BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

ATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL I. TATA RUANG DAN LINGKUNGAN

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

B. SUBSTANSI ATURAN BERSAMA

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

1 Halaman 1. Kabupaten Banyuwangi

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3).

EVALUASI LAYANAN SANITASI DI RUSUNAWA SEMANGGI KOTA SURAKARTA

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

IDENTIFIKASI DAN PEDAMPINGAN UNTUK MENGATASI MASALAH SANITASI PADA PEMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG SANGER, SARIO MANADO

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

Desa Tritih Lor Kecamatan Jeruk Legi

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,

PANDUAN KEGIATAN QUICK COUNT IDENTIFIKASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

PROFIL BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Bilah Makmur

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

Visi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM. Keberadaan BKM dan Lingkungan. Misi Masyarakat Puraka lebih madani tahun 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

PENATAAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN

Universitas Sumatera Utara

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FIELD BOOK SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI)

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan

Lingkungan Permukiman

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI PERUMAHAN LEMBAH NYIUR KAIRAGI MAS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Tabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

SUPLEMEN TATACARA PEMUTAKHIRAN DATA BASELINE

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

Perkiraan dan Referensi Harga Satuan Perencanaan

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV

KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

ruo tar qtu -a Gt i* n c L (E(u xro & o (} td fem T'E cl l- as ff o, ; tj o- Y {,/r} fuffi :s it -, I {} stl (} ra -{t .ts, -{J -6 o, ={E F E 'ci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB V HASIL. Kelurahan Bidara Cina merupakan salah satu dari delapan kelurahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

CHECK LIST SANITASI PEMUKIMAN

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT. Tatanan : 1 Kawasan Permukiman, Sarana & Prasarana Sehat

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari DPU bahwa daerah tersebut tergolong sebagai pemukiman kumuh. Lokasinya seperti yang tertera pada gambar 4.1: Keterangan: Gambar 4.1 Peta Lokasi Daerah Survei : Deliniasi SK Kawasan Kumuh : Perubahan Deliniasi Hasil SKS 30

31 Keterangan: Gambar 4.2 Peta Lokasi Permukiman Kumuh di Karanganyar : Lokasi kawasan kumuh Dari Kantor Kecamatan Karanganyar diperoleh jumlah penduduk untuk masingmasing RT 01,02,03 pada tahun 2015. Tabel 4.1 menjelaskan rincian jumlah kepala keluarga yang ada pada wilayah yang diteliti. Tabel 4.1 Data Jumlah Kepala Keluarga Tahun 2015 RW RT Jumlah KK lama Datang KK baru Pindah Jumlah KK VIII 01 54 - - - 54 VIII 02 45-1 - 46 VIII 03 39-1 - 40

32 Menentukan ukuran sampel berdasarkan dari teori Gay dan Diehl dimana Jika penelitiannya bersifat deskriptif, maka diambil sampel minimumnya adalah 10% dari populasi. Sehingga jumlah sampel yang diteliti sebanyak 15 KK yang terdiri dari: RT 01 = 54 X 10% = 5,4 KK 5 KK RT 02 = 46 X 10% = 4,6 KK 5 KK RT 03 = 40 X 10% = 4 KK 5 KK (disamakan jumlah KK per RT) 4.1.1 Kondisi Sanitasi 1. Data saluran drainase Dari survei yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut: a. Saluran air hujan: Kondisi material pembuatan salurannya terbuat dari pasangan batu. Pada daerah survei, saluran air hujan dan saluran pembuangan grey water menjadi satu saluran kemudian dialirkan langsung ke got sehingga salurannya sebaiknya terbuat dari pasangan batu karena tidak akan terjadi peresapan ketanah yang akan menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah di wilayah sekitar. Gambar 4.3 Kondisi Saluran Air Hujan

33 b. Saluran got: Kondisi fisik got di Karanganyar material saluran yang terbuat dari pasangan batu kali dengan dimensi got yaitu 40 cm x 50 cm, namun saluran got di Desa Karanganyar banyak digunakan warga sebagai tempat pembuangan limbah grey water dan air hujan sehingga pada musim kemarau menimbulkan bau tidak sedap karena genangan dari limbah grey water yang tidak dapat tersalurkan ke sungai, sedangkan pada saat musim hujan, saluran got tidak dapat menampung air hujan dikarenakan aliran pada saluran tersumbat sampah dan tidak dapat mengalir lancar ke sungai, hal ini menyebabkan air meluap ke jalan dan rumah warga sehingga terjadi banjir. Gambar 4.4 Kondisi Got c. Sungai: Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, terdapat dua sungai yang melintasi kawasan tersebut. Sungai yang digunakan sebagai tempat pembuangan air limbah RT I berbeda dengan yang digunakan RT II dan

34 III. Kondisi kedua sungai berdasarkan hasil pengamatan adalah sebagai berikut: 1) Kondisi sungai RT I Kondisi fisik sungai di RT I material yang digunakan dalam pembuatannya berupa tanah. Dimensi sungai berkisar antara 5-6 m sehingga sungai pada RT 1 termasuk dalam kategori sungai sedang. Terdapat sampah di sungai namun jumlahnya sedikit sehingga tidak menyebabkan penyumbatan dan mengganggu aliran sungai. Tidak terdapat bau yang tidak sedap di sungai tersebut karena penduduk RT I mengolah limbah terlebih dahulu sebelum di buang di sungai tersebut. Sungai tersebut digunakan untuk tempat pembuangan air limbah di lokasi tersebut. Gambar 4.5 Kondisi Sungai RT I

35 2) Kondisi sungai RT II dan RT III Kondisi fisik sungai di RT II dan RT III material yang digunakan dalam pembuatannya adalah pasangan batu kali yang masih bagus dan layak untuk digunakan. Dimensi sungai tersebut (LebarxDalam) 150 cm x 100 cm termasuk dalam kondisi sungai kecil. Terdapat banyak sampah di sungai tersebut. Sehingga pada saat musim hujan sering terjadi banjir akibat terjadi penyumbatan di beberapa titik. Terdapat bau yang tidak sedap yang ditimbulkan karena kebanyakan penduduk RT II dan RT III membuang limbah domestik black water dan grey water tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Sehingga air menjadi keruh dan berbau. Gambar 4.6 Kondisi Sungai RT II dan RT III 2. Pada tabel 4.2 berisi tentang kondisi fasilitas BAB. a. Jenis kloset: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A1,B1,C1,D1 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A1

36 didefinisikan sebagai kloset duduk. B1 didefinisikan sebagai kloset jenis leher angsa yang dapat mecegah bau dan serangga keluar dari pipa buangan ke peralatan tersebut. C1 didefinisikan sebagai kakus yang dapat menimbulkan bau tidak sedap serta dapat mengundang serangga. D1 didefinisikan tanpa kloset. b. Jenis septic tank: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A2,B2,C2,D2 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A2 didefinisikan sebagai septic tank yang terbuat dari beton sehingga tidak akan terjadi pencemaran tanah karena dapat mencegah terjadinya peresapan pada tanah sekitar. B2 didefinisikan sebagai septic tank yang terbuat dari batu bata dimana masih terdapat adanya sedikit peresapan ke tanah melalui celah batu bata yang dapat berpotensi mencemari tanah sekitar. C2 didefinisikan sebagai septic tank yang berupa tanah dimana akan terjadi interaksi langsung dengan tanah sehingga akibat dari pencemarannya akan semakin besar. D2 didefinisikan tidak memiliki septic tank, dimana tinja langsung dibuang ke aliran sungai tanpa proses pengolahan yang dapat berakibat pada pencemaran sungai. c. Jenis peresapan: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A4,B4,C4,D4 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A4 didefinisikan sebagai peresapan yang terbuat dari ijuk yang tidak berpotensi mencemari tanah karena ijuk merupakan penahan untuk daerah resapan yang baik. B4 didefinisikan sebagai peresapan yang terbuat dari batu kali, dimana masih dapat berpotensi mencemari tanah karena penahan untuk daerah resapan kurang baik, hal ini dikarenakan resapan masih dapat menembus celah celah batu kali. C4 didefinisikan sebagai peresapan yang langsung menuju tanah yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat sekitar karena tingkat pencemaran tanah yang besar. D4 didefinisikan tidak ada peresapan karna tidak adanya sepictank. d. Jarak septic tank ke sumur:

37 Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A6,B6,C6,D6 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A6 didefinisikan sebagai jarak septic tank ke sumur diatas 10 meter, jarak tersebut dikategorikan sangat aman. B6 didefinisikan sebagai jarak septic tank ke sumur antara 7 10 meter, jarak tersebut dikategorikan aman. C6 didefinisikan sebagai jarak septic tank ke sumur dibawah 7 meter, jarak tersebut dikategorikan tidak aman. D6 didefinisikan tidak memiliki septic tank sehingga tidak ada jarak antara septic tank ke sumur.

38 Tabel 4.2 Penyajian Kondisi Fasilitas BAB Kondisi Fasilitas BAB No Nama Jenis Kloset Ada Septic tank Tidak Jenis Jenis Peresapan Jarak ke Sumur Dibuang ke? A1 B1 C1 D1 A2 B2 C2 A4 B4 C4 A6 B6 C6 1 Sutanto V V V V 2 Wijiastuti V V V V 3 Waginem V V V V 4 Hardi V V V V 5 Marinem V V V V 6 Jinah V V V V 7 Sunardi V V V V 8 Sugiyo V V V V 9 Sumarni V V V V

39 Lanjutan Tabel 4.2 Penyajian Kondisi Fasilitas BAB Kondisi Fasilitas BAB No Nama Jenis Kloset Septic tank Ada Tidak Jenis Jenis Peresapan Jarak ke sumur Dibuang ke? A1 B1 C1 D1 A2 B2 C2 A4 B4 C4 A6 B6 C6 D 10 Sujardi V V V V 11 Daljiman V V V V 12 Sumiyem V sungai 13 Poniyati V sungai 14 Lamdari V sungai 15 Ida V V V V

40 3. Pada tabel 4.3 yang berisi tentang penyaluran air limbah & pengadaan air bersih. a. Jumlah pemakai: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A1,B1,C1,D1. A1 didefinisikan bahwa jumlah pemakai dalam rumah tersebut antara 1-3 orang yang termasuk dalam kategori sedikit. B1 didefinisikan bahwa jumlah pemakai dalam rumah tersebut antara 4-6 orang yang termasuk dalam kategori agak banyak. C1 didefinisikan bahwa jumlah pemakai dalam rumah tersebut antara 6-10 orang yang termasuk dalam kategori banyak. A1 didefinisikan bahwa jumlah pemakai dalam rumah tersebut lebih dari 10 orang yang termasuk dalam kategori sangat banyak. b. Kondisi PAM: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A2,B2,C2,D2. A2 didefinisikan bahwa kondisi PAM tergolong sangat baik karena tidak ada kendala apapun dari pemakai. B2 didefinisikan bahwa kondisi PAM tergolong baik karena ada kendala kecil dari pemakai seperti air mati namun frekuensinya sedikit. C2 didefinisikan bahwa kondisi PAM tergolong buruk karena ada kendala dari pemakai seperti air mati namun frekuensinya agak banyak. D2 didefinisikan bahwa kondisi PAM tergolong sangat buruk karena ada banyak kendala c. Sistem pembuangan air limbah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A3,B3,C3,D3. A3 didefinisikan untuk black water dibuang ke septic tank kedap air seperti beton dan grey water dibuang ke sungai. B3 didefinisikan untuk black water dibuang ke septic tank kedap air sedangkan grey water di buang ke got yang dapat menyebabkan timbulnya bau tidak sedap. C3 didefinisikan untuk black water dibuang ke septic tank tidak kedap air sehingga bisa mencemari tanah sekitar, sedangkan grey water dibuang ke got. D3 didefinisikan untuk black water dibuang kesungai karena tidak ada fasilitas septic tank dirumah sedangkan grey water dibuang ke got yang dapat menimbulkan bau tidak sedap.

41 Tabel 4.3 Penyajian Data Penyaluran Air Limbah & Pengadaan Air Bersih No Nama Jumlah Pemakai Kondisi PAM Sistem Pembuangan Air Limbah A1 B1 C1 D1 A2 B2 C2 D2 A3 B3 C3 D3 1 Sutanto V V V 2 Wijiastuti V V V 3 Waginem V V V 4 Hardi V V V 5 Marinem V V V 6 Jinah V V V 7 Sunardi V V V 8 Sugiyo V V V 9 Sumarni V V V 10 Sujardi V V V 11 Daljiman V V V 12 Sumiyem V V V 13 Poniyati V V V 14 Lamdari V V V 15 Ida V V V

42 4. Pada tabel 4.4 yang berisi tentang data penanganan sampah a. Wadah sampah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A1,B1,C1,D1 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A1 didefinisikan wadah sampah yang sudah dibedakan antara organik, anoraganik, dan logam. B1 didefinisikan wadah sampah yang sudah dibedakan antara organik dan anoraganik. C1 didefinisikan wadah sampah yang belum dibedakan antara organik dan anoraganik. D1 didefinisikan belum ada wadah sampah, hanya menggunakan plastik untuk wadah sampah. b. Pengangkutan sampah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A2,B2,C2,D2 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A2 didefinisikan pengangkutan sampah setiap hari. B2 didefinisikan pengangkutan sampah antara 5 6 kali seminggu. C2 didefinisikan pengangkutan sampah antara 3 4 kali seminggu. D2 didefinisikan pengangkutan sampah antara 1 2 kali seminggu. c. Sampah kering dan basah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A3,B3,C3,D3 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A3 didefinisikan sampah kering dan basah sudah dimasukkan sesuai wadah sampah yang telah disediakan terpisah. B3 didefinisikan sampah kering dan basah dimasukkan tidak sesuai dengan wadah sampah yang telah disediakan terpisah. C3 didefinisikan sampah kering dan basah digabung dalam satu wadah sampah tanpa pemisahan. D3 didefinisikan sampah kering dan basah digabung namun tidak dibuang pada wadah sampah yang telah disediakan. d. Guna sampah dipisah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A4,B4,C4,D4 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A4 didefinisikan sampah dipisah untuk didaur ulang dan dijual. B4

43 didefinisikan sampah dipisah untuk digunakan lagi bagi kebutuhan pribadi. C4 didefinisikan sampah dipisah untuk dijual ke pemulung. D4 didefinisikan sampah dipisah untuk kegunaan lain seperti untuk makanan hewan peliharaan. e. Paham bank sampah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A5,B5,C5,D5 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A5 didefinisikan sudah paham tentang bank sampah dan sudah diterapkan. B5 didefinisikan sudah paham tentang bank sampah namun belum diterapkan pada kehidupan sehari-hari. C5 didefinisikan belum paham tentang bank sampah namun sudah mendapat penjelasan tentang bank sampah. D5 didefinisikan belum paham tentang bank sampah dan belum pernah mendapat penjelasan tentang bank sampah. f. Usaha mengurangi sampah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A6,B6,C6,D6 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A6 didefinisikan sudah ada usaha mengurangi sampah secara rutin. B6 didefinisikan sudah ada usaha mengurangi sampah namun belum maksimal. C6 didefinisikan pernah ada usaha mengurangi sampah namun sekarang tidak berjalan lagi. D6 didefinisikan belum ada usaha mengurangi sampah. g. Tempat pembuangan sampah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A7,B7,C7,D7 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A7 didefinisikan bahwa sampah dibuang kedepan rumah agar diangkut truk sampah. B7 didefinisikan bahwa sampah dibuang ke halaman rumah. C7 didefinisikan bahwa sampah dibuang ke got. D7 didefinisikan bahwa sampah dibuang ke sungai..

44 Tabel 4.4 Penyajian Data Penanganan Sampah No Nama Ada Wadah Sampah? Pengangkutan Sampah Tiap? Sampah Kering&Basah Jika Dipisah, Untuk Apa? Paham Tentang Bank Sampah? Usaha Mengurangi Sampah? Tempat Pembuangan Sampah A1 B1 C1 D1 A2 B2 C2 D2 A3 B3 C3 D3 A4 B4 C4 D4 A5 B5 C5 D5 A6 B6 C6 D6 A7 B7 C7 D7 1 Sutanto V V V V V V V 2 Wijiastuti V V V V V V V 3 Waginem V V V V V V V 4 Hardi V V V V V V V 5 Marinem V V V V V V V 6 Jinah V V V V V V V 7 Sunardi V V V V V V V 8 Sugiyo V V V V V V V 9 Sumarni V V V V V V V 10 Sujardi V V V V V V V 11 Daljiman V V V V V V V 12 Sumiyem V V V V V V V 13 Poniyati V V V V V V V 14 Lamdari V V V V V V V 15 Ida V V V V V V V

45 4.2 Analisis Data Menurut analisis yang telah dilakukan peneliti, maka untuk menentukan kekumuhan suatu wilayah dibagi dalam 5 kategori, yaitu: 1. Jika persentase jawaban terbesar antara 0-20%, maka dikatakan wilayah tersebut termasuk sangat kumuh. 2. Jika persentase jawaban terbesar antara 21-40%, maka dikatakan wilayah tersebut termasuk kumuh. 3. Jika persentase jawaban terbesar antara 41-60%, maka dikatakan wilayah tersebut termasuk sedang. 4. Jika persentase jawaban terbesar antara 61-80%, maka dikatakan wilayah tersebut termasuk bersih. 5. Jika persentase jawaban terbesar antara 81-100%, maka dikatakan wilayah tersebut termasuk sangat bersih. 4.2.1 Kondisi Sanitasi 1. Pada tabel 4.2 yang berisi tentang kondisi fasilitas BAB dengan jumlah responden pada setiap pilihan a. Jenis kloset: A6: 1 orang (6,7%) B6: 11 orang (73,3%) C6: 0 orang (0%) D6: 3 orang (20%) b. Jenis septic tank: A7: 7 orang (46,7%) B7: 5 orang (33,3%) C7: 0 orang (0%) D7: 3 orang (20%) c. Jenis peresapan: A9: 3 orang (20%)

46 B9: 0 orang (0%) C9: 9 orang (60%) D9: 3 orang (20%) d. Jarak septic tank ke sumur: A11: 6 orang (73,3%) B11: 6 orang (6,7%) C11: 0 orang (0%) D11: 3 orang (20%) Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Jumlah Responden pada Data Kondisi Fasilitas BAB Pertanyaan A B C D 1 1 11 0 3 2 7 5 0 3 3 3 0 9 3 4 6 6 0 3 JUMLAH 17 22 9 12 Presentase (%) 28,3 36,7 15 20 Pada tabel 4.5 didapatkan hasil berupa jumlah responden pada masing-masing pilihan jawaban, dimana presentase terbesar adalah 36,7%. Hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut termasuk daerah yang kumuh ditinjau dari aspek kondisi fasilitas BAB.

47 PRESENTASE JAWABAN RESPONDEN Jawaban C+D 35,00% Jawaban A+B 65,00% Jawaban A+B Jawaban C+D Gambar 4.7 Diagram Jawaban Responden pada Aspek Kondisi Fasilitas BAB 2. Pada tabel 4.3 yang berisi tentang data penyaluran air limbah & pengadaan air bersih dengan jumlah responden pada setiap pilihan a. Jumlah pemakai: A1: 2 orang (13,3%) B1: 13 orang (86,7%) C1: 0 orang (0%) D1: 0 orang (0%) b. Kondisi PAM: A2: 0 orang (0%) B2: 8 orang (53,3%) C2:7 orang (46,7%) D2: 0 orang (0%) c. Sistem pembuangan air limbah: A2: 0 orang (0%) B2: 8 orang (53,3%) C2: 4 orang (26,7%) D2: 3 orang (20%)

48 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Jumlah Responden pada Data Penyaluran Air Limbah & Pengadaan Air Bersih Pertanyaan A B C D 1 2 13 0 0 2 0 8 7 0 3 0 8 4 3 JUMLAH 2 29 11 3 Presentase (%) 4,4 64,4 24,4 6,8 Pada tabel 4.6 didapatkan hasil berupa jumlah pemilih pada masing-masing pilihan jawaban, dimana presentase terbesar adalah 64,4%. Hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut termasuk daerah yang bersih ditinjau dari aspek penyaluran air limbah & pengadaan air bersih. PRESENTASE JAWABAN RESPONDEN Jawaban C+D 31,20% Jawaban A+B 68,80% Jawaban A+B Jawaban C+D Gambar 4.8 Diagram Jawaban Responden pada Aspek Penyaluran Air Limbah & Pengadaan Air Bersih 3. Pada tabel 4.4 yang berisi tentang penanganan sampah dengan jumlah responden pada setiap pilihan a. Wadah sampah: A1: 0 orang (0%)

49 B1: 3 orang (20%) C1: 10 orang (66,7%) D1: 2 orang (13,3%) b. Pengangkutan sampah: A2: 2 orang (13,3%) B2: 4 orang (26,7%) C2: 9 orang (60%) D2: 0 orang (0%) c. Sampah kering dan basah: A3: 0 orang (0%) B3: 4 orang (26,7%) C3: 11 orang (73,3%) D3: 0 orang (0%) d. Guna sampah dipisah: A4: 1 orang (6,7%) B4: 0 orang (0%) C4: 14 orang (93,3%) D4: 0 orang (0%) e. Paham bank sampah: A5: 0 orang (0%) B5: 9 orang (60%) C5: 6 orang (40%) D5: 0 orang (0%) f. Usaha mengurangi sampah: A6: 0 orang (0%) B6: 0 orang (0%) C6: 8 orang (53,3%) D6: 7 orang (46,7%) g. Tempat pembuangan sampah: A7: 9 orang (60%) B7: 3 orang (20%)

50 C7: 0 orang (0%) D7: 3 orang (20%) Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Jumlah Responden pada Data Penanganan Sampah Pertanyaan A B C D 1 0 3 10 2 2 2 7 6 0 3 0 4 11 0 4 1 0 14 0 5 0 9 6 0 6 0 0 8 7 7 9 3 0 3 JUMLAH 12 26 55 12 Presentase (%) 11,43 24,76 52,38 11,43 Pada tabel 4.7 didapatkan hasil berupa jumlah responden pada masing-masing pilihan jawaban, dimana presentase terbesar adalah 52,38%. Hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut termasuk daerah yang kumuh sedang ditinjau dari aspek penanganan sampah. PRESENTASE JAWABAN RESPONDEN Jawaban C+D 63,81% Jawaban A+B 36,19% Jawaban A+B Jawaban C+D Gambar 4.9 Diagram Jawaban Responden pada Aspek Penanganan Sampah

Jumlah Responden 51 Dari analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Daerah yang diteliti ditinjau dari aspek fasilitas BAB masuk pada kategori wilayah yang kumuh. 2. Daerah yang diteliti ditinjau dari aspek penyaluran air limbah dan pengadaan air bersih masuk pada kategori wilayah yang bersih. 3. Daerah yang diteliti ditinjau dari aspek penanganan sampah masuk pada kategori wilayah yang kumuh sedang. Rekapitulasi Jawaban Responden 60 50 Data Fasilitas BAB 40 30 20 10 Data Penyaluran Air Limbah&Pengadaan Air Bersih Data Penanganan Sampah 0 Jawaban A Jawaban B Jawaban C Jawaban D Pilihan Jawaban Gambar 4.10 Diagram Jumlah Jawaban Responden Pada Tiap Kategori d. Pada gambar 4.10 dijelaskan tentang jumlah jawaban pada tiap kategori dimana: a. Total jawaban A sebanyak 31 (14,76%) b. Total jawaban B sebanyak 77 (36,67%) c. Total jawaban C sebanyak 75 (35,71%) d. Total jawaban D sebanyak 27 (12,86%)

52 Jadi presentase terbesar adalah 36,67%. Maka, sesuai ketentuan yang sudah disepakati, di RT 01,02,03 Karanganyar, Kecamatan Karanganyar termasuk daerah yang kumuh. 4.3 Pembahasan Menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 meliputi parameter permukiman yang baik sebagai berikut: 1. Lokasi a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya. b. Tidak terletak pada daerah bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah atau bekas tambang. c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan. 2. Prasarana dan sarana lingkungan a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan. b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit. c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata. d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan. e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan. f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan.

53 3. Penghijauan pepohonan Untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan,keindahan dan kelestarian alam. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, maka di dapatkan hasil: 1. Lokasi: pemukiman warga berada pada dataran rendah dan berada pada bantaran sungai sehingga termasuk dalam daerah yang rawan bencana, menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.829/Menkes/SK/VII/1999 menyatakan bahwa parameter rumah yang baik adalah tidak terletak pada daerah rawan bencana. Gambar 4.11 Rumah Tidak Terletak di Bantaran Sungai 2. Prasarana dan sarana lingkungan: a. Aksesbilitas (jalan lingkungan): kawasan permukiman sudah terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai serta kondisi jaringan jalan memiliki kualitas yang baik.

54 Gambar 4.12 Kondisi Jalan Lingkungan b. Drainase lingkungan: kondisi drainasenya seperti got, sungai, dan saluran air hujan terbuat dari pasangan batu yang dapat mencegah peresapan limbah berbahaya kedalam tanah namun masih terdapat banyak sampah di got dan sungai. Gambar 4.13 Kondisi Saluran Air Hujan

55 Gambar 4.14 Kondisi Got Gambar 4.15 Kondisi Sungai c. Pelayanan air minum/baku: lokasi permukiman sudah terlayani jaringan air bersih/baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak. Warga disana sebagian besar mengandalkan sumur dan PAM untuk kebutuhan sehari-hari.

56 Gambar 4.16 Kondisi PAM Gambar 4.17 Kondisi Sumur d. Pembuangan air limbah: lokasi permukiman ada yang belum memiliki akses jamban, saluran pembuangan air limbah rumah tangga tercampur dengan saluran air hujan, rumah warga ada yang memiliki fasilitas MCK yang kurang layak.

57 Gambar 4.18 Kondisi Tempat Cuci Gambar 4.19 Kondisi Kamar Mandi dan Fasilitas BAB e. Pengangkutan sampah : sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang lebih 3-5 kali seminggu

58 Gambar 4.20 Kondisi Sebelum Pengangkutan Sampah Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai hasil survei serta didasarkan menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman, maka RT 01,02,03 RW VIII Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar termasuk kedalam daerah yang kumuh.