KARAKTERISTIK API SYNGAS PADA GASIFIKASI DOWNDRAFT DENGAN BAHAN BIOMASSA SEKAM PADI. Nasrul Ilminnafik 1, Frenico A.O. 2 ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.

MINYAK bumi merupakan salah satu energi

Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Sampah pada Reaktor Downdraft Sistem Batch dengan Variasi Air Fuel Ratio

OLEH : NANDANA DWI PRABOWO ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

Unjuk Kerja Tungku Gasifikasi Tg 30-1 Dengan Bahan Bakar Sekam Padi Dengan Variasi Kandungan Kadar Air Dan Kecepatan Udara Pembakaran

PENGARUH UKURAN BAHAN BAKAR TERHADAP HASIL GAS REAKTOR BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER

NASKAH PUBLIKASI STUDI EKSPERIMEN PENGARUH UKURAN BAHAN BAKAR TERHADAP KERJA PADA REAKTOR FLUIDIZED BED GASIFIER

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

PENGARUH VARIASI AIR FUEL RATIO (AFR) TERHADAP TEMPERATUR DAN WARNA API PADA PROSES GASIFIKASI SISTEM DOWNDRAFT MENGGUNAKAN BAHAN BAKU SEKAM PADI

PENGARUH TEMPERATUR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU TIPE DOWNDRAFT

TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

PENGARUH DISTRIBUSI UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE

TUGAS AKHIR GASIFIKASI CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI GAS BAKAR PADA MOTOR BAKAR EMPAT TAK

SKRIPSI VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BAHAN BAKAR BATUBARA DAN JERAMI PADI PADA TEKNOLOGI CO-GASIFIKASI FLUIDIZED BED TERHADAP GAS HASIL GASIFIKASI

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan rumah tangga sampai dengan kebutuhan di bidang industri. Di

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

LAPORAN TUGAS AKHIR KARAKTERISASI PROSES GASIFIKASI CAMPURAN LIMBAH KAYU MERAWAN DAN TEMPURUNG KELAPA DENGAN SISTEM DOWNDRAFT KONTINYU

Peningkatan Kadar Karbon Monoksida dalam Gas Mempan Bakar Hasil Gasifikasi Arang Sekam Padi

6/23/2011 GASIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI PERFORMANSI CO-GASIFIKASI DOWNDRAFT DENGAN VARIASI KOMPOSISI BAHAN BAKAR TEMPURUNG KELAPA DAN BATU BARA

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

Optimasi dan Pengujian Sistem Fixed-bed Downdraft Gasifikasi Biomassa Sekam Padi Gendipatih a, Harist Qashtari a, Zulfikar Achirudin a,*

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

KARAKTERISTIK API SYNGAS PADA GASIFIKASI SISTEM DOWNDRAFT DENGAN OKSIGEN SEBAGAI GASYFAYING AGENT BERBAHAN BAKU BIOMASSA

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

PENGARUH DISTRIBUTOR UDARA PADA TUNGKU GASIFIKASI UPDRAFT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GASIFIKASI LIMBAH BIOMASSA. Muhammad Syukri Nur, Kamaruddin A. dan Suhendro Saputro Sekolah Pascasarjana, Energi Terbarukan,Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Sampah menjadi masalah bagi sebagian besar masyarakat. indonesia, di daerah perdesaan banyak sekali sampah organik kebun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

Variasi Rasio Gasifying Agent-Biomassa Terhadap Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Tongkol Jagung Pada Reaktor Downdraft

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA MASUK TERHADAP KOMPOSISI DAN NILAI KALOR (LHV) SYN-GAS GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT SATU SALURAN UDARA MASUK

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

PENGARUH VARIASI AFR (AIR-FUEL RATIO) TERHADAP EFISIENSI THERMAL PADA PROSES GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT DENGAN DUA SALURAN UDARA MASUK

UJI KINERJA REAKTOR GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT PADA BERBAGAI VARIASI DEBIT UDARA

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

Modifikasi Pengumpan Pada Reaktor Gasifier Tipe Updraf Kontinyu Berbahan Baku Limbah Tandan Sawit

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) dan energi kalor input dari gasifikasi biomassa tersebut.

PENGARUH VARIASI DESAIN DISTRIBUTOR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

PENENTUAN AIR FUEL RATIO (AFR) AKTUAL PEMBAKARAN LPG PADA CELAH SEMPIT TIPE HORISONTALAris

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi yang keberadaanya dialam terbatas dan akan habis. dalam kurun waktu tertentu, yaitu minyak bumi, gas alam, dan

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

PENGARUH TEMPERATUR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE DENGAN PENGISIAN ULANG 2 KALI

STUDI GASIFIKASI BERBAHAN BAKAR SEKAM PADI DENGAN VARIASI ISOLATOR DENGAN KECEPATAN UDARA 7,6 M/S UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. alternatif penghasil energi yang bisa didaur ulang secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI

1. Pendahuluan. 2. Metodologi Penelitian 2013, DEPOK, INDONESIA / 1

Studi Eksperimental Pengaruh Air Fuel Ratio Proses Gasifikasi Briket Municipa Solid Waste Terhadap Unjuk Kerja Gasifier Tipe Downdraft

GASIFIKASI LIMBAH KAYU MERAWAN SEBAGAI GAS BAKAR PADA MOTOR BAKAR EMPAT TAK

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

Studi Eksperimental Pengaruh Penambahan Sistem Ceratan pada Gasifikasi Biomassa Briket Municipal Solid Waste terhadap Performa Gasifier Tipe Downdraft

PENGARUH LAJU ALIR UDARA PADA REAKTOR GASIFIKASI BATCH TIPE DOWNDRAFT SKALA KECIL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG

Genset dengan bahan bakar gasifikasi downdraft kulit kopi dan batubara

RANCANG BANGUN TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE BAHAN BAKAR SEKAM PADI

ABSTRAK LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK DUAL-FUEL KAPASITAS 5 kw BERBASIS GASIFIKASI SEKAM PADI BERUNGGUN TETAP

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis,

JURNAL INTEGRASI PROSES. Website:

BAB I PENDAHULUAN. produksi gabah pada tahun 2013 mencapai 70,87 juta ton dengan. dengan 2013, produksi padi rata-rata meningkat sekitar 3,5% setiap

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FILTER DAN CYCLONE PADA REAKTOR GASIFIKASI TIPE UPDRAFT TERHADAP HASIL PEMBAKARAN SYN-GAS

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENGARUH ISOLATOR TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

LAPORAN TUGAS AKHIR Pembuatan Unit Pembangkit Gas Produser Portable Berbasis Gasifikasi Tempurung Kelapa dengan Kapasitas Umpan 24 kg/jam

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI BAHAN BAKAR PADA TUNGKU GASIFIKASI TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENGARUH LAJU ALIRAN AGENT GAS PADA PROSES GASIFIKASI KOTORAN KUDA TERHADAP KARAKTERISTIK SYNGAS YANG DIHASILKAN

PRODUKSI GAS BAHAN BAKAR DARI SABUT KELAPA DENGAN ALAT GASIFIKASI FIXED-BED TANPA TENGGOROKAN

I. PENDAHULUAN. sulit untuk diselesaikan PT.PLN (Persero). Masalah tidak hanya berasal dari tidak

Transkripsi:

KARAKTERISTIK API SYNGAS PADA GASIFIKASI DOWNDRAFT DENGAN BAHAN BIOMASSA SEKAM PADI Nasrul Ilminnafik 1, Frenico A.O. 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Jember 68121 2 Alumni Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember Email: nasrul.teknik@unej.ac.id ABSTRACT Telah dilakukan penelitian tentang karakteristik api pada gasifikasi dengan reaktor tipe downdraft menggunakan biomassa sekam padi. Penelitian ini menggunakan variasi air fuel ratio (AFR) sebesar 1.08, 1.35, 1.62, 1.90 untuk mengetahui temperatur dan warna api. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kualitas syngas yang baik ditunjukkan dengan api yang bewarna biru. Proses gasifikasi optimal pada suplai udara sebesar 1,0 m/s yang ditunjukkan oleh cepatnya api mencapai warna biru 100 % dan temperatur api tertinggi mencapai 675 C. Semakin jauh dari nilai AFR optimal, kualitas syngas akan semakin menurun yang ditunjukkan oleh menurunnya temperatur api dan prosentase warna api biru. Temperatur dan warna api bisa digunakan sebagai parameter yang menunjukkan kualitas syngas. Keywords: downdraft gasification, rice husk temperature and color flame PENDAHULUAN Masalah energi merupakan masalah yang mendesak untuk segera dicarikan solusinya, apalagi seiring meningkatnya jumlah populasi penduduk yang mengakibatkan penurunan jumlah energi dan meningkatnya kebutuhan energi. Besarnya potensi biomassa di Indonesia yang seharusnya menjadi salah satu sumber energi yang sangat besar belum banyak dimanfaatkan. Sekam padi merupakan limbah organik yang dapat dimanfatkan menjadi energi alternatif, misalnya sekam padi, tongkol jagung, sabut kelapa, dll. Sekam padi bisa digunakan sebagai energi alternatif dengan proses pembakaran langsung, proses pirolisis menghasilkan briket, dan proses gasifikasi. Gasifikasi merupakan proses konversi bahan solid biomassa menjadi flammable gas yaitu CO 2, H 2, dan CH 4 [1] Penelitian penggunaan biomassa sebagai bahan baku proses gasifikasi ini sudah cukup banyak dilakukan. Putri (2009) menggunakan bahan tongkol jagung dalam proses gasifikasi downdraft untuk mengetahui warna dan temperatur api yang dihasilkan, dengan AFR sebesar 1,05 menghasilkan warna api yang baik [2]. Aliyah (2009) juga meneliti warna dan temperatur api syngas pada gasifikasi downdraft variasi AFR dengan bahan tongkol jagung [3]. Najib dan Darsopuspito (2012) menggunakan gasifikasi downdraft kontinyu dengan variasi air fuel ratio (AR) dan dimensi tempurung kelapa, dengan hasil bahwa AFR terbaik adalah 0,88, dengan menghasilkan cukup besarnya kandungan flammable gas yang ditunjukkan dengan api berwarna biru [4]. Hadi dan Dasopuspito (2013) melakukan penelitian gasifikasi dengan variasi AFR untuk mengetahui kualitas api syngas berupa temperatur api dan komposisi serta nilai kalor flammable gas menggunakan bom calorimeter [5]. Pada syngas dengan nilai kalor yang tinggi dihasilkan api yang berwarna biru. Dari sejumlah penelitian untuk mengetahui karakteristik api syngas, masih banyak digunakan peralatan yang relatif mahal, yaitu bomb calorimeter untuk mengetahui nilai kalor dan gas chromatography untuk mengetahui komposisi gas. Diperlukan penelitian untuk mengetahui kualitas suatu gas dengan peralatan dan cara yang mudah dilakukan serta biaya yang tidak mahal. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian gasifikasi ini dilakukan pada reaktor gasifikasi jenis downdraft seperti ditunjukkan pada Gambar 1 dengan menggunakan bahan bimassa berupa sekam padi sebanyak 5 kg. Pasokan biomassa ke dalam reaktor hanya dilakukan satu kali untuk setiap satu kali penelitian. Udara disuplai ke dalam reaktor dengan variasi air fuel ratio (AFR) sebesar 1,08, 1,35, 1,62, dan 1,9. Pengukuran temperatur reaktor digunakan termokopel tipe K yang dihubungkan ke data logger. Syngas yang dihasilkan didinginkan dalam cooler dengan cara merendam pipa saluran ke dalam air untuk mengurangi kadar tar. Syngas yang telah didinginkan dinyalakan dengan pemantik api. Api yang dihasilkan direkam dengan kamera Nikon D300 dan temperatur api diukur menggunakan termokopel pada posisi yang berbeda, seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Pengambilan data dimulai saat gas dapat dinyalakan sampai api padam. Data yang dihasilkan dianalisa warna apinya menggunakan software [6] untuk mengetahui warna api yang dominan. 15

Gambar 1. Skema Proses Gasifikasi HASIL DAN PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian karakteristik api syngas pada proses gasifikasi sekam padi dengan variasi AFR untuk mengamati warna dan temperatur api. Hasil penelitian pada AFR 1,08 ditunjukkan pada Gambar 3. Dari gambar tersebut terlihat bahwa pada menit pertama persentase warna merah mencapai 86% dan 14% untuk warna biru. Pada menit awal,dimana api dominan warna merah temperatur api mencapai 132,6 ºC pada titik 1 dan 106,3 ºC pada titik 2. Gambar 2. Skema pengambilan data api Gambar 3. Karakteristik Api Syngas pada AFR 1,08 Pada menit-menit berikutnya persentase warna merah menurun hingga 6% pada menit ke 10, sedangkan persentase warna biru meningkat hingga 94 %. Kenaikan persentase biru diikuti dengan kenaikan temperatur api sebesar 612,5 ºC di titik 1 dan 556,1 ºC pada titik 2. Pada menit 10 merupakan kondisi api terbaik yang ditunjukkan oleh temperatur tertinggi (612,5 ºC) dan warna api terbesar (94%). 16

Pada AFR ini belum mencapai kondisi api yang terbaik, karena api belum mencapai warna biru 100 %. Setelah mencapai posisi tertinggi,, temperatur api mengalami penurunan pada menit -menit berikutnya. Pada menit ke 15 temperatur api mencaai temperatur terendah hingga mencapai 368,2 ºC pada titik 1 dan 142,4 ºC pada titik 2. Penurunan temperatur diikuti dengan penurunan persentase warna biru. Pada AFR 1,08 api menyala hanya sekitar 15 menit. Hasil penelitian gasifikasi sekam padi dengan AFR 1,35 ditunjukkan pada Gambar 4. Dari gambar tersebut terlihat, persentase warna merah mencapai 49% dan persentase warna biru sebesar 51%. Temperatur api pada menit pertama mencapai 245 ºC pada titik 1 dan 187 ºC pada titik 2. Kemudian persentase warna biru meningkat hingga 100% pada menit ke 6 sedangkan persentase warna merah menurun sebesar 0%. Kenaikan persentase warna biru diikuti dengan kenaikan temperatur hingga mencapai 675 ºC di titik 1 dan 464 ºC di titik 2. Pada AFR ini, warna api sudah mencapai 100% biru pada menit 6, dimana pada kondisi ini temperatur api mencapai nilai maksimum pada 675 ºC. Gambar 4. Karakteristik Api Syngas pada AFR 1,35 Pada menit berikutnya kualitas api mulai menurun sampai posisi terendah pada menit 15 yang ditunjukkan oleh persentase warna biru menurun hingga 79% dan persentase warna merah meningkat sebesar 21% serta kenaikan temperatur senilai 210 ºC di titik 1 dan 155,3 ºC di titik 2. Pada AFR 1,35 api menyala juga hanya sekitar 15 menit. Gambar 5. Karakteristik Api Syngas pada AFR 1,62 17

Hasil penelitian gasifikasi sekam padi dengan AFR 1,62 ditunjukkan pada Gambar 5. Dari gambar tersebut terlihat, bahwa pada menit pertama, persentase warna merah mencapai 69% dan warna biru sebesar 31%. Temperatur api dimenit pertama sebesar 324 ºC dititik 1 dan 215 ºC pada titik 2. Saat menit ke 9 persentase warna biru mencapi 100% sedangkan persentase warna merah menurun hingga 0%, yang menunjukkan pada menit ini mencapai kondisi api terbaik yang ditunjukkan oleh warna api 100% biru. Kenaikan persentase warna biru diikuti oleh kenaikan temperatur sebesar 517,4 ºC di titik 1 dan 468 ºC pada titik 2. Kenaikan temperatur terjadi hingga menit ke 15 mencapai 750 ºC di titik 1 dan 508,4 ºC di titik 2 yang merupakan temperatur tertinggi. Pada menit berikutnya temperatur api menurun hingga mencapai 516,3 ºC pada titik 1 dan 320 ºC pada titik 2 pada menit 25. Penurunan temperatur diikuti dengan penurunan persentase warna, dimana pada menit ke 25 persentase warna merah sebesar 28% sedangkan persentase warna biru mencapai 78%. Pada AFR ini, api menyala lebih lama, hingga sekitar 25 menit. Gambar 6. Karakteristik Api Syngas pada AFR 1,90 Adapun hasil pada gasifikasi sekam padi dengan AFR 1,90 ditunjukkan pada Gambar 6, dimana pada gambar tersebut terlihat, temperatur api pada menit pertama mencapai 627,50 ºC pada titik 1 dan 390,30 ºC pada titik 2. Persentase warna merah dalam menit awal mencapai 54% dan warna biru sebesar 46%. Pada menit ke 8 selanjutnya temperatur api meningkat sebesar 805,9 ºC dititik 1 dan 716,7 ºC pada titik 2. Kenaikan temperatur diikuti dengan meningkatnya persentase warna api. Persentase warna biru mencapai 100 % pada menit ke 8 sedangkan pada persentase warna merah terjadi penurunan hingga 0%. Setelah mengalami peningkatan, temperatur api mengalami penurunan pada menit ke 14 hingga 625 ºC titik 1 dan 429,2 ºC pada titik 2. Pada AFR 1,9 api mencapai temperatur tertinggi yaitu di atas 800 ºC, tapi waktu nyala cukup singkat hanya sekitar 14 menit. Dari penelitian yang telah dilakukan dengan variasi AFR sebesar 1,08 hingga 1,90 diperoleh temperatur api yang bervariasi. Dari Gambar 7 terlihat bahwa pada AFR 1,08 memiliki temperatur api maksimal sekitar 600 C. Pada AFR 1,35 memiliki temperatur maksimal sebesar 675 C. Temperatur api maksimal meningkat pada AFR 1,62 hingga 750 C. Kemudian pada AFR 1,90 temperatur api maksimal meningkat sebesar 800 C. Gambar 7. Temperatur api dengan variasi AFR Gambar 8 ditunjukkan hasil penelitian warna api pada semua variasi AFR. Pada AFR 1,08 terlihat bahwa persentase warna biru pada menit awal 18

mencapai 14% kemudian seiring kenaikan temperatur warna biru naik hingga 94% pada menit ke 10. Pada menit-menit berikutnya persentase biru menurun, dengan lama api menyala 16 menit. Gambar 8. Warna api biru pada variasi AFR Pada AFR 1,35 persentase biru mencapai 51% di menit awal penelitian. Kemudian persentase biru mencapai 100 % pada menit ke 6 hingga menit ke 14 dan menit berikutnya persentase warna biru menurun. Kemudian dengan AFR 1,62 memiliki persentase biru 31% pada menit pertama kemudian meningkat hingga mencapai 100% pada menit 9 hingga menit 23, kemudia menurun hingga api mati pada menit 27. Penelitian dengan AFR 1,90 dihasilkan persentase persentase biru 46% pada menit pertama kemudian meningkat pada menit ke 8 sampai 100% hingga menit 14, setelah itu persentase api biru menurun dan mati pada menit 14. Pada Gambar 9 ditunjukkan persentase api warna merah dengan variasi AFR. Gambar 9. Persentase warna merah dengan membandingkan semua AFR Pada AFR 1,08 warna merah menurun hingga 10% pada menit ke 10. Pada menit akhir persentase merah meningkat hingga 20%. Pada AFR 1,35 persentase merah mencapai 50% di menit awal penelitian kemudian menurun hingga 0% pada menit 6. Pada menit akhir persentase warna merah menaik hingga 20%. Pada AFR 1,62 memiliki persentase warna merah sebesar 70 % pada menit pertama kemudian menurun hingga 65 %. Pada menit 10 persentase warna merah menurun hingga 0 % hinga menit 22. Pada menit akhir persentase warna merah meningkat kembali. Penelitian berikutnya dengan AFR 1,90 dihasilkan persentase persentase merah sebesar 55 % pada menit pertama dan menurun pada menit ke 8 sebesar 0 % hingga menit 11, kemudian meningkat pada menit ke 12. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan data bahwa kualitas syngas yang kurang baik ditunjukkan dengan warna api merah dominan pada menit awal dan berkurang pada menit-menit berikutnya. Sehingga semakin kecil persentase merah maka semakin baik syngas tersebut. Api yang baik ditunjukkan oleh warna biru dan temperatur api yang tinggi pada waktu yang lama, yang menunjukkan flammable gas terbentuk lebih lama. Pada penelitian ini dihasilkan api yang terbaik diperoleh pada AFR 1,62 yang ditunjukkan dengan warna api biru 100% selama sekitar 20 menit meskipun temperatur hanya 750 ºC. KESIMPULAN Dari penelitian gasifikasi downdraft dengan bahan sekam padi 5 kg pada beberapa variasi AFR, diperoleh hasil: 1. Warna api dan temperatur api bisa menjadi parameter untuk menentukan kualitas syngas yang ditunjukkan dengan peningkatan warna api biru yang dominan yang selalu diikuti meningkatnya temperatur api. 2. Pada AFR 1,62 diperoleh kualitas api yang terbaik yang ditunjukkan oleh warna api 100% biru meskipun temperatur api tidak mencapai 800 ºC karena nyala api terjadi paling lama yaitu sekitar 25 menit sehingga kalor yang dihasikan lebih besar. DAFTAR PUSTAKA [1] Rajvanshi, A. K, 1986. Alternatf Energy in Agriculture, CRC Press. [2] Putri, G.A. 2009. Pengaruh Variasi Temperatur Gasifying Agent II Media Gasifikasi Terhadap Warna Dan Temperatur Api Paada Gasifikasi Reaktor Downdraft Dengan Bahan Baku Tongkol Jagung. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. [3] Aliyah, B. H. 2009. Pengaruh variasi rasio udara bahan akar terhadap warna dan temperatur api pada gasifikasi reaktor downdraft dengan bahan baku tongkol jagung. Institut Sepuluh November. [4] Najib, L., dan Darsopuspito, S. 2012. Karakterisasi Proses Gasifikasi Biomassa Tempurung Kelapa Sistem Downdraft Kontinyu dengan Variasi AFR dan Ukuran Biomassa. Jurnal Teknik Pomits. 1 (1) 1-4 [5] Hadi S. dan Dasopuspito S, 2013. Pengaruh Variasi Perbandingan Udara Bahan Bakar T erhadap Kualitas A pi Pada G asifikasi Reaktor D owndraft Dengan Suplai B iomass Serabut Kelapa S ecara Kontinyu, Jurnal Teknik Pomits, 2 (3) 384-387 [6] Handoyo, E.D. 2006. Perancangan Mini Image Editor Versi 1.0 sebagai Aplikasi Penununjang Kuliah Digital Image Processing. Universitas Kristen Maranata. 19