BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional di Indonesia dilaksanakan dalam rangka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ada sehingga setiap manusia diharapkan mampu menghadapi tantangan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. banyaknya persoalan-persoalan yang mempengaruhinya. Salah satu persoalan

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. tabu untuk dilakukan bahkan tidak ada lagi rasa malu untuk

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan data yang telah dianalisis secara kualitatif pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. darah Indonesia. Dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

jenis kejahatan yang dapat menyentuh berbagai ranah kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. terencana, terarah, dan berkesinambungan. kurikulum yang lebih baik, dalam arti yang seluas-luasnya, bukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN TAKALAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 08 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

III. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah meluas dalam masyarakat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara. sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaaan.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai extra ordinary crime karena merupakan tindak pidana yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan : guna mencapai cita-cita nasional, salah satu landasan

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal

BAB I PENDAHULUAN. ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam pembangunan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi Daerah merupakan fenomena yang sangat dibutuhkan dalam era

DRAFT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi diarahkan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan nasional merupakan upaya untuk meningkatkan

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lamandau ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pelaksanaan dan penerapan ketentuan hukum pidana materiil,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

III. METODE PENELITIAN. penelitian guna mendapatkan, mengolah, dan menyimpulkan data yang dapat

LEMBARAN DAERAH NOMOR 31 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Sebagai

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 03 TAHUN 2009 PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 03 TAHUN 2009

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional di Indonesia dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur, yang merata, baik secara materiil maupun secara spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan nasional di dalam pelaksanaannya mencakup tentang pendidikan, pendidikan mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan nasional. Sesuai dengan peranan dan kedudukan yang dimiliki oleh pendidikan dalam pembangunan nasional, diperlukan anggaran di sektor pendidikan untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan dalam peran sertanya pembangunan nasional. Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur bahwa Negara mengamanatkan kepada pemerintah untuk menciptakan pendidikan bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Pemerintah sebagai penyelenggara negara memilik kewajiban untuk memberikan pendidikan bagi seluruh warga Negara Indonesia. Salah satu implementasi dari amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 pada sektor pendidikan adalah menciptakan pendidikan bagi warga Negara Indonesia. 1

2 Pendidikan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana diatur dalam Pembukaan Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk mempertinggi derajat pendidikan, yang besar artinya bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia dan sebagai modal pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Mengingat peranan pendidikan yang sangat penting di dalam pembangunan nasional, pendidikan merupakan salah satu faktor strategis untuk mewujudkan daya saing daerah. Kualitas sumber daya manusia sangat menentukan kemajuan perekonomian daerah dan perkembangan demokrasi karena terkait dengan kecerdasan masyarakat. Perlu disadari pula bahwa pendidikan merupakan bagian integral dari suatu sistem sosial yang lebih besar, yaitu terkait budaya, kesehatan, kependudukan, ketenagakerjaan dan lain sebagainya. Merujuk pada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut dalam pasal 31 ayat (1) bahwa sebagai warga Negara berhak mendapatkan pendidikan, dan pada ayat (2) disebutkan bahwa setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Di samping itu dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 5 mengatur, bahwa setiap warga Negara

3 mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus, warga Negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus, warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus serta setiap warga Negara berhak mendapat kesempatan meningkatakan pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 sebagaimana tercantum dalam pasal 1 ayat (1) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, mengenai jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Pasal 17 ayat (2) tentang pendidikan dasar menyebutkan bahwa pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Tersurat jelas dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 bahwa Sistem Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu secara revelansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

4 Berlakunya otonomi daerah diikuti pula dengan otonomi pendidikan. Pembangunan pendidikan di daerah merupakan masalah yang kompleks, karena menyangkut berbagai aspek dan dimensi serta melibatkan berbagai pihak dengan permasalahan yang saling terkait dan luas. Sejalan dengan desentralisasi pendidikan, maka pembangunan pendidikan dapat dilaksanakan secara bertahap, terencana, sistematis dan terkoordinasi. Berlakunya otonomi daerah yang diikuti dengan otonomi pendidikan sangat berpengaruh pada sistem penganggaran pendidikan pada masingmasing Sekolah Menengah Pertama di tiap daerah. Demi terlaksananya proses pendidikan dan segala kegiatan kesekolahan yang telah diagendakan, masingmasing sekolah mempunyai kebijakan dalam penarikan dana terhadap siswasiswanya. Walaupun pemerintah sudah menganggarkan 20% dari APBD untuk dana pendidikan, masing-masing sekolah tetap melaksanakan kebijakannya dalam hal pendanaan pendidikan. Kebijakan-kebijakan tersebut meliputi berbagai macam hal kegiatan atau penyediaan fasilitas pendidikan dengan tujuan terciptanya proses pendidikan di sekolah yang menyeluruh dan terpadu. Tetapi di lain pihak hal tersebut bisa menjadi suatu pemicu penyalahgunaan keuangan di Sekolah Menengah Pertama. Setiap penarikan dana yang ditujukan kepada siswasiswanya pihak sekolah secara jelas menentukan besarnya, tetapi jarang pihak orang tua siswa mengetahui penggunaan dana-dana tersebut.

5 Sekolah Menengah Pertama yang dalam hal ini merupakan salah satu bentuk pendidikan dasar yang dalam sistem penganggaran pendidikannya sudah mempunyai berbagai macam kebijakan penarikan dana kepada siswasiswanya, baik Sekolah Menengah Pertama negeri maupun swasta di wilayah Purwokerto Timur. Apabila di kalkulasi secara matematika jumlah dana yang diperoleh dari siswa-siswnya mulai dari saat penerimaan siswa baru hingga dana-dana lainnya untuk penunjang aktivitas kesekolahan dapat dikatakan besar. Namun entah seberapa besar yang benar-benar tepat dalam pengalokasian dana-dana tersebut. Berdasarkan hal-hal tersebut dalam penulisan hukum/skripsi ini peneliti mengambil judul Penyalahgunaan Keuangan pada Sekolah Menengah Pertama di wilayah Purwokerto Timur. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah terdapat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa sajakah yang menjadikan penyalahgunaan keuangan pada Sekolah Menengah Pertama di wilayah Purwokerto Timur dengan adanya Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi? 2. Faktor-faktor apa yang menjadikan suatu penyalahgunaan keuangan pada Sekolah Menengah pertama di Wilayah Purwokerto Timur dengan adanya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi?

6 C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian adalah untuk memperoleh data yang akan dianalisis dalam upaya: 1. Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang penyalahgunaan keuangan pada Sekolah Menengah Pertama di Wilayah Purwokerto Timur berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 2. Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang faktor-faktor yang menjadikan suatu penyalahgunaan keuangan pada Sekolah Menengah Pertama di Wilayah Purwokerto Timur berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini sendiri diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan bagi perkembangan hukum pidana khususnya. Lebih spesifik lagi dari penelitian ini dapat berguna bagi para pihak yang ingin mengetahui lebih mendalam tinjauan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi terhadap penyalahgunaan keuangan pada Sekolah Menengah Pertama di wilayah Purwokerto Timur.

7 E. Keaslian Penelitian Permasalahan hukum di dalam penyalahgunaan keuangan pada Sekolah Menengah Pertama di Wilayah Purwokerto Timur berdasar dari tinjauan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sepanjang sepengetahuan peneliti belum pernah diteliti oleh peneliti lain. F. Batasan Konsep Penyalahgunaan adalah proses, cara, perbuatan menyalahgunakan atau sikap tindak yang tidak sesuai dengan kegunaan yang seharusnya. 1 Keuangan adalah seluk beluk uang, urusan uang, keadaan uang. 2 Secara harafiah penyalahgunaan keuangan juga dapat diartikan sebagai suatu tindak pidana korupsi. Menurut Moeljatno, tindak pidana korupsi adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut. 3 Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan dan sebagainya) untuk kepentingan pribadi dan orang lain. 4 Sekolah Menengah Pertama adalah sekolah umum selepas sekolah dasar. 5 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua (Jakarta:Balai Pustaka, 1996), hlm.942. 2 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua (Jakarta:Balai Pustaka, 1996), hlm.1093. 3 Hartanti Evi, Tindak Pidana Korupsi (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm. 7. 4 Hartanti Evi, Tindak Pidana Korupsi (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm. 9. 5 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua (Jakarta:Balai Pustaka, 1996), hlm.893.

8 G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan hukum ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang mengkaji norma-norma hukum yang berlaku. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum kepustakaan. Penelitian hukum normatif, dapat dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder baik yang bersifat pribadi ataupun yang bersifat umum. Dalam hal ini penelitian hukum normatif mengkaji norma-norma hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan keuangan pada Sekolah Menengah Pertama di wilayah Purwokerto Timur. 2. Sumber Data Adapun jenis data penelitian adalah: a. Data Primer Data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan didapat secara langsung dari narasumber yaitu dari kepala sekolah pada Sekolah Menengah Pertama di wilayah Purwokerto Timur dan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas. b. Data Sekunder 1) Data yang berupa bahan hukum primer yang meliputi: a) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pasal 415-416

9 b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3874). c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2) Data yang berupa bahan hukum sekunder yaitu bahan yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan berupa buku-buku, hasil penelitian, dan pendapat hukum mengenai penelitian yang akan diteliti. 3) Data yang berupa bahan hukum tersier adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini. 3. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang relevan yaitu: a. Studi kepustakaan; dengan menggunakan literatur-literatur yang sesuai obyek penelitian. b. Wawancara (interview) yang dilakukan secara bebas terpimpin (controlled interview) dengan mewawancarai narasumber yaitu para Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah Pertama di wilayah Purwokerto Timur, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas,

10 dengan pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dengan menggunakan kerangka pertanyaan-pertanyaan (framework of questions) sebagai pedoman wawancara yang diajukan dengan kebijaksanaan interviewer, untuk kemudian dilakukan pencatatan terhadap jawaban dari narasumber dalam proses tanya jawab di dalam wawancara. 4. Narasumber Narasumber dari penelitian ini adalah Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Purwokerto, Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Purwokerto, Kepala Sekolah Menengah Pertama Kristen 1 Purwokerto, serta petugas Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas. 5. Metode Analis Data yang diperoleh dari penelitian akan dianalisis secara kualitatif yaitu data yang diperoleh dari narasumber baik data yang tertulis maupun data yang tidak tertulis dan perilaku nyata narasumber, serta dari literaturliteratur yang berkaitan dengan penelitian disusun secara sistematik dalam bentuk kalimat-kalimat yang bersifat deskriptif. Kemudian dari data yang telah dianalisis secara kualitatif tersebut akan ditarik suatu kesimpulan penelitian dengan metode berpikir induktif, yaitu penarikan kesimpulan yang berawal dari proporsisi-proporsisi khusus sebagai hasil dari penelitian yang kemudian berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat umum.

11 H. Sistematika Penulisan Gambaran mengenai isi dari hasil penelitian dalam bentuk penulisan hukum/skripsi dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : berisi mengenai Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Keaslian penelitian, Tinjauan pustaka, Batasan konsep, Metode penelitian, dan Sistematika penulisan. BAB II : berisi Tinjauan umum Sekolah Menengah Pertama di wilayah Purwokerto Timur, Tinjauan umum penyalahgunaan keuangan dengan adanya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada Sekolah Menengah Pertama di wilayah Purwokerto Timur, dan Faktor-faktor yang menjadikan suatu penyalahgunaan keuangan pada Sekolah Menengah Pertama di wilayah Purwokerto Timur. BAB III : adalah Penutup yang berisi kesimpulan dan saran