SISTEM STATISTIK NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 6 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK DASAR

Katalog BPS:

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBERITAHUAN SINOPSIS SURVEI STATISTIK KHUSUS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 51/1999, PENYELENGGARAAN STATISTIK. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK

POSISI DAN PERAN SIPD DALAM TATA KELOLA DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN DI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 51 TAHUN 1999 (51/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*9743 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 1997 (16/1997) TENTANG STATISTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK SEKTORAL OLEH PEMERINTAH DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM. Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. Kata Pengantar.. Daftar Isi... Pernyataan Perjanjian Kinerja Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur... 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

Koordinasi Penyelenggaraan Kegiatan Statistik Sektoral dan Khusus. Direktorat Diseminasi Statistik, BPS Juni Juli 2015

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.6/Menhut-II/2008 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN STATISTIK KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PUSAT STATISTIK KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KATINGAN TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PUSAT STATISTIK

PEMERINTAH KOTA DUMAI

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 101 TAHUN 1998 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 2 TAHUN 2004 SERI D NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERJANJIAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN ANGGARAN 2017

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAYANAN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1980 TENTANG. Presiden Republik Indonesia,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 35/PER/M.KOMINFO/11/2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 88 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG


PEMERINTAH KOTA DUMAI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 6 TAHUN 1988 TENTANG KOORDINASI KEGIATAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH

PEMERINTAH KOTA DUMAI

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 26 /Menhut-II/2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 41 TAHUN 2007 ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/24/KEP/ /2013 TENTANG TIM TEKNIS OTONOMI DAERAH KOTA BATU WALIKOTA BATU,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 15 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 27 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUMAS

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 25/PRT/M/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BENDUNGAN MENTERI PEKERJAAN UMUM,

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR KETAHANAN PANGAN

lamongankab.bps.go.id

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

2 Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 6188/Kpts-II/2002. Tentang

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2006

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BUTON UTARA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BUTON UTARA

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 132 /KPTS/013/2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 79 /KPTS/013/2013 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERJANJIAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2017 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERJANJIAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA METRO TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA METRO

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

BADAN PUSAT STATISTIK KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 5 TAHUN 2000 TENTANG SISTEM STATISTIK NASIONAL BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 5 TAHUN 2000 TENTANG SISTEM STATISTIK NASIONAL KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang Mengingat : a. bahwa Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik Pasal 3 dan Pasal 4 mengamanatkan perlunya diwujudkan dan dikembangkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien; b. bahwa untuk tercapainya Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas, dipandang perlu mengatur ketentuan pelaksanaannya dengan Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik; : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3683); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Sensus (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3854); 3. Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik; 4. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 100 Tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik; 5. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 102 Tahun 1999 tentang Uraian Tugas Bagian, Bidang, Subbagian, dan Subbidang Badan Pusat Statistik; 6. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 104 Tahun 1999 tentang Uraian Tugas Bagian, Bidang, Subbagian, dan Seksi Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah; 2

MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK TENTANG SISTEM STATISTIK NASIONAL. Pasal 1 Langkah-langkah untuk mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik Nasional diatur sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini. Pasal 2 Apabila dalam pelaksanaan Keputusan ini masih ada hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan kepada Kepala Badan Pusat Statistik u.p. Kepala Biro Penyajian dan Pelayanan Statistik, Kepala BPS Propinsi, atau Kepala BPS Kabupaten/Kotamadya untuk mendapat penyelesaian sebagaimana mestinya. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 16 Pebruari 2000 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, SUGITO SUWITO, M.A. NIP 340000452 Tembusan disampaikan kepada Yth.: Sekretaris Negara Republik Indonesia di Jakarta. 3

Lampiran I Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor : 5 Tahun 2000 Tanggal : 16 Pebruari 2000 SISTEM STATISTIK NASIONAL 1. PENDAHULUAN 1.1. Dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik diamanatkan bahwa kegiatan statistik diarahkan untuk mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien. 1.2. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik telah ditetapkan berbagai langkah yang ditujukan untuk memperjelas upaya mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik Nasional. 1.3. Untuk tercapainya usaha mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik Nasional, maka dipandang perlu menyusun secara lebih rinci langkah-langkah yang perlu dilaksanakan. 2. TUJUAN Tujuan dari mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik Nasional adalah : a. Agar para penyelenggara kegiatan statistik mampu memanfaatkan sumber daya secara optimal; b. Menghindari kemungkinan terjadinya duplikasi kegiatan oleh para penyelenggara kegiatan statistik; dan c. Terciptanya suatu Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien. 3. PENGERTIAN 3.1. Sistem Statistik Nasional yang selanjutnya disingkat SSN adalah suatu tatanan yang terdiri atas unsur-unsur kebutuhan data statistik, sumber daya, metode, sarana dan prasarana, ilmu pengetahuan dan teknologi, perangkat hukum, dan masukan dari Forum Masyarakat Statistik yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas dalam penyelenggaraan statistik. 3.2. Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat, yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro, dan yang penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab BPS. 4

3.3. Statistik sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan suatu instansi pemerintah tertentu dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas pokok instansi pemerintah yang bersangkutan. 3.4. Statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan untuk kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat yang penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya. 3.5. Sensus adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan semua unit populasi di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk memperoleh karakteristik populasi pada saat tertentu. 3.6. Survei adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui enumerasi sampel untuk memperkirakan karakteristik populasi pada saat tertentu. 3.7. Kompilasi produk administrasi adalah cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data yang didasarkan pada catatan administrasi yang ada pada pemerintah dan atau masyarakat. 3.8. Cara lain adalah cara pengumpulan data yang dilakukan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada termasuk pengumpulan data dengan cara yang menyerupai sensus tetapi tidak berskala nasional, bukan makro, dan tidak lintas sektoral. 4. LANGKAH-LANGKAH 4.1. SSN diwujudkan dengan cara membentuk tatanan yang terdiri atas unsur-unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas dalam penyelenggaraan statistik yaitu : a. Aspek kebutuhan data statistik; b. Saran dan pertimbangan dari Forum Masyarakat Statistik; c. Ketersediaan sumber daya manusia dan sumber dana, metode yang tepat, sarana dan prasarana yang memadai, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, aspek penyebarluasan data yang dihasilkan, serta kelengkapan perangkat hukum; d. Aspek koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan standardisasi (KISS) yang dilakukan oleh BPS dengan seluruh penyelenggara kegiatan statistik baik segenap instansi pemerintah dan atau unsur masyarakat dalam mengatur dan menetapkan : 1) pembidangan jenis statistik; 2) penetapan penyelenggara kegiatan statistik; 5

3) cara pengumpulan data yang dilakukan; 4) penyebarluasan dan pemanfaatan hasil statistik; dan 5) pengelolaan rujukan statistik. e. Aspek penyediaan informasi statistik kepada konsumen sesuai dengan kebutuhannya sehingga dapat memberikan umpan balik keluaran yang perlu disempurnakan untuk penyelenggaraan berikutnya serta untuk makin memantapkan SSN. 4.2. Langkah-langkah dalam KISS dilakukan dengan cara senantiasa mengadakan komunikasi timbal balik antara berbagai penyelenggara kegiatan statistik, yang selanjutnya mampu melaksanakan pembidangan menurut jenis statistik yang telah ditetapkan/ disepakati termasuk dalam hal cara pengumpulan, pengolahan, penyebarluasan, dan pemanfaatan data yang dihasilkan. 4.3. Pembidangan jenis statistik menjadi statistik dasar, statistik sektoral, dan statistik khusus dilakukan secara dinamis agar mempermudah konsumen mendapatkan data yang dibutuhkan dengan tetap memperhatikan eksistensi penyelenggaraan statistik yang sudah atau sedang berjalan dan sepanjang tidak bertentangan dengan perundang-undang yang berlaku. 4.4. Penyelenggara kegiatan statistik perlu melakukan koordinasi dan kerja sama, sehingga pelaksanaan tugas menjadi ringan dan penyediaan kebutuhan data menjadi optimal. 4.5. BPS bertindak selaku inisiator dalam rangka koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan standardisasi. 4.6. Instansi pemerintah yang akan menyelenggarakan kegiatan statistik dan hasilnya akan dipublikasikan diwajibkan untuk memberitahukan kepada BPS sebelum penyelenggaraan statistik dan selanjutnya mengikuti rekomendasi BPS. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari terjadinya duplikasi dalam penyelenggaraan kegiatan statistik, mendorong diperolehnya hasil yang secara teknis dapat dipertanggungjawabkan, serta mengurangi keraguan konsumen data atas beberapa sajian jenis data yang sama tetapi angkanya berbeda. 4.7. Implementasi pelaksanaan pengumpulan data dilaksanakan dengan tetap mengacu kepada koordinasi dan kerja sama dalam pembakuan konsep, definisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran, koordinasi dan kerja sama dalam penerapan iptek, koordinasi dan kerja sama dalam pelaksanaan kegiatan statistik, koordinasi dan kerja sama dalam penyebarluasan, pemanfaatan dan pemasyarakatan statistik termasuk diantaranya mengusahakan penyebaran responden untuk mengurangi beban bagi responden, sehingga tingkat ketepatan dan akurasi data dapat terjamin. 4.8. Data yang dihasilkan dari penyelenggaraan statistik sektoral yang dipublikasikan wajib diserahkan ke BPS selaku pusat rujukan statistik. Sedang untuk penyelenggaraan statistik khusus yang telah diselesaikan dan dipublikasikan, penyelenggara wajib menyerahkan sinopsis ke BPS. Data dan sinopsis tersebut akan disimpan dalam meta data base yang 6

dapat diakses oleh berbagai pengguna data. 4.9. Sistem yang telah dibangun diarahkan mampu memberikan umpan balik terhadap masukan termasuk pemantapan sistemnya untuk dilakukan perbaikan dan penyempurnaan agar dapat terwujud SSN yang lebih andal, efektif, dan efisien. 4.10. Pada dasarnya SSN ini dapat diterapkan di BPS Propinsi dan BPS Kabupaten/ Kotamadya sebagai sub sistem yang implementasinya harus tetap mengacu kepada mekanisme yang telah ditetapkan KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, SUGITO SUWITO, M.A. NIP 340000452 7