Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

dokumen-dokumen yang mirip
KONTRIBUSI KONDISI EKONOMI KELUARGA TERHADAP STATUS GIZI (BB/TB SKOR Z) PADA ANAK USIA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade

Perbedaan Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Status Gizi (BB/TB) dengan Kejadian Bronkopneumonia

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

The Correlation between Clean and Healthy Behavior And Health Status with The Nutrional Status Among Toddler Living In Poor Households In Way Kanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :


THE FACTORS ASSOCIATED WITH POOR NUTRITION STATUS ON TODDLERS IN THE PUSKESMAS PLERET BANTUL REGENCY YEARS Rini Rupida 2, Indriani 3 ABSTRACK

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

Abstract HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA PADA RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

Hubungan Antara Jenis Dan Frekuensi Makan Dengan Status Gizi (Bb) Pada Anak Usia Bulan (Studi 5 Posyandu Di Desa Remen Kecamatan Jenu - Tuban)

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI KEC. RATU SAMBAN KOTA BENGKULU. Zulkarnain

Ani Kipatul Hidayah 1) Lilik Hidayanti., SKM, M.Si 2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

ISSN Vol 2, Oktober 2012

Kepatuhan Kunjungan Posyandu dan Status Gizi Balita di Posyandu Karangbendo Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesempatan Indonesia untuk memperoleh bonus demografi semakin terbuka dan bisa

HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA KELUARGA PETANI (Studi di Desa Jurug Kabupaten Boyolali Tahun 2017)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

Pengaruh Status Gizi, Tingkat Konsumsi Energi dan Protein terhadap VO2 Maks

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI RW 2 WILAYAH PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

HUBUNGAN PENDAPATAN, PENYAKIT INFEKSI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS GLUGUR DARAT TAHUN 2014

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) PADA RUMAH TANGGA SASARAN (RTS) DI DESA BATUKANDIK PULAU NUSA PENIDA

Meiti Mahar Resy 1, Yulia Wahyuni, S.Kep, M.Gizi 2, Dudung Angkasa, S.Gz, M.Gizi 2

HUBUNGAN POLA ASUH DAN ASUPAN ZAT GIZI PADA BADUTA STUNTING DAN ATAU WASTING DI KELURAHAN ALLEPOLEA KECAMATAN LAU KABUPATEN MAROS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

Catur Saptaning Wilujeng*, Yuseva Sariati**, Ranthy Pratiwi** Abstrak

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN ORANGTUA SERTA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KOTA DAN KABUPATEN TANGERANG, BANTEN

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

Jurnal Respati, Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2012: 1 5 1

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI KOMPLEKS PASAR 45 KOTA MANADO Fitriani Valentine Limpeleh*

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

FREKUENSI KONSELING GIZI, PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PERUBAHAN BERAT ENERGI PROTEIN (KEP) DI KLINIK GIZI PUSKESMAS KUNCIRAN, KOTA TANGERANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

Transkripsi:

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty of Lampung University Abstract Health and nutrition of mothers and infants is a concern. Infants and children of poor families are vulnerable to nutritional problems. This aim of study is to determine the adequacy levels of energy and protein and the nutritional status of children in poor households in the Subdistrict of Blambangan umpu, District of Way kanan. The method used quantitative methods with observational cross-sectional approach. The population is all children aged 24-6 months with a total sample of 6 taken from the 2 village. Data were analyzed using univariate and bivariate frequency distribution table with the chi square test. The results of the chi square test showed there was a significant relationship between the level of energy sufficiency with nutritional status indicators based on BB/U and BMI/U with p value respectively.2 and.8. There was no significant relationship between the level of adequacy of protein nutritional status based on BB/U, TB/U, and BMI/U with p value respectively.8,.33,.2. The conclusion of the study was there were a significant relationship between adequacy level of energy based on BB/U and BMI/U and there were no significant relationship based on TB/U. There were no significant relationship between adequacy level of protein based on BB/U, TB/U and BMI/U. Key words : energy adequacy levels, nutritional status, underfive years children. Tingkat Kecukupan Energi dan Protein serta Stasus Gizi Anak Balita Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Waykanan Abstrak Masalah kesehatan dan gizi pada ibu dan balita masih memprihatinkan. Anak balita di keluarga miskin rawan mengalami masalah gizi kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi balita pada rumah tangga miskin di Kecamatan Blambangan umpu, Kabupaten Way Kanan. Metode penelitian yang digunakan metode survei kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi adalah seluruh balita usia 24-6 bulan dengan jumlah sampel sebanyak 6 anak balita yang diambil dari dua Desa. Data dianalisis secara univariat dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan dianalisis secara bivariat dengan uji chi square. Hasil menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecukupan energi dengan status gizi balita menurut BB/U dan IMT/U dengan nilai p secara berturut-turut,2 dan,8. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecukupan protein dengan status gizi balita berdasarkan BB/U, TB/U, dan IMT/U dengan nilai p secara berturut-turut,8,,33,,2. Simpulan dalam penelian adalah terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecukupan energi terhadap status gizi menurut BB/U dan IMT/U sedangkan menurut TB/U tidak memiliki hubungan bermakna. Tingkat kecukupan protein terhadap status gizi menurut BB/U, TB/U, dan IMT/U tidak memiliki hubungan bermakna. Kata kunci : Anak balita 24-6 bulan, Status Gizi, Tingkat kecukupan energi.

Pendahuluan Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. Pada tingkat individu, keadaan gizi dipengaruhi oleh asupan gizi dan penyakit infeksi yang saling terkait. Apabila seseorang tidak mendapat asupan gizi yang cukup akan mengalami kekurangan gizi dan mudah sakit (Depkes RI, 27). Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi terbagi menjadi dua yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram seperti karbohidrat, lemak dan protein. Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit tetapi ada dalam makanan seperti mineral dan vitamin. Pemenuhan akan kedua zat gizi tersebut harus seimbang untuk mencegah terjadinya masalah kekurangan gizi (Supariasa, 22). Anak balita di keluarga miskin rawan mengalami masalah gizi kurang karena pola makan dalam jumlah dan kualitas yang tidak memenuhi kebutuhan gizinya. Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah asupan tersebut, misalnya rendahnya penghasilan serta kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi anak balita. Hal ini dapat dipengaruhi dengan kurangnya pengetahuan dalam memenuhi kebutuhan gizi, misalnya mengkonsumsi makanan dengan kadar gula yang tinggi serta makanan instant yang siap saji (Supariasa, 22). Berdasarkan permasalahan tersebut, maka akan diteliti tingkat kecukupan energi dan protein serta status gizi anak balita rumah tangga miskin di Kecamatan Blambangan umpu Kabupaten Way kanan. Metode Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bersifat partisipatoris yaitu responden yang diteliti ikut berperan aktif dalam mencapai tujuan penelitian. Sampel dalam 142

penelitian ini berjumlah 6 anak balita yang diambil dari 2 desa yang berbeda yaitu desa 1 adalah desa yang dekat dengan kabupaten sebanyak 3 anak balita dan 1 desa berikutnya adalah desa yang jauh dengan kabupaten sebanyak 3 anak balita. Pada penentuan status gizi pada balita dilakukan pengukuran antropometri, dimana pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran tinggi badan dan berat badan. Selanjutnya, pada penentuan tingkat kecukupan energi dan protein pada anak balita dilakukan wawancara terhadap ibu anak balita tentang konsumsi makanan sehari sebelum dilakukan wawancara menggunakan kuisioner food recall 24 jam. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan injak digital dan pengukuran tinggi badan menggunakan meteran. Data hasil penelitian diuji menggunakan software statistik. Analisis data dilakukan dengan 2 cara yaitu secara analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat kecukupan energi dan protein serta status gizi balita. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan tingkat kecukupan energi dan protein serta status gizi anak balita. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square. Apabila pada uji tersebut didapatkan hasil nilai p,5 maka dinyatakan terdapat hubungan yang bermakna dan apabila didapatkan hasil nilai p,5 maka dinyatakan tidak terdapat hubungan bermakna. Hasil Dari hasil penelitian didapatkan karakteristik responden berupa umur, jenis kelamin. Umur anak balita dipatkan dari 6 sampel anak balita yang diteliti jumlah balita berdasarkan umur 2 tahun sampai 5 tahun yang ditentukan hampir berimbang. Karakteristik umur terdapat dalam Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik balita berdasarkan umur 24 35 36 47 48 6 Umur (bulan) Frekuensi Persentase 22 36,7 17 28,3 21 35, 143

Jenis kelamin dari 6 sampel anak balita didapatkan jumlah anak balita yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir berimbang, dengan jumlah anak balita perempuan sedikit di bawah jumlah anak laki-laki. berdasarkan jenis kelamin terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik anak balita berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki Perempuan 35 25 41,7 58,3 Karakteristik Dari hasil statistik univariat dari 6 sampel anak balita yang memiliki tingkat kecukupan energi dan protein yang baik sudah cukup banyak. Distribusi tingkat kecukupan energi dan protein terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Tingkat Kecukupan Gizi Defisit Kurang Sedang Baik Kategori TKG Energi Protein n % n % 2 8 2 3 33,3 13,3 3,3 5, 6 4 4 46 1, 6,7 6,7 76,7 Berdasarkan dari hasil statistik univariat pada 6 sampel anak balita yang memiliki status gizi baik menurut indikator BB/U, TB/U dan IMT/U sudah cukup banyak. Distribusi status gizi menurut indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U terdapat pada Tabel 4. 144

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Status Gizi Indeks Berat badan menurut Umur (BB/U) Tinggi badan menurut umur (TB/U) Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Kategori Status Gizi Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih Sangat pendek Pendek Normal Tinggi Sangat kurus Kurus Normal Gemuk Desa Lembasung Desa Umpu bakti Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 1 3,3 4 13,3 7 23,3 23 76,7 21 7, 3 1 1 3,3 7 23 1 23 6 23,3 76,7 3,3 76,7 2 3 3 23 1 1 5 22 2 1 1 76,7 3,3 3,3 16,7 73,3 6,7 Berdasarkan dari hasil statistik bivariat pada 6 sampel anak balita yang tingkat kecukupan energi terhadap status gizi memiliki hubungan yang bermakna pada indikator BB/U dan IMT/U dan tidak memiliki hubungan bermakna pada indikator IMT/U. Tabulasi silang tingkat kecukupan energi serta status gizi terdapat pada Tabel 5. Tabel 5. Tabulasi Silang Tingkat Kecukupan Energi Serta Status Gizi di Kecamatan Blambangan umpu Kabupaten Waykanan. Energi Kurang Baik BB/U TB/U IMT/U Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik 2 26 4 24 28 1 22 9 23 7 25 Berdasarkan dari hasil statistik bivariat pada 6 sampel anak balita yang tingkat kecukupan protein terhadap status gizi tidak memiliki hubungan bermakna pada indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Tabulasi silang tingkat kecukupan energi serta status gizi terdapat pada Tabel 6. 145

Tabel 6. Tabulasi Silang Tingkat Kecukupan Protein Dengan Status Gizi di Kecamatan Blambangan umpu Kabupaten Waykanan Kurang Baik Protein BB/U TB/U IMT/U Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik 1 1 9 1 12 38 12 38 7 5 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dengan tingkat kecukupan energi balita terhadap 6 sampel anak balita pada Tabel 1 didapatkan hasil kurang baik dikarenakan jumlah anak balita yang tingkat kecukupan energi baik dan energi kurang serta energi defisit hampir berimbang. Hal ini dapat mempengaruhi status gizi balita sesuai dengan yang disampaikan Moehji (23) konsumsi makan balita dan penyakit infeksi merupakan faktor langsung yang mempengaruhi status gizi. Berdasarkan hasil penelitian dengan tingkat kecukupan protein balita pada 6 sampel anak balita pada Tabel 2 didapatkan hasil yang cukup baik dengan jumlah anak yang memiliki tingkat kecukupan protein dalam kategori baik sebanyak 76,7%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (212) yang dilakukan di Tasikmalaya menunjukkan Tingkat Kecukupan Protein (TKP) pada usia 3-5 tahun memiliki asupan protein dalam kategori baik. Status gizi balita berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U) pada penelitian yang sudah dilakukan pada 6 sampel anak balita dalam kategori baik, hal ini didasari dari konsumsi karbohidrat pada balita yang baik dan warga pedesaan lebih mengutamakan konsumsi makanan pokok seperti nasi, kentang, dan lain-lain dimana mengandung zat karbohidrat yang tinggi serta perubahan terhadap status gizi juga berlangsung secara cepat dan langsung. Status gizi balita berdasarkan tinggi badan menurut umur (TB/U) pada penelitian yang sudah dilakukan pada 6 sampel anak balita dalam kategori baik dengan jumlah anak status gizi baik sebanyak 76,7%. Hal ini menandakan bahwa lebih banyak balita yang memiliki tinggi badan sesuai dengan umur balita, namun masih terdapat beberapa anak balita yang memiliki tinggi badan yang kurang sesuai dengan umurnya. Status gizi balita berdasarkan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) pada penelitian yang dilakukan pada 6 sampel anak balita dalam kategori baik, 146

hal ini menandakan bahwa lebih banyak balita yang memiliki berat badan dan tinggi badan yang sesuai sebanyak 76,7%. Namun demikian, masih terdapat beberapa anak balita dari sampel yang ditentukan memiliki status gizi IMT/U yang kurang baik. Hal ini disebabkan dari asupan makanan yang tidak seimbang setiap harinya. Menurut Lasmanawati (28) mengungkapkan bahwa pola makan yang baik mengandung makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan dan sayursayuran serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui pada Tabel 5 didapatkan bahwa dari 6 sampel anak balita yang memiliki status gizi BB/U baik lebih banyak pada balita dengan tingkat kecukupan energi kurang. Selanjutnya energi dengan status gizi balita. Dari hasil analisis dengan uji Chi-square didapatkan nilai p=,2 (<,5), artinya terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecukupan energi dengan status gizi balita berdasarkan indikator BB/U di kecamatan Blambangan umpu Kabupaten Waykanan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dewi (212) yang mengungkapkan bahwa ada hubungan antara tingkat kecukupan energi dengan status gizi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui pada Tabel 5 didapatkan bahwa dari 6 sampel anak balita yang memiliki status gizi TB/U baik lebih banyak pada balita dengan tingkat kecukupan energi kurang. Selanjutnya energi dengan status gizi balita. Dari hasil analisis dengan uji Chi-square didapatkan nilai p=,19 (>,5), artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecukupan energi dengan status gizi berdasarkan indikator balita TB/U di Kecamatan Blambangan umpu Kabupaten Way kanan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mananoru dkk (212) yang mengungkapkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan TB/U. Tinggi badan seseorang merupakan gambaran hasil konsumsi gizi masa lalu, sehingga untuk mengetahui hasil perubahannya memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu, hal ini dapat disebabkan juga karena jumlah sampel yang sedikit sehingga hanya dapat dilihat dari sebagian balita saja. 147

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui pada Tabel 5 didapatkan bahwa dari 6 sampel anak balita yang memiliki status gizi IMT/U baik lebih banyak pada balita dengan tingkat kecukupan energi kurang. Selanjutnya dilakukan analisis bivariat analitik untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan energi dengan status gizi balita. Dari hasil analisis dengan uji Chi-square didapatkan nilai p=,8 (<,5), artinya terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecukupan energi dengan status gizi balita berdasarkan indikator IMT/U di kecamatan Blambangan umpu Kabupaten Way kanan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dewi (212) yang mengungkapkan bahwa ada hubungan antara tingkat kecukupan energi dengan status gizi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui pada Tabel 6 didapatkan bahwa dari 6 sampel anak balita yang memiliki status gizi BB/U baik lebih banyak pada balita dengan tingkat kecukupan protein baik. Selanjutnya protein dengan status gizi balita. Dari hasil analisis dengan uji Chi-square didapatkan nilai p=,8 (>,5), artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecukupan protein dengan status gizi balita berdasarkan indikator BB/U. Hal ini menandakan tingkat kecukupan protein pada balita sudah cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui pada Tabel 6 didapatkan bahwa dari 6 sampel anak balita yang memiliki status gizi TB/U baik lebih banyak pada balita dengan tingkat kecukupan protein baik. Selanjutnya protein dengan status gizi balita. Dari hasil analisis dengan uji Chi-square didapatkan nilai p=,33 (>,5), artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecukupan protein dengan status gizi balita berdasarkan indikator TB/U. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Priyadi (22) mengungkapkan tingkat kecukupan protein secara bermakna berhubungan dengan status gizi anak dan hasil penelitian Agustien (28) mengungkapkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat kecukupan protein terhadap status gizi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui pada Tabel 6 didapatkan bahwa dari 6 sampel anak balita yang memiliki status gizi IMT/U baik lebih banyak pada balita dengan tingkat kecukupan protein baik. Selanjutnya 148

energi dengan status gizi balita. Dari hasil analisis dengan uji Chi-square didapatkan nilai p=,2 (>,5), artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecukupan protein dengan status gizi balita berdasarkan indikator IMT/U. Simpulan Simpulan dari penelitian ini adalah tingkat kecukupan energi terhadap status gizi menurut BB/U dan IMT/U memiliki hubungan bermakna sedangkan menurut TB/U tidak memiliki hubungan bermakna. Tingkat kecukupan protein terhadap status gizi menurut BB/U, TB/U, dan IMT/U tidak memiliki hubungan bermakna. Daftar Pustaka Agustien, Agavita C. 28. Hubungan antara kondisi psikologis, tingkat kecukupan energi, protein dan tingkat aktivitas fisik dengan status gizi lansia di panti wreda harapan ibu gondoriyo semarang. [Artikel Penelitian]. Semarang : Universitas Diponegoro. Almatsier S. 24. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm. 2-34. Dewi LM, Hidayanti L. 212. Kontribusi kondisi ekonomi keluarga terhadap status gizi (BB/TB skor z) pada anak usia 3 5 tahun. [Skripsi]. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi. Fatimah S. 28. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap status gizi pada balita di kecamatan ciawi kabupaten tasikmalaya. J. Universitas Dipenogoro. 1(18): 2-9. Kementerian Kesehatan RI. 211. Standar antropometri penilaian status gizi anak. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak, hlm. 25-3. Lasmanawati E. 28. Program healthy & safety food sebagai model pendidikan gizi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga. Diakses pada tanggal 3 Oktober 213. http://lasmanwati.multiply.com/journal/item/5 Moehji S. 23. Ilmu gizi penanggulangan gizi buruk. Jakarta: Papas Sinar Sinanti, hlm. 55-78. Notoatmodjo S. 21. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta, hlm. 37-38. Priyadi. 22. Pengaruh beberapa keadaan sosial, ekonomi ( pendapatan, pendidikan, jumlah anggota keluarga, psp tentang gizi dan kesehatan) terhadap tingkat kecukupan zat gizi dan status gizi anak sd (anak baru masuk sekolah)di kabupaten kendal propinsi jawa tengah. [Tesis]. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Dipenegoro. Sediaoetama. 2. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi di indonesia. Jakarta: Dian Rakyat, hlm. 6-78. Suhardjo. 2. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara, hlm. 2-45. Suhardjo. 25. Perencanaan pangan dan gizi : bekerjasama dengan pusat antar universitaspangan dan gizi institut pertanian bogor. Bogor: Penerbit Bumi Aksara, hlm. 45-6. Suharyanto. 21. Kaitan sosial ekonomi keluarga dan konsumsi energi protein dengan status gizi anak sekolah di desa sumber agung, kecamatan banjarejo, kabupaten blora. [Skripsi]. Semarang : Universitas Dipenegoro. Supariasa N. 22. Penilaian status gizi. Jakarta : EGC, hlm. 56-83. 149