BAB I PENDAHULUAN. digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI REPORTER PT.RAJAWALI TELEVISI (RTV) YANG BERTUGAS PADA LOKASI ZONA BERBAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. melalui media cetak tetapi juga media kominikasi elektronik. oleh masyarakat untuk mencari dan mengetahui informasi

BAB I PENDAHULUAN. adalah dunia penyiaran atau dalam hal ini dunia pertelevisian.

BAB I PENDAHULUAN. pun mulai bebas mengemukakan pendapat. Salah satunya adalah kebebasan di bidang

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat meliputi aspek sosial, politik, agama, budaya, dan moralitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris, pendekatan yuridis normatif

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam tesis ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengeluarkan pendapatnya secara bebas. Hal ini tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan

BAB I. Pendahuluan. Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 40 tahun 1999 Tentang Pers, telah ditetapkan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan informasi dan hiburan yang terlengkap, tercepat, dan terakurat. alternatif untuk mendapatkan hiburan dan informasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja merupakan hak baik bagi laki-laki

BAB III METODE PENELITIAN. kata metoda (metodology) dan penelitian (research). Secara etimologi,

III. METODE PENELITIAN. methodus yang artinya adalah cara kerja yaitu untuk memahami objek sasaran ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa. Dalam komunikasi massainformasi disampaikan melalui media massa.

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. fase dimana mengalami pasang surut tentang kebebasan pers. Kehidupan pers

III. METODE PENELITIAN. upaya memahami persoalan dengan tetap berada atau bersandarkan pada lapangan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain,

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan massa. Menurut Mc Graw Hill, media memberikan metode

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern saat ini, televisi dapat memberikan nilai-nilai kehidupan

METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan yuridis empiris. Untuk itu diperlukan penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi, baik berupa berita maupun hiburan masyarakat. Pers di

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah penerapan penentuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. massa yang setiap hari selalu memberitakan mengenai kasus-kasus kejahatan dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Penelitian bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa maupun media elektronik seperti televisi dan radio.

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

Produksi Berita TELEVISI (MK 41034)

BAB I PENDAHULUAN. Group, 2006) hal Ilham Prisgunanto, Praktik Ilmu Komunikasi; dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta:

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam proses pengumpulan dan penyajian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif. Menurut Nasir

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri.

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif (library reseach) adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB: III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Negara kita persediaan tenaga kerja sebagian besar terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

di media massa, baik cetak maupun elektronik karena tayangan tak mendidik itu banyak peminatnya dan tinggi ratingnya.

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1. Pendahuluan. Media massa adalah sebuah media yang sangat penting pada jaman ini, karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Media massa biasa disingkat media berasal dari bahasa Latin sekaligus bentuk jamak dari kata medium. Istilah media massa atau pers mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas dalam pembicaraan sehari-hari. Secara harafiah media berarti perantara atau pengantar. Dalam hal ini perantara atau pengantar pesan dalam sebuah proses komunikasi. Dengan kata lain, media massa adalah sarana komunikasi 1. Pada dasarnya terdapat empat (4) fungsi media massa yakni fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi hiburan, dan fungsi pengaruh. Fungsi edukasi yakni media sebagai agen atau memberikan pendidikan kepada masyarakat sehingga keberadaan media massa tersebut menjadi bermanfaat karena berperan sebagai pendidik masyarakat. Fungsi informasi yakni media berperan memberi atau menyebarkan berita kepada masyarakat atau komunikatornya. Fungsi hiburan yakni media bertugas menyajikan hiburan kepada komunikatornya atau dalam hal ini masyarakat luas. Fungsi pengaruh yakni media berperan memberikan pengaruh kepada masyarakat luas lewat 1 Edy Susanto dkk, 2010, Hukum Pers di Indonesia, Penerbit PT Rineka Cipta, hlm. 19. 1

2 acara atau berita yang disajikan nya, sehingga dengan adanya media massa diharapkan masyarakat dapat tepengaruh oleh berita yang disajikan 2. Dari keempat fungsi diatas, yang menjadi fokus utama fungsi media massa adalah sebagai media informasi dan edukasi. Artinya, media massa diharapkan dapat lebih banyak memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat atau komunikatornya dibandingkan dengan fungsi hiburan dan fungsi pengaruh. Salah satu profesi dalam dunia media massa yang juga berperan mengemban tugas fungsi informasi dan eduka adalah reporter. Reporter adalah salah satu jenis jabatan kewartawanan yang bertugas melakukan peliputan berita (news gathering) dilapangan dan melaporkannya kepada publik, baik dalam bentuk tulisan untuk media cetak atau dalam situs berita diinternet ataupun secara lisan, bila laporannya disampaikan melalui media elektronik radio atau televisi 3. Secara singkat dapat dipahami bahwa reporter adalah para pencari berita. Dalam mengemban tanggungjawab profesinya, reporter harus memiliki kegigihan dalam mengejar berita, cepat dan sigap dalam mengejar berita, serta harus siap berangkat setiap saat dan kapanpun di butuhkan ke lokasi liputan. Reporter harus mampu mengumpulkan informasi yang akurat kemudian 2 Bungin Burhan, 2008, Sosiologi Komunikasi, Penerbit Kencana Prenada Media Group, hlm. 79-81. 3 Edy Susanto dkk, Op. Cit., hlm. 21.

3 menulis atau melporkannya baik secara langsung (live) ataupun di rekam dalam bentuk paket berita yang akan disiarkan dan bisa dibuat menjadi sebuah paket berita televisi. Konsekuensi lain dari profesi yang diemban oleh seorang reporter adalah kesiapan jika sewaktu-waktu harus meliput berita-berita kriminal atau bencana serta harus mengunjungi lokasi musibah atau tempat terjadinya tindak kejahatan. Tidak jarang seorang reporter diterjunkan ke lokasi bencana demi mendapatkan informasi yang lebih detail. Akan tetapi hal ini menjadi salah satu pilihan yang sulit bagi jurnalis secara umum dan reporter secara khusus. Kedekatan jarak antara konflik/bencana dan reporter juga telah menimbulkan dilema moral. Sebagai seorang reporter yang profesional tentunya dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit, yakni antara meliput dan melaporkan setiap peristiwa yang terjadi atau justru harus menyelamatkan diri. Konsekuensi yang diperoleh pada saat memilih untuk menyelamatkan diri adalah kehilangan sejumlah momen penting yang menggambarkan kejadian sebenarnya di lokasi. Akan tetapi ketika memilih untuk meliput kejadian secara keseluruhan, konsekuensinya sang reporter harus pasrah atas keselamatan nyawanya sebab harus benar-benar mendekat ke tempat kejadian agar memperoleh informasi yang akurat. Sekilas dilema yang dirasakan oleh reporter pada saat menjalankan tugas tersebut di daerah rawan konflik/bencana adalah hal wajar sebagai buah dari perkejaan yang dilakoninya. Namun perlu diketahui bahwa manusia juga bertugas melindungi dirinya ketika menghadapi musibah.

4 Profesi jurnalis sebenarnya mendapat perlindungan hukum di Indonesia. Jurnalis adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik atau menyusun dan mencari berita 4. Reporter merupakan salah satu bagian dari profesi jurnalis. Perlindungan hukum atas reporter maupun profesi jurnalis lainnya didasarkan pada Pasal 8 Undang-Undang No 40 Tahun 1999 tentang Pers yang menyebutkan bahwa dalam menjalankan fungsinya, jurnalis mendapat perlindungan hukum. Penjelasan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers tersebut mengatur bahwa pemerintah dan masyarakat kepada wartawan dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akan tetapi pasal tersebut tidak mendeskripsikan perlindungan hukum seperti apa yang harus diberikan oleh pemerintah maupun masyarakat, sehingga dalam prakteknya perlindungan terhadap jurnalis dalam kerangka tugas peliputan ini sering diabaikan karena kurangnya pemahaman pemerintah maupun masyarakat mengenai fungsi jurnalis sebagai profesi yang akrab dengan musibah. Salah satu contoh kasus memilukan diakhir tahun 2003 yang terjadi kepada reporter salah satu televisi nasional di Indonesia, yakni Ersa Siregar. Ersa meninggal pada saat menjalankan tugasnya sebagai reporter di Aceh. Seperti diketahui, reporter Ersa meninggal pasca kontak tembak antara pasukan TNI dan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di Desa Alue Matang Aron, Simpang Ulim, Aceh Timur pada 29 Desember 2013. Dalam kontak tersebut 4 Ibid. Hlm. 55.

5 sekitar pukul 12.30, Ersa dinyatakan tewas setelah terkena peluru TNI. Namun jauh sebelum tragedi penembakan yang dialaminya, Ersa kameramen bernama Feri Satoso sudah terlebih dahulu ditahan oleh GAM karena dicurigai sebagai mata-mata TNI (Mubarak, 2004). Ironisnya, Presiden Megawati pun tidak mampu memberikan kebijakan yang mampu membebaskan Ersa dari tahanan saat itu. Segala usaha yang dilakukan dalam upaya pembebasan tersebut terkesan sia-sia. Mis-komunikasi antara Pemerintah, TNI, GAM menjadi salah satu pertanyaan besar atas supremasi perlindungan hukum terhadap jurnalis secara khusus bagi jurnalis yang ditugaskan kedaerah rawan musibah atau zona berbahaya. Hal inilah yang kemudian menarik perhatian untuk dilakukan penelitian mengkaji lebih dalam dan melihat bagaimana sesungguhnya peran hukum dalam menjamin perlindungan terhadap reporter yang sedang bekerja di zona berbahaya sebagai bentuk profesionalitas terhadap pekerjaan. Berkaitan dengan fokus penelitian maka penelitian diberi judul PERLINDUNGAN KESELAMATAN KERJA BAGI REPORTER PT.RAJAWALI TELEVISI (RTV) YANG BERTUGAS PADA LOKASI ZONA BERBAHAYA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, dapat diajukan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan perlindungan keselamatan dan syarat-syarat kerja terhadap reporter PT.RTV yang bekerja di zona berbahaya?

6 2. Bagaimana peran PT.RTV sebagai pemberi pekerjaan terhadap keselamatan kerja bagi reporter yang bertugas di rawan bencana dan konflik? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menemukan jawaban : 1. Pelaksanaan perlindungan kerja dan syarat kerja bagi reporter di PT.RTV. 2. Peran PT.RTV sebagai pemberi kerja dalam melindungi reporter yang sedang bertugas di zona berbahaya. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum khususnya tentang perlindungan hukum terhadap tenaga kerja pada profesi reporter yang bekerja di rawan bencana/konflik dan untuk pengembangan konsep berfikir yang rasional, yang sistematis, serta logis dalam meneliti masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan perlindungan hukum terhadap reporter yang ditugaskan dalam zona berbahaya dalam hal ini lokasi yang rawan bencana maupun konflik.

7 2. Manfaat Praktis Dapat memberikan data atau informasi tentang hak dan kewajiban reporter khususnya dunia pertelevisian dan untuk mendeskripsisikan praktek pelaksanaan perlindungan hukum terhadap reporter PT.RTV serta memberikan masukan bagi perusahaan, maupun pemerintah mengenai hal yang harus dilaksanakan agar lebih memperhatikan dan mempertimbangkan keselamatan/kesejahteraan reporter yang bertugas di zona berbahaya.serta meningkatkan kesadaran para reporter PT.RTV akan hak-hak dan kewajiban yang telah dilindungi dan dijamin oleh Undang- Undang Pers. E. Keaslian Penelitian Sejauh penelusuran yang telah dilakukan, tidak ditemukan tulisan ilmiah dalam format skripsi/tesis/disertasi, jurnal, maupun buku yang membahas PT.RTV secara umum, dan tentang Hukum Pers dan Hukum Ketenagakerjaan di PT.RTV secara khusus.penulisan ilmiah ini dijelaskan tentang pelaksanaan keselamatan kerja terhadap reporter secara khusus reporter PT.RTV yang sedang bertugas di zona berbahaya. Beberapa tulisan yang mengkaji tentang Reporter dan Hukum Pers serta Hukum Ketenagakerjaan memang sudah ada, seperti: 1. Implementasi Perlindungan Hukum Terhadap Wartawan Yang Mengalami Kekerasan Dalam Melakukan Kegiatan Jurnalistik oleh Triana Puspita Sari 2013, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Skripsi ini membahas

8 tentang perlindungan hukum terhadap wartawan dalam menjalankan kegiatan jurnalistik agar tidak mengalami kekerasan. 2. Implementasi Kemerdekaan Pers Dalam Jurnalistik Berkaitan Dengan Privasi Seseorang oleh Wenny CD 2009, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang batasan-batasan yang harus diperhatikan oleh jurnalis dalam kegiatan jurnalistik sehingga tidak mengesampingkan ranah pribadi seseorang. 3. Perlindungan Hukum Bagi Wartawan Di Indonesia (Berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 1999 Tentang Pers) oleh Takdir 2001. Jurnal ini membahas tentang perlindungan hukum bagi wartawan dari tempatnya bekerja agar pada saat bertugas tidak dikejar-kejar maupun dibayangi rasa takut akan ancaman, teror, maupun kekerasan. 4. Hukum Pers Di Indonesia oleh Edy Susanto, dkk 2010. Buku ini membahas tentang sejarah pers, beberapa pengertian tentang pers serta sistem pers yang ada di Indonesia. Keempat sumber penelitian yang telah disebutkan memberikan gambaran atas penelitian yang selama ini dilakukan dengan topik Pers, Ketenagakerjaan dan Reporter. Sejauh penelusuran yang dilakukan belum ditemukan penelitian serupa dengan penelitian yang akan dilakukan yakni tentang perlindungan hukum terhadap reporter yang bertugas di zona berbahaya. Dengan demikian penelitian hukum ini merupakan karya asli dan dapat dipertanggungjawabkan. Apabila dikemudian hari ditemukan penelitian

9 sejenis dengan karya ilmiah ini maka karya ini dapat dijadikan sebagai bahan pelengkap sekaligus perbandingan terhadap karya sebelumnya. F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris yaitu penelitian yang dilakukan berfokus pada perilaku masyarakat hukum.penelitian ini dilakukan secara langsung kepada responden. Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah badan hukum primer dan badan hukum sekunder. 2. Sumber data Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden tentang obyek yang diteliti sebagai data utamanya. Data sekunder terdiri dari: a. bahan hukum primer : berupa peraturan perundang undangan yang tata urutannya sesuai dengan Tata Cara Pembentukan Peraturan Perundang undangan yang berlaku, antara lain : 1) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945. 2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 tentang PERS. 3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 Pasal 7 tentang Kode Etik Jurnalistik.

10 4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2012 tentang Ketenagakerjaan. b. bahan hukum sekunder berupa doktrin para ahli, buku-buku dan makalah antara lain : buku-buku tentang Pers di Indonesia, tentang ketenagakerjaan, dan tentang kode etik jurnalistik. 3. Cara pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara: a. Studi lapangan Penelitian dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data dan mencari informasi yang berkaitan dengan data yang diperlukan. Metode yang digunakan adalah kuisioner dan wawancara. Metode kuisioner dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden berdasarkan kuisioner yang telah disusun tentang obyek yang diteliti baik bersifat terbuka maupun tertutup. Metode wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada nara sumber tentang obyek yang diteliti berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya. b. Studi kepustakaan Data dikumpulkan melalui studi pustaka dari literatur yang berkaitan dengan tinjauan yuridis perlindungan hukum bagi reporter yang bertugas pada lokasi zona berbahaya. Metode yang digunakan

11 adalah dengan mengumpulkan buku-buku, makalah, jurnal, website, yang berisi fakta-fakta yang terjadi dilapangan dan menggunakan Undang-Undang yang mengatur tentang Pers di Indonesia kemudian diolah dan dianalisis sehingga terlihat adanya gambaran yang sistematis dan faktual. 4. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini adalah PT. Rajawali Televisi Indonesia (PT.RTV) karena PT.RTV merupakan salah satu media pertelevisian nasional di Indonesia. 5. Populasi dan sampel Populasi adalah keseluruhan obyek dengan ciri yang sama. Populasi dapat berupa himpunan orang, benda, waktu, atau tempat dengan sifat dan ciri yang sama. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah reporter PT. PT.RTV. Sampel dalam penelitian ini adalah reporter PT PT.RTV yang bertugas di lokasi zona bencana. 6. Responden Responden dalam penelitian ini adalah reporter yang pernah mengalami permasalahan berkaitan dengan keselamatan kerja dan yang bekerja di zona berbahaya serta pimpinan redaksi berita pada PT.PT.RTV. 7. Analisis data Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Moleong adalah upaya yang dilakukan

12 dengan jaan bekerja data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukannya apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain 5 (Bogdan & Biklen, 1982). Analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan atas hasil wawancara dan kuisioner serta penelitian kepustakaan. Selanjutnya metode berfikir yang digunakan adalah metode berfikir deduktif yakni metode yang berangkat dari suatu pengetahuan yang bersifat umum, kemudian ditarik kesimpulan yang lebih khusus. G. Sistematika Penulisan a. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, tinjauan pustaka, batasan konsep, dan metode penelitian. b. BAB II PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang permasalahan hukum yang dibahas berdasarkan pada bentuk bentuk perlindungan hukum terhadap reporter yang bertugas di zona berbahaya di perusahaan PT.PT.RTV. c. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 5 Lexy J Moeong, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit Rosda, hlm. 247-248.

13 Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan jaminan perlindungan hukum terhadap reporter yang sedang bertugas di zona berbahaya pada perusahaan PT.PT.RTV secara khusus dan perusahaan pertelevisian secara umum.