BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

membahas atau mengkaji tentang kejadian-kejadian yang berhubungan dengan agama Islam, baik awalnya ataupun perkembangannya Sejarah itu adalah ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. keefektifan strategi belajar the power of two dalam meningkatkan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENERAPAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 BANGGAI

BAB V PEMBAHASAN. dokumentasi. Pada uraian ini peneliti akan ungkap dan paparkan mengenai hasil. penelitian yang telah dirumuskan sebagaimana berikut:

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan yang lengkap, media dan lain sebagainya). materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB V PENUTUP. dengan kesimpulan oleh guru. 2. hasil belajar siswa menggunakan metode diskusi ini tidak memuaskan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 7,

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH : ERIKA DIANTY ASNAWATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN. guru agar belajar lebih terarah dalam mencapai tujuan belajar. Guru memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2003, hlm 3-4 2

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar ilmu pengetahuan. Dengan berbekal ilmu pengetahuan manusia akan

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran tim pendengar. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. yang serius. Banyak kritikan dari praktisi pendidikan, akademisi dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Di dalam UUD 1945 Pasal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

Mesrawati Surel:

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1991).

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai interaksi antara guru dan anak didik. Interaksi yang edukatif ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

DAFTAR PUSTAKA. al-madrasati wa al-mujtama (Beirut : Dar al Fikr, 2013) Abin Syamsudin, Pendekatan Pendidikan (Bandung: IKIP, 2010), h. 13.

Mudjiono, dan Dimyati Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta. Mulyasa, E Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm tentang Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, (Bandung : Nuansa Indah, 2006), hlm. 2.

BAB V PENUTUP. 1. Penerapan model pembelajaran Think Pair-Share (TPS) pada mata

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, meningkatkan kemampuan profesional para pendidik (guru),

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

ISSN: Herman

IMPLEMENTASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PAI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMPN 13 MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam

Oleh Ngaenah Guru SD Negeri 4 Karangpaningal

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

DAFTAR RUJUKAN. Aminuddin dkk Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum. Bogor: Ghalia Indonesia.

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE RESITASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN FIQH TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH

I. PENDAHULUAN. pribadi yang taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, arif, dan dapat bergaul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan dan perubahan secara terus-menerus sebagai akumulasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan. Namun, indikator ke arah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada sisi lain, upaya peningkatan kualitas pendidikan ditempuh dalam rangka mengantisipasi berbagai perubahan dan tuntutan kebutuhan masa depan yang akan dihadapi siswa sebagai warga bangsa agar mampu berpikir global dan bertindak sesuai dengan karakteristik potensi lokal. 2 Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan di indonesia adalah dengan cara melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, maka perlu diadakannya upaya dalam perbaikan pembelajaran seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut siswa untuk berwawasan luas. Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses 1 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 4 2 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual,(Jakarta: Bumi Aksara, 2007),h. 11 1

2 mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. 3 Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran. 4 Dalam proses pembelajaran dan pengajaran masa kini, siswa tidak lagi dipandang sebagai objek didik. Namun, pada hakekatnya peserta didik memiliki potensi atau fitrah yang dapat dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dasarnya. Guru tidak lagi menjadi satu satunya sumber ilmu karena ilmu telah dapat diperoleh dari berbagai sumber melalui teknologi informasi. Oleh karena itu, guru lebih berperan sebagai manager instruksional bahkan pemimipin instruksional. Sesuai dengan dengan perannya sebagai pengajar guru mempunyai berbagai tugas dalam proses belajar mengajar dengan muridnya. Dalam pelaksanaan tersebut guru harus mempunyai pengetahuan yang luas dan 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media,2006), h. 101 4 Syaiful Bahri Djamarah, Aswani, Strategi Belajar Mengajar, (jakarta: Rineka Cipta, 2006),h. 1

3 mendalam tentang proses belajar mengajar. 5 Seorang guru harus mempunyai kemampuan dalam merencanakan pembelajaran karena kegiatan yang direncanakan dengan lebih matang akan lebih terarah dan tujuan yang diinginkan akan mudah tercapai. 6 Keberhasilan pendidikan formal akan banyak ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yakni keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Kegiatan belajar mengajar tidak dapat terlepas dari keseluruhan sistem pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar ini banyak upaya yang dapat dilakukan guru. Diantaranya diperlukan perencanaan program yang cukup mantap karena dengan sendirinya keberhasilan belajar siswa akan ditentukan pula oleh perencanaan yang dibuat oleh guru. Dalam upaya meningkatkan efektivitas proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar terbaik sesuai harapan, perencanaan pembelajaran merupakan sesuatu yang mutlak harus dipersiapkan oleh guru, setiap akan melaksanakan proses pembelajaran, walaupun belum tentu semua yang direncanakan akan dapat dilaksanakan, karena bisa terjadi kondisi kelas merefleksikan sebuah permintaan yang berbeda dari rencana yang sudah dipersiapkan, khusunya tentang strategi yang sifatnya oprasional. 7 5 Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat Publishing,2005), h. 38 6 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro teaching, (Jakarta: PT.Ciputat Press,2005), h.119 7 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta:Kencana, 2004), h. 123

4 Untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu tercapai dengan optimal. Tanpa suatu strategi yang cocok,tepat dan jitu, tidak mungkin tujuan dapat tercapai. 8 Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan atau kompetensi baru. Ketika kita berpikir informasi dan kompetensi apa yang harus dimiliki siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. 9 Jadi pemilihan strategi menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena strategi adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan metode secara akurat. Menurut kami, strategi pembelajaran yang tepat, terlihat cocok dan sesuai bagi terciptanya suasana pembelajaran aktif, transformatif, dan demokratis dalah strategi pembelajaran aktif learning. 10 Menurut Muqowin, terdapat beberapa strategi belajar yang dapat digunakan siswa agar siswa aktif secara kolektif, misalnya: strategi belajar tim pendengar, strategi membuat catatan terbimbing (guided note taking), strategi pembelajaran terbimbing, perdebatan aktif (active debate), strategi poinkounterpoin, strategi kekuatan berdua (the power of two), dan pertanyaan 8 Dr. Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2005), 99 9 Ibid, 101 10 Dede Rosdakrya, Dkk, Pendidikan Kewarganegaraan(CIVIC EDUCATION), (Jakarta: Prenada Media, 2004), 23

5 kelompok (team quiz). Dari beberapa jenis srategi kelompok tersebut, penulis memfokuskan pada strategi kekuatan berdua (the power of two). Strategi belajar kekuatan berdua (the power of two) termasuk bagian dari belajar kooperatif. Belajar kooperatif adalah belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar. Strategi belajar kekuatan berdua (the power of two) adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih baik daripada satu. 11 Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi item soal yang sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari daya serap anak didik dan persentase keberhasilan anak didik dan persentase keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan khusus (TPU). 12 Dalam implementasi strategi the power of two terdapat prosedur untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dan seorang pendidikpun harus dapat menggunakan strategi belajar the power of two dengan tepat, efektif, dan 11 Muqowin. 2007. Strategi Pembelajaran. http://muqowin.com. Diakses tanggal 5 Mei 2009 12 Syaiful Bahri Djamarah, Aswani, Op. Cit, h. 4

6 efisien melalui langkah-langkah strategi the power of two dalam proses belajar mengajar berlangsung. Dengan penggunaan strategi the power of two pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq diharapkan tujuan yang dirumuskan dapat tercapai. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran telah berhasil. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan yang positif dari peserta didik. Suatu proses belajar mengajar yang efektif dan bermakna akan berlangsung apabila dapat memberikan keberhasilan bagi siswa maupun guru itu sendiri. Madrasah Tsanawiyah Darussalam Sukodadi Lamongan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang belum pernah menerapkan strategi pembelajaran the power of two pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Maka peneliti ingin mencoba menerapkan strategi pembelajaran the power of two pada pokok bahasan akhlaq tercela. Karena materi perilaku tercela yang harus dikupas secara jelas agar anak-anak mudah untuk memahami dan dapat menerapkan dalam prilaku sehari-hari. Strategi ini diterapkan pada kelas VII dengan harapan siswa dapa mengaktualisasikan diri sesuai dengan potensi dan kebutuhannya dan dapat menciptakan situasi belajar yang menarik dan tidak membosankan karena siswa dapat beraktivitas secara langsung dan dapat bekerja sama dengan temannya. Sehingga keberhasilannya dapat tercapai sekaligus dapat meningkatkan kemampuan sosial.

7 Penelitian ini dilaksankan di Madrasah Tsanawiyah Darussalam Sukodadi Lamongan dengan menggunakan strategi the power of two. Strategi the power of two dapat melatih siswa untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat membantu siswa untuk berlatih berkosentrasi terhadap pembelajaran yang diberikan sekaligus dapat mengajar dan atau membimbing orang lain. Berpedoman pada uraian di atas maka perlu diadakan penelitian tentang : "KEEFEKTIFAN STRATEGI BELAJAR THE POWER OF TWO DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTS DARUSSALAM SUKODADI LAMONGAN" B. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah : 1. Bagaimana pelaksanaan strategi belajar the power of two di MTs Darussalam Sukodadi Lamongan? 2. Bagaimana keberhasilan pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Darussalam Sukodadi Lamongan? 3. Bagaimana keefektifan strategi belajar the power of two dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Darussalam Sukodadi Lamongan?

8 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pelaksanaan strategi belajar the power of two di MTs Darussalam Sukodadi Lamongan. 2. Mengetahui keberhasilan pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Darussalam Sukodadi Lamongan. 3. Mengetahui keefektifan strategi belajar the power of two dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Darussalam Sukodadi Lamongan. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diperoleh dari praktek penelitian secara langsung dengan menerapkan teori teori yang didapat dari bangku kuliah dan telaah kepustakaan. 2. Bagi guru sebagai pedoman untuk memilih strategi pembelajaran yang efektif dalam menentukan langkah meningkatkan keberhasilan pembelajaran khususnya mata pelajaran Aqidah Akhlak. 3. Bagi kepala sekolah dapat memotivasi dan menyarankan guru-guru sekolah untuk menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi pada saat mengajar di kelas.

9 E. Pembatasan Masalah Karena keterbatasan penulis maka penulis tidak mungkin membahas masalah yang luas. Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang ada dalam judul tersebut, maka penulis membatasi masalahnya sebagai berikut : 1) Strategi yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah strategi the power of two pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. 2) Yang dimaksud keberhasilan pembelajaran adalah dilihat dari segi hasil nilai pre test dan post tes pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak. 3) Objek yang diteliti dibatasi pada siswa-siswi kelas VII MTs Darussalam yang berjumlah 26 orang. F. Definisi Operasional Sebelum peneliti menguraikan lebih lanjut, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu beberapa pengertian dalam judul. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kesimpangsiuran dalam menginterpretasikan judul tersebut. Istilah istilah tersebut diantaranya adalah : 1. Keefektifan Keefektifan berasal dari kata efektif artinya tepat guna atau tepat sasaran. Keefektifan adalah hal berkesan atau hal berpengarauh, (usaha, tindakan) keberhasilan. 13 13 Peter Salim, Yenn Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia,,(Jakarta: Modern Englis Press), 1995, h. 376

10 Jadi keefektifan adalah tindakan atau aktifitas yang dilakukan siswa tersebut mempunyai ketepatan atau kesesuaian dengan tujuan yang telah ditentukan. 2. Strategi Pembelajaran Strategi adalah Rencana yang cermat untuk mencapai sasaran 14 Pembelajaran adalah Suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk pencapaian tujuan tertentu. Jadi strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. 3. The Power Of two The power of two artinya menggabung kekuatan dua orang. Dalam pembelajaran the power of two adalah Kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi, itu karenanya 2 kepala tentu lebih baik daripada 1 kepala. 15 14 Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dep Dik Bud (Jakarta: Bali Pustaka, 1989), h. 664 15 Mel Siberman, ACTIVE LEARNING: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2002), h. 161

11 4. Keberhasilan Pembelajaran Keberhasilan adalah : Perihal (keadaan) berhasil atau hasil yang dicapai. 16 Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang direncanakan. 17 Sedangkan menurut Muh. Uzer Usman pembelajaran adalah Suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk pencapaian tujuan tertentu. Dengan demikian, keberhasilan pembelajaran adalah suatu keberhasilan dalam pengajaran yang dilihat ketika proses pembelajaran berlangsung, dimana antara siswa dan guru mengalami interkasi di dalam pengajaran yang berlangsung dan tercapainya tujuan pengajaran. 5. Aqidah Akhlak Aqidah adalah segala keyakinan yang ditetapkan oleh Islam yang disertai oleh dalil-dalil yang pasti. 18 Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam 16 M. Ngalim Purwanto, Prinsip Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3 17 Ahmad Zayadi, Abdul Majid, Tadzkirah, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Konstektual,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 8 18 Moh. Rifa.I, dkk., Aqidah Akhlak, (Semarang: CV. Wicaksana, 1994), 1

12 jiwa yang menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 19 Jadi Aqidah Akhlak adalah suatu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah formal dan merupakan bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang didalamnya mencakup persoalan keimanan dan budi pekerti yang dapat mengembangkan kepribadian peserta didik. G. Sistematika Pembahasan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian ini, maka peneliti mencantumkan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pembatasan masalah, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. BAB II : LANDASAN TEORI Bagian pertama terdiri dari tinjauan tentang strategi belajar the power of two yang mencakup pengertian strategi the power of two, langkah langkah pelaksanaan strategi belajar the power of two, tujuan strategi the power of two dan kelemahan dan keunggulan strategi the power of two. Bagian kedua tinjauan tentang pengertian keberhasilan pembelajaran, tingkat keberhasilan pembelajaran, penilaian 19 Asmaran A.S., Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), 2

13 keberhasilan, indikator keberhasilan pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran dan upaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran. Bagian ketiga Tinjauan tentang pengertian mata pelajaran aqidah akhlak, tujuan dan fungsi mata pelajaran Aqidah Akhlak, ruang lingkup mata pelajaran Aqidah Akhlak dan standar kompetensi mata pelajaran Aqidah Akhlak. Bagian keempat tinjauan tentang keefektifan strategi belajar the power of two dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran Aqidah Akhlak. Meliputi pembelajaran yang efektif dan efisien, dan keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan strategi the power of two Bagian kelima tinjauan tentang hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang identifikasi variabel, jenis penelitian, populasi dan sampel, sumber data, jenis data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN Membahas tentang hasil penelitian yang meliputi gambaran umum obyek penelitian yang meliputi sejarah berdirinya madrasah, visi, misi dan tujuan, letak geografis, keadaan guru,

14 karyawan, siswa, strukutur organisasi madrasah dan sarana dan prasarana. Penyajian data meliputi tentang data pelaksanaan strategi belajar the power of two dalam meningkatakan keberhasilan pembelajaran Aqidah Akhlak, data ketuntasan belajar siswa, dan data keefektifan strategi the power of two dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran Aqidah Akhlak. Analisis data meliputi yang meliputi tiga pokok permasalahan di dalam rumusan masalah. BAB IV : PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran saran yang kemudian dilanjutkan dengan daftar pustaka dan lampiran lampiran