BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. dalam studi Arsitektur, yang dilakukan secara runtun mulai dari munculnya ide

BAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. diskriptif yang mengenai pada langkah-langkah proses perancangan. Metode

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Taman Wisata Budaya dan Seni Madura. Hal ini merupakan rincian dari langkahlangkah

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB III METODE PERANCANGAN. dan pengumpulan data dari masyarakat dan sumber-sumber dari beberapa artikel.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu dijelaskan sebagai berikut:

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. sebagai alat visual metode merancang arsitektur. Adapun tahapan dan kerangka dari

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

BAB III METODE PERANCANGAN. ide/gagasan sampai dengan perumusan konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam perancangan, yang di dalamnya terdapat langkah-langkah perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Malang Wedding Center adalah

BAB 3 METODE PERANCANGAN. cukup dan dapat di olah kembali sehingga menjadi uraian yang lebih terperinci.

BAB 3 METODE PERANCANGAN. yang bersifat ilmiah. Langkah-langkah ini meliputi survei obyek-obyek studi

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

BAB III METODE PERANCANGAN. merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang diperoleh dari studi

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. Salah satu

BAB III METODE PERANCANGAN. literatur-literatur yang mendukung teori-teori yang dihadapi. Analisa data dapat

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. daya alam dan sumber daya manusia harus maksimal agar bisa menyejahterakan

BAB III METODE PERANCANGAN. terjadi saat ini disertai dengan literatur-literatur yang mendukung teori-teori yang

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. seseorang pernah melakukan hal yang berkaitan dengan rancang-merancang, tentu

BAB III METODE PERANCANGAN. mengembangkan ide rancangan dan pencarian data. Adapun metode perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan adalah melakukan studi banding ke objek site serta melihat hal apa sajakah yang

BAB III METODE PERANCANGAN. merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni dan

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Tempat Pemrosesan Akhir(TPA) tentunya membutuhkan beberapa metode guna

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan. Alur tersebut meliputi penjabaran dari latar belakang atau ide

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

BAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Pusat Aktivitas Dakwah Islam di Malang ini bermula dari

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUS SEKOLAH di Sidoarjo BAB III. Metodelogi Perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODE PERANCANGAN. obyek perancangan yang akan dilakukan, yaitu Sekolah Tinggi Teknik

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan merupakan tahapan-tahapan kerja atau

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ini sebelumnya dilakukan analisis-analisis terhadap aspek-aspek

BAB III METODE PERANCANGAN. ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. yang ada pada daerah Malang selatan sehingga muncul ide untuk merancang

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan merupakan penjelasan tahapan-tahapan yang akan

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yaitu proses atau urutan langkah-langkah yang

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam proses rancangan terdapat beberapa langkah antara lain; data, metode analisis). Langkah-langkah tersebut

BAB III METODE PERANCANGAN. Metoda perancangan dalam Pengembangan Tempat Pelelangan Ikan dan

Transkripsi:

BAB 3 METODE PERANCANGAN Pada perancangan Malang Indie Culture Center sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini metode perancangan berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses perancangan. Langkah-langkah ini meliputi latar belakang atau ide perancangan, identifikasi permasalahan, tujuan perancangan, proses pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep rancangan. Proses tersebut tidak hanya berjalan secara runtut dan berhenti pada tahapan akhir, melainkan ada kemungkinan terjadi feedback pada salah satu tahapan ke tahapan lainnya selama beberapa kali. Lebih jauh lagi, metode analisis data yang digunakan dalam proses perancangan adalah dengan metodologi analisis kualitatif, yaitu sebuah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola (Bogdan & Biklen dalam Moleong, 2006). Pada perancangan pusat seni ini, analisis didasarkan pada data-data di lapangan yang dikomparasi dengan literatur tentang perancangan arsitektur yang berhubungan dengan objek perancangan. Analisis data tersebut selain didasarkan pada logika, rasional juga bersifat ilmiah. Lebih lanjut, kerangka rancangan yang digunakan dalam proses perancangan masjid sebagai pusat sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini diuraikan sebagai berikut. 70

3.1 Ide Perancangan Secara umum ide perancangan ini didasarkan pada dua hal adalah sebagai berikut: 1. Adanya sebuah perlawanan terhadap realita yang terjadi, yaitu terjadinya keseragaman budaya pop. 2. Adanya keinginan penulis untuk merancang sebuah wadah untuk kreatifitas dan apresiasi kepada para komunitas indie agar mereka bisa mengembangkan kreativitas seni, memperlihatkan karya dan mengenalkan karya mereka kepada masyarakat. 3.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Indonesia pada umumnya dan di Kota Malang pada khususnya, terdapat beberapa permasalahan yang teridentifikasi terkait dengan pusat seni yang diperuntukkan untuk komunitas indie, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Permasalahan umum yang dapat diselesaikan dengan cara arsitektural a. Tidak adanya wadah bagi para komunitas indie untuk berkreasi dan mengembangkan bakat seni yang mereka miliki, seharusnya para komunitas indie memiliki hak yang sama dengan penggiat seni lainnya. b. Adanya permasalahan sosial di kalangan masyarakat bahwa komunitas indie adalah komunitas remaja nakal yang suka merusak dirinya sendiri 71

dan lingkungan, seharusnya masyarakat mengetahui bahwa komunitas indie adalah komunitas orang yang kreatif dan memiliki karya. 2. Permasalahan Arsitektural a. Gedung-gedung seni kebanyakan tidak bisa mewakili karakter orang-orang yang berkarya di dalamnya. b. Gedung harus memiliki ruang ganti yang besar yang dibutuhkan saat pertunjukan, seringkali ruang ganti tersebut dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan. Kondisi tersebut menjadikan gedung pertunjukan berkesan bebas yang tidak berbatas. 3.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, maka secara umum rumusan masalah dalam perancangan ini adalah bagaimana cara untuk menyelesaikan berbagai permasalahan arsitektural yang ada seperti yang telah dipaparkan dalam identifikasi masalah. Sementara itu, karena perancangan ini dititikberatkan pada nilai tari, maka rumusan masalah dalam perancangan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana rancangan Malang Indie Culture Center yang menerapkan tema Dance in architecture dengan menitikberatkan nilai ekspresi kebebasan, kepribadian dan improvisasi? 2. Bagaimana rancangan Malang Indie Culture Center dengan menerapkan nilai Islam dalam nilai ekspresi kebebasan, kepribadian dan improvisasi? 72

3.3.1 Tujuan Perancangan Secara umum perancangan ini bertujuan untuk memberikan wadah untuk kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie. Diharapkan dengan penggunaan nilai-nilai tari yang sudah dipilih mampu menghasilkan sebuah jawaban arsitektural yang dapat menjadi salah satu alternatif untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang ada. Sesuai dengan identifikasi permasalahan dan rumusan masalah yang sudah ada, tujuan perancangan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menghasilkan rancangan Malang Indie Culture Center yang mengandung nilai-nilai dari Dance in architecture. 2. Untuk menghasilkan rancangan Malang Indie Culture Center yang mengandung nilai-nilai Islam dari kebebasan ekspresi, kepribadian dan improvisasi. 1.5 Pengumpulan Data Tahap selanjutnya setelah identifikasi permasalahan dan tujuan perancangan adalah proses pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berupa data-data primer dan data sekunder. 3.5.1. Data Primer Data primer adalah data yang didapat langsung dari lapangan. Dalam proses pengambilan data ini, penulis melakukan beberapa metode, di antaranya adalah sebagai berikut: 73

1. Pengamatan (Observasi) Pengamatan atau observasi dilakukan pada tapak. Keuntungan dari metode ini adalah penulis dapat merasakan langsung kondisi dan suasana tapak sesungguhnya yang dapat sangat bermanfaat dalam proses perancangan. Namun, metode ini juga mempunyai kelemahan yaitu apabila ketika melakukan pengamatan tidak dilakukan dokumentasi berupa foto, rekaman, atau pencatatan lain, maka dalam proses mengingat kembali pengamatan akan mengalami kesulitan. Selanjutnya, berdasarkan hasil pengamatan langsung diperoleh beberapa data di antaranya sebagai berikut: a. Ukuran tapak perancangan b. Suasana tapak yang meliputi kondisi iklim, kondisi temperatur dan kelembaban secara umum, kecepatan dan pergerakan angin secara umum, keadaan dan topografi tanah, serta data data lain yang ada pada tapak. Kondisi-kondisi yang lebih spesifik dan khusus didapatkan dari studi literatur berupa RDTRK. c. Kondisi vegetasi di lokasi tapak. d. Kondisi dan kedekatan sarana dan prasarana pada tapak perancangan e. Kondisi umum transportasi yang meliputi jalur dan dimensi jalur (jalan), angkutan dan pengguna jalan secara umum dan berbagai fasilitas pendukung transportasi lainnya. f. Kondisi drainase pada tapak perancangan g. Kondisi umum ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. 74

2. Wawancara Metode wawancara ini dilakukan terhadap beberapa komunitas indie tentang apa yang mereka inginkan dan mereka harapkan agar komunitas mereka memiliki eksistensi yang tinggi dan mampu menyalurkan karya mereka. Teknik wawancara dilakukan secara informal pada beberapa kesempatan. Meskipun wawancara bersikap spontanitas, namun penulis tetap berusaha mengarahkan pertanyaan mengenai apa kebutuhan yang diperlukan oleh para komunitas indie. Dengan metode ini, penulis dapat mengetahui lebih spesifik keinginan dan pendapat para komunitas indie tentang objek rancangan. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi ini merupakan metode yang melengkapi proses observasi dan wawancara. Dalam perancangan masjid ini, dokumentasi yang dihasilkan berupa foto, rekaman tulisan. 3.5.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan data-data pendukung yang digunakan untuk menunjang data primer dalam proses perancangan Malang Indie Culture Center ini. Oleh karena itu, data ini didapat dari studi literatur atau sumber-sumber tertulis yang berhubungan dengan perancangan dan beberapa studi komparasi yang dilakukan pada objek dan tema yang sama. Studi-studi tersebut di antaranya adalah berupa RDTRK dan beberapa literatur yang berasal dari data internet, buku, majalah dan pengamatan langsung yang berisi hal-hal yang berhubungan dengan 75

perancangan. Sumber data tersebut berisi tentang beberapa hal, yaitu sebagai berikut: 1. RDTRK Kecamatan Lowokwaru berisi Kondisi umum, Rencana dan Strategi, potensi alam dan buatan, serta peta kawasan. 2. Literatur tentang definisi, sejarah, fungsi dan peranan pusat seni sebagai wadah apresisasi. 3. Literatur tentang Dance in Architecture dan titik berat pada nilai-nilai tari. 4. Literatur tentang objek-objek arsitektural sebagai salah satu studi komparasi dalam proses perancangan Malang Indie Culture Center. Studi komparasi ini dilakukan diantaranya pada objek-objek sebagai berikut: a. Balai Pemuda Surabaya, sebagai gedung pertunjukan yang dulunya sangat populer dikalangan masyarakat. Literatur tersebut digunakan untuk memperoleh gambaran tentang bentuk dan kebutuhan ruang yang dibutuhkan untuk pusat seni. b. Horizontal Houses di Shiga Jepang, merupakan salah satu bangunan yang dapat mentraksformasikan nilai tari pada bangunan dan ruangnya. Literatur tersebut dapat membantu penulis untuk mendapatkan gambaran tentang nilai-nilai tari yang diaplikasikan pada sebuah bangunan. 3.6 Analisis Proses analisis merupakan analisis terhadap obyek rancangan, meliputi analisis pelaku, analisis aktivitas, analisis ruang dan fasilitas, analisis bangunan. Berbagai analisa digunakan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Analisa 76

berhubungan langsung dengan obyek rancangan yang akan dirancang, khususnya kecocokan dengan tema yang diambil yaitu Dance in architecture. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis melalui pendekatan perilakulingkungan dengan tema menggunakan teori-teori perancangan Arsitektur dan dikaitkan yang berkaitan dengan perancangan rancangan Malang Indie Culture Center, khususnya pada arsitektur sebagai wadah aktivitas pelaku dan eksplorasi bentuk bangunan sebagai usaha agar memunculkan karakter pada bangunan. 3.6.1 Analisis Kawasan Ditujukan untuk meyakinkan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan yang tepat sebagai lokasi objek rancangan. Dalam analisis ini dijelaskan pula potensi-potensi kawasan yang mendukung objek dan tidak mendukung objek. 3.6.2 Analisis Tapak Merupakan analisis kondisi eksisting pada kawasan dan tapak yang selanjutnya dilakukan analisis dengan memberikan beberapa alternatif-alternatif penyelesaian masalah tapak dengan memperhitungkan kelebihan dan kekurangan pada alternatif tersebut. 3.6.3 Analisis Objek 1. Analisis fungsi dan sistem fungsional Metode analisis fungsi yaitu kegiatan penentuan ruang yang mempertimbangkan fungsi dan tuntutan aktifitas yang diakomodasi oleh pusat seni sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie. 77

Proses ini meliputi analisis pengguna dan aktivitas, ruang dan persyaratan ruang, besaran ruang dan analisis organisasi ruang. 2. Analisis aktivitas Berupa analisis aktivitas kegiatan, yang terakomodasi pada bangunan pusat seni sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas seni. Pada analisis aktivitas akan menghasilkan gambaran secara umum kegiatan dari objek yang berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat. 3. Analisis pelaku Berupa analisis pelaku yang melakukan kegiatan pada bangunan pusat seni sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan para komunitas indie. Pada analisis pelaku ini berhubungan dengan penentuan kebutuhan ruang dalam pusat seni. 4. Analisis Ruang Analisis ruang meliputi analisis kebutuhan ruang berdasarkan aktivitas dan pelaku, analisis persyaratan ruang dan besaran ruang dalam rancangan pusat seni sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie di Malang. 5. Analisis bentuk dan tampilan Analisis bentuk dan tampilan merupakan gambaran dari konsep. Pendekatan yang dilakukan dalam perwujudan bentuk dan tampilan adalah pendekatan nilai. 6. Analisis struktur 78

Analisis strukur ini merupakan gambaran penggunaan struktur yang akan digunakan dalam rancangan pusat seni sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie. 7. Analisis utilitas Merupakan analisis gambaran sistem utilitas dalam rancangan pusat seni sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie. 3.7 Sintesis atau Konsep Rancangan Proses sintesis pada perancangan sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini merupakan pemilihan dari alternatif-alternatif perancangan yang paling tepat dan baik dari hasil analisis yang sudah dilakukan. Proses sintesis dapat pula diartikan sebagai penemuan aplikasi terpilih dari konsep perancangan yang akan diterapkan dalam bangunan. Konsep dalam perancangan culture center pasti sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam tema dance in architecture. Serta peduli terhadap kelangsungan aktivitas yang ada didalamnya, yang mengutamakan adanya kemanfaatan seperti yang dianjurkan di al-qur an dalam rancangan agar tercipta suatu kenyamanan bagi pelaku aktivitas maupun masyarakat sekitar. Pada tahap ini, penulis berusaha mengambil kelebihan-kelebihan alternatif dari berbagai hasil anilisis yang kemudian dijadikan dasar konsep perancangan pada proses selanjutnya. Metode sintesis ini juga melibatkan proses feedback dan komparasi literatur. Beberapa konsep yang dihasilkan dalam tahap ini adalah sebagai berikut: 79

1. Konsep tapak yang meliputi sirkulasi, perletakan masa, tata hijau, aksesibilitas tapak, dan lain-lain. 2. Konsep ruang yang meliputi jenis, jumlah dan besaran ruang. 3. Konsep bentuk dan tampilan 4. Konsep struktur 5. Konsep utilitas 80

Feedback 3.8 Sistematika Rancangan IDE / GAGASAN Adanya perlawanan pada realita yang terjadi yaitu keseragaman budaya pop. Adanya keinginan penulis untuk merancang sebuah wadah untuk kreatifitas dan apresiasi kepada para komunitas indie agar mereka bisa mengembangkan kreativitas seni, memperlihatkan karya dan menyebarluaskan karya mereka. Tujuan penulisan 1. Untuk menghasilkan rancangan Malang Indie Culture Center yang mengandung nilai-nilai dari Dance in architecture. 2. Untuk menghasilkan rancangan Malang Indie Culture Center yang mengandung nilai-nilai Islam dari kebebasan ekspresi, kepribadian dan improvisasi. Identifikasi Permasalahan Permasalahan umum yang dapat diselesaikan secara arsitektural pada lokasi tapak Permasalahan arsitektural Rumusan Permasalahan 1. Bagaimana rancangan Malang Indie Culture Center yang menerapkan tema Dance in architecture dengan menitikberatkan nilai ekspresi kebebasan, kepribadian dan improvisasi? 2. Bagaimana rancangan Malang Indie Culture Center dengan menerapkan nilai Islam dalam nilai ekspresi kebebasan, kepribadian dan improvisasi? Data Primer PENGUMPULAN D A T A Data Sekunder Observasi Wawancara Dokumentasi Studi Pustaka Studi Komparasi ANALISIS ANALISIS KAWASAN ANALISIS TAPAK Bentuk, batas dan dimensi tapak, angin, sirkulasi, aksesibilitas, sinar matahari, 81 kebisingan, ANALISIS OBJEK fungsi, aktifitas, pengguna, ruang, bentuk dan tampilan, struktur, utilitas SINTESIS / KONSEP