BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah siswa yang cukup banyak sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. siswa kelas 2 dengan jumlah siswa 157. Pada saat pre-test 8 siswa tidak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Yogyakarta secara geografis terletak antara '19" '53"

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

METODE PENELITIAN. membandingkan kelompok (Emzir, 2008: 102). Sugiyono (2013: 114) Desain penelitian yang digunakan adalah Counterbalanced Design atau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN. pembahasannya tentang Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II STUDI PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 30 perempuan penderita

BAB V HASIL PENELITIAN. ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana) terhadap jumlah sel NK dan kadar

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok kontrol (kelas X MIPA 2)

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang ada, jenis penelitian yang digunakan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Empat puluh pasien karsinoma mammae stadium III B yang memenuhi kriteria

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gamping, Sleman, Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. dimana milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian perbedaan metode pre-induksi hipnodonsi anak laki-laki dan

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketegangan dalam kehidupan yang dapat menimbulkan ansietas diantaranya

BAB IV HASIL PENELITIAN. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dengan jumlah 214 orang.

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tiga puluh dua pasien di ruang ICU dengan ventilator mekanik yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan subyek siswa-siswi kelas I SD Negeri

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 7

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Bringin 01. Letak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Lokasi Penelitian


BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental) dengan desain penelitian One Group Pretest-Postest.

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang penerapan model pembelajaran inquiry training pada materi gerak lurus,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item

Gambar 5. Jumlah Panelis Seleksi Pretest dan matching test

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Jumlah Sampel. Jumlah. X MIPA X MIPA X MIPA X MIPA Jumlah 39 88

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK YPT Pringsewu. Populasi dalam penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A

DAFTAR ISI Feri Noperman, 2012

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu siswa usia tahun. Peneliti mengambil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. akademika pada sekolah SMP. Problematika siswa-siswi seringkali

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah anak didik daycare yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal serta bidang Mikrobiologi Kedokteran. 4.3 Jenis dan Rancangan Penelitian. Semarang dan sekitarnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Kasihan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Tempat ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena lokasinya dekat (± 3km), dan mudah di akses oleh peneliti. Disamping itu, SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah siswa yang cukup banyak sehingga memudahkan peneliti mendapatkan kelompok penelitian yang sesuai kriteria inklusi. Penelitian dilakukan pada siswa kelas 2, karena pada saat penelitian dilakukan siswa kelas 3 sedang mempersiapkan Ujian Nasional dan kelas 1 masih dalam tahap adaptasi di lingkungan sekolah, sehingga peneliti memberikan terapi SEFT pada siswa kelas 2 yang akan melaksanakan Ujian Semester. 33

34 2. Karakteristik Kelompok Penelitian Jumlah seluruh siswa kelas 2 di SMAN 1 Kasihan adalah 234 siswa. Dari hasil penelitian didapatkan prevalensi tingkat kecemasan sebagai berikut : Tabel 3. Tingkat Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Ujian Tingkat kecemasan f % Ringan 40 17,1 Sedang 112 47,9 Berat 82 35 Total 234 100 Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa terdapat 112 siswa (47,9%) yang mengalami tingkat kecemasan sedang dalam menghadapi ujian dan 82 (35%) siswa yang mengalami kecemasan berat. Dari 82 siswa yang mengalami kecemasan berat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 70 siswa. Dengan demikian jumlah kelompok yang dianalisis seperti tabel-tabel berikut. Tabel 4. Hasil Karakteristik Siswa pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Karakteristik Kelompok Intervensi Frekuensi (%) Kontrol Frekuensi (%) Total p Jenis kelamin : - Perempuan - Laki-laki Usia (tahun) : - 16 - >16 26 (74,3) 9 (25,7) 29(82,9) 6(17,1) 19 (54,3) 16 (45,7) 23(56,7) 12(43,3) 45 25 52 18 0,081 0,100 Rata-rata pretest 31,31 25,49

35 Tabel 4 menunjukan bahwa jenis kelamin perempuan pada kelompok penelitian ini lebih banyak dibanding laki-laki yaitu sebanyak 19 siswa (54,35%) pada kelompok kontrol dan 26 siswa (74,3%) pada kelompok intervensi. Berdasarkan nilai Chi-Square tersebut didapatkan nilai p= 0,081, maka hubungan antara kelompok intervensi dan kontrol berdasarkan kelompok jenis kelamin tidak terdapat perbedaan. Pada kelompok dengan kriteria umur 16 tahun lebih banyak dibandingkan dengan umur >16 tahun yaitu sebanyak 23 siswa (56,7%) pada kelompok kontrol dan 29 siswa (82,9%) pada kelompok intervensi. Berdasarkan nilai Chi-Square tersebut didapatkan nilai p= 0,100, maka hubungan antara kelompok intervensi dan kontrol berdasarkan kelompok usia tidak terdapat perbedaan 3. Analisis Kecemasan Kelompok Dari 70 sampel yang memenuhi kriteria dibagi menjadi 2 kelompok yaitu, kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Dalam pembagian kedua sampel dilakukan tes homogenitas untuk mengetahui varian dari kedua kelompok sama atau berbeda. Dari perhitungan didapatkan nilai uji homogenitas sebesar 0,108. Maka dapat disimpulkan bahwa data pretestkecemasan dari kedua kelompok mempunyai varian yang sama atau sejenis.

36 Tabel 5. Prevalensi perubahan tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi ujian Tingkat kecemasan f total % Intervensi Kontrol Ringan 1-1 1,43 Sedang 17 12 29 41,43 Berat 17 23 40 57,14 Total 100 Dari tabel 5. Didapatkan prevalensi tingkat kecemasan ringan sebanyak 1 siswa (1,43%) yang termasuk kelompok intervensi, sebanyak 29 siswa (41,43%) mengalami kecemasan sedang terdiri dari 17 dari kelompok Intervensi dan 12 dari kelompok kontrol dan sebanyak 40 siswa (57,14) mengalami kecemasan berat yang teridiri dari 17 0rang dari kelompok intervensi dan 23 dari kelompok kontrol. Hasil penelitian perubahan tingkat kecemasan kelompok intervensi dan kontrol dapat dilihat dalam tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6. Kecemasan kelompok intervensi dan kontrol skala TMAS Perbedaan tingkat kecemasan pretest dan posttest Intervensi Kontrol n % N % Meningkat 0 0 11 31,42 Tetap 1 2,86 3 8,57 Menurun 34 97,14 21 60,1 Total 35 35 Dari tabel 6 diatas, didapatkan jumlah kelompok penelitian sebanyak 55 siswa yang mengalami penurunan tingkat kecemasan dari jumlah total sampel. Pada kelompok ini sebanyak 21 siswa merupakan kelompok kontrol dan 34 siswa merupakan kelompok intervensi. Sementara

37 didapatkan hasil dengan peningkatan kecemasan tetap atau tidak berubah sebanyak 3 orang dari sampel kontrol dan 1 orang dari kelompok intervensi. Pada sampel kontrol didapatkan 11 siswa mengalami tingkat kecemasan yang meningkat pada hasil posttest dibandingkan hasil pretest. 4. Hasil Uji Normalitas Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Terapi pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Uji normalitas tingkat kecemasan sebelum dan sesudah terapi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dapat terlihat pada tabel berikut: Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Terapi pada Kelompok Intervensi dan Kontrol Skala TMAS Pengukuran Waktu Kelompok Rerata P Kecemasan Sebelum Kontrol 25,49 0,009 Intervensi 31,37 0,037 Sesudah Kontrol 23,66 0,200 Intervensi 20,47 0,200 Pada tabel 7 ditampilkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji statistik kolmogorov-smirnov. Hasil uji normalitas menunjukan nilai p tingkat kecemasan sebelum dan sesudah terapi pada kelompok intervensi dan kontrol sebagian besar lebih dari 0,05. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa data tingkat kecemasan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dapat disimpulkan data tidak berdistribusi normal, sehingga uji statistik yang tepat untuk dilakukan adalah dengan menggunakan statistik non parametrik yaitu Wilcoxon.

38 5. Perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah terapi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol Uji statistik yang digunakan melihat tingkat kecemasan adalah non parametrik Wilcoxon dan Mann-Whitney karena hasil uji beda rerata sebelum dan sesudah terapi pada kelompok intervensi dan kontrol didapatkan hasil distribusi data tidak normal. Tabel 8. Hasil Uji Wilcoxon pretest dan posttest tingkat kecemasan skala TMAS Intervensi Kontrol Sig pre-post 0,00 0,64 Z -5,090-1,856 Dari tabel 8 didapatkan hasil signifikansi pretest dan posttest kelompok kontrol sebesar 0,64 dengan nilai z -1,856 hasil tersebut dapat diartikan bahwa tingkat kecemasan kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang bermakna. Pada kelompok intervensi didapatkan signifikansi sebesar 0,00 dengan nilai z -5,090 hasil tersebut dapat diartikan bahwa tingkat kecemasan pada kelompok intervensi terdapat perbedaan yang bermakna. Tabel 9. Hasil Uji Wilcoxon tingkat kecemasan dengan skala persepsi pasien tentang kecemasan Intervensi Sig pre-post 0,00 Z -5,174 Dari tabel 9 kelompok intervensi didapatkan signifikansi sebesar 0,00 dengan nilai z -5,174 hasil tersebut dapat diartikan bahwa tingkat kecemasan pada kelompok intervensi terdapat perbedaan yang bermakna.

39 Tabel 10. Perbedaan hasil posttest skala TMAS dengan skala persepsi pasien Perbedaan tingkat kecemasan posttest Skala TMAS Skala Persepsi Pasien p n % n % Meningkat 1 2,86 0 0 Tetap 0 0 0 0 0,317 Menurun 34 97,14 35 100 Dari tabel 10. Didapatkan nilai p= 0,317 hal ini dapat diartikan bahwa perbedaan tingkat kecemasan yang diukur oleh skala TMAS dan skala persepsi pasien tidak terdapat perbedaan. Tabel 11. Uji Mann-Whitney Sig kontrol-intervensi Pretest 0,00 Posttest 0,00 Dari tabel 11 didapatkan hasil signifikansi pretest antara kelompok kontrol dengan intervensi sebesar 0,00 dan didapatkan hasil signifikansi posttest antara kelompok intervensi dengan kontrol sebesar 0,00. B. Pembahasan Kelompok penelitian sebagian besar adalah perempuan, lebih banyak dibanding laki-laki yaitu 45 siswa (64,3%). Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan individu sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Carmin dkk (2012) bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang. Bahkan jenis kelamin perempuan pada umumnya mempunyai prevalensi paling tinggi dan juga

40 lebih rentan daripada laki-laki. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh lewisohn dkk (1998) bahwa dari penelitiannya yang berjumlah 1221 siswa didapatkan 97 perempuan diantaranya mengalami kecemasan dan hanya 45 laki-laki yang mengalami kecemasan. Kelompok penelitian ini mempunyai rentang usia 14 sampai 17 tahun. Menurut WHO (2010) usia tersebut termasuk dalam kategori usia remaja yang merupakan masa yang sulit karena individu mengalami berbagai macam perubahan yang mempengaruhi kepribadian, tingkah laku maupun emosional mereka. Selain itu pada masa remaja ini telah menggabungkan antara pengalaman masa lalu yang telah di peroleh dengan tantangan saat ini dan mulai memikirkan masa yang akan datang (Papalia, 2004)perkembangan inilah yang menuntut mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan penyesuaian diri terhadap mental sehingga jika tidak bisa beradaptasi akan menimbulkan kecemasan pada dirinya (Kurniawati et. al., 2012). Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa tingkat kecemasan seseorang berbeda-beda hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dan ditandai dengan perasaan kekhawatiran yang mendalam, ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya, dimana kondisi tersebut dapat menimbulkan kecemasan yang dapat dilihat dari gejala fisiologis, psikologis serta sosial pada individu yang mengalaminya (Puspitasari,2010). Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yunita (2015) bahwa terapi SEFT efektif dalam menurunkan kecemasan

41 pada wanita klimakterium dengan jumlah responden sebanyak 30 responden yang dilakukan di RW 6 Kelurahan Padalarang Kecamatan Banyumanik Kota Semarang Jawa Tengah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa terdapat penurunan tingkat kecemasan pada kelompok kontrol sebanyak 21 orang dengan rincian 14 siswa perempuan dan 7siswa laki-laki, sedangkan pada kelompok yang diberi terapi SEFT dengan hasil penurunan tingkat kecemasan sebanyak 34 dari 35 siswa. Hal ini membuktikan bahwa terapi SEFT dapat mengurangi kecemasan pada siswa dalam menghadapi ujian. SEFT merupakan penggabungan antara spiritualitas, keikhlasan, dan doa yang telah dibuktikan dengan penelitian ilmiah serta dikembangkan dari EFT yang mempunyai metode yang sangat cepat untuk menurunkan intensitas kecemasan. Hal ini didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Boath (2012) bahwa EFT dapat menurunkan tingkat kecemasan siswa sebanyak 21 dari 25 orang dalam menghadapi public speaking. Pada kelompok kontrol yang tidak mengalami perubahan tingkat kecemasan sebanyak 3 siswa hal ini dapat diakibatkan karena siswa tersebut tidak melakukan hal-hal yang dapat menurunkan tingkat kecemasan. Sebanyak 1 siswa dari 35 siswa yang dilakukan terapi SEFT tidak mengalami perubahan tingkat kecemasan. Menurut Freud dalam Yustinus (2006) mekanisme pertahanan merupakan aksi penurunan kecemasan. Ketika mekanisme ini berhasil maka

42 kecemasan akan menurun dan memunculkan rasa aman. Namun bila konflik berkepanjangan maka kecemasan akan menetap bahkan meningkat. Dari 35 siswa kontrol didapatkan 11 siswa yang mengalami peningkatan kecemasan. Peningkatan kecemasan dapat diakibatkan karena berbagai faktor seperti tekanan yang dapat berasal dari dalam ataupun luar individu siswa yang muncul sehari-hari yang tidak diatasi sehingga terakumulasi dan berlangsung lamasehingga menyebabkan kecemasan yang berlebihan (Maramis, 2009). Signifikansi hasil pretest dan posttest kelompok kontrol dengan menggunakan uji wilcoxon didapatkan nilai 0,64 yang mendakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok pretest dan posttest. Sedangkan signifikansi hasil pretest dan posttest kelompok intervensi didapatkan nilai 0,00 yang menandakan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi SEFT. Hasil pretest dan posttest kelompok intervensi menggunakan skala TMAS dan skala persepsi pasien tentang kecemasan memiliki nilai p= 0,00 hal ini membuktikan bahwa terdapat hasil yang berdanding lurus antara kedua skala yang digunakan. Perbandingan hasil antar skala TMAS dengan skala pasien tentang kecemasan memiliki nilai p=>0,05 hal ini membuktikan tidak terdpt perbedaan hasil menggunakan skala TMAS maupun skala pasien tentang kecemasan.

43 Perbandingan dengan menggunakan uji mann-whitney dari kedua kelompok tersebut pada saat pretest didapatkan nilai p=0,00 yang menandakan bahwa dari hasil tersebut terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok intervensi dengan kontrol hal ini dikarenakan nilai rata-rata kecemasan pada kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kecemasan pada kelompok kontrol. Sedangkan perbandingan dengan menggunakan uji mann-whitney pada saat posttest didapatkan nilai p= 0,00 yang menandakan bahwa terdapat perbedaan antara kelompok intervensi dan kontrol. Dengan demikian kelompok intervensi mengalami penurunan kecemasan lebih besar dibandingkan pada kelompok kontrol.