotkan garis pantai pada peta dengan bantuan program Auto Cad. Membuat grid-grid pada jarak tertentu. Jarak antar grid yang digunakan dalam analisis ini sebesar 25 m dengan jumlah grid 99. c. SHORC Merupakan hasil running dari program berupa perubahan ordinat (Y) garis pantai. d. SHORM Merupakan koordinat pengikat garis pantai yang nilainya sama dengan koordinat SHORL. SHORM berfungsi untuk membandingkan perubahan garis pantai pada jangka waktu sepuluh tahun dengan garis pantai awal. e. Koordinat Seawall

III - 9 Perencanaan posisi seawall berdasarkan dari prediksi garis pantai yang terabrasi. Cara yang digunakan untuk mendapatkan koordinat seawall sama seperti cara untuk mendapatkan koordinat garis pantai awal sebelum terjadi abrasi. Jika tidak ada seawall maka file ini akan dikosongkan dan tidak akan dibaca oleh GENESIS. f. WAVES WAVES merupakan hasil olahan data angin jam-jaman berupa tinggi, periode dan arah datang gelombang dalam satu tahun. Data WAVES yang digunakan sebagai input GENESIS adalah data gelombang yang dihasilkan pada perhitungan tinggi, periode dan arah datang gelombang hasil olahan data angin jam-jaman, dengan merubah beberapa sudut datang gelombang sesuai dengan yang disyaratkan sebagai input GENESIS yaitu: Sudut datang gelombang. Sistem koordinat garis pantai diasosiasikan dengan sudut datang gelombang, dimana arah y (positif) dikonversikan sebagai arah utara dan arah datangnya gelombang menuju sumbu x sebagai baseline pada GENESIS. Dalam program GENESIS besar sudut datang gelombang antara -90 o sampai dengan 90 o, dimana sudut datang gelombang 0 o dapat menggambarkan penyebaran gelombang normal tegak lurus menuju baseline GENESIS (sumbu absis (x)). Semakin ke arah kiri sudut datang gelombang akan semakin negatif dan semakin ke arah kanan sudut datang gelombang akan semakin positif. Konversi dilakukan jika terdapat data yang tidak diketahui sudut gelombangnya maka pada kolom arah diberi nilai 999. Konversi sudut datang gelombang dapat dilihat pada Gambar 3.4.

III - 10 GENESIS BASE LINE X SHORELINE - 90 90-60 60-30 0 30 GENESIS wave angle coordinate convention Y (Manual GENESIS, 1991) Gambar 3.4. Konversi Sudut Gelombang Datang Pada GENESIS Kalibrasi sudut datang gelombang. Kalibrasi dilakukan untuk menyesuaikan antara input data arah gelombang pada file WAVES dengan sistem koordinat grid hasil pemodelan. Hal ini dilakukan jika terdapat perbedaan dalam penentuan arah utara. Pada data input gelombang, arah utara ditentukan berdasarkan arah mata angin. Sedangkan GENESIS akan membaca arah utara sesuai dengan tegak lurus dengan sumbu x. Setelah semua data input yang dibutuhkan untuk prediksi perubahan garis pantai tersedia maka selanjutnya dilakukan running program melalui file START. Selanjutnya akan diketahui perubahan garis pantai sesuai dengan periode waktu yang diinginkan. Perubahan garis pantai ini akan sangat membantu dalam pemilihan bangunan pengaman yang tepat. 3.4 Alternatif Penanganan Permasalahan Muara Sungai

III - 11 Dengan menganalisa terlebih dahulu permasalahan tertutupnya muara sungai sigeleng, maka dipilih alternatif penanganan muara sungai Sigeleng. Penanganan tersebut bisa berupa pembangunan Jetty, Groin, atau sudetan. Pemilihan alternatif penanganan Muara sigeleng dilakukan dengan cara mentabelkan masing masing alternatif kemudian diuraikan kelebihan dan kekurangannya. No Tabel 3.3. Pemilihan alternatif penanganan Muara Alternatif Penanganan 1 Jetty 2 Groin 3 Sudetan Kelebihan Mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai, Menanggulangi banjir akibat pendangkalan di muara, Menahan transpor sedimen sepanjang pantai, Mengurangi/ menghentikan erosi pantai Biaya konstruksi murah, Memperlancar laju air sungai. Kekurangan Biaya konstruksi cukup mahal, Kurang cocok untuk perlindungan muara sungai Tidak dapat menahan sedimen yang berasal dari pantai. Dari Tabel 3.3 diatas maka penanganan muara sigeleng dipilih dengan alternatif pembangunan Jetty. 3.5 Rencana Kerja dan Syarat (RKS) RKS digunakan sebagai dasar atau syarat syarat umum dan teknis dalam pelaksanaan pembuatan struktur. Isi dari RKS adalah: 1. Instruksi kepada peserta lelang ( dari data sekunder ). 2. Syarat syarat kontrak ( dari data sekunder ). 3. Gambar Perencanaan ( dari Analisa Data dan Kriteria Perencanaan ).

III - 12 4. Syarat-syarat teknis ( dari daftar volume pekerjaan ) 5. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Metodologi penyusunan RKS dapat dilihat pada Gambar 3.5. Start Gambar Rencana Syarat Teknis SK SNI Harga Satuan Bahan dan Upah Daftar Volume Pekerjaan Analisa Harga Satuan Harga Satuan Pekerjaan RAB Stop Gambar 3.5. Flow chart RKS 3.6 Metode Pelaksanaan Metodologi penyusunan metode pelaksanaan dapat dilihat pada Gambar 3.6.

III - 13 Start Gambar RAB Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Network Planning Time Schedule Lintasan kritis Kurva S Progress Pekerjaan Metode Pelaksanaan Stop Gambar 3.6. Flow chart Metode Pelaksanaan