BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: CTL model, concrete objects, students creativity, learning outcomes

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Muatan Seni Budaya dan Keterampilan sebagaimana yang diamanatkan

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Tujuan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran seni musik. Hal ini terlihat dari kurangnya aktivitas siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar mempunyai. sebagai wadah untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih baik

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. berperan aktif dalam proses belajar mengajar. berikut; 1) Kepercayaan diri siswa saat berbicara, 2) Pengetahuan siswa tentang

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individual, dan (5) peragaan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau pengalaman (Ngalim Purwanto, 2007:85). Dimana pengalaman. merupakan guru yang paling baik dalam belajar.

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebentuk kegiatan atau tindakan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. peneliti merumuskan beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan

SKRIPSI OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan No.81a Tahun 2013 Lampiran IV tentang Pedoman

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI KARYA SENI RUPA TERAPAN NUSANTARA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di. Sekolah Dasar yang dianggap sebagian siswa terasa sulit

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam mengajar. Berbagai macam komponen-komponen dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. menjadi kader-kader pembangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar memiliki beberapa bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang disahkan pada tanggal 8 Juli 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru

IMPROVING STUDENT CREATIVITY IN MAKING HANDICRAFT THROUGH CONTRACTIVISM APPROACH AT CLASS IV ELEMENTRY SCHOOL 25 AIR DINGIN GUMANTI DISTRICT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. didik di perlukan proses belajar-mengajar. Belajar merupakan tindakan dan

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN. matematika sama halnya melatih pola inovatif dalam memecahkan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN MENUMBUHKAN KECERDASAN MORAL SECARA KOMPETITIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan menerapkan model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V. Simpulan yang peneliti paparkan mengacu kepada pertanyaan penelitian yang. telah dirumuskan pada bab I. Penjabaran oprasionalnya adalah:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Sekolah Dasar merupakan sebagian dari sistem pendidikan nasional yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan dalam UU-RI No 2 Tahun 1989 Pasal 1 Ayat 2 bahwa pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, dimana kebudayaan dapat dikembangkan/dilestarikan dengan mewariskan pada generasi ke generasi penerus melalui pendidikan. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan SBK diberikan karena merupakan pendidikan yang keberadaannya sangat penting dan berorientasi pada praktik. Dimana merupakan upaya untuk perubahan dan peningkatan dalam proses pembelajaran mencipta sebuah karya. Sehingga peranan dalam memberikan peningkatan hasil dan pembentukan pribadi peserta didik yang kreatif dari menciptakan dan hasil karya. Selain itu, kegiatan anak dalam seni mendorong mereka untuk meningkatkan daya kreativitas yang dimilikinya serta percaya terhadap potensi yang dimilikinya tersebut karena kesempatan untuk berekspresi secara optimal dapat dilakukan melalui seni. Dijelaskan dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi bahwa, Pendidikan SBK memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti 1

2 bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan Mancanegara. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran SBK kelas IV SD Negeri Sidomoro pada hari Sabtu 14 November 2015, secara umum sudah baik, akan tetapi masih perlu adanya beberapa perbaikan karena kegiatan pembelajaran masih kurang maksimal, dari 15 siswa masih ada siswa yang ramai atau mengobrol sendiri pada saat pelajaran, kurang mengekplorasi lingkungan sebagai sumber belajar karena kegiatan pembelajaran SBK sering dilakukan di dalam kelas dan pengadaan jumlah media yang digunakan tidak sesuai dengan jumlah siswa. Sedangkan dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas IV kegiatan pembelajaran SBK kadang ditiadakan karena bertepatan dengan kegiatan KKG, pembelajaran masih berorientasi hasil daripada proses karena tidak jarang guru menyuruh mereka untuk menyelesaikan tugas karyanya di rumah dan mereka menggunakan kesempatan tersebut dengan meminta bantuan orang lain untuk menyelesaikan tugasnya. Hal tersebut mengakibatkan kreativitas siswa masih rendah terbukti pada hasil karya seni menggambar siswa yang digantung di dinding kelas rata-rata berbentuk gunung, sawah, dan rumah. Padahal kegiatan menggambar membutuhkan imajinasi dan kreativitas siswa, untuk menumbuhkan imajinasi dan kreativitas siswa dengan menyediakan dan membiarkan siswa mengamati lingkungan. Selain itu, pada kegiatan membuat bingkai foto, hasilnya rata-rata berbentuk segi empat dan belum dapat memberikan hiasan atau aksen untuk memperindah dan merupakan ciri yang membedakan hasil karyanya dengan temannya. Untuk lebih jelasnya bukti dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 183. Untuk memaksimalkan hasil belajar dan meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) khususnya seni rupa salah satunya adalah dengan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang bermakna merupakan cara memberi bekal kemampuan dasar pada peserta didik

lebih optimal. Dimana pembelajaran tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat toritis saja, tetapi juga pengalaman belajar yang terkait dengan permasalahan aktual yang terjadi di lingkungannya sehingga pembelajaran lebih bermakna. Bagaimana anak usia SD belajar sesuai dengan teori Piaget (Sumantri, 2001:15) menyatakan bahwa, Anak adalah seorang yang aktif, membentuk atau menyusun pengetahuan mereka sendiri pada saat mereka menyesuaikan pikirannya sebgaimana yang terjadi ketika mereka mengeksplorasi lingkungannya dan kemudian tumbuh secara kognitif terhadap pemikiran-pemikiran logis. Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) yang bermakna dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL). Model Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan model yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Mengenai pengertian model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL), dalam penelitian Sunarmi (2011) merumuskan model CTL: mampu menghubungkan materi belajar dengan konteks kehidupan sehari-hari. Kemudian Nurhadi (Rusman, 2012:190) menyatakan bahwa: Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Selain itu pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) yang bermakna dapat menghadirkan media pembelajaran untuk mempermudah penyampaian materi dan sebagai subjek pembelajaran. Media konkret merupakan salah satu jenis media yang menggunakan benda nyata dalam pembelajaran paling baik, karena siswa akan memperoleh pengalaman nyata. Menurut Asyhar (2012: 55) menyatakan bahwa, Kelebihan dari media nyata adalah dapat memberikan 3

4 pengalaman nyata kepada siswa sehingga pembelajaran bersifat konkret dan waktu retensi panjang. Dengan demikian, pembelajaran yang mengaitkan pada lingkungan dan menghadirkan media nyata akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan labih dekat dengan lingkungan. Sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) khususnya tentang relief. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Sunarmi (2011) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk meningkatkan prestasi belajar membatik siswa kelas IV SDN Mojosongo II Semerter I Tahun Ajaran 2010/2011 yang menunjukkan peningkatan hasil belajar yaitu siklus I siswa yang memperoleh nilai 66 sebanyak 41,66% dan siklus II sebanyak 88,88%. Penelitian tersebut menunjukkan penerapan model CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dari uraian tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penelitian dalam peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa yang mempunyai pengaruh penting dalam kehidupan dan perkembangan siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa yakni model CTL dengan media pembelajaran konkret atau benda nyata. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan berkolaborasi dengan guku kelas IV untuk penelitian yang dilaksanakan dengan judul Penerapan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan Media Konkret dalam Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar SBK tentang Relief Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro Tahun Ajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditemukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah-langkah penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret dalam peningkatan kreativitas dan hasil belajar SBK tentang relief pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016?

5 2. Apakah penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar SBK tentang relief pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016? 3. Apa kendala dan solusi yang ada dalam penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret dalam peningkatan kreativitas dan hasil belajar SBK tentang relief pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret dalam peningkatan kreativitas dan hasil belajar SBK tentang relief pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016. 2. Untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar SBK tentang relief melalui penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016. 3. Untuk mendeskripsikan kendala dan solusi penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret dalam peningkatan kreativitas dan hasil belajar SBK tentang relief pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Sidomoro tahun ajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan di atas maka manfaat yang dapat diambil sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan ataupun kualitas pembelajaran, khususnya Seni Budaya dan Keterampilan.

6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru: 1) Membantu guru dalam menyampaikan materi relief pada siswa yang kreatif. 2) Dapat menambah wawasan guru mengenai pembelajaran menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan media konkret. b. Bagi Siswa: 1) Dapat mempermudah siswa memahami materi relief. 2) Dapat meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan SBK sehingga berdampak pada meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi Sekolah: 1) Sebagai bahan informasi perkembangan siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). 2) Membawa perbaikan mutu sekolah melalui peningkatan kreativitas siswa. d. Bagi Peneliti: 1) Untuk menambah wawasan mengenai pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).