BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan minyak kelapa sawit adalah Indonesia. Pabrik kelapa sawit

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber air minum sehari-hari. Berkembangnya industri baik dalam skala besar

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Teknik pengukuran peluahan sebagian atau Partial Discharge (PD) dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan air tanah sebagai sumber air minum sehari hari. Namun, terkadang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 2006), menjadi peluang besar bagi industri ini dalam pemanfaatan limbah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

MODEL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

: Limbah Cair dan Cara Pengelolaannya

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

APLIKASI PLASMA DENGAN METODA DIELECTRIC BARRIER DISCHARGE (DBD) UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

Bab V Hasil dan Pembahasan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI MINYAK GORENG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANJARBARU BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

kini dipercaya dapat memberantas berbagai macam penyakit degeneratif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Security Printing merupakan bidang industri percetakan yang berhubungan dengan pencetakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 10. Nomor. 1. Tahun 2016

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS DAN TEGANGAN PLASMA TERHADAP DEGRADASI PARAMETER LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN REAKTOR UAF (UPFLOW ANAEROBIC FILTER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ratna Agustiningsih, 2014

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Luas lahan, produksi dan produktivitas TBS kelapa sawit tahun Tahun Luas lahan (Juta Ha)

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

BAB I PENDAHULUAN. gugus amino yang bersifat basa dan memiliki inti benzen. Rhodamin B termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan antara lain melalui peningkatan efisiensi proses produksi,

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

ANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPLC) RUMAH SAKIT UMUM LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

kemungkinan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi

Klorin merupakan unsur halogen yang sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa organik maupun senyawa lainnya. Xu dkk (2005) melaporkan

LAMPIRAN A DATA HASIL ANALISA

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

BAB I PENDAHULUAN. sebagai produsen penghasil mie terbesar. Dalam Standar Nasional Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga Indonesia disebut sebagai penghasil minyak kelapa sawit terbesar pada urutan ke-2 di kawasan Asia Tenggara setelah Malaysia. Ini dibuktikan dari Produksi komoditas kelapa sawit Indonesia yang merupakan bahan mentah minyak goreng (Crude Palm Oil/CPO) rata-rata mencapai 23,5 juta ton per tahun. Dengan meningkatnya jumlah produksi minyak kelapa sawit ini, maka jumlah limbah yang dihasilkan dari produksi ini juga akan semakin meningkat dikarenakan kelapa sawit yang diolah, tidak 100 % menghasilkan bahan mentah minyak goreng (Crude Palm Oil). Hanya beberapa persen dari bagian kelapa sawit yang bisa diolah, sedangkan sisanya berupa limbah padat, cair dan gas. Adapun limbah cair yang dihasilkan berupa Palm Oil Mill Effluent (POME) air buangan kondensat (8-12%) dan air hasil pengolahan (13-23%). Bahkan saat ini limbah cair hasil pengolahan kelapa sawit di Indonesia mencapai 28,7 juta ton limbah/tahun. Ketersediaan limbah itu merupakan potensi yang sangat besar jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Namun sebaliknya akan menimbulkan kerusakan bagi lingkungan dan manusia jika pengelolaannya tidak dilakukan dengan baik. Limbah cair kelapa sawit mengandung konsentrasi bahan organik dan anorganik yang cukup tinggi (Yulastri, 2013). Secara alamiah senyawa ini

dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme menjadi senyawa yang lebih sederhana. Limbah cair kelapa sawit umumnya berwarna kecoklatan dan mengandung padatan terlarut dan tersuspensi berupa koloid serta residu minyak dengan kandungan Biochemichal Oxygen Demand (BOD) yang tinggi. Limbah cair yang dihasilkan ini nantinya akan dialirkan ke perairan, yang nantinya akan berpotensi mencemari lingkungan karena akan mengurangi biota dan mikroorganisme perairan dan dapat menyebabkan keracunan, sehingga harus diolah sebelum dialirkan ke perairan. Limbah yang akan dialirkan tersebut harus memenuhi standar baku mutu limbah kelapa sawit CPO yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan hidup pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-51/Menlh/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri, maka karakteristik limbah yang dihasilkan PMKS dan baku mutu limbah disajikan pada tabel 1.1 di bawah ini. Tabel 1.1 Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Minyak Sawit Parameter Baku Mutu Limbah Ph 6 9 BOD (mg/l) 250 COD (mg/l) 500 TSS (mg/l) 300 Kandungan Nitrogen Total (mg/l) 20 Minyak Lemak (mg/l) 30

(Sumber : Keputusan Menteri Negara dan Lingkungan Hidup,Nomor: KEP- 51/MENKLH/10/1995, Lampiran A.IV tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri,Tanggal 23 Oktober 1995) Untuk mencapai nilai parameter limbah cair agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dilakukan pengolahan dengan beberapa pengolahan yang sudah dilakukan diantaranya yaitu dengan metoda konvensional dan metoda flotasi. Kedua metoda tersebut masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada metoda konvensional yaitu dengan proses anaerobik, memiliki kelebihan limbah yang dihasilkan berupa limbah cair yang jernih tanpa padatan tersuspensi (Reni D, 2001). Namun kekurangannya adalah sistem konvensional ini membutuhkan lahan yang sangat luas, serta membuang gas metana yang dihasilkan dan terlalu banyak akumulasi lumpur sehingga memerlukan biaya tinggi untuk pembuangannya. (Rahardijo, P.N, 2009). Pada metoda flotasi (metoda pengapungan) ini mampu menurunkan kadar Total Suspended Solid (TSS) lebih besar dalam limbah cair namun kekurangannya pada metoda flotasi ini dibutuhkan tekanan dan perputaran yang sangat tinggi dalam prosesnya agar nilai penurunan TSS dapat dipertahankan. (Wu,T.Y.dkk, 2010) Penelitian tentang teknologi plasma sudah dilakukan dalam beberapa dekade terakhir. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa teknologi plasma ini cukup efektif untuk memisahkan dan menguraikan

bahan-bahan organik yang mengkontaminasi suatu cairan. (Masayuki, Sato. 2005) Dilihat dari keefektifan teknologi plasma dalam memisahkan dan menguraikan senyawa organik dalam suatu cairan, maka dari itu penulis akan melakukan penelitian dengan memanfaatkan teknologi plasma metode Dielectric Barrier Discharge (DBD) dan menganalisa pengaruh plasma selama pengolahan limbah cair kelapa sawit hingga tercapainya standar baku mutu limbah yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Proses teknis plasma ini adalah dengan memanfaatkan sumber listrik pulsa tegangan tinggi AC (frekuensi = 50 Hz) dan reaktor plasma berupa reaktor kaca dan menggunakan elektroda berupa elektroda jarum-plat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang memunculkan permasalahan tentang limbah sawit ini maka dapat dirumuskan langkah yang akan dilakukan untuk mencari solusi penyelesaiannya. Perumusan masalahnya dapat dituliskan sebagai berikut: 1. Pengujian ini dilakukan dengan membangkitkan tegangan tinggi AC (frekuensi = 50 Hz). 2. Apa yang terjadi setelah limbah diberikan tegangan tinggi dengan menggunakan elektroda jarum pada variasi waktu yang ditentukan? 3. Saat variasi waktu dan tegangan berapa, plasma bisa mendegradasi senyawa organik pada limbah agar mencapai standar baku mutu limbah?

1.3 Batasan Masalah Dengan mengacu terhadap rumusan masalah diatas, maka penelitian dibatasi pada : 1. Penerapan rentang waktu dan tegangan agar plasma dengan metoda DBD mampu mendegradasi senyawa organik yang terkandung pada limbah hingga tercapainya standar baku mutu limbah. 2. Dipelajari kombinasi filtrasi dan plasma DBD guna mempercepat proses penghilangan senyawa organik yang terkandung dalam limbah cair sawit. 3. Sampel yang digunakan hanya satu jenis sampel limbah cair kelapa sawit dan nilai konsentrasi dibatasi sesuai dengan nilai konsentrasi parameter limbah cair yang terukur dari sampel yang digunakan. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Menentukan pengaruh plasma yang dibangkitkan melalui variasi tegangan dan waktu yang diterapkan, terhadap jumlah partial discharge yang terjadi pada reaktor plasma. 2. Menentukan pengaruh partial discharge terhadap parameter limbah cair sawit (ph, BOD, COD, minyak lemak) hingga tercapainya standar baku mutu limbah. 1.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan teknologi plasma dengan metode DBD dapat dijadikan alternatif lain dalam pengolahan limbah cair kelapa sawit disamping sudah adanya pengolahan limbah cair berupa pengolahan dengan metoda konvensional dan metoda flotasi.