PEMBERIAN KREDIT KEPADA WARGA LUAR DESA PAKRAMAN SETEMPAT OLEH LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA PAKRAMAN PANGI KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : I Made Hengki Permadi Dewa Gde Rudy I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata, Universitas Udayana

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA ANGGOTA MASYARAKAT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KOTA DENPASAR

Penyelesaian Kredit Macet bagi Debitur Di Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Pakraman Kaba Kaba Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

CATUR PURUSA ARTHA SEBAGAI DASAR KEGIATAN USAHA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI DESA PAKRAMAN KIKIAN

PENYELESAIAN WANPRESTASI DARI PEMBAYARAN KREDIT DI LPD DESA PAKRAMAN LEBIH GIANYAR

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM DENGAN JAMINAN BENDA TIDAK BERGERAK PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) SRINADI DI KABUPATEN KLUNGKUNG

Oleh I Wayan Gede Pradnyana Widiantara I Nengah Suantra Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

oleh I Nyoman Triambara Saputra Desak Dewi Kasih Bagian Hukum Bisnis Fakultas HukumUniversitas Udayana

BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

Oleh : Made Bagus Galih Adi Pradana I Wayan Wiryawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT BAGI NASABAH PADA LPD KESIMAN

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

AKIBAT HUKUM PENDAFTARAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI DALAM PERJANJIAN KREDIT

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

BENTUK PENGIKAT JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) CANGGU DI KABUPATEN BADUNG

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

PERBEDAAN WANPRESTASI DENGAN PENIPUAN DALAM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KOPERASI DENGAN BANK DI DENPASAR DALAM PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR)

PERSYARATAN JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PRAKTEKNYA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT KUTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM HAL BENDA JAMINAN BERALIH

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN DI BPR KARYA SARI SEDANA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK RAKYAT INDONESIA (PT PERSERO)Tbk CABANG DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA AKIBAT DEBITUR WANPRESTASI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP WANPRESTASI YANG DILAKUKAN DEBITOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR ARTIKEL. Diajukan Oleh : DODY PEBRI CAHYONO

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kepastian hukum bagi lembaga-lembaga ekonomi khususnya bagi

A. Latar Belakang Masalah

Oleh: I Wayan Suatmaja Mimba Dewa Gede Rudy Suatra Putrawan Program Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yang menganut Negara welfare state yaitu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. jaminan demi keamanan pemberian kredit tersebut. 1

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

KEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB V PENUTUP. polis asuransi jiwa di PT Asuransi Jiwasraya Cabang Yogyakarta ini

HAK KREDITUR ATAS PENJUALAN BARANG GADAI

ASPEK-ASPEK HUKUM PERKREDITAN PADA BANK EKA AYU ARTHA BHUWANA KABUPATEN GIANYAR. Oleh: I Gede Sakih Sastrawan Ida Bagus Putra Atmadja Dewa Gede Rudy

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN PADA KREDIT DI BANK MANDIRI CABANG SANUR

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI UPAYA PENGAMANAN PIHAK BANK PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH CABANG KLUNGKUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH YANG DISIMPAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GADAI

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

O Pembingbing. 1. Ida Bagus Putra Atmadja 2. Ida Ayu Sukihana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana. Abstract

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA PADA DESA PAKRAMAN PADANGSAMBIAN DENPASAR

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN, PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DAN WANPRESTASI. 2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Lembaga Pembiayaan

JAMINAN TANAH WARIS DI LUAR DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KONTRAK SEWA BELI

ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN OBLIGASI NEGARA RITEL

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sosialisasi yang dilakukan

PENYELESAIAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI PADA SUZUKI FINANCE CABANG DENPASAR

PELAKSANAAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL-BELI SMARTPHONE MELALUI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT ADIRA QUANTUM CABANG DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

KEWENANGAN PELAKSANAAN EKSEKUSI OLEH KREDITUR TERHADAP JAMINAN FIDUSIA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB III PEMBAHASAN. A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga ekonomi milik Desa Pekraman. Pasal 1 angka 11 Peraturan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Jadi dalam pembangunan, masing-masing masyarakat diharap dapat. Indonesia yaitu pembangunan di bidang ekonomi

AKIBAT HUKUM KREDIT TANPA JAMINAN BAGI PIHAK DEBITUR

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu alat bukti, maka tulisan tersebut dinamakan akta (acte) 1.

Transkripsi:

PEMBERIAN KREDIT KEPADA WARGA LUAR DESA PAKRAMAN SETEMPAT OLEH LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA PAKRAMAN PANGI KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG ABSTRACT Oleh I Komang Nova rianta I Gede pasek Eka Wisanjaya Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana This article entitled granting credit to the citizens outside the village of local institutions Ofpakraman village (LPD) Pangi Pakraman Village, Kec. Dawan, Kab. Klungkung. Aiming to find out the procedure for the granting of credit to citizens outside the village of LPD Desa pakraman local by Pakraman Pangi and to know the legal consequences in case of tort by the debtor from outside the village of LPD village Pakraman local Pakraman pangi.the type of research that is used is the type of legal research are emperis.so the procedure or mechanism of granting credit to the citizens outside the village of LPD village pakraman local Pakraman Pangi almost the same procedure of granting credit to villagers and local pakraman in case of the dilakakukan tort by residents outside the village PangiPakraman will repaid through the sale of goods the guarantees shall create any warranty. Keywords: The Institution Of The Village, Credit, Defaults ABSTRAK Artikel ini berjudul pemberian kredit kepada warga luar desa pakraman setempat oleh Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Pangi, KecamatanDawan, Kabupaten Klungkung. Bertujuan untuk mengetahui prosedur pemberian kredit kepada warga luar Desa pakraman setempat oleh LPD Desa Pakraman Pangi dan untuk mengetahui akibat hukumnya jika terjadi wanprestasi oleh debitur dari luar Desa Pakraman setempat di LPD Desa Pakraman pangi. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum yang bersifat empiris. Jadi prosedur atau mekanisme pemberian kredit kepada warga luar desa pakraman setempat di LPD Desa Pakraman Pangi hampir sama dengan prosedur pemberian kredit kepada warga desa pakraman setempat dan apabila terjadi wanprestasi yang dilakakukan oleh warga luar Desa Pakraman Pangi akan dilunasi melalui penjualan barang jaminan yang dijadikan jaminan. Kata Kunci: Lembaga Perkreditan Desa, Kredit, Wanprestasi. 1

I. PENDAHULUAN Pada prinsipnya setiap orang dapat melakukan perjanjian dengan siapa saja yang dikehendaki sepanjang orang tersebut tidak dilarang oleh undang-undang untuk melakukan perjanjian, 1 begitu halnya dengan pemberian kredit dapat diberikan kepada siapa saja asalkan telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pemberi kredit. Namun dalam Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa, pada Pasal 2 ayat (1) yang berbunyi Lembaga Perkreditan Desa merupakan Badan usaha keuangan milik desa yang melaksanakan kegiatan di lingkungan desa dan untuk karma desa. hal ini dipertegas lagi dalam Pasal 7 ayat (1) sub b yang menyebutkan memberikan pinjaman hanya pada karma desa. Namun dalam Prakteknya, Lembaga Perkreditan Desa(LPD)Desa Pakraman dalam memberikan kredit tidak hanya pada warga desa pakraman setempat namun juga memberikan kredit kapada warga luar desa pakraman setempat, hal ini bertentangan dengan ketentuan PERDA Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Perubahan atas PERDA Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa.Studi di LPD Desa Pakraman Pangi, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Tujuan dari penulisan ini, untuk mengetahui prosedur pemberian kredit kepada warga luar Desa pakraman setempat oleh LPD Desa Pakraman Pangi dan untuk mengetahui akibat hukumnya jika terjadi wanprestasi oleh debitur dari luar Desa Pakraman setempat di LPD Desa Pakraman pangi. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah mengamati secara langsung atau menyelidiki dari dekat ke lapangan dengan membanding-bandingkan antara teori dan prakteknya. 2 Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis penelitian hukum yang bersifat empiris, yaitu pendekatan secara fakta yang didalamnya mengadakan penelitian lapangan dengan melihat kenyataan atau fakta-fakta yang ada sesuai dengan yang diangkat dan bagaimana 1 Miru, Ahmadi, 2010, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 7. 2 Winarmo Surachmad, 1970, Metode Research ( Pengantar Penyelidikan Ilmiah ), Tarsito, Bandung, h. 56. 2

hukum beroprasi dalam masyarakat.dalam penelitian pada umumnya dibedakan antara data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat yang dinamakan data primer dan diperoleh dari bahan-bahan pustaka dinamakan data sekunder. 3 Karena penelitian ini adalah penelitian hukum emperis maka sumber datanya adalah berupa data primer. Apabila keseluruhan data yang diperoleh dan sudah terkumpul dengan wawancara, kemudian diolah dan dianalisis secara kualitatif. 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Kepada Warga Luar Desa Pekraman Setempat Di LPD Desa Pakraman Pangi Dalam wawancara yang dilakukan pada tanggal 27 Juni 2013, menurut Bapak I Gede Sutanaya selaku Ketua (LPD) Desa Pakraman Pangi, beliau mengatakan bahwa prosedur atau mekanisme pemberian kredit yang diterapkan oleh LPD Desa Pakraman Pangi untuk warga luar Desa Pakraman Pangi yang hendak melakukan pinjaman kredit di LPD Desa Pakraman Pangi adalah hampir sama prosedurnya dengan pemberian kredit kepada warga setempat yang membedakannya adalah dalam pemenuhan syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu mempunyai penanggung yang berasal dari Desa Pakraman Pangi,Kec. Dawan, Kab. Klungkungbiasanya mempunyai hubungan kekeluargaan, mempunyai pekerjaan tetap atau usaha yang produktif, mempunyai jaminan (benda bergerak maupun tidak bergerak), dan mempunyai surat keterangan domisili di wilayah Desa Pakraman Pangi. Selanjutnya Bapak I Gede Sutanaya mengatakan ada beberapa tahapan yang harus dilalui yaitu 1. Tahap permulan: pendekatan kepada LPD, 2. Tahap permohonan kredit: debitur mengajukan permohonan kredit secara resmi kepada LPD dengan mengisi formulir permohonan kredit, 3. Tahap pengidentifikasian calon debitur: mewanwancarai dan penelitian secara mendalam calon debitur untuk mengetahui secara pasti aspek usaha, pekerjaan dll, 4. Tahap persetujuan: jika LPD telah mendapat keyakinan tentang kemungkinan dapat diberikannya kredit akan diajukan kepada pimpinan LPD dan bendesa adat untuk mendapatkan persetujuan, 5. Tahap pembuatan atau penandatanganan perjanjian pinjaman dan surat kuasa menjual jaminan. Hal yang melandasi atau menjadi alasan LPD 3 Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Hukum, CV. Mandar Maju, Bandung, h. 149. 3

desa pakraman Pangi dalam memberikan fasilitas kreditnya kepada warga luar desa pakraman setempat adalah rasa saling menghormati antara Desa Adat dan profit atau keuntungan dan eksistensi LPD. 2.2.2 Akibat Hukum Wanprestasi Dalam Pemberian Kredit Oleh LPD Desa Pakraman Pangi Kepada Debitur Dari Luar Desa Pakraman Stempat Tentunya dalam setiap perbuatan hukum yang dilakukan akan menimbulkan suatu akibat hukum. Akibat hukum bagi debitur yang telah melakukan wanprestasi adalah hukuman atau sanksi. Dari akibat-akibat hukum yang ada kreditur dapat memilih di antara beberapa kemungkinan terhadap debitur yaitu: dapat menuntut pemenuhan perikatan; atau pemenuhan perikatan disertai dengan ganti rugi; atau menuntut ganti rugi saja; menuntut pembatalan perjanjian lewat pengadilan; atau menuntut pembatalan perjanjian disertai dengan ganti rugi. 4 Lebih lanjut menurut keterangan Bapak I Gede Sutanaya, beliau mengatakan bahwa: untuk mengetahui akibat hukum terhadap wanprestasi yang dilakukan warga luar desa pakraman pangi adalah dengan merujuk kembali perjanjian kredit yang telah disepakati. Jadi apa yang disepakati oleh para pihak dalam perjanjian tersebut berlaku sebagai undang-undang bagi yang membuatnya. Ketika terjadi wanprestasi maka akibat hukum yang akan ditimbulkan adalah sesuai dengan ketentuan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya yaitu debitur wajib melunasi hutang-hutangnya beserta bunganya. Apabila debitur benar-benar tidak dapat melunasi kreditnya yang sudah jatuh tempo dan sebelumnya sudah dilakukan pendekatan secara kekeluargaan, diberikan surat peringatan sebanyak tiga kali ternyata tidak juga diindahkan oleh debitur maka kredit tersebut akan dilunasi melalui penjualan barang jaminan yang dijadikan jaminan oleh debitur yang didasari dengan surat kuasa menjual yang ditandatangani oleh pemberi kuasa yaitu deditur yang menjaminkan barangnya dan penerima kuasa yaitu LPD yang diwakili oleh salah satu karyawannya.pengertian jaminan dalam Pasal 1131 KUHPerdata adalah segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun baru aka nada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan. 4 Abdul Kadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni Bandung, Bandung, h. 24 4

Biasanya seorang debitur yang menjaminkan suatu barang sebagai jaminan atas pinjaman yang dilakukannya harus didaftarkan oleh pihak kreditur yaitu LPD Desa Pakraman Pangi, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung namun dalam kenyataannya tidak didaftarkan. III. KESIMPULAN 1. Jadi prosedur atau mekanisme pemberian kredit kepada warga luar desa pakraman setempat di LPD Desa Pakraman Pangi hamper sama dengan prosedur pemberian kredit kepada warga desa pakraman setempat, yang membedakan adalah jika pemberian kredit kepada warga luar desa pakraman harus ada penanggung yang berasal dari Desa Pakraman Pangi, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. 2. Apabila terjadi wanprestasi yang dilakakukan oleh warga luar desa Pakraman Pangi dengan betul-betul tidak dapat melunasi kreditnya tersebut akan dilunasi melalui penjualan barang jaminan yang dijadikan jaminan oleh debitur sebagai pelunasan hutang beserta bunganya yang didasari dengan Surat Kuasa Menjual yang ditandatangani oleh pemberi kuasa yaitu debitur dan penerima kuasa yaitu LPD yang diwakili oleh salah satu karyawannya. DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni Bandung, Bandung. Miru, Ahmadi, 2010, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Nasution, Bahder Johan, 2008, Metode Penelitian Hukum, CV. Mandar Maju, Bandung. WinarmoSurachmad, 1970, Metode Research ( Pengantar Penyelidikan Ilmiah ), Tarsito, Bandung. Peraturan DaerahProvinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2002 Tentan Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan Desa Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,terjemahan R. Subektidan R, Tjitrosudibio, 2004, Ctk. Ketigapuluhempat, PT. PradnyaParamita, Jakarta. 5