BAB IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

Praktikum 3 : CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

Laporan Laboraturium Uji Tanah CBR Laboraturium. No Test : 17 Topik : Percobaan CBR Laboraturium Tgl Uji : 1 Juni 2010 Hari : Rabu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

UJI CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) ASTM D1883

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

CBR LABORATORIUM (ASTM D )

BAB IV METODE PENELITIAN

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB IV METODE PENELITIAN A.

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB IX CALIFORNIA BEARING RATIO. Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah.

ANALISIS KARAKTERISTIK BAHAN RAP MENGGUNAKAN UJI ADHESI KIMIA, CBR DAN UTM

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

METODE PENGUJIAN CBR LABORATORIUM

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

INVESTIGASI SIFAT ADHESI FISIK, NILAI CBR DAN KETAHANAN DEFORMASI BAHAN RAP. Naskah Publikasi

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

BAB IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

PEMADATAN TANAH (ASTM D a)

BAB IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

penelitian. Pada penelitian ini subyek ditentukan setelah diadakan survei jalan

PENGARUH KEPIPIHAN BUTIRAN AGREGAT KASAR TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS-A

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Metode uji CBR laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN NILAI CBR DENGAN VARIASI GRADASI BATAS BAWAH TERHADAP BATAS TENGAH PADA LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS CAMPURAN TANAH SEMEN

BAB IV METODE PENELITIAN

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

KAJIAN PENINGKATAN NILAI CBR MATERIAL LAPISAN PONDASI BAWAH AKIBAT PENAMBAHAN PASIR

1. SNI Metoda Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi LA. 2. ASTM C Resistance & Degradasi Small-Size Coarse Aggregate.

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS NYATA CAMPURAN BERASPAL DIPADATKAN MENGGUNAKAN BENDA UJI KERING PERMUKAAN JENUH

Gambar 3.1 Bagan Alir penelitian

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

Metode uji CBR laboratorium

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan RAP diperoleh dari jalan Pantura. Agregat yang digunakan adalah dengan spesifikasi (AC-WC) dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Tabel Spesifikasi (AC-WC) Ukuran Saringan Persen berat yang lolos (mm) 19 100 12.5 90-100 9.5 72-90 4.75 54-69 2.36 39.1-53 1.18 31.6-40 0.600 23.1-30 0.300 15.5-22 0.150 9-15 0.075 4-10 Air yang digunakan diambil dari laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta. 14

15 B. Peralatan Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian tersedia di Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Secara garis besar peralatan yang digunakan untuk mengetahui daya dukung dan deformasi material RAP dan agregat baru adalah sebagai berikut : 1. Mesin Los Angeles. 2. Peralatan untuk uji Standard proctor. 3. Alat Dynamic immersion test. 4. Alat penggetar. 5. Mesin CBR. 6. Mesin UTM. 7. Satu set ayakan. 8. Timbangan. 9. Gelas ukur. 10.Oven. 1. Pemeriksaan Abrasi 1. Peralatan yang digunakan dengan mesin Losn Angeles dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Mesin Los Angeles

16 Peralatan untuk uji Standard Proctor. 2. Peralatan yang digunakan untuk pengujian Standard Proctor dapat dilihat pada Gambar 4.2. MOLD PENUMBUK Gambar 4.2. Alat pengujian Standard Proctor 3. Alat Dynamic immersion test Peralatan yang digunakan untuk pengujian Dynamic immersion test dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3. Peralatan untuk uji Dynamic immersion test

17 4. Alat penggetar Alat penggetar yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4. Alat penggetar 5. Mesin CBR Mesin untuk CBR dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5. Mesin CBR untuk uji daya dukung dan deformasi

18 6. Mesin UTM Mesin untuk pengujian UTM dapat dilihat pada Gambar 4.6. 7. Satu set ayakan Gambar 4.6. Mesin UTM untuk uji daya dukung dan deformasi Alat untuk pengujian analisa saringan dapat dilihat pada Gambar 4.7. Gambar 4.7. Satu set ayakan

19 8. Timbangan Timbangan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.8. Gambar 4.8. Timbangan 9. Gelas ukur. Gelas ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.9. Gambar 4.9. Gelas ukur

20 10. Oven Oven yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.10. Gambar 4.10. Oven C. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Tranportasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. D. Tahap Pelaksanaan Tahapan penelitian ini dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu : Tahap I : Persiapan alat dan penyediaan bahan Tahap II : Penyediaan benda uji Tahap III : Pengujian benda uji Tahap IV : Analisa data Tahap V : Kesimpulan dan saran E. Bagan Alir Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan susunan atau rencana yang akan dilakukan pada saat penelitian, susunan atau rencana penelitian dapat dibuat bagan alir seperti pada Gambar 4.10.

21 Mulai Persiapan Penyiapan Alat dan Bahan Alat Standard Proctor CBR dan UTM Saringan,Alat DIT Alat penggetar Gelas ukur Timbangan Oven Bahan Bahan RAP Agregat Baru Aspal Tahap I Uji Saringan dan Penyiapan Bahan Uji Tahap II RAP Pengujian Fisik dan Adhesi fisik : Uji Abrasi Uji Berat Jenis Static Immersion Test Dynamic Immersion Test Pengujian daya dukung dan deformasi : Mesin CBR Mesin UTM Agregat baru Pengujian Fisik dan Adhesi fisik : Uji Abrasi Uji Berat Jenis Static Immersion Test Dynamic Immersion Test Pengujian daya dukung dan deformasi : Mesin CBR Mesin UTM Analisa Hasil Uji Tahap III Tahap IV Analisa perbandingan sifat adhesi fisik, daya dukung CBR dan deformasi Kesimpulan dan saran Tahap V Penutup Gambar 4.10 Bagan Alir penelitian.

22 F. Benda Uji Adapun jumlah benda uji dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan 4.3: 1. Benda uji untuk pengujian adhesi fisik Tabel 4.2 Jumlah benda uji untuk pengujian adhesi fisik No Pengujian RAP Jumlah Benda Uji Agregat baru 1 SIT 3 3 2 DIT 3 3 Jumlah Benda Uji 6 6 2. Benda Uji CRR dan UTM Tabel 4.3 Jumlah benda uji CBR dan UTM No Pengujian Jumlah Benda Uji RAP Agregat Baru 1 CBR 3 3 2 UTM 3 3 Jumlah Benda Uji 6 6

23 G. Pelaksanaan penelitian 1. Static Immersion Test (Pengujian Perendaman) Pengujian perendaman bertujuan untuk mengetahui adhesi fisik aspal terhadap material RAP dan agregat baru mengenai kualitas material tersebut. a. Bahan Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah material RAP dan agregat baru dengan ukuran butiran 14 mm tertahan saringan, dengan jumlah sampel 3 buah, masing-masing berat sampel 1000 gram. b. Prosedure pelaksanaan Mengambil benda uji material RAP Agregat diayak sesuai spesifikasi sebanyak 1000 gram Menimbang cawan dan agregat sebelum pengujian Campurkan aspal sebanyak 10 % dengan agregat secara homogen Kemudian rendam dengan air suling suhu 25 o C selama 48 jam Amati secara visual (ikatan antara agregat dengan aspal) Mengambil campuran agregat dan keringkan udara Kemudian timbang campuran agregat setelah dikeringkan udara Didapat presentase nilai adhesi fisik. (Read dan Whiteoak, 2009) Perhitungan dalam pengujian : ( A ) 1. SIT 100% (4.1) ( B ) ( C ) Kelekatan agregat terhadap aspal : SNI 03-2439-1991 dengan : A : Berat agregat RAP setelah di uji (gram) B : Berat agregat RAP sebelum di uji (gram) C : Berat aspal (gram)

24 2. Dari hasil semua percobaan dibuat analisis/kesimpulan tentang pengujian perendaman tersebut. 2. Dynamic Immersion Test (Perendaman dan Getaran) Pengujian perendaman dan getaran bertujuan untuk mengetahui adhesi fisik aspal terhadap material RAP dan agregat baru mengenai kualitas material tersebut. a. Bahan Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah material RAP dan agregat baru dengan ukuran butiran 14 mm tertahan saringan, dengan jumlah sampel 3 buah, masing-masing berat sampel 1000 gram. b. Prosedure pelaksanaan : Mengambil benda uji material RAP Agregat diayak sesuai spesifikasi sebanyak 1000 gram. Menimbang cawan dan agregat sebelum pengujian Campurkan aspal sebanyak 10% dengan agregat secara homogen Masukkan air suling 50% ke dalam tabung dengan suhu 25 o C Masukan agregat dengan corong ke dalam tabung. Tutup tabung dan guncang secara horizontal dengan durasi waktu 20 menit dengan mesin penggetar Letakan tabung dimeja, buka karet penutup. Kemudian campuran agregat diambil dan keringkan udara Ditimbang setelah kering udara dan didapat hasil berat campuran agregat Hitung presentase nilai adhesi fisiknya. (Read dan Whiteoak, 2009)

25 Perhitungan dalam pengujian : ( A ) 1. DIT 100% (4.2) ( B ) ( C ) Kelekatan agregat terhadap aspal : SNI 03-2439-1991 dengan : A : Berat agregat RAP setelah di uji (gram) B : Berat agregat RAP sebelum di uji (gram) C : Berat aspal (gram) 2. Dari hasil semua percobaan dibuat analisis / kesimpulan tentang pengujian perendaman dan getaran tersebut. 3. Standard Compaction Test (Pengujian Pemadatan) Pengujian pemadatan modifikasi bertujuan untuk menentukan kadar air optimum Wopt yang akan digunakan untuk pengujian CBR dan UTM. a. Bahan Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah material bahan RAP dan agregat baru dengan jumlah sampel sebanyak 3 buah, masing-masing sampel dengan berat 3000 gr. Penambahan air sebanyak 100 ml sampai 300 ml b. Prosedur pelaksanaan Prosedur pelaksanaan dengan variasi penambahan sebanyak 50 ml. c. Alat Dalam pengujian digunakan beberapa alat yaitu : 1). Mold, cetakan berbentuk silinder dari logam dengan diameter 4 (101,6 mm) dan tinggi 7 (177,8 mm) dilengkapi dngan cetakan tambahan setinggi 2 (51 mm). 2). Rammer / (penumbuk) 3). Timbangan 4). Cawan

26 5). oven 6). Gelas ukur. 7). Straightedge ( penggaris besi). Alat pencampur dalam pengujian ini adalah : 8). Siapkan 3 sampel dengan berat masing-masing sampel 3000 gr. 9). Siapkan air dengan variasi penambahan 100 ml, 150 ml, 200 ml, 250 ml, 300ml. 10). Campur sampel dan air di pan hingga merata. 11). Masukkan campuran ke dalam mold dan padatkan dengan jumlah pukulan 25 kali tiap lapis sebanyak 3 lapis. 12). Setelah selesai pemadatan, sampel diratakan dengan mold menggunakan straightedge, kemudian timbang sampel beserta mold. 13). Keluarkan sampel dari mold dan ambil beberapa gram, letakkan di cawan dan masukkan dalam oven dengan suhu 100 o C selama 24 jam untuk pemeriksaaan kadar air dan berat volume kering. 14). Ulangi langkah (8) sampai (13) sebanyak 3 sampel dengan variasi penambahan air yang berbeda. d. Perhitungan Perhitungan dalam pengujian adalah : 1). Hitung kadar air dan berat isi kering dari setiap percobaan dengan rumus sebagai berikut : Kadar Air = Berat Air (4.3) Berat Tanah Kering Oven Berat Isi Kering = Berat Isi Basah x 100 (4.4) (Kadar Air + 100) Berat Isi Basah = Berat Tanah Basah (4.5) Isi Cetakan

27 dengan : A : Berat cawan (gram) B : Berat cawan + tanah basah (gram) C : Berat cawan + tanah keringn (gram) D : Berat tanah basah + mold (gram) E : Berat mold (gram) F : Volume mold (cm 3 ) 2). Dari hasil semua percobaan buat grafik hubungan antara kadar air (w) dan berat volume kering d dengan absis adalah kadar air dan ordinat adalah berat volume kering d. 3). Dari grafik yang dibuat tentukan nilai kadar air optimum. 4. Pengujian mengunakan CBR (California Bearing Ratio) Pemeriksaan CBR dilakukan dengan tujuan untuk menentukan nilai daya dukung material jika dipadatkan di laboratorium dengan kadar air optimum. Pengujian ini juga untuk mencari hubungan antara beban dan deformasi untuk mengetahui titik keruntuhan (Shake Down Point). a. Bahan Bahan yang digunakan dalam pengujian adalah material bahan RAP dan agregat baru dengan jumlah sampel sebanyak 3 buah, masing-masing sampel dengan berat 5000 gr. b. Alat Dalam pengujian ini digunakan beberapa alat, yaitu : 1). Mold, cetakan berbentuk silinder dari logam dengan diameter 4 (101,6 mm) dan tinggi 7 (177,8 mm) dilengkapi dngan cetakan tambahan setinggi 2 (51 mm ). 2). Rammer / ( penumbuk). 3). Timbangan.

28 4). Straightedge (penggaris besi). 5). Alat pencampur: pan, cetok, spatula. c. Prosedur pelaksanaan Prosedur pelaksanaan dalam pengujian ini adalah : 1). Siapkan 3 sampel dengan berat masing-masing sampel 5000 gr. 2). Siapkan air sesuai kadar air optimum. 3). Campur sampel dan air di pan hingga merata. 4). Masukkan campuran ke dalam mold dan padatkan dengan jumlah pukulan tiap sampel 10, 35, 65 kali tiap lapis sebanyak 5 lapis. 5). Setelah selesai pemadatan, sampel diratakan dengan mold menggunakan straightedge, kemudian timbang sampel beserta mold. 6). Sampel di balik dan diletakkan pada alat CBR. 7). Pengujian dilakukan dengan variasi waktu (0,25, 0,5, 1, 1,5, 2, 3, 4, 6, 8, 10) menit dengan penurunan (0,0125, 0,0250, 0,05, 0,075, 0,1, 0,15, 0,2, 0,3, 0,4, 0,5) inch. 8). Ulangi langkah (2) sampai (7) sebanyak 3 kali. d. Perhitungan d.1). Menentukan nilai daya dukung Perhitugan dalam menetukan nilai daya dukung adalah : 1). Hitung nilai berat yang didapat dengan cara mengalikan nilai pembacaan yang didapat dari pengujian dengan nilai kalibrasi alat (=33,15214 lb). 2). Buat grafik hubungan antara penurunan (sumbu X) dengan berat (sumbu Y). 3). Nilai CBR ditetapkan pada penetrasi 0,1 dan 0,2. 4). Nilai CBR didapat dengan rumus : Pt CBR 100% (4.6) Ps

29 dengan : Pt = Beban Percobaan (Test load) Ps = Beban Standar (Standard load) Beban percobaan (test load) adalah beban yang didapat pada penetrasi 0,1 dan 0,2. Sedangkan beban standar (standard load) sebesar 3000 lb dan 4500 lb. d.2). Menentukan nilai titik keruntuhan Perhitugan dalam menetukan titik keruntuhan adalah : 1). Hitung nilai berat yang didpat dengan cara mengalikan nilai pembacaan yang didapat dari pengujian dengan nilai kalibrasi alat (= 33,15214 lb). 2). Buat grafik hubungan antara beban (sumbu X) dengan penurunan (sumbu Y). 3). Tarik garis vertical dan horizontal dari grafik, maka akan berpotongan di suatu titik. 4). Buat garis diagonal dari titik perpotongan (langkah 3) menuju grafik hingga berpotongan, nilai titik keruntuhan adalah titik perpotongan antara garis diagonal dengan grafik. 5. Pengujian menggunakan UTM (Universal Testing Machine) Pemeriksaan UTM (Universal Testing Machine) dimaksudkan untuk mengetahui titik keruntuhan (Shake Down Point) dengan membuat grafik hubungan antara beban dan penurunan (deformasi). Pengujian ini juga untuk mencari nilai daya dukung material. a. Bahan Bahan yang digunakan dalam pengujian adalah bahan RAP dan agregat baru dengan jumlah sampel sebanyak 3 buah, masing-masing sampel dengan berat 5000 gr. b. Alat Pralatan yang digunakan dalam pengujian adalah :

30 1). Mold, cetakan berbentuk silinder dari logam dengan diameter 4 (101,6 mm) dan tinggi 7 (177,8 mm) dilengkapi dngan cetakan tambahan setinggi 2 (51 mm). 2). Ramme / (penumbuk) 3). Timbangan 4). Straightedge (penggaris besi). 5). Alat pencampur: pan, cetok, spatula. c. Prosedur pelaksanaan Prosedur pelaksanaan dalam pengujian ini adalah : 1). Siapkan 3 sampel dengan berat masing-masing sampel 5000 gr. 2). Siapkan air sesuai kadar air optimum. 3). Campur sampel dan air di pan hingga merata. 4). Masukkan campuran ke dalam mold dan padatkan dengan jumlah pukulan tiap sampel 10, 35, 65 kali tiap lapis sebanyak 5 lapis. 5). Setelah selesai pemadatan, sampel diratakan dengan mold menggunakan straightedge, kemudian timbang sampel beserta mold. 6). Letakkan sampel pada mesin UTM dan pasang piston pengujinya. 7). Untuk menentukan nilai daya dukung pondasi, catat penurunan serta waktu yang terjadi sesuai dengan beban yang telah ditetapkan. 8). Beban untuk pengujian ini dimulai dari 225 lb (= 1 kn) hingga 8550 lb (= 38 kn) dengan selang beban 225 lb. 9). Untuk menentukan titik keruntuhan, catat beban serta waktu yang terjadi sesuai dengan penurunan yang telah ditetapkan. 10). Dalam pengujian ini nilai penurunan dibatasi mulai 0,0125 ( = 0,3175 mm) hingga 1,5 (= 38 mm). Hal ini dilakukan mengingat batas maksimal penurunan yang dapat diterima oleh alat hanya sebesar 1,968 (= 50 mm). d. Perhitungan Perhitungan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

31 d.1). Menentukan nilai daya dukung 1). Catat penurunan yang terjadi dari setiap perubahan beban yang telah ditetapkan. 2). Buat grafik hubungan antara penurunan (sumbu X) dengan beban (sumbu Y). 3). Nilai daya dukung pondasi ditetapkan pada penetrasi 0,1 dan 0,2. 4). Nilai daya dukung pondasi didapat dengan rumus : Pt Ps 100% (4.7) dengan : Pt = Beban Percobaan (Test load) Ps = Beban Standar (Standard load) Beban percobaan (test load) adalah beban yang didapat pada penetrasi 0,1 dan 0,2, sedangkan beban standar (standard load) sebesar 3000 lb dan 4500 lb. d.2). Menentukan nilai titik keruntuhan 1). Catat beban yang terjadi dari setiap perubahan penurunan yang telah ditetapkan. 2). Buat grafik hubungan antara nilai beban (sumbu X) dan penurunan (sumbu Y). 3). Tarik garis vertical dan horizontal dari grafik, maka akan berpotongan di suatu titik. 4). Buat garis diagonal dari titik perpotongan (langkah 3) menuju grafik hingga berpotongan, nilai titik keruntuhan adalah titik perpotongan antara garis diagonal dengan grafik.