WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG ETIKA BERBUSANA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR : 04 TAHUN 2005 T E N T A N G BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2003 NOMOR 05 SERI C NOMOR 03

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA NOMOR : 5 TAHUN 2003 TENTANG KEWAJIBAN BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH

Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya suasana kehidupan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH DI KABUPATEN SOLOK

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 7 TAHUN 2015 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 12 Tahun 2001 TENTANG

- Perda ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, 24 Januari 2014.

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016

WALIKOTA KENDARI, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA TEBING TINGGI JALAN DR. SUTOMO NO. 14 TELP TEBING TINGGI

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BERBAHASA DAN BERPAKAIAN MELAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Displin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG LARANGAN PERBUATAN TUNA SUSILA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PEMERINTAH KOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

KODE ETIK MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) YASNI MUARA BUNGO

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

TATA TERTIB KEHIDUPAN KEMAHASISWAAN DI KAMPUS

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PROVINSI SULAWESI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG TENAGA KERJA LOKAL

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2018 TENTANG DISIPLIN APARATUR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BOGOR PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR 6 TAHUN TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN BATIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Nomor : Dj.I/255/2007. Tentang TATA TERTIB MAHASISWA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS ADAT ACEH KOTA BANDA ACEH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PSYCHE 2017

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR

Sekretariat: Gedung Fakultas Farmasi UI, KETETAPAN

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 35 TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

BUKU KODE ETIK MAHASISWA

I. TATA TERTIB DAN SANKSI PELANGGARAN PPL- KKN- TERINTEGRASI FKIP UNSYIAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

KOTA TANGERANG SELATAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DELI SERDANG

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

KODE ETIK DAN TATA TERTIB MAHASISWA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2012

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Kode Etik Mahasiswa STKIP PGRI PACITAN 2009

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PENERTIBAN HEWAN TERNAK DALAM WILAYAH KABUPATEN KONAWE SELATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWAAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN PRAKTEK TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

SARANA 1) Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku; dan 2) Rapat-rapat pimpinan Universitas, Program Pascasarjana, dan Program Studi.

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN PEDAGANG KAKI LIMA MUSIMAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

BERITA NEGARA. ARSIP NASIONAL. Pakaian Dinas. Pegawai. Pencabutan.

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TASIKMALAYA

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR 13 TAHUN TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PELARANGAN DAN PENERTIBAN PENYAKIT MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG ETIKA BERBUSANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa etika berbusana merupakan kumpulan norma dalam berbusana yang didasarkan pada konteks budaya atau adat istiadat masyarakat dan sesuai dengan nilainilai religius yang dianut serta dipelihara, dalam rangka mewujudkan masyarakat Kota Kendari yang tertib dan rapi dalam berbusana; b. bahwa busana yang ketat, terbuka atau fulgar tidak sesuai dengan kearifan lokal masyarakat Kota Kendari yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya atau adat istiadat dan sesuai dengan nilai religius, juga secara sosial dapat memicu tindak pidana pelecehan seksual; c. bahwa peraturan daerah yang mengatur tentang etika berbusana di Kota Kendari sampai saat ini belum tersedia; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Etika Berbusana: Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1995 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3206); 1

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3206); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; DENGAN PERSETUJUAN BERSAMA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA KENDARI dan WALIKOTA KENDARI MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG ETIKA BERBUSANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Kendari. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota Kendari dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Walikota adalah Walikota Kendari. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Kendari. 5. Etika Berbusana adalah nilai-nilai yang menjadi patokan berbusana yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Kota Kendari. 6. Busana yang baik adalah pakaian yang menutupi anggota tubuh tertentu bagi laki-laki dan bagi perempuan sehingga tidak nampak, tidak transparan, dan tidak ketat. 2

7. Busana yang baik bagi laki-laki yang tidak boleh diperlihatkan adalah anggota tubuh dari pusat sampai ke lutut. 8. Busana yang baik bagi perempuan yang tidak boleh diperlihatkan adalah anggota tubuh dari atas dada sampai ke lutut. 9. Pegawai adalah setiap Aparatur Sipil Negara, Tenaga Honorer/Kontrak Kerja dan tenaga lainnya yang bekerja pada kantor di lingkungan Pemerintah Kota Kendari. 10. Peserta didik adalah peserta didik pada jenjang sekolah dasar sampai jenjang sekolah menengah atas. 11. Masyarakat adalah masyarakat Kota Kendari. 12. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disebut BUMD adalah Badan Usaha Milik Daerah Kota Kendari. BAB II MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI Bagian Pertama Maksud Pasal 2 Etika Berbusana dimaksudkan untuk memberikan patokan norma berbusana dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat Kota Kendari sebagai peradaban yang berakar pada nilai-nilai budaya atau adat istiadat yang sesuai dengan nilai-nilai religius yang dianut serta dipelihara oleh masyarakat Kota Kendari. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 Tujuan pengaturan tentang etika berbusana adalah : a. membiasakan masyarakat Kota Kendari untuk berbusana dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat; b. membentuk masyarakat Kota Kendari yang tertib dan rapi dalam berbusana, sebagai identitas Kota Kendari sebagai Kota Bertakwa; dan c. membentuk sikap dan kepribadian yang baik dan berakhlak mulia bagi masyarakat Kota Kendari. 3

Bagian Ketiga Fungsi Pasal 4 Fungsi berbusana dengan baik adalah : a. Menutup Aurat; b. Menghindari Fitnah; c. Menjaga harkat dan martabat; d. Identitas, citra diri dan agama; e. Kesehatan, keindahan; f. Bernilai ibadah. BAB III KEWAJIBAN DAN PELAKSANAAN Bagian Pertama Kewajiban Pasal 5 (1) Setiap pegawai pada instansi, dan peserta didik pada lingkup Pemerintah Kota Kendari wajib berbusana dengan baik. (2) Bagi masyarakat umum Kota Kendari wajib berbusana dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Bagian Kedua Pelaksanaan Pasal 6 (1) Berbusana yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilaksanakan pada : a. Kantor Pemerintah Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah; b. Lembaga pendidikan formal dan non formal; c. Acara resmi; d. Ruang publik. (2) Masyarakat yang mengadakan hiburan / pesta di masyarakat, membuat pernyataan sanggup menampilkan suasana berbusana yang baik dalam penyelenggaraannya. (4) Busana yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan, budaya atau adatistiadat diserahkan kepada ajaran masing-masing agama dan budaya atau adat-istiadat masing-masing. (5) Busana yang berkaitan dengan kegiatan olahraga tertentu, seperti renang atau olahraga sejenisnya dapat menggunakan busana yang sesuai dengan kegiatan olahraga dimaksud pada tempat dilaksanakannya kegiatan tersebut. 4

Pasal 7 (1) Ketentuan mengenai busana yang baik bagi pegawai pada kantor Pemerintah Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a adalah sebagai berikut : a. laki-laki : 1) Memakai celana panjang; 2) Memakai baju lengan panjang / pendek; b. perempuan : 1) Memakai baju lengan pendek/panjang dan menutupi pinggul; 2) Memakai rok yang menutupi lutut atau celana panjang; (2) Busana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah busana yang tidak tembus pandang (tidak transparan), dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh (tidak ketat). Pasal 8 (1) Ketentuan memakai busana yang baik bagi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b adalah sebagai berikut : a. laki-laki : 1) Memakai celana panjang/pendek yang menutupi lutut; 2) Memakai baju lengan panjang/pendek. b. Perempuan : 1) Memakai baju lengan pendek/panjang yang menutupi dada dan pinggul; 2) Memakai rok atau celana panjang yang menutupi sampai mata kaki; (2) Busana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah busana yang tidak tembus pandang (tidak transparan) dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh (tidak ketat); Pasal 9 (1) Ketentuan mengenai model busana pada lingkup pemerintah daerah dan lingkup badan usaha milik daerah diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. (2) Ketentuan mengenai model busana pada lingkup lembaga pendidikan diatur dalam peraturan internal lembaga pendidikan yang bersangkutan, selama tidak bertentangan dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan daerah ini. (3) Ketentuan mengenai model busana pada masyarakat umum berlaku prinsip bebas rapi selama tidak bertentangan dengan ketentuan busana yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 6. 5

Pasal 10 (1) Ketentuan memakai busana yang baik pada acara resmi tunduk pada ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 angka 6. (2) Anjuran mengenakan busana yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan dengan cara mencantumkan ketentuan berbusana yang baik di dalam undangan. BAB IV PENGAWASAN Pasal 11 (1) Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Pemerintah Kota Kendari. (2) Tata Cara pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dalam Peraturan Walikota. BAB V SANKSI Pasal 12 (1) Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi. (2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut : a. Bagi Aparatur Sipil Negara dalam lingkup Pemerintah Kota Kendari akan ditetapkan kemudian dengan Keputusan Walikota; b. Bagi peserta didik dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku; c. Bagi instansi dan sekolah yang tidak mematuhi ketentuan yang berlaku dikenakan sanksi berupa teguran secara lisan dan tertulis; d. Bagi penyelenggara acara yang tidak mematuhi ketentuan yang berlaku dikenakan sanksi berupa teguran secara lisan, tertulis dan acaranya dapat dihentikan; e. Bagi masyarakat umum dikenakan sanksi berupa teguran secara lisan dan / atau secara tertulis. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 13 (1) Peraturan Daerah ini hanya berlaku bagi masyarakat yang berdomisili dan atau bekerja dalam wilayah Kota Kendari. (2) Bagi masyarakat dari daerah lain yang berkunjung atau bermukim tetap atau sementara dapat menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini. 6

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Daerah ini berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Kendari. Ditetapkan di Kendari pada tanggal, 22 12-2014 WALIKOTA KENDARI, Diundangkan di Kendari pada tanggal, 22 Desember 2014 H. ASRUN SEKRETARIS DAERAH KOTA KENDARI, ALAMSYAH LOTUNANI LEMBARAN DAERAH KOTA KENDARI TAHUN 2014 NOMOR 18 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum dan Perundang Undangan Sekretariat Daerah Kota Kendari, ABD. MUSTAND PASAENO, SH.MH NIP. 19591218 199103 1 003 7