PENYUSUNAN PROFIL PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Rakor Evaluasi Kapasitas Provinsi dan Kab/Kota dalam Rangka Penerapan Manajemen PKK

Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia PROFIL PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

Hasil Diskusi KELOMPOK SIAGA

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Kabupaten / Kota Rawan Bencana

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA PROFIL PENANGGULANGAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Kabupaten / Kota Rawan Bencana

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

I(EMENTERIAN I(ESEHATAN RI

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA PROFIL PENANGGULANGAN PROVINSI MALUKU UTARA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA PROFIL PENANGGULANGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA PROFIL PENANGGULANGAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA PROFIL PENANGGULANGAN PROVINSI SULAWESI BARAT

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA PROFIL PENANGGULANGAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA PROFIL PENANGGULANGAN PROVINSI BENGKULU

PENDAHULUAN ISTILAH 10/15/14

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DESA YANG BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA PROFIL PENANGGULANGAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

PENGALAMAN MENGIKUTI ASSESSMENT OLEH PUSAT KRISIS KESEHATAN

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

Ringkasan penting Hasil Kesepakatan penyusunan Kerangka Kerja Emergency Medical Team di Indonesia, Balikpapan November 2016.

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

PENERAPAN KERANGKA KERJA BERSAMA SEKOLAH AMAN ASEAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

Kata Pengantar. Bismilahirrahmanirahim, Assallamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Kabupaten / Kota Rawan Bencana

Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Kabupaten / Kota Rawan Bencana

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi

Development of Health Preparedness Indicator. Pusat Humaniora dan Manajemen Kesehatan Badan Litbangkes, Kemenkes RI

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

PELAKSANAAN PROGRAM Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

Lampiran : Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor : 339/KEP/M-PDT/XII/2012

BAB I PENDAHULUAN. Menurut indeks rawan bencana Indonesia (BNPB, 2011), Kabupaten

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERLUAR DAN TERDEPAN (3T)

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T)

U R A I A N BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 10,262,024, BELANJA LANGSUNG 9,414,335,000.00

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Terdapat perbedaan hasil antara level kesiapsiagaan antara konsep

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN REVISI 2015

PEMBEKALAN DOKTER/DOKTER GIGI PTT PERIODE SEPTEMBER 2013 PROVINSI LULUSAN DKI JAKARTA

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

Tabel 2 Perkembangan dan Proyeksi Usia Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Tertinggal KODE KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

KRISIS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA RAWAN BENCANA

KONDISI TEKTONIK INDONESIA

TOKOH PENDUKUNG TEORI BIG BANG THEORI (Keadaan Tetap) Atiesme. Arnold dan Robert Weilson 1965 (USA) Mendapat Hadiah Nobel bersama George Gamon.

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

SASARAN Menurunnya indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi.

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER 2014

BUKU TINJAUAN PUSAT KRISIS KESEHATAN TAHUN 2015

Fasilitasi Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN TAHUN

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

KEBIJAKAN PENGELOLAAN MASALAH PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

SEKRETARIAT JENDERAL

INTEGRASI RPB dalam PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

PENANGANAN KEDARURATAN BENCANA AKIBAT LIMBAH B3. Oleh : Yus Rizal (BNPB)

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

PENURUNAN INDEKS RISIKO BENCANA DI INDONESIA

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Universitas Indonesia Library >> UI - Disertasi (Membership)

KEDEPUTIAN LOGISTIK DAN PERALATAN. Oleh Rudi Phadmanto, Ak., CA, MBA.

RENCANA AKSI KEGIATAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

Transkripsi:

PENYUSUNAN PROFIL PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016 Depok, 29-31 Agustus 2016 PUSAT KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PENDAHULUAN Pusat Krisis Kesehatan pada Tahun 2016 melakukan Penilaian (Assesment) Kapasitas Kabupaten/Kota dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan Target pelaksanaan adalah 34 Kabupaten/Kota rawan bencana di 8 provinsi

KABUPATEN/KOTA TARGET TAHUN 2016 34 Kabupaten/Kota di 8 Provinsi BENGKULU Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Lebong Bengkulu Utara Muko-Muko KALIMANTAN TENGAH Kapuas Barito Timur Pulang Pisau KALIMANTAN BARAT Sambas Ketapang Landak KALIMANTAN TIMUR Berau Kutai Timur Kota Bontang

KABUPATEN/KOTA TARGET TAHUN 2016 34 Kabupaten/Kota di 8 Provinsi SULAWESI BARAT Polewali Mandar Majene Mamasa SULAWESI TENGGARA Muna Buton Kolaka Kolaka Utara Bombana NUSA TENGGARA TIMUR Timor Tengah Utara Timor Tengah Selatan Kota Kupang Ende Flores Timur Sikka MALUKU UTARA Halmahera Utara Halmahera Barat Halmahera Tengah Halmahera Timur Halmahera Selatan Kepulauan Morotai

Bahaya (Hazard) Hasil Asistensi Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Kabupaten/Kota Kerentanan (Vulnerability) Kapasitas (Capacity) Permasalahan Rekomendasi

PROFIL PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN Mengambarkan Hazard (Bahaya), Kerentanan (Vulnerability) dan Kapasitas (Capacity) dalam penanggulangan krisis kesehatan Menggambarkan kesenjangan/permasalahan terkait penanggulangan krisis kesehatan di wilayah tersebut Memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat berdasarkan kesenjangan/permasalahan yang ditemui

TAHAP PENYUSUNAN PROFIL PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

I. PENGUMPULAN DATA Dilakukan dengan metode asistensi, kunjungan langsung ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Wawancara dengan pengelola penanggulangan krisis kesehatan dengan menggunakan instrumen berupa kuosioner Kuosioner berisi pertanyaan yang mencakup 3 komponen penilaian risiko kesehatan yaitu Bahaya (Hazard), Kerentanan (Vulnerability) dan Kapasitas (Capacity)

PROSES PENYUSUNAN KUOSIONER Menentukan tolok ukur Mencari standard Identifikasi indikator Membuat pertanyaan

R E F E R E N S I Permenkes No. 77 /2014 tentang Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Perka BNPB No. 3 /2012 tentang Panduan Penilaian Kapasitas Daerah dalam PB Benchmarks, Standards and Indicators for Emergency Preparedness and Response (WHO) Instrumen dari PKMK UGM

HAZARD Tolok Ukur : Probabilitas dan Dampak Standar : Suatu wilayah probabilitasnya rendah untuk terjadi krisis kesehatan INDIKATOR 1. Jumlah Kejadian krisis kesehatan 5 tahun terakhir jarang : <3 kali, cukup : 3-4 kali, sering >4 kali 2. Jumlah jenis ancaman bencana semakin banyak semakin berisiko

KERENTANAN TOLOK UKUR SOSBUD EKONOMI Standard : Kondisi sosial, budaya dan ekonomi masyarakat baik sehingga mampu bertahan dari sisi kesehatan dalam menghadapi bahaya/ancaman FISIK LINGKUNGAN INDIKATOR Kepadatan penduduk, Jumlah kelompok rentan, IPM, IPKM,

Kemampuan daerah dan masyarakat untuk melakukan pengurangan tingkat ancaman dan tingkat kerugian bidang kesehatan akibat bencana KAPASITAS

TOLOK UKUR KAPASITAS 1. Akses Komunikasi 2. Akses Transportasi 3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan 4. Sumber Daya Manusia Kesehatan 5. Tim Penanggulangan Krisis Kesehatan 6. Kebijakan/Peraturan 7. Mekanisme Koordinasi Penanggulangan Krisis Kesehatan 8. Struktur Organisasi 9. Rencana Penanggulangan Krisis Kesehatan 10. SOP Penanggulangan Krisis Kesehatan 11. Pembiayaan

TOLOK UKUR KAPASITAS 12. Keterlibatan Institusi/Lembaga Non Pemerintahan dalam PKK 13. Peningkatan Kapasitas Petugas 14. Manajemen Data dan Informasi PKK 15. Public Safety Center (PSC) 16. Kapasitas untuk Memetakan Risiko Krisis Kesehatan 17. Pemberdayaan Masyarakat 18. Fasyankes yang Aman terhadap Bencana 19. Sistem Peringatan Dini dan Surveilans Penyakit 20. Sarana dan Prasarana PKK

KUESIONER PUSAT KRISIS KESEHATAN TAHUN 2016 Total : 106 pertanyaan, 15 halaman

PEMBACAAN INFORMASI Langkah awal Menggunakan standard dalam peraturan perundangan / regulasi yang berlaku Bila tidak ada dalam regulasi Mengunakan standard dalam pedoman/ referensi nasional /internasional Bila tidak ada pedoman Berdasarkan data-data empiris

II. INPUT HASIL KUOSIONER KE DALAM SISTEM INFORMASI PKK (SIPKK) Data yang diperoleh dari pengisian kuosioner diinput dengan menggunakan teknologi informasi ke dalam Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan (SIPKK)

III.PENGOLAHAN DATA Hasil Input data diolah dalam Decision Support System (DSS) yang juga terdapat di dalam SIPKK

IV. PENYUSUNAN DRAFT PROFIL Sistematika penyajian Profil Penanggulangan Krisis Kesehatan Kabupaten/Kota : 1. Pendahuluan 2. Karakteristik Wilayah 3. Karakteristik Potensi Kejadian Krisis Kesehatan 4. Kerentanan 5. Kapasitas Kelembagaan/Kebijakan Penguatan Kapasitas (Fasyankes dan SDM Kesehatan) Sistem Peringatan Dini Mitigasi Kesiapsiagaan 6. Kesimpulan 7. Rekomendasi (Kab/Kota, Provinsi dan Pusat)

V. OUTPUT PENYUSUNAN PROFIL KABUPATEN/KOTA Output penyusunan profil penanggulangan krisis kesehatan Kabupaten/Kota berupa : 1. Pencetakan dalam bentuk buku Per Provinsi (Untuk Provinsi) Per Kabupaten/Kota (Untuk Kabupaten/Kota) Keseluruhan (Untuk Pusat) 2. Rumusan Kebijakan (Policy Brief) Penanggulangan Krisis Kesehatan untuk Kementerian Kesehatan

HASIL PENYUSUNAN PROFIL PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

ANCAMAN (HAZARD) Ancaman yang paling banyak adalah : 1. Banjir 2. Kebakaran 3. Tanah Longsor 4. Angin Puting Beliung 5. Gempa Bumi.

KERENTANAN (VULNERABILITY) Kerentanan dinilai dari status kesehatan masyarakat berdasarkan nilai Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di mana 76,5% Nilai IPKMnya di bawah ratarata

KERENTANAN (VULNERABILITY) KLASIFIKASI IPKM JUMLAH KAB/KOTA KABUPATEN/KOTA Di bawah Rata-rata (< 0.6401) Rata-rata (0.6401-0.7270 ) Di atas rata-rata (> 0.7270 ) 26 Kolaka, Bombana, TTU, Halmahera Tengah,Buton, Halmahera Barat, Kutai Timur, Landak, Bengkulu Utara, Barito Timur, Flores Timur, Kep. Morotai, Muna, Mukomuko, Halmahera Selatan, Bontang, Mamasa, Halmahera Timur, Sikka, Sambas, Polewali Mandar, Ende, TTS, Berau, Halmahera Utara, Kapuas 5 Bengkulu Tengah, Lebong, Kota Kupang, Pulang Pisau, Majene 3 Kota Bengkulu, Kab. Kolaka Utara, Kab. Ketapang

KERENTANAN (VULNERABILITY) Populasi Kelompok Rentan 11.8 47.1 41.2 DI ATAS RATA - RATA DI BAWAH RATA - RATA RATA-RATA

KERENTANAN (VULNERABILITY) Status Kesejahteraan Masyarakat berdasarkan Nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 11.8 8.8 MENENGAH ATAS MENENGAH BAWAH RENDAH 79.4

KERENTANAN (VULNERABILITY) Status Kesehatan Masyarakat berdasarkan Nilai Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 14.7 8.8 DI ATAS RATA - RATA DI BAWAH RATA - RATA RATA-RATA 76.5

KAPASITAS (CAPACITY) Indikator Penilaian Kapasitas : 1. Kebijakan/peraturan, yang terdiri dari kebijakan/peraturan, struktur organisasi penanggulangan krisis kesehatan, keterlibatan institusi/lembaga non pemerintahan 2. Penguatan Kapasitas, yang terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan, sumber daya manusia dan penanggulangan krisis kesehatan 3. Sistem Peringatan Dini 4. Mitigasi, yang terdiri dari pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan krisis kesehatan dan kapasitas untuk memetakan risiko krisis kesehatan 5. Kesiapsiagaan, yang terdiri dari rencana penanggulangan krisis kesehatan dan SOP, pembiayaan, sarana prasarana, penilaian fasyankes aman dan PSC.

KAPASITAS (CAPACITY) Pedoman/SOP 91,2% kabupaten/kota belum menyusun SOP/Pedoman keterlibatan institusi/lembaga non pemerintahan dalam penanggulangan krisis kesehatan

KAPASITAS (CAPACITY) Mekanisme Koordinasi 82,4% kabupaten/kota belum menyusun mekanisme koordinasi terkait penanggulangan krisis kesehatan

KAPASITAS (CAPACITY) Peraturan Penanggulangan Krisis Kesehatan 75% kabupaten/kota belum memiliki peraturan/sk Kadinkes terkait penanggulangan krisis kesehatan

KAPASITAS (CAPACITY) SDM Kesehatan Seluruh kabupaten/kota kekurangan dokter spesialis, 97,10% kekurangan dokter umum dan 61,8% kekurangan perawat

KAPASITAS (CAPACITY) Rumah Sakit 88,2% kekurangan tempat tidur dan 85,3% belum memiliki Hospital Disaster Plan

KAPASITAS (CAPACITY) Peningkatan kapasitas SDM 70,6% kabupaten/kota belum memiliki Perencanaan peningkatan kapasitas SDM terkait PKK yang rutin dan berkesinambungan

KAPASITAS (CAPACITY) Sistem Peringatan Dini 58,8% kabupaten/kota belum memiliki sistem peringatan dini

KAPASITAS (CAPACITY) SOP Penanggulangan Krisis Kesehatan Lebih dari 80% belum memiliki SOP-SOP yang dibutuhkan untuk penanggulangan krisis kesehatan

KAPASITAS (CAPACITY) Rencana Kontinjensi 75% kabupaten kota belum menyusun rencana kontinjensi

KAPASITAS (CAPACITY) Standar Minimal Pelayanan Kesehatan 88,2% kabupaten/kota belum menggunakan rujukan standar minimal pelayanan kesehatan yang berlaku

KAPASITAS (CAPACITY) Penilaian Fasyankes Aman Bencana 79,4% belum melakukan penilaian fasyankes yang aman terhadap bencana

KAPASITAS (CAPACITY) Public Safety Center (PSC) 73,5% belum memiliki Public Safety Center (PSC)

REKOMENDASI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA 1. Advokasi ke Pemda/BPBD untuk : Menyusun peraturan/kebijakan daerah terkait penanggulangan bencana Menambah jumlah tenaga kesehatan Menambah fasilitas pelayanan kesehatan Penyediaan sarana prasarana pendukung PKK Mengalokasikan anggaran untuk PKK Membuat Sistem Peringatan Dini Meningkatkan koordinasi Lintas Sektor Membuat Puclic Safety Center (PSC)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA 2. Menyusun peraturan/kebijakan dan pedoman terkait PKK 4. Menyusun rencana kontinjensi bidang kesehatan 5. Melaksanakan TTX dan Simulasi/Gladi apabila sudah memiliki rencana kontinjensi 6. Menyusun Peta Kapasitas, Peta Rawan Bencana dan Peta Kerentanan 7. Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam Pengurangan Risiko Krisis Kesehatan 8. Membentuk Tim Penanggulangan Krisis Kesehatan 9. Melakukan penilaian fasilitas kesehatan aman bencana 10. Memperkuat koordinasi LP dan LS

DINAS KESEHATAN PROVINSI 1. Melakukan pendampingan dan fasilitasi kepada Kabupaten/Kota dalam melakukan kegiatan-kegiatan terkait PKK 2. Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada Pemerintah Provinsi dalam hal : pengadaan sarana prasarana, SDM Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan sosialisasi Dana Siap Pakai kepada Kabupaten/Kota. Pengalokasian anggaran untuk PRB

KEMENTERIAN KESEHATAN 1.Meningkatkan koordinasi lintas sektor antara Kemenkes, Kemendagri, BNPB beserta jajaran di daerah untuk peningkatan kapasitas penanggulangan krisis kesehatan. 2. Penguatan koordinasi Kemenkes pada seluruh anggota klaster kesehatan untuk dukungan dan fasilitasi dalam rangka peningkatan kapasitas SDM di kabupaten/kota rawan bencana

KEMENTERIAN KESEHATAN 3. Meningkatkan upaya sosialisasi Kepmenkes, Permenkes serta pedoman-pedoman terkait penanggulangan krisis kesehatan 4.Asistensi materi bagi peningkatan status kesehatan masyarakat melalui promosi kesehatan yang akan dilakukan oleh Kabupaten/Kota

KEMENTERIAN KESEHATAN 5.Perlu dukungan dari PPSDM Kemenkes untuk ketersediaan dokter spesialis, dokter umum dan perawat sebagai aspek SDM di 34 kabupaten/kota yang belum memenuhi standar. 6.Perhatian dan penanganan khusus untuk kabupaten/kota yang status kesehatan masyarakatnya maupun kapasitasnya di bawah rata-rata

KEMENTERIAN KESEHATAN 7.Perlu dukungan serta fasilitasi dari klaster pelayanan kesehatan untuk pemenuhan kapasitas tempat tidur, penyusunan Hospital Disaster Plan di Rumah Sakit serta pembentukan PSC di daerah. 8. Dukungan dari klaster pelayanan kesehatan memastikan ketersediaan dokter spesialis, dokter umum dan perawat yang siap ditugaskan pada situasi krisis kesehatan akibat bencana.

TERIMA KASIH