BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
semester ganjil yaitu pada bulan Agustus tahun ajaran 2013/2014, yang terletak di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen akan diterapkan Model Creative Problem Solving dengan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMAN 2 Kuok Kecamatan Kuok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODE PENELITIAN. semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-

BAB III METODE PENELITIAN. Oktober pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 di kelas X SMA. Negeri 8 Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 2 Pekanbaru. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada. tanggal 23 Agustus sampai 15 September 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas X IPA SMAN 2 Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain pretest dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dikelas X SMAN 1 Sungai Apit Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan desain yang

BAB III METODE PENELITIAN. mendapat perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bentuk penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian quasi eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN mulai dari tanggal 18 Mei sampai tanggal 8 Juni 2013 di SMP. Muhammadiyah Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

peningkatan hasil belajar melalui metode pembelajaran Accelerated Learning menggunakan langkah M-A-S-T-E-R siswa SMAN 2 Siak Hulu.

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan tanggal 6 sampai dengan 20 Mei 2013 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan model pretest

BAB III METODE PENELITIAN. saat semester II Tahun Ajaran 2013/2014, yaitu pada tanggal 9 s.d 25 Januari

dikeluarkannya surat izin riset/penelitian yaitu tanggal 24 juni dan selesai tanggal 25 juli.

BAB III METODE PENELITIAN. kelas, yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Dimana kelas eksperimen mendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 25 Januari tahun ajaran 2013/2014 di SMA IT Mutiara Duri yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. akan mendapat perlakuan dengan menggunakan model Pemecahan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen. Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. karena melihat keadaan dan kondisi siswa di Madrasah Tsanawiyah. dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Kampar. Alasan penulis memilih tempat di SMP Negeri 1 Kuok dikarenakan

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. 1 Sungai Apit Kabupaten Siak jalan Gajahmada RT 3 RW 7 Sungai Apit.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MAN Kampar Kabupaten Kampar pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rajawali, Panam.Dipilih lokasi ini karena persoalan yang diteliti ada dilokasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODE PENELITIAN

dengan bentuk Nonquivalent Control Group Design karena pada luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Pada desain

BAB III METODE PENELITIAN. Akan tetapi penulis telah melakukan studi pendahuluan sebelumnya. Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan bahwa persoalan-persoalan yang diteliti ada dilokasi ini. Selain dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Experimental Design dengan desainnya Nonequivalent Group Design. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Oktober sampai dengan 28 Desember Penelitian ini berlokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Waktu penelitian dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang akan memperoleh pengajaran dengan metode resitasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun penelitian saya ini merupakan penelitian dengan menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan adalah pretest-posttest with Nonequevalent Control Grup. Kelompok Pretes Perlakuan Postes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang ditentukan, maka penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melibatkan dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode Snowball Drilling dalam strategi FIRE-UP, sedangkan kelas kontrol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas Xb dan Xc di Pondok Pesantren

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum perlakuan kedua kelas diberikan pretest. Soal-soal yang diberikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di kelas X SMK Telkom

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 SMA Negeri 1 Rambah Samo Kabupaten Rokan hulu pada bulan Januari

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif deskriptif yang bersifat korelasional, yakni penelitian yang meneliti tentang ada tidaknya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara dua variabel yang akan diteliti. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan korelasi sebab akibat, yaitu antara keadaan pertama dengan keadaan kedua terdapat hubungan sebab akibat, atau keadaan pertama di perkirakan menjadi penyebab yang kedua atau keadaan pertama berpengaruh terhadap keadaan yang kedua. 1 Variabel bebas adalah motivasi belajar sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru pada bulan Juli Agustus tahun ajaran 2013/2014. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan objek penelitian ini adalah motivasi belajar kimia dan hasil belajar kimia siswa SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014. Cipta, 2006. h.10 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka 35

36 D. Populasi dan Sampel 1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru tahun ajaran 2013/2014. 2. Sampel Pada pengambilan sampel peneliti menggunakan sampel random atau sampel acak. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto, yaitu apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil diantara 10-15% atau 20-25% atau lebih. 2 Dari pernyataan inilah yang mendasari peneliti menetapkan pengambilan sampel 50% dari jumlah populasi karena menimbang kemampuan peneliti dari segi waktu dan tenaga. Dari 122 jumlah siswa peneliti menggunakan 62 sampel dalam penelitian ini. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar kimia siswa dengan mengajukan pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Jawaban yang disediakan yaitu : sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 2009. h. 134

37 2. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar digunakan sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah tercapai 3 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber pada benda yang tertulis. Peneliti secara langsung dapat mengambil bahan dokumen yang sudah ada dan memperoleh data yang dibutuhkan, salah satunya adalah daftar nama siswa dan juga data tentang hasil belajar kimia siswa serta data mengenai latar belakang siswa untuk mengetahui motivasi belajar ekstrinsik siswa. 4. Wawancara Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. 4 Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk mengetahui latar belakang siswa dan memperoleh data mengenai faktor yang mempengaruhi motivasi belajarnya. Peneliti melakukan wawancara kepada pihak sekolah yaitu guru bidang studi kimia. 3 Anas Sudijono, Op.Cit, h. 67 4 Ibid. h.82

38 F. Teknik analisis data 1. Uji Homogenitas Analisa data awal dimulai dengan pengujian homogenitas varians menggunakan uji F dengan rumus: F Varian Varian terbesar terkecil Sedangkan untuk menghitung varians dari masing-masing kelompok digunakan rumus: S 2 1 n 2 X X n 1 1 n 1 1 1 2 Keterangan rumus : F S 1 2 S 2 2 = Lambang statistik untuk uji varians = Varians kelas XI IPA 3 = Varians kelas XI IPA 4 n 1 = Jumlah sampel kelas XI IPA 3 n 2 = Jumlah sampel kelas XI IPA 4 x 1 = Nilai kelas XI IPA 3 x 2 = Nilai kelas XI IPA 4 Sampel dikatakan mempunyai varians yang sama atau homogen jika pada perhitungan data awal didapat F hitung < F tabel.

39 2. Angket Untuk memperoleh angket dengan indikator motivasi yang baik sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini, maka diadakan uji validitas terhadap indikator motivasi. Sebelum menguji validitas angket yang akan diberikan kepada siswa, maka peneliti melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada ahli yaitu Dosen Metodologi Penelitian agar indikator motivasi yang terdapat di dalam angket dapat mengukur cakupan substansi motivasi yang ingin diukur. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat keabsahan item-item pertanyaan dalam kuesioner, dengan metode Pearson s Product Moment. 5 r xy = ( )( ) r xy = koefisien antara korelasi antara variabel x dan y Σxy = jumlah perkalian x dan y x 2 y 2 = kuadrat dari x = kuadrat dari y b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan itemitem pertanyaan dalam kuesioner, dengan metode Cronbach s Alpha, 6 menggunakan program komputer SPSS. 5 Fitri Nugraheni, Hubungan motivasi belajar terhadap Hasil belajar mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa fakultas Ekonomi UMK). Jurnal. h.7 6 Ibid, h.8

40 3. Wawancara Dari hasil wawancara peneliti kepada guru serta data yang diperoleh dari pihak sekolah peneliti dapat merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar setiap individu siswa terhadap hasil belajar kimia. Peneliti akan meneliti mengenai faktor ekstrinsik motivasi siswa. Faktor Ekstrinsik yang akan diteliti adalah faktor yang berasal dari lingkungan sosial siswa yaitu lingkungan sosial masyarakat melihat kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa, lingkungan sosial masyarakat karena kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa, dan lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. 4. Korelasi Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah Korelasi Serial yang telah digambarkan dalam buku statistik oleh Hartono bahwasannya teknik korelasi serial digunakan bila dua variabel yang dikorelasikan variabel pertama berbentuk variabel berskala ordinal sedangkan variabel kedua berbentuk interval. 7 Motivasi belajar merupakan variabel X yang berbentuk skala ordinal, sedangkan hasil belajar kimia merupakan variabel Y yang berbentuk skala interval. 7 Hartono, Statistik Untuk Penelitian, Pekanbaru : Pustaka pelajar, 2008. h. 78

41 Untuk mengetahui keadaan motivasi belajar siswa pada setiap itemnya dalam angket, peneliti juga menganalisa dengan menggunakan teknik deskriptif persentase : F P = x100% N Keterangan: P : angka persentase F : frekuensi yang dicari N : number of case (jumlah frekuensi/banyaknya individu). 8 Data yang telah dipersentasikan kemudian direkapitulasikan dan diberi kriteria sebagai berikut: a. 81% - 100% dikategorikan sangat baik b. 61% - 80% dikategorikan baik c. 41% - 60% dikategorikan cukup baik d. 21% - 40% dikategorikan kurang baik e. 0% - 20% dikategorikan sangat tidak baik 9 Setelah diketahui keadaan motivasi belajar siswa pada setiap itemnya, selanjutnya data diolah dengan rumus : 10 15 8 Anas Sudijono, Op.Cit, h. 43 9 Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2011, h. 10 Ibid. h. 129

42 Peneliti membagi motivasi belajar dalam tiga bagian, yaitu : tinggi, sedang dan rendah. Karena gejala ordinalnya dibagi tiga golongan, maka disebut korelasi triserial. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial 11 Tabel III. 1 Skor Alternatif Jawaban Dalam Angket Motivasi Dengan Bentuk Skala Likert Alternatif jawaban Skor Sangat setuju 5 Setuju 4 Ragu-ragu 3 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1 11 Riduwan, Op.Cit, 2012, h. 12

43 Tabel III. 2 Klasifikasi Skor Angket Motivasi Nilai Keterangan 1.07 1.45 Tinggi 0.68 1.06 Sedang 0.29 0.67 Rendah Tabel III. 3 Klasifikasi Nilai Hasil Belajar Angka Keterangan 80-100 Tinggi 60-79 Sedang <60 Rendah Klasifikasi skor angket motivasi didapat dari menjumlahkan skor jawaban setiap responden, lalu dicari rata-ratanya. Skor kemungkinan tertinggi dikurangkan dengan skor kemungkinan terendah hasilnya dibagi tiga sesuai klasifikasinya. Dari hasil bagi tersebut yang dijadikan interval klasifikasi skor angket motivasi. Skor tertinggi : 5 x 18 = 90 : 62 = 1.45 Skor terendah : 18 x 1 = 18 : 62 = 0.29 Interval = Rata-rata skor tertinggi rata-rata skor terendah 3 = 1.45 0.29 3 = 0.38 Langkah berikutnya untuk menentukan hubungan yang signifikan pada penelitian ini adalah dengan memasukkan data tentang motivasi belajar dan hasil belajar kimia ke dalam rumus korelasi Serial.

44 5. Analisis Soal Untuk memperoleh memperoleh soal-soal hasil tes belajar yang baik sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini, maka soal-soal yang diuji cobakan tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. a. Validitas Validitas tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi ( content validity). Validasi soal tes hasil belajar dikonsultasi dengan pakar yaitu guru mata pelajaran kimia SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. b. Uji reliabilitas Pengujian reliabilitas soal tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur ketetapan instrumen atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi tersebut. Suatu alat evaluasi dikatakan baik bila realibilitasnya tinggi. Untuk mengetahui apakah suatu tes memiliki reliabilitas tinggi, sedang atau rendah dapat dilihat dari nilai koefisien reliabilitasnya. Uji reliabilitas menggunakan program Anates. Kriteria reliabilitas tes : 0,50 < r 11 1,00: sangat tinggi 0,40 r 11 0,50 : tinggi 0,30 r 11 0,40 : sedang 0,20 < r 11 0,30: rendah r 11 0,20 : sangat rendah

45 c. Tingkat kesukaran soal Tingkat kesukaran soal tes hasil belajar diperoleh dengan menghitung persentase siswa dalam menjawab butir soal dengan benar. Semakin kecil persentase menunjukkan bahwa butir soal semakin sukar dan semakin besar persentase menunjukkan bahwa butir soal semakin mudah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal peneliti menggunakan Anates, yaitu suatu program komputer yang digunakan untuk menganalisis butir soal yang akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut : IK = 0,00 : terlalu sukar 0,00 < IK 0,30: sukar 0,30 < IK 0,70: sedang 0,70 < IK 1,00: mudah IK = 1,00 : terlalu mudah 12 Ada beberapa perbandingan dalam menentukan proporsi pertimbangan dalam menentukan soal kategori mudah, sedang, dan sukar. Yakni jumlah soal sama untuk tiga kategori tersebut dengan perbandingan 3-4-3. Artinya 30% soal kategori mudah, 40% soal kategori sedang, dan 30% soal kategori sukar. Atau bisa juga dengan perbandingan 3-5-2. 210 12 Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara. 2008. h.

46 Artinya 30% soal kategori mudah, 50% kategori sedang, dan 20% kategori sukar. 13 d. Daya pembeda soal Daya pembeda soal merupakan suatu ukuran apakah butir soal mampu membedakan murid pandai (kelompok upper) dengan murid tak pandai (kelompok lower). Penghitung daya pembeda pada penelitian ini juga menggunakan Anates. Kriteria yang digunakan : 14 Besarnya Angka Indeks Diskriminasi Items Kurang dari 0.20 Tabel III. 4 Kriteria Penghitung Daya Pembeda Soal Klasifikasi Poor 0.20 0.40 Satisfactory Interpretasi Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup (sedang) 0.40 0.70 Good Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik 0.70 1.00 Excellent Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali Bertanda negatif - Butir item yang bersangkutan daya pembedanya negatif (jelek sekali) 13 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h.135-136 14 Anas Sudijono, Op.Cit, h. 389