ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

dokumen-dokumen yang mirip
KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013

KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. Konseling (BK) di sekolah. Menurut Prayitno dan Amti (2004), bahwa

Andreas Setiawan Di bawah bimbingan Giyono dan Ranni Rahmayathi Z ABSTRACT

PELAKSANAAN PELAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2012/2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se-kecamatan Tulang Bawang

Resistor Factor Implementation Guidance and Counseling Program in High School of The Metro city

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten

HAMBATAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU BK DI SMA NEGERI KOTA PADANG. Oleh: Nurlela* Azrul Said** Rahma Wira Nita**

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP

ASESMEN DALAM BK PPT 3 1

ANALISIS KINERJA PROFESIONALISME KONSELOR DI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN HASIL ALAT UNGKAP MASALAH (AUM) OLEH GURU BK DI SMP NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN PADANG UTARA KOTA PADANG

ABSTRAK. Kata Kunci : Bimbingan Konseling, Faktor Penghambat, Pelaksanaan Program

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Meity Fitri Yani 1 Syarifuddin Dahlan 2 Yusmansyah 3

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

KEBUTUHAN PESERTA DIDIK TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 4 KERINCI. Oleh: Andre Setara Dinata

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

KENDALA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMA NEGERI 7 KERINCI

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

DUKUNGAN SISTEM PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KECAMATAN SEKAMPUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bimbingan Dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMA

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

BAB II KERANGKA TEORI. 1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini akan membahas tentang kendala pelaksanaan program bimbingan

ANALISIS KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA NEGERI SE-KOTA METRO

I. PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

BAB III METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Yondariwati 1 Dibawah bimbingan Yusmansyah 2 dan Ratna Widiastuti 3

Oleh: Eldawati. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini diuraikan secara lengkap mengenai pendekatan dan metode

FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI KOTA PADANG.

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP

ANALISIS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TENTANG KEDISIPLINAN BELAJAR DI SMA SANTUN UNTAN PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Ratih Novita Sari 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman. Analisis Kebutuhan Permasalahan Siswa dengan Daftar Cek Masalah

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

PERSEPSI SISWA TENTANG LAYANAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA YANG DIBERIKAN GURU BK SMAN 1 KUBUNG

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

KESIAPAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SEKOLAH

PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENINGKATAN SELF ESTEEM SISWA KELAS X MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

METODOLOGI PENELITIAN. metode deskriptif kuantitatif, untuk mengetahui pengaruh antara variabel

HUBUNGAN BIMBINGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh: FEBRY HELVITA SARI TAMBAT USMAN NAZARUDDIN WAHAB

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA DI SEKOLAH

Wangan Indriyani Hendyat Soetopo Desi Eri Kusumaningrum. Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI MENGGUNAKAN TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF SISWA KELAS 1 SD

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

Aplikasi Daftar Cek Masalah untuk Layanan Bimbingan dan Konseling

Nurul Atieka & Rina Kurniawati Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Oleh: HESTI NUFRIDA A

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB VI PENUTUP. pelajaran di SMPN 1 Sumberrejo sudah berjalan cukup baik meskipun

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

PROFIL SELF- MANAGEMENT

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Aan Purwanto (purwanto.aan29@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Yusmansyah 3 ABSTRACT The purpose of this study is to describe the performance of a tutor in the preparation of guidance and counseling program at a State High School District West Coast. The method used in this research is descriptive method. The population in this study were 4 SMA Negeri who have guidance teachers with study background in guidance and counseling. The technique of collecting data is questionnaires programming arranging program guidance and counseling dan documentation. The results of this study indicate that the performance of Teachers Advisors in Counseling Program Development at SMA Negeri in Pesisir Barat district is still poor. This is because in preparing the guidance and counseling program there are counselors who do not conduct an analysis of every aspect of programming. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kinerja guru pembimbing dalam penyusunan program bimbingan dan konseling pada SMA Negeri Se- Kabupaten Pesisir Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi penelitian sebanyak 4 SMA Negeri yang memiliki guru pembimbing dengan latar belakang pendidikan bimbingan dan konseling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket penyusunan program BK dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja Guru Pembimbing Dalam Penyusunan Program Bimbingan Konseling pada SMA Negeri Se-Kabupaten Pesisir Barat kurang baik. Hal ini dikarenakan dalam menyusun program bimbingan dan konseling masih terdapat guru pembimbing yang tidak melakukan analisis terhadap setiap aspek penyusunan program. Kata kunci : kinerja guru pembimbing, bimbingan dan konseling, program bimbingan dan konseling 1 Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung 2 Dosen Pembimbing Utama Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung 3 Dosen Pembimbing Pembantu Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung

PENDAHULUAN Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Arah pembentukan lembaga ini yaitu memberikan kemudahan pencapaian perkembangan yang optimal terhadap peserta didik. Untuk mencapai perkembangan diri yang optimal dalam kelembagaan sekolah diwujudkan dengan adanya bidang pelayanan pendidikan, salah satunya adalah pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah. Menurut Prayitno dan Amti (2004), bahwa tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Hal ini sejalan dengan tujuan umum pelayanan bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan oleh SK Mendikbud No 025/0/1995 bahwa bimbingan dan konseling merupakan palayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. Program bimbingan dan konseling pada dasarnya memberikan bantuan kepada siswa agar dapat mengenal dirinya secara matang. Hal ini dimungkinkan agar layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan baik dan siswa dapat memahami fungsi pelayanan bimbingan dan konseling. Upaya untuk mewujudkan itu semua, guru pembimbing di sekolah dituntut untuk menyusun suatu program bimbingan dan konseling, hal ini sesuai dengan standarisasi kinerja konselor sekolah yang salah satunya yaitu menyusun program bimbingan dan konseling.

Program bimbingan dan konseling adalah program yang tertuju pada apa yang ingin dicapai dari tujuan bimbingan sehingga program tersebut dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif. Untuk membuat program bimbingan dan konseling yang efektif diperlukan perencanaan yang matang, sehingga tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan harapan dari pendidikan dan individu. Penyusunan program bimbingan dan konseling merupakan suatu tolak ukur kinerja guru pembimbing sekolah sebelum melaksanakan kegiatan pelayanan. Hal ini karena dapat diprediksikan bahwa semakin tinggi pemahaman guru pembimbing tentang pelaksanaan program dalam bimbingan dan konseling, maka layanan akan dilaksanakan secara tertib dan lengkap. Melihat dari manfaat penyusunan program di atas, diharapkan guru pembimbing dapat menyusun program bimbingan dan konseling dengan baik. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kinerja guru pembimbing dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri se-kabupaten Pesisir Barat Tahun Pelajaran 2013/2014. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Penyusunan program membutuhkan perencanaan yang baik, sehingga program yang dibuat akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Burbach dan Decker (dalam Nurihsan, 2007) mengemukakan pendapatnya bahwa: Perencanaan adalah suatu proses yang kontinu. Pengertian proses dalam hal ini ialah mengantisipasi dan menyiapkan berbagai kemungkinan, atau usaha untuk menentukan dan mengontrol kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus yang bertujuan untuk menentukan tujuan yang akan dicapai dan membuat kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan program yang baik akan memberikan manfaat bagi pelaksanaan program bimbingan di sekolah. Nurihsan (2007) berpendapat bahwa: Manfaat dilakukan perencanaan program bimbingan secara matang yaitu adanya kejelasan arah pelaksanaan program bimbingan, adanya kemudahan mengontrol

dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan bimbingan yang dilakukan, terlaksananya program kegiatan bimbingan secara lancar, efisien dan efektif. Jadi, melalui perencanaan program yang baik memberikan manfaat dalam tujuan pelaksanaan program dan selanjutnya dapat dilakukan kontrol dan evaluasi dalam pelaksanaan program guna perbaikan program-program selanjutnya sehingga akan terwujud program bimbingan yang berjalan dengan efektif dan efisien. Kaitannya dengan perencanaan program bimbingan dan konseling, maka ada beberapa aspek kegiatan penting yang perlu dilakukan. Nurihsan (2007) lebih merincikan kegiatan yang perlu dilakukan dalam perencanaan program yaitu: Analisis kebutuhan dan permasalahan siswa, penentuan tujuan program layanan yang hendak dicapai, analisis situasi dan kondisi di sekolah, penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan, penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan, penetapan personel-personel yang akan melaksanakan kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan bimbingan yang direncanakan, perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usaha yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan. Jadi, kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan diantaranya menganalisis kebutuhan siswa, menetapkan tujuan yang hendak dicapai dengan memperhatikan situasi dan kondisi sekolah, menentukan jenis kegiatan dan metode yang akan dilakukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut, selanjutnya perlu mempersiapkan fasilitas dan biaya dalam pelaksanaan kegiatan, dan yang terakhir perlu memperkirakan kedala dan usaha yang akan dilakukan dalam mengatasi kendala. Kinerja Guru Pembimbing Kinerja adalah cara bekerja, perilaku dan penampilan (Yasin, 2000). Jadi kinerja adalah cara kerja seseorang dalam melaksanakan tugas dan peran yang dijalaninya. Winkel (2010) menyatakan bahwa guru pembimbing atau biasa disebut konselor sekolah adalah seorang tenaga professional yang memperoleh pendidikan khusus diperguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada

pelayanan bimbingan. Dikatakan tenaga professional artinya secara formal mereka telah disiapkan oleh lembaga atau institusi pendidikan yang berwenang. Mereka dididik secara khusus untuk menguasai seperangkat kompetensi yang diperlukan bagi pekerjaan bimbingan dan konseling. Jadi yang dimaksud dengan kinerja guru pembimbing di sekolah adalah cara kerja seorang guru pembimbing dalam mewujudkan tugas dan perannya dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling. Kinerja tersebut menjadi ukuran apakah guru pembimbing sekolah benar-benar telah melakukan sesuatu yang berharga dan yang diharapkan oleh masyarakat sekolah. Selanjutnya masing-masing dari kinerja tersebut dilengkapi dengan dasar-dasar teori keilmuan, teknik-teknik khusus, sarana serta perlengkapan pendukungnya. Sehingga kinerja tersebut dapat terlaksana dengan baik dan efisien serta sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu pengembangan diri siswa seutuhnya. Salah satu bentuk kinerja guru pembimbing itu sendiri adalah penyusunan program bimbingan dan konseling (Prayitno dan Amti, 2004) METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Yaitu penelitian yang memberi gambaran cermat mengenai suatu individu, kendala, gejala ataupun pada kelompok tertentu. Dalam penelitian ini berfokus pada analisis pekerjaan dan aktivitas yang merupakan pemaparan untuk membuat gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta yang diselidiki. Pendekatan ini digunakan karena masalah yang diteliti memerlukan suatu pengungkapan yang bersifat deskriptif analisa pekerjaan dan aktifitas

Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Guru Pembimbing di SMA Negeri Se-Kabupaten Pesisir Barat, yang memiliki latar belakang pendidikan Bimbingan dan Konseling. Terdapat 4 SMA Negeri di Kabupaten Pesisir Barat dengan jumlah guru pembimbing sebanyak 7 orang. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket ( Check List ) Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket. Angket ini dipergunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data-data tentang kinerja guru pembimbing dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri Se-Kabupaten Pesisir Barat. 2. Dokumentasi Metode ini dimaksud untuk mencari dan meneliti bahan-bahan tertulis yang tercatat dalam arsip yang menyangkut kinerja guru pembimbing dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di sekolah. Peneliti akan mericek data data hasil evaluasi program dan arsip arsip penunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling serta kelengkapan inventaris bimbingan dan konseling di sekolah. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian a b Variabel bebas (independen) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kinerja guru pembimbing. Variabel terikat (dependen) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penyusunan program bimbingan dan konseling.

Definisi Operasional Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu kinerja guru bimbingan dan konseling dan penyusunan program bimbingan dan konseling. Adapun yang dimaksud dengan kinerja guru pembimbing dalam penyusunan program bimbingan dan konseling adalah suatu cara kerja yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam menyusun program bimbingan dan konseling. Selanjutnya program bimbingan dan konseling adalah keseluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan yang mencakup pemberian layanan khusus kepada individu untuk membantunya dalam mengadakan penyesuaian diri Pengujian Instrumen Penelitian Validitas Instrumen Validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content Validity). Azwar (2012) berpendapat bahwa untuk menguji validitas isi dapat digunakan pendapat para ahli (judgment experts). Uji Keterbacaan Keterbacaan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kemudahan atau kesulitan memahami suatu bacaan. Tingkat keterbacaan dipengaruhi oleh kosa kata, struktur isi dan kalimat, isi, tipografi, dan ilustrasi yang dipergunakan. Masing-masing komponen ini diukur dan dinilai berdasarkan kriteria atau pandangan pembaca. Dengan demikian, tingkat keterbacaan suatu bahan bacaan diukur dari pihak pembaca. Realibilitas Instrumen Penelitian ini menggunakan angket (check list) maka uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus alpha (Cranbach s Alpha) menggunakan penghitungan komputerisasi SPSS.17.0 diperoleh hasil sebesar 0,86 dengan kriteria sangat tinggi, artinya item-item angket tersebut reliabel atau terpercaya sebagai alat pengumpul data dalam penelitian.

Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus prosentase. Teknik analisis data deskriptif prosentase dimaksudkan untuk mengetahui status variabel, yaitu mendiskripsikan kinerja guru pembimbing dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah yang disajikan melalui prosentase. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 di SMAN 1 Lemong, SMAN 1 Pesisir Utara,SMAN 1 Karya Penggawa, dan SMAN 1 Pesisir Tengah di Kabupaten Pesisir Barat. Penelitian ini dilakukan selama lima hari, dari hari Rabu, tanggal 23 April sampai hari Senin, tanggal 28 April 2014. Responden penelitian ini adalah guru pembimbing SMA Negeri di Kabupaten Pesisir Barat Tahun Pelajaran 2013/2014. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket analisis kinerja guru pembimbing dalam penyusunan program BK dengan jumlah 46 butir pernyataan. Instrumen ini terdiri dari 7 item, yaitu: 1. Proses penyusunan program yang berhubungan dengan analisis kebutuhan dan permasalahan siswa 2. Proses penyusunan program yang berhubungan dengan penentuan tujuan program layanan yang akan dicapai 3. Proses penyusunan program yang berhubungan dengan menganalisis program, pelaksanaan, hasil, dukungan serta faktor-faktor penghambat program sebelumnya 4. Proses penyusunan program yang berhubungan dengan analisis situasi dan kondisi sekolah 5. Proses penyusunan program yang berhubungan dengan penetapan personil yang akan melaksanakan kegiatan 6. Proses penyusunan program yang berhubungan dengan persiapan fasilitas dan biaya 7. Proses penyusunan program yang berhubungan dengan merumuskan rencana evaluasi pelaksanaan dan keberhasilan program

Tabel 2. Data hasil prosentase analisis kinerja guru pembimbing dalam penyusunan program bimbingan dan konseling pada masing-masing aspek Populasi SMAN 1 SMAN 1 Aspek SMAN 1 SMAN 1 Karya Pesisir Lemong Pesisir Utara Penggawa Tengah 1 26.3% 31.6% 21.1% 89.4% 2 0% 66.7% 0% 100% 3 0% 33.3% 0% 83.3% 4 0% 0% 0% 100% 5 0% 0% 0% 83.3% 6 0% 33.3% 0% 100% 7 0% 0% 0% 80% Dengan demikian, dapat di deskripsikan setiap sekolah sebagai berikut: 1. SMA Negeri 1 Lemong Di sekolah ini, guru pembimbing hanya mencatat serta menghukum siswa yang bermasalah, dalam menyusun program BK guru pembimbing tidak mengembangkannya berdasarkan kebutuhan nyata dari para peserta didik yang bersangkutan. SMAN 1 Lemong membuat program BK di sekolah dengan cara mencontoh dari sekolah lain dan melihat program tahun sebelumnya. Dengan demikian, guru pembimbing membuat program BK tanpa memperhatikan situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang ada di sekolah. 2. SMA Negeri 1 Pesisir Utara Minimnya penggunaan instrument yang baku di sekolah ini membuat guru pembimbing tidak dapat menganalisis kebutuhan dan permasalahan siswa dengan baik. Kurangnya pemahaman dan pelatihan serta fasilitas yang diberikan sekolah menyebabkan guru pembimbing SMAN 1 Pesisir Utara membuat program BK di sekolah dengan cara mencontoh dari sekolah lain Dengan demikian, guru pembimbing membuat program BK tanpa memperhatikan situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Selain itu, guru pembimbing juga tidak mengevaluasi program tahun sebelumnya karena guru pembimbing membuat program tanpa memperhatikan program yang ada sebelumnya.

3. SMA Negeri 1 Karya Penggawa Di sekolah ini, guru pembimbing tidak menganalisis kebutuhan dan permasalahan siswa,. Kurangnya pemahaman dan pelatihan serta fasilitas yang diberikan sekolah menyebabkan guru pembimbing guru pembimbing SMAN 1 Karya Penggawa membuat program BK di sekolah dengan cara mencontoh dari sekolah lain Dengan demikian, guru pembimbing membuat program BK tanpa memperhatikan situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Selain itu, guru pembimbing tidak mengevaluasi program tahun sebelumnya. 4. SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Penyusunan program BK di sekolah ini melibatkan seluruh pihak yang ada di sekolah. Guru pembimbing juga melakukan evaluasi dalam setiap pembuatan program BK, sehingga mereka dapat melihat faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat dan melancarkan kegiatan bimbingan dan konseling. Dengan demikian, guru pembimbing mampu mengambil rencana dan tindakan yang tepat dalam kegiatan bimbingan dan konseling Berdasarkan deskripsi hasil di atas, dapat di lihat bahwa kinerja guru pembimbing dalam menyusun program BK di SMA Negeri se-kabupaten Pesisir Barat berbeda-beda. Dalam menyusun program bimbingan dan konseling, hanya SMAN 1 Pesisir Tengah yang melakukan analisis terhadap kebutuhan dan permasalahan siswa dengan menggunakan instrument DCM, AUM, observasi dan sosiometri. Sedangkan untuk SMAN 1 Lemong, SMAN 1 Pesisir Utara dan SMAN 1 Karya Penggawa menyusun program namun tidak menggunakan instrumen yang baku. Artinya, SMAN 1 Lemong, SMAN 1 Pesisir Utara dan SMAN 1 Karya Penggawa menyusun program hanya menggunakan data siswa dan absen siswa. Salah satu penyebab tidak disusunnya program BK dengan baik dan tidak adanya instrumen yang baku karena guru BK di SMAN 1 Lemong, SMAN 1 Pesisir Utara dan SMAN 1 Karya Penggawa baru 3 bulan menjadi guru pembimbing di sekolah tersebut dan guru pembimbing belum pernah mengikuti pelatihan, workshop dan

seminar tentang penyusunan program BK di kabupaten Pesisir Barat khusunya dan jika dilihat berdasarkan latar belakang berdirinya sekolah, SMAN 1 Pesisir Tengah merupakan sekolah pertama yang didirikan dari sekolah yang lain di Kabupaten Pesisir Barat, sedangkan untuk SMAN 1 Pesisir Utara baru berdiri sekitar 6 tahun yang lalu. Jadi, guru pembimbing harus banyak mengikuti pelatihan tentang penyusunan program BK dengan tujuan agar mereka dapat memahami cara penyusunan program BK dan sekaligus menambah wawasan serta pengalaman guru-guru BK di sekolah. Program Bimbingan dan Konseling yang baik yaitu meliputi kegiatan asesmen (pengukuran, penilaian) atau kegiatan mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program/layanan (Nurihsan, 2007). Kegiatan asesmen ini meliputi (1) asesmen konteks lingkungan yang terkait dengan kegiatan merigidenlifikasi harapan dan tujuan sekolah, orangtua, masyarakat, dan stakeholder pendidikan terlibat, sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, kondisi dan kualifikasi konselor, serta kebijakan pimpinan sekolah; (2) asesmen kebutuhan dan masalah peserta didik yang menyangkut karakteristik peserta didik; seperti aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar, minat, masalah-masalah yang, dihadapi, kepribadian, tugas perkembangan psikologis. Sehingga melalui pemetaan ini diharapkan program dan layanan BK yang dikembangkan oleh guru pembimbing benar-benar dibutuhkan oleh seluruh segmen yang terlibat dan sesuai dengan konteks lingkungan program. Dengan kata lain, program dan kegiatan yang tertuang dalam rencana persemester ataupun tahunan bukan sekedar tuntutan administratif, melainkan tuntutan tanggung jawab yang sungguh harus dilaksanakan secara professional. Selanjutnya, konsep tersebut juga dijelaskan Prayitno (2002:21-23) yaitu: Setiap periode program yang disusun harus memperhatikan secara seksama unsur-unsur dalam program bimbingan konseling yaitu kebutuhan peserta didik akan layanan bimbingan dan konseling, jumlah peserta didik yang dibimbing, bidang-bidang bimbingan, jenis-jenis layanan, kegiatan pendukung, volume kegiatan, frekuensi layanan, lama kegiatan, waktu kegiatan, dan kegiatan khusus. Sehingga dalam

penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah, guru pembimbing dapat memiliki acuan agar mencakup seluruh aspek. Di SMA Negeri Se-Kabupaten Pesisir Barat koordinasi dalam penyusunan program belum berjalan sepenuhnya. Guru pembimbing meminta bantuan jika membutuhkan dan pihak yang lain pun membantu pada saat mereka meminta bantuan. Jadi belum ada koordinasi yang berkesinambungan antara guru pembimbing dengan pihak-pihak yang seharusnya terlibat dalam penyusunan program BK. Aspek yang juga menunjang program BK adalah tersedianya fasilitas, baik fasilitas fisik ytang terdiri dari uang BK dan alat-alat perlengkapan ruangan serta fasilitas teknis yang terdiri dari alat-alat pengumpul data seperti angket. Dalam pengadaan alat-alat perlengkapan ruangan dan alat pengumpul data siswa diperlukan anggaran biaya khusus. Maka dalam penyusunan program BK perlu adanya perencanaan untuk pembiayaan personil, pengadaan dan pengembangan alat-alat teknis serta biaya operasional. Di SMA Negeri Se- Kabupaten Pesisir Barat, persiapan anggaran dana dilakukan pada awal tahun ajaran baru dan ada juga sekolah yang tidak melakukannya. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa cara penyusunan program layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri Se-Kabupaten Pesisir Barat kurang baik dan kurang maksimal. Hal ini dapat disimpulkan dengan beberapa alasan antara lain: 1. Sesuai dengan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa hanya terdapat satu sekolah yang menyusun program bimbingan dan konseling yang sudah sesuai dengan aspek-aspek penyusunan program bimbingan dan konseling. 2. Dalam mengungkap kebutuhan (need asessment) dan permasalahan siswa, guru pembimbing belum menggunakan alat tes. Dalam menentukan tujuan program layanan yang akan dicapai berdasarkan potensi dan permasalahan

siswa belum sepenuhnya dilakukan, guru bimbingan dan konseling masih melihat secara umum permasalahan yang dihadapi siswa. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri se-kabupaten Pesisir Barat terdapat tiga sekolah yang kinerja guru BK nya kurang baik. Sumber data yang digunakan dalam penyusunan program layanan bimbingan dan konseling pada SMA Negeri 1 Pesisir Tengah, program disusun sesuai dengan aspek-aspek penyusunan program BK, sedangkan disekolah lainnya tidak memiliki program dan hanya menjalankan tugas jika terdapat insiden. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis maka saran yang dapat diajukan yaitu: 1. Guru Bimbingan dan Konseling. Guru bimbingan dan konseling diharapkan menyusun program bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan (need assesment) dan permasalahan siswa serta dapat mempertimbangkan kondisi dan situasi sekolah, mengikut sertakan personil sekolah yang mencakup kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas dan guru mata pelajaran, serta pembagian personil dan siswa asuh diharapkan dapat merata. Agar dapat menambah pengetahuan dalam penyusunan program, hendaknya guru bimbingan dan konseling lebih banyak lagi mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan bimbingan dan konseling baik workshop maupun seminar kemudian membentuk organisasi BK di Kabupaten yang ditempati dengan tujuan agar dapat dengan mudah memperoleh informasi informasi tentang penyusunan program. 2. Pihak sekolah. Diharapkan kepada semua pihak sekolah dapat menjalin kerja sama yang baik dengan guru bimbingan dan konseling dalam membantu guru bimbingan dan konseling melakukan penyusunan dan melaksanakan

program bimbingan dan konseling di sekolah demi terwujudnya tujuan pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Nurihsan, JA. 2007. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama. Prayitno dkk. 2002. Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta : Balitbang Depdiknas. Prayitno dan Amti, E. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Winkel. 2010. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo. Yasin, S. 2000. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah.