Seri 3 Kesatria Baju Putih Karya : Wen Rui Ai Panji Akbar Matahari Terbenam Pendahuluan Pada tahun Shao Xing 11, Ye Fei seorang jenderal dari

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Sejarah Singkat Ilmu Feng Shui

dak. Dia harus bisa merebut kembali daftar nama itu hal itu baru bisa membuktikan..." "Permintaan Nona terlalu banyak!" "Permintaanku tidak banyak.

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR


Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana,

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

Kura-kura dan Sepasang Itik

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

SATU. Plak Srek.. Srek

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Cerita 19 dari 60.

mbasahi tubuh Wan Tian-pin, wajahnya yang kurus kering, di balik noda darah terlihat tawa yang menakutkan.

水神海神. (Shui Xian, Hai Shen) Dewa Air dan Dewa Laut

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap

Kuda Berkacamata Hitam

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

Chapter I. Saudaraku,

Loyalitas Tak Terbatas

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

SHIN HAIDO THE FINNEGANS SHADOWS #1. Penerbit FD Company IVAN DE FINNEGAN

Pengalaman dalam klinik menunjukkan bahwa batuk nonproduktif (produk lendir sedikit atau. Penanganan Batuk Secara Alami ala Rumah Sehat Citra

Kisah Dari Negeri Anggrek

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Dewa-Dewa Taoisme Yang Terkemuka

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi.

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Intro. Cupve - Izzi - Guardian

Heart 119. Dan aku harap, kita tidak akan pernah bertemu. lagi.

Belajar Memahami Drama

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.2

( 城隍爺, 文武判官, 七爺, 八爺 )

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

AYAH MENGAPA AKU BERBEDA?

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.5

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

AKU AKAN MATI HARI INI

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole.

Pengendalian Emosi. Rerata Empirik (RE) : 124,95. Rerata Hipotetik (RH) : 107,5. Tergolong Tinggi

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

Wen Chang Di Jun, Kui Dou Xing Jun, Zhu Yi Fu Zi Dewa Pelindung Kaum Terpelajar

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

MODUL 25 TYPE A UMUR 4 6 BULAN (3 BULAN 16 HARI 6 BULAN 15 HARI)

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.6

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

Lima Belas Tahun Tidak Lama

BAB 1. *** Seoul International High School

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

Tubuh-tubuh tanpa bayangan

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Impossible Love. Between 2 Worlds. Prolog. Profita Dewi Nadita

Latihan Olah Nafas Zhen Qi

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

REVIEW. Mulut heart-shaped-nya menjadi lebih pucat dari sebelumnya. Ia meringis ketika rasa sakit menghantam perut bawahnya: kram.

#### Selamat Mengerjakan ####

Tanggal kelima belas bulan Juni. Purnama bersinar

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud Sang Raja (Bagian 1)

Ditulis oleh Ida Ar-Rayani Selasa, 30 Juni :03 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :13

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Biaya : Upgrade : Tongkat suci Chakra Meditasi. Biaya : Upgrade : tidak ada. Biaya :

KELELAWAR YANG PENGECUT WRITTEN BY. AMINATUN

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

[CERITA DARI FASCHEL-SECANGKIR RINDU] August 27, Secangkir Rindu

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud Sang Raja (Bagian 1)

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Suatu hari, saat liburan semester pertama mereka pergi ke sebuah pantai. Disana mereka menghabiskan waktu hanya bertiga saja. ``Aku mau menuliskan

2. Gadis yang Dijodohkan

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

Transkripsi:

Seri 3 Kesatria Baju Putih Karya : Wen Rui Ai Panji Akbar Matahari Terbenam Pendahuluan Pada tahun Shao Xing 11, Ye Fei seorang jenderal dari Kerajaan Song karena telah dikhianati oleh Qing Hui seorang Menteri dorna akhirnya dia terbunuh. Qing Hui bermaksud bersekongkol dengan Tentara Jin (Kim). Pada tahun yang sama di bulan 11, akhirnya terjadi kesepakatan antara Kerajaan Song dan Tentara Jin. Kesepakatan ini menyebabkan Kerajaan Song bukan hanya kehilangan wilayahnya tapi juga merupakan penghinaan terhadap prajurit-prajurit Kerajaan Song. Akhirnya kesepakatan ini malah mengantarkan Kerajaan Song hancur di tangan bangsa asing. Kesepakatan antara Tentara Jin dan Kerajaan Song hanya bertahan selama 20 tahun. Begitu raja Kerajaan Song yang bernama Gao Zhong, dan jenderal besar Tentara Jin yang bernama Wu Shu meninggal, Jin Xi Zhong yang masih muda menggantikannya. Dia senang minum-minum dan senang membunuh, akhirnya dia dibunuh oleh adiknya sendiri. Liang mengangkat dirinya menjadi raja. Dia sangat menyukai budaya Tiongkok. Pada tahun 1159, dia mengumpulkan enam ratus ribu pasukan dan menyerbu Kerajaan Song, mereka tiba di propinsi An Hui sekarang. Waktu itu jenderal-jenderal dan para pejabat yang masih setia dan berani mati, dibunuh oleh Perdana Menteri Qing Hui dan raja bodoh yang diperalatnya, prajuritprajurit sudah tidak ada semangat berjuang lagi, mereka mengikuti arah angin bergoyang ke sana kemari. Begitu Tentara Song melihat banyak Tentara Jin yang menyerbu, mereka sangat ketakutan. Mereka tahu jika mereka maju berperang, mereka pasti akan kalah. Walaupun mereka bisa menang, tapi nasib mereka akan sama seperti Jenderal Ye Fei. Dengan bersusah payah akhirnya mereka berhasil mengalahkan Jenderal Wu Shu dan bekerja sama dengan para pendekar He Bei. Sewaktu mereka sedang menikmati kemenangan mereka dipaksa kembali ke kerajaan dan Propinsi He Nan dikembalikan lagi kepada Tentara Jin. Karena itu Tentara Song berada di pihak yang kalah dan para prajurit melarikan diri berpencar entah ke mana. Saat melarikan diri, terdengar jeritan rakyat bercampur menjadi satu. Panji Tentara Song berhasil direbut oleh Tentara Jin. Peperangan sudah mendekati Huai Bei. Waktu itu Yu Yun Wen mengumpulkan para prajurit yang tersisa dan menyusun strategi baru untuk memerangi Raja Jin yang bernama Liang, saat itu adalah penentuan hidup dan mati. BAB I Tujuh orang aneh Di kabupaten Huai Yin, di kota Huai An. Shao Xing tahun 31. Musim semi. Di sebuah perusahaan perjalanan (Biao) yang bernama Huai Yang. Panji Biao Huai Yang tampak berkibar, wajah-wajah anggota Biao di sana berwarna seperti besi. Wajah mereka merenggut dan mereka sama sekali tidak bersuara. Dalam perusahaan Biao Huai Yang, ada tiga orang terpenting dalam perusahaan itu mereka kira-kira berumur 40 tahun, dia bermarga Cai, dan bernama Bu Pin. Dia menguasai 36 macam jurus tombak. Di Huai Yin orang yang terkenal bisa menggunakan tombak adalah dirinya. Orang kedua terpenting dalam Biao Huai Yang berumur 40 tahun lebih, bermarga Wu, dan bernama Shen Si. Pembawaannya sangat tenang. Dia sangat menguasai jurus Feng Mo Zheng Fa (jurus tongkat siluman gila) dan Da Mo Gun Fa (jurus tongkat Da Mo= Tat Mo). Dia adalah penasehat di perusahaan Biao Huai Yang, juga menjabat sebagai kepala pelatih di Biao Huai Yang. Hari ini, kedua orang penting dari perusahaan Biao Huai Yang tampak sedang duduk di ruang tamu. Wajah mereka terlihat serius dan sikap mereka terlihat dingin. Cai Bu Pin menggebrak meja dan berkata, "Kurang ajar! Penjahat Jin (Kim) memang keterlaluan! Kita orang-orang Song sudah digencet mereka sampai tidak bisa bernafas lagi!" Wu Shen Si segera bersuara, "Shhhtt!". Dia memberi tanda kepada Cai Bu Pin agar tidak berbicara lagi. Dia berkata, "Lao San, masalah memaki kerajaan tidak perlu kita lakukan. Jika kita diadukan kepada

kepala pemerintahan, keluarga kita pasti akan dibunuh. Aku sudah berkeluarga, aku tidak tahan disiksa seperti itu!" Cai Bu Pin tahu Wu Shen Si bukan seorang penakut, dia hanya ingin menasehatinya saja. Segera dia berkata, "Kakak Kedua, penjahat itu sudah menyerang Cai Shi. Katanya beberapa hari ini, di kota banyak orang yang mencurigakan. Mereka tampak berjalan-jalan di kota. Kita adalah putra kerajaan Song. Kita harus membunuh beberapa anjing Jin itu!" Wu Shen Si berpikir sebentar lalu berkata, "Hanya dengan membunuh beberapa orang saja rasanya tidak akan ada gunanya. Kemarin Kakak Tertua sudah pergi ke Huai Bei untuk bertemu dengan Pendekar Long Zhai Tian dan berunding dengannya. Jika perlu kita akan membubarkan perusahaan Biao ini, kemudian bergabung dengan Tuan Long Zhai Tian mengikuti Jenderal Yu membunuh para anjing Jin!". Cai Bu Pin bertepuk tangan dan tertawa, "Aku rasa lebih baik seperti itu!" Tiba-tiba terdengar suara keras bercampur dengan suara bentakan dari luar pintu! Seorang anggota perusahaan Biao dengan terengah-engah masuk ke ruang tamu. Dia tidak bisa berbicara karena nafasnya menderu cepat. Cai Bu Pin segera menghampirinya dan bertanya, "Ada apa? Cepat katakan!" Karena terjatuh, dahi anggota Biao ini berdarah dan tangan kirinya terkilir. Dia berkata, "Tuan Kedua, Tuan Ketiga, di luar ada beberapa penjahat Jin berikut beberapa orang pengkhianat Han. Mereka mengatakan ingin bertemu dengan kepala perusahaan Biao. Karena orang-orang perusahaan kita melihat yang datang adalah para penjahat Jin, mereka marah. Tidak disangka di antara ketujuh orang itu, muncul 2 orang raksasa, dan sudah membuat saudara-saudara kita...dipukul..." Cai Bu Pin marah dan membentak, "Saudara kita dipukul seperti apa? Anjing Jin, berani datang ke kota Huan An, lalu memukul orang-orangku, aku harus menghajar mereka!" Kata-katanya belum selesai, dari luar melayang masuk 3 orang. Mereka adalah anak buah Cai Bu Pin. Beberapa kali tubuh mereka bergetar. Wajah mereka tampak belepotan darah, tapi sebentar kemudian sudah tidak bergerak lagi. Sebetulnya ilmu silat ketiga orang perusahaan Biao ini lumayan tinggi, tapi hanya dalam waktu sebentar mereka berhasil dibabat oleh orang-orang Jin. Wu Shen Si merasa tersinggung dan marah melihat semua ini! Cai Bu Pin meloncat keluar. Dengan marah dia membentak, "Kurang ajar! Berani membunuh orang-orang perusahaan Biao Huai Yang..." Waktu itu, tiba-tiba dari luar pintu muncul 7 orang. Mereka berbaris membentuk angka satu aksara China. Mereka dengan dingin berdiri di depan pintu. Hati Wu Shen Si terasa dingin. Dengan cepat dia berkata, "Lao San, jangan berontak!" Tapi Cai Bu Pin sudah lari keluar! Begitu Cai Bu Pin keluar, dari ketujuh orang itu, 6 di antaranya tidak bergerak. Salah satu laki-laki yang berbadan tegap dan tinggi sudah menghadang Cai Bu Pin. Kecepatan tubuhnya 10 kali lipat dibandingkan Cai Bu Pin, dan tenaganya seperti bisa mendorong gunung dan bisa menumpahkan isi laut. Cai Bu Pin hampir bertabrakan dengan orang itu. dia segera berhenti dan merasa terkejut. Cai Bu Pin bukan orang biasa, tangannya sudah menggenggam sebuah tombak! Belum sempat bertabrakan, tombaknya sudah menotok di 3 tempat jalan darah lawannya, cepat dan juga tepat. Jurus ini bernama Han Ya San Dian (Jurus tiga totokan burung gagak dingin). Cai Bu Pin paling apal menguasai jurus ini dan juga merupakan jurus yang terkenal. Maka pada saat dia melancarkan serangan, jurus inilah otomatis yang digunakan. Cai Bu Pin tidak tahu kalau orang yang datang bukanlah sembarang orang, dia juga mengeluarkan serangan untuk membunuh! Tiga buah mata tombak siap menusuk dan menotok orang itu. Tapi orang itu tidak terkena tusukan tombaknya malah gerakan majunya menjadi lambat. Sebaliknya Cai Bu Pin malah semakin cepat melangkah. Tiba-tiba tombak yang dipergunakan untuk menusuk malah terlepas terbang dari hadapan orang itu. Cai Bu Pin terkejut dan mundur! Tapi dari belakang sudah menunggu seorang laki-laki berbadan tinggi besar. Gerakannya lebih cepat dari gerakan laki-laki pertama. 'Waktu itu puluhan orang perusahaan Biao masuk ke lapangan penerima tamu, mereka memperhatikan 6 orang yang datang. Hanya dalam waktu singkat tinggal 5 orang. Pertarungan ini hanya terlihat seperti bayangan yang bergerak cepat. Di arena pertarungan ternyata sudah bertambah satu orang lagi!

Cai Bu Pin merasakan adanya bahaya. Dia ingin menyingkir kesamping tapi lawannya datang sangat cepat. Dia tidak bisa menghindar lagi. Hanya terdengar suara PING! PING! Yang satu berada di depan dan yang satu berada di belakang, mereka mengurung Cai Bu Pin di tengah-tengah. Begitu melihat ada seseorang yang muncul dibelakangnya, hatinya ingin berteriak, "Bahaya!". Tapi tubuhnya terasa melayang terbang sedangkan kedua orang itu setelah menabrak sasaran mereka. Lalu mereka berpisah lagi, berdiri di kiri dan di kanan, kelima orang itu dan sama sekali tidak bergerak. Begitu Wu Shen Si berada di lapangan pertarungan, dengan tepat bisa menangkap Cai Bu Pin yang roboh. Tulang-tulang Cai Bu Pin tampak sudah tidak ada yang utuh. Tulang-tulangnya hancur, kemudian menancap ke dalam daging. Dia langsung meninggal. Wu Shen Si marah dan terkejut. Bola matanya seakan mau keluar. Dia ingin bertarung dengan mereka tapi setelah dipikir-pikir dia menahan diri, dia melihat baru saja bertarung, dengan mudah Cai Bu Pin telah dibunuhnya, berarti ilmu silat mereka sangat tinggi dan cara bertarung mereka sangat aneh. Karena itu dia tidak ingin secara sembarangan menyerang, jika tidak, dia juga akan mati siasia. Dia menarik nafas, dengan pelan-pelan lalu berdiri melihat orang-orang itu. Mereka terdiri dari 7 erang, salah satu dari mereka telah berumur 40 tahun. Wajahnya terlihat sangat serius, dia tidak marah tapi telihat berwibawa, wajahnya cukup tampan. Dia memakai baju panjang dan tangannya dimasukkan ke dalam lengan baju. Melihat apa yang terjadi di lapangan, dia tidak bertanya dan seperti tidak melihat. Orang yang berada di sebelah kirinya, memakai baju Qi Dan. Wajahnya juga terlihat sangat berwibawa, perawakannya tinggi dan besar. Siapapun yang berdiri di depannya, paling-paling tingginya hanya mencapai pundaknya. Kedua matanya, hanya melihat dingin tapi tidak terlihat ekspresi apapun di wajahnya. Di sebelah kanannya adalah seorang La Ma (biksu Tibet). Memakai baju biksu berwarna merah dan selempang berwarna emas yang dipakai di sebelah kanannya. Tangannya memegang sebuah sekop berbentuk seperti gigi. Sekop itu beratnya kurang lebih 10-15 kilogram tapi pada saat dipegang olehnya seperti tidak memerlukan tenaga besar. Di kepalanya masih ada seuntai tasbih yang terbuat dari kayu berwarna merah, biji tasbih itu besar dan juga berkilau. Kedua mata La Ma ini seperti bisa mengeluarkan kobaran api. Wu Shen Si yang melihatnya, merasa jantungnya terus berdebar-debar karena terpengaruh oleh pembawaan La Maini. Di kanan La Ma adalah orang yang berdandan seperti suku bangsa Nu Zhen, perawakannya tinggi dan kurus. Kesepuluh jarinya berbentuk seperti cakar elang, panjang dan lancip-lancip. Dengan wajah seram dia melihat Wu Shen Si. Membuat hati Wu Shen Si menjadi dingin. Di sebelah kiri orang Qi Dan itu ada satu orang bersuku Han. Usianya kira-kira 50 tahun, wajahnya seperti tikus, memakai baju putih yang terbuat dari sutra, terlihat sangat mewah. Kumisnya seperti kumis kucing. Tangan kirinya memegang sebuah panji bertuliskan 'Song'. Tangan kanannya memegang panji bertulisan huruf 'Jin'. Langkah kakinya pada saat berjalan seperti angka delapan (huruf China). Di pinggangnya masih terselip sempoa besi berwarna hitam. Dia menyipitkan matanya. Dengan pandangan tidak bersahabat dia menatap Wu Shen Si. Di sisi kiri dan kanan orang itu, masih ada 2 orang laki-laki bangsa Mongolia. Badan mereka tinggi juga besar. Lebih kasar dan besar dari orang Qi Dan itu, wajah mereka tampak sangat keras. Daging di seluruh tubuh mereka menggelembung seperti panci besi. Dalam setengah jurusnya, Cai Bu Pin langsung terpukul mati. Kedua orang Mongolia itu memiliki wajah dan perawakan hampir sama. Mereka berdiri dengan sikap sangat sombong, tapi menghormati kelima orang itu. 0-0-0 Wu Shen Si menahan kesedihan di dalam hatinya. Dengan marah dia berkata, "Kalian tidak minta ijin terlebih dulu, langsung masuk ke perusahaan Biao kami, setelah itu membunuh orang-orang perusahaan Biao dan juga membunuh adik ketiga. Sebenarnya apa tujuan kalian?" Orang-orang perusahaan Biao itu yang telah kalah di tangan ketujuh orang itu. Melihat musuh dengan mudah bisa membunuh orang ketiga terkuat di perusahaan ini, mereka tidak bersuara. Begitu mendengar Wu Shen Si bertanya, merekapun ikut marah, "Penjahat, apa mau kalian sebenarnya!" "Anjing Jin, kalian cari mati saja!" "Kurang ajar! Ketua Biao dan wakil ketua kami akan menangkap kalian lalu melemparkan kalian ke sungai sebagai makanan ikan...

Cambang laki-laki yeng bersenjata Sempoa itu tampak bergerak-gerak. Sambil tertawa dia berkata, "Ohi Daging cincang yang tergeletak di bawah ini, apakah dia adalah Pendekar Ketiga Cai? Kami mohon maaf!" Mendengar kata-kata itu, orang-orang yang ada di sana semakin marah. Wu Shen Si yang lebih berpengalaman, segera bertanya, "Apakah Tuan adalah si Sempoa Besi dari He Bei XiWuHou,TuanXi?" Orang itu tertawa, "Benar. Aku masih mempunyai julukan jelek lainnya yaitu, apapun akan kujual jika mati tidak akan mempunyai keturunan. Jika tidak ada lagi yang ingin disampaikan oleh Pendekar Wu, biar aku membantu Anda membentahu." Orang-orang perusahaan Biao mendengar semua perkataannya. He Bei Xi Wu Hou terkenal menjual segala apapun, hati nurani, wajah, negara, rumah, sampai istri dan putra putrinya sekalipun. Asalkan dia bisa menjadi kaya dan makmur, mempunyai kekuasaan dan uang, dia pasti tega menjual semuanya. Dia bernama Xi Wu Hou karena orang-orang persilatan membencinya karena dia sering mengkhianati teman, maka mereka memanggilnya dengan sebutan Si Wu Hou (Mati tidak ada turunan). Wu Shen Si tahu kalau dia adalah Xi Wu Hou, karena di dunia persilatan yang bisa menjadikan sempoa besi sebagai senjata dan memiliki ilmu silat sangat tinggi, hanya ada 3 orang, dan salah satu di antaranya bernama Sempoa Emas, Xin Wu Er. Menurut orang-orang, dia sangat tampan. Sedangkan yang satu lagi bernama Tuan Sempoa, Bao Xian Ding. Menurut orang-orang yang pernah bertemu dengannya, dia berperawakan pendek, gemuk, dan dia berdandan seperti seorang pedagang. Kedua orang itu berpandangan sangat lurus. Satu-satunya yang tega menjual segala sesuatu hanya Xi Wu Hou. Dia sangat licik, kejam, dan berbahaya. Dia tega menjual negara untuk mendapatkan kemakmuran. Dia menjadi seorang pengkhianat dan dibenci oleh orang-orang. Begitu nama Xi Wu Hou terlontar, orang-orang perusahaan Biao terdiam karena dia memang terkenal karena kejamnya dan liciknya. Pikiran Wu Shen Si dengan cepat berputar. Dia tahu di antara ketujuh orang itu, Xi Wu Hou dan kedua orang Mongolia itu, ilmu silatnya lebih tinggi darinya. Sedangkan keempat orang lainnya, belum diketahui sampai sejauh mana kemampuan ilmu silat mereka. Hatinya terus mengeluh. Terdengar Xi Wu Hou tertawa licik, "Kau lihat, ini apa?" Dia melambaikanlambaikan kedua panji yang dipegangnya. Wu Shen Si menjawab dengan tenang, "Panji itu bertuliskan panji kerajaan Song dan satu lagi adalah kain perca milik penjahat Jin!" Xi Wu Hou tertawa dingin, "Panji kerajaan?" Dia melemparkan panji kerajaan Song, kemudian menginjak-injaknya. Orang-orang perusahaan Biao Huai Yang tidak kuat menahan penghinaan ini, mereka segera maju menyerang. Wu Shen Si ingin melarang tapi sudah tidak sempat. Dua orang perusahaan Biao yang berada di tengah-tengah udara ditangkap oleh sepasang tangan kemudian tenggorokan mereka dicekik. Hanya sebentar kedua orang perusahaan Biao itu tampak matanya melotot dan lidahnya terjulur keluar. Mereka sudah mati. Orang Mongolia itu yang telah membunuh mereka. Keadaan menjadi geger. Ada yang mencabut pedang untuk menyerang orang Mongolia itu. Tiba-tiba terdengar suara bentakan seperti guntur, "Hentikan! Jangan ingin mati konyol!" Orang-orang perusahaan Biao mendengar suara ini. Mereka segera berhenti. Wu Shen Si merasa sangat senang. Dia memanggil, "Da Shi Xiong (kakak tertua)." Semua orang perusahaan Biao dengan hormat memanggil, "Ketua Biao." Rambutnya sudah memutih, begitu juga dengan alisnya, dia terlihat sangat berwibawa. Dia adalah ketua Perusahaan Biao, Li Long Da. Ilmu telapak Jiang Tian Zhang yang dimilikinya sangat terkenal di Huai Bei. Ilmu silatnya jauh berada di atas Wu Shen Si. Wu Shen Si tampak menjadi tenang. Begitu melihat ada orang yang masuk ke perusahaan Biao, dia tahu kalau mereka bukan orang baik-baik. Dia sudah menyuruh orang pergi ke rumah Li Long Da dan memanggil Li Long Da untuk membantunya. Begitu Wu Shen Si melihat Kakak tertuanya sudah datang, dia tahu kalau Li Long Da pasti mempunyai cara menghadapi orang-orang jahat ini, maka hatinyapun merasa sangat tenang. Di antara ketujuh orang itu, kecuali Xi Wu Hou yang bicara dengan orang-orang perusahaan Biao, ada dua orang Mongolia yang sedang mengawasi orang-orang perusahaan Biao, keempat orang suku asing lainnya, terutama La Ma yang sorot matanya berpindah dari Wu Shen Si kepada Li Long Da.

Orang suku Nu Zhen itu dengan seram melihat ke sekeliling. Orang Qi Dan itu pada saat melihat Li Long Da muncul, dia melihat dengan sorot mata seram. Sorot mata ini membuat Li Long Da sempat bergetar kemudian dia tidak mempedulikannya lagi. Dia melihat tangannya. Sikapnya terlihat sangat santai. Dia tidak melihat ketempat pertarungan, dia berjalan mondar mandir. Sepertinya hal yang terjadi di sini, tidak ada hubungan dengannya. Li Long Da sangat berpengalaman. Dia tidak terlihat tergesa-gesa dan juga tidak marah-marah. Dengan suara lantang dia berkata, "Kalian sudah membunuh dan melukai orang-orang perusahaanku. Apakah perusahaan kami telah berbuat salah yang tidak kami ketahui. Harap kalian bisa memberitahukannya." Suara Li Long Da seperti guntur dan menggetarkan gendang telinga, sehingga telinga menjadi sakit, suara Xi Wu Hou malah seperti suara nyamuk tapi sangat jelas masuk ke telinga semua orang. "Tuan Li, tidak perlu terburu-buru. Aku akan memperkenalkan mereka kepada kalian." Li Long Da menahan amarahnya dan berkata, "Tuan kalau tidak salah adalah Jue Ming Suan Pan, sudah lama aku mendengar nama Anda." Xi Wu Hou tertawa, "Namaku tidak pantas dibicarakan." Dengan sikap hormat dia menunjuk orang Jin yang mengenakan baju mewah itu. "Tuan ini adalah keponakan raja Jin, beliau adalah pangeran Shen Ji. Pangeran Shen Ji sangat menyukai kebudayaan Tiongkok, karena itu beliau memiliki nama China, beliau bernama Jin Chen Ying. Jin adalah nama marga semua orang Jin. Ying artinya adalah elang, jadi nama beliau berarti raja burung. Tujuan Pangeran Jin kali ini ke selatan..." Salah seorang dari anak buah perusahaan Biao melihat Xi Wu Hou terus menjilat, dia berkata, "Chen itu Luo. Luo artinya jatuh. Luo Ying berarti burung mati, biasa dimasak oleh rakyat Song untuk dijadikan makanan" Orang berbaju mewah itu berkata, "Apa yang dia katakan?" Tiba-tiba orang Qi Dan itu bergerak. Orang perusahaan Biao yang sedang bicara itu suaranya berhenti karena kepalanya sudah terpenggal oleh telapak tangan orang Qi Dan itu. Tubuhnya masih tetap berdiri tapi darahnya sudah bermuncratan. Dia tidak tahu dia mati dengan cara apa. Orang Qi Dan itu sudah kembali lagi ke tempat semula. Orang Qi Dan itu menenteng kepala orang Biao ke hadapan orang berbaju mewah. Dengan sikap hormat dia berkata, "Orang itu mengatakan kalau dia tidak akan bicara mengenai hal itu lagi." Dengan puas orang berbaju mewah itu mengangguk. Dia mulai berjalan mondar mandir lagi. Orang-orang yang ada di perusahaan Biao itu tampak pucat wajahnya, termasuk Li Long Da sendiri. Tidak ada seorangpun yang bisa melihat jelas dengan cara apa orang Qi Dan itu 11 lembunuh saudara mereka! 0-0-0 BAB 2 Sekali pukul langsung mati Xi Wu Hou tampak sangat senang. Sambil tertawa dia menunjuk orang Qi Dan itu dan berkata, "Beliau adalah seorang jenderal besar dan nama beliau adalah Xia Hou Lie dari kerajaan Jin. Gerakan beliau tadi hanya memperagakan sedikit ilmu yang dimilikinya, supaya kalian, orang-orang yang pantas dikasihani, bisa terbuka matanya lebar-lebar!" Semua orang merasa marah mendengar perkataan Xi Wu Hou, sebenarnya Xi Wu Hou adalah orang Song mengapa dia mau saja menjadi kaki tangan negara lain? Tapi mereka pun takut pada wibawa Xia Hou Lie, karena itu mereka tidak berani bersuara. Li Long Da terdiam. Dia tidak bersuara sama sekali. Xi Wu Hou menunjuk La Ma berbaju merah dan berkata, "Beliau adalah Budha hidup dari Tibet, Ge La Tu, beliau juga seorang pesilat tinggi." Kemudian dia menunjuk orang suku Nu Zhen dan berkata, "Beliau adalah pesilat tinggi suku Nu Zhen, yaitu Tuan Wan Yan Zhu." Li Long Da berkata, "Yi!" ternyata Tuan Wan Yan Zhu yang mempunyai ilmu silat tinggi, dia pernah ke Zhong Y&an sekali dan mengalahkan enam orang pesilat tinggi Zhong Yuan. Dia sangat licik dan kejam. Li Long Da mengetahui kalau Tuan Wan Yan Zhu adalah ketua dari Ying Zhao Zhuo Ge Men yang ada di Nu Zhen. Semenjak masuk ke Zhong Yuan, dia tidak terkalahkan, kemudian bertemu dengan pendekar Jiang Nan Fang Zhen Mei, dan mereka telah bertarung 3 kali, dan dalam

ketiga pertarungan itu dia kalah, karena itu dia kembali lagi ke Nu Zhen. Li Long Da melihat Xi Wu Hou lebih menghormati Pangeran Jin dan Xia Hou Lie dibandingkan kepada Wan Yan Zhu, dia merasa aneh. Xi Wu Hou menunjuk dua orang Mongolia itu dan berkata, "Kedua orang Mongolia ini adalah budak negara Jin, Pangeran Jin sangat menghargai mereka, maka beliau memberikan jabatan jenderal pengawal pribadi kepada mereka yang satu bernama Hu Shang Ke, sedangkan yang satu lagi bernama Hu Shang Ge, mereka dijuluki 2 jenderal pemberani dan sakti." Li Long Da menekan kemarahannya di dalam hati dan berkata, "Anda bertujuh datang ke perusahan Biao ini, apakah ada tujuan tertentu, harap bisamemberitahu." Xi Wu Hou tertawa sinis, "Tujuan kami sangat sederhana, mereka ini adalah pesilat tangguh dan pangeran memiliki ribuan prajurit dan puluhan laksa uang, beliau tidak perlu menggunakan para prajuritnya untuk mengancam kalian, dan kalian juga hanya orang dunia persilatan, aku telah menginjak panji kerajaan Song, kalau kalian setuju, kalian diam saja, kalau kalian tidak senang kalian bisa bertarung. Tapi senjata tidak bermata, apakah bisa hidup terus atau mati, jangan menyalahkan orang lain." Li Long Da baru sadar setelah Xi Wu Hou selesai berkata, apa sebenarnya tujuan mereka, dia berkata, "Oh, ternyata kalian datang ke sini hanya untuk melihat sampai sejauh mana ilmu silat Zhong Yuan!" Wan Yan Zhu tiba-tiba berkata, "Aku kira ilmu silat Zhong Yuan biasa-biasa saja." Li Long Da marah, Wu Shen Shi berkata, "Walaupun ilmu silat Zhong Yuan biasabiasa saja, tapi dulu kami berhasil mengusir negara Tuan kembali ke negara asal, dan itu dilakukan oleh orang-orang Zhcng Yuan." Wajah Wan Yan Zhu berubah, ternyata dulu ketika dia dikalahkan oleh Fang Zhen Mei dan dia merasa sangat terhina, sekarang Wu Shen Shi berani membuka aibnya di depan Pangeran Jin, dia benar-benar marah dan berteriak, suaranya seperti suara teriakan seekor burung, hanya dalam waktu singkat dia sudah berada di depan Wu Shen Shi! Wu Shen Shi sudah memiliki persiapan sebelumnya, dia membentak, "Bawa ke sini'"' Di belakangnya sudah ada seseorang yang memberikan sebuah pentungan panjang. Begitu Wu Shen Shi sudah memegang pentungannya dengan cepat dia menyerang Wan Yan Zhu berturut-turut 4 kali serangan, bayangan pentungan seperti gunung menutupi tubuh Wan Yan Zhu. Wan Yan Zhu tertawa dingin, tangannya dijulurkan dan dia berhasil memegang pentungan itu. Ilmu pentungan Wu Shen Shi sangat cepat dan aneh, dia sudah mempelajari ilmu Feng Mo Zhang Fa 70% sempurna ditambah dengan ilmu Da Mo Gun Fa yang keras dan kuat. Tapi kali ini pentungannya ternyata berhasil dicengkram Wan Yan Zhu dan tidak bisa ditarik kembali, ini adalah pengalaman pertama baginya. Wajah Wu Shen Shi tampak berubah, dengan sekuat tenaga dia menarik kembali penuangannya. Wan Yan Zhu hanya tertawa dingin, kemudian dia melepaskan pegangannya. Karena Wu Shen Shi menarik pentungan itu dengan seluruh kekuatannya, dia tidak menyangka kalau Wan Yan Zhu akan melepaskannya, maka diapun tidak bisa menahan gerakannya dan terjatuh ke belakang sejauh 7-8 langkah. Kedua kaki Wan Yan Zhu tidak tampak bergerak sama sekali, dan sekarang dia sudah berada di hadapan Wu Shen Shi! Wu Shen Shi menggunakan pentungan sebagai senjatanya, dia membalikkan tangannya dan memukul dengan pentungan itu! Serangan itu dilakukan secara tiba-tiba dan gerakannya berubah menjadi menyerang, tapi pentungan itu hanya bisa mencapai setengah jalan, dan sudah terbelah menjadi 3 bagian. Pada saat yang sama Wan Yan Zhu sudah menggerakan cakarnya. Li Long Da melihat melihat situasi sudah tidak menguntungkan bagi Wu Shen Shi, dia segera meloncat untuk menolong saudaranya! Tapi semua itu sudah terlambat, begitu Wan Yan Zhu mundur terlihat Wu Shen Shi sudah roboh, di antara dada dan perutnya terlihat ada lubang yang menganga, Jantung Wu Shen Shi sudah dicabik keluar oleh Wan Yan Zhu. Ternyata pentungan panjang Wu Shen Shi pada saat disambut oleh Wan Yan Zhu, dia sudah mencakarnya, dan pentungan itu menjadi hancur. Begitu Wu Shen Shi memukul dengan sekuat tenaga, pentungan itu terbelah menjadi 3 bagian. Wan Yan Zhu mengambil kesempatan ini dan menyerang Wu Shen Shi lalu membunuhnya!

Orang ketiga terpenting di perusahaan Biao Huai Yang Cai Bu Pin, diserang oleh kedua orang Mongolia itu, dia langsung mati. Orang kedua yang bertarung, belum mencapai dua jurus sudah mati di tangan Wan Yan Zhu. Orang-crang perusahaan Biao itu belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Walaupun Li Lcng Da sangat sabar, tapi sekarang dia sudah tidak tahan lagi, dia membentak, "Panji ini adalah panji kerajaan Song, tanah inipun milik orang Tiong Hoa, dan perusahaan Biao ini adalah milikku, kalian telah menghina panji negaraku dan di tempat ini telah membunuh orang-orangku, aku akan membunuh kalian!" Dia memasang kuda-kuda Jiang Tian Zhang dan melayang ke atas! Kedua orang Mongolia itu ikut bergerak, mereka melayang naik dari sisi kiri dan kanan. Li Long Da bergetar, kedua telapak tangannya menyerang dari posisi yang tidak disangka-sangka. Terdengar suara PLAK, PLAK. Dia berhasil memukul Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge! Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge hanya terpaku, masing-masing mundur 2 langkah, mereka seperti dua ekor harimau yang meraung kesakitan dan menyerang! Tadinya Li Long Da menyangka begitu kedua telapaknya mengenai lawan pasti bisa mengalahkan lawannya, dia merasa sangat gembira, serangannya yang bernama Jiang Tian Zhang, gerakannya memang sangat aneh dan menggunakan tenaga besar, walaupun di langit ada binatang besar, binatang itu pasti akan lari ketakutan, karena itu orang-orang persilatan menyebut jurus ini dengan julukan Jiang Tian Zhang (Pukulan mengalahkan langit). Li Long Da merasa sekali serangannya sudah mengenai sasaran, dia mengira paling sedikit dia bisa melumpuhkan Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge, tapi ternyata mereka hanya mundur beberapa langkah saja. Mereka seperti tidak terluka dan kembali maju menyerangnya lagi! Kedua orang Mongolia itu sejak kecil sering bertarung dengan harimau dan singa, tenaga mereka sangat besar dan terlatih, Kulit mereka seperti tembaga, tulang kuat seperti besi, bisa diumpamakan golok dan tombakpun sulit menembus tubuh mereka. Li Long Da yang sekali memukul telah bisa membuat mereka mundur beberapa langkah, ini adalah pertama kalinya mereka mengalami hal ini semenjak mereka datang ke Zhong Yuan. Karena itu insting binatang merekapun timbul, mereka jadi menyerang Li Long Da dengan kekuatan penuh. Ilmu silat Li Long Da lebih tinggi dibandingkan dengan Cai Bu Pin dan Wu Shen Shi, serangan dari Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge bisa dihindari, segera tangan kirinya mencengkram pergelangan tangan Hu Shang Ke dan tangan kanannya dengan kekuatan penuh menekan tangannya, dia ingin menggunakan jurus Jiang Tian Fa memotong urat nadi tangan kiri orang Mongoliaitu! Tidak disangka begitu mengerahkan tenaganya, tangan kiri Hu Shang Ke tidak patah, malah kedua tangannya tergetar sehingga terasa sakit dan mati rasa. Dia terkejut, sedetik kepalan tangan Hu Shang Ge sudah hampir mengenainya, Li Long Da tidak sempat menghindar, terpaksa dengan menggunakan ilmu Jiang Tian Fa dia menyambut serangan itu! PLAK! Terdengar suara pukulan beradu dan Li Long Da melayang mundur beberapa meter jauhnya, darahnya bergolak, dadanya terasa sesak nafas. Kedua orang Mongolia itu memiliki tenaga besar, tidak bisa mengalahkan mereka dengan menggunakan tenaga besar! Kedua orang Mongolia itu sudah mendekatinya, kembali mereka mulai menyerangnya dengan kepalan tangan, dengan ilmu Jiang Tian You Long (langit lemas naga berenang), Li Long Da berusaha untuk terus menghindar dan mencari kesempatan untuk membalas serangan, sekali-kali dia sempat memukul sasarannya, tapi setiap kali mengenai sasaran dia malah merasa tergetar dan kepalanya terasa pusing. Karena itu dia memutuskan jangan terlalu sering memukul, dia hanya berusaha untuk terus menghindar Kedua orang Mongolia itu jadi tidak bisa memukul atau menangkapnya! Tapi semakin bertarung hati Li Long Da bertambah cemas, orang-orang perusahaan Biao yang melihat pertarungan itu semakin terkejut, tapi mereka mengerti dengan kondisi ini, mereka sebenarnya ingin membantu, tapi belum juga mencapai setengah jurus mereka pasti akan kalah karena itu mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat sekarang. Xia Hou Lie melihat Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge bertarung cukup lama tapi tidak

berhasil mengalahkan lawannya. Sikapnya menunjukkan perasaan tidak senang, begitu Xi Wu Hou melihatnya, dia segera berteriak menggunakan bahasa yang tidak dimengerti orang lain. Kedua orang Mongolia itu segera mundur, kemudian Xi Wu Hou masuk ke arena pertarungan, dia tertawa kepada Li Long Da, "Tuan Li ternyata benar-benar kuat, biar aku yang tidak mempunyai keturunan ini mencoba beberapa jurus Anda!" Kedua mata Li Long Da tampak melotot dan berkata, "Pengkhianat! Kau mengantar kematianmu sendiri, itu lebih baik!" Kedua telapak tangannya sudah mengeluarkan jurus Jiang Tian Zhang dan siap bertarung dengan Xi Wu Hou. Pangeran Jin sudah tidak berjalan mondar-mandir lagi, dengan santai dia berkata, "Aku merasa lelah!" kemudian dia menatap awan hitam yang berada di sebelah barat. Dengan hormat Xia Hou Lie berkata, "Ya!" tiba-tiba dia masuk ke lingkaran pertarungan, kedua jarinya siap menusuk mata Li Long Da dan mendorong Xi Wu Hou. Untung dengan cepat Li Long Da menunduk, tapi jari Xia Hou Lie sudah berubah lagi menjadi telapak dan menyerang Li Long Da. Li Long Da terkejut dia mengangkat kedua telapaknya untuk menahan serangan itu. Tiba-tiba Xia Hou Lie menarik kembali serangannya dan mengangkat kedua tangannya ke atas, dan dia sudah berhasil menyelipkan telapak tangannya ke ketiak kanan Li Long Da! Li Long Da terpaku, Xia Hou Lie sudah mencabut tangan kirinya dan kembali ke hadapan Pangeran Jin dengan hormat dia berkata, "Hamba sudah menyelesaikannya!" Pangeran itu melihat Xia Hou Lie mendorong Xi Wu Hou, dan tangan kirinya hanya berubah sebanyak 3 kali, dia sudah berhasil membunuh Li Long Da, Xi Wu Hou juga melihat semua itu dilakukan dalam sekejap mata. Melihat Xia Hou Lie bertarung dia memutuskan untuk mundur, baru saja dia berdiri tegak, dia melihat Xia Hou Lie sudah kembali ke tempatnya. Dia melihat sepasang mata Li Long Da terbelalak dan dengan perlahan roboh ke tanah. Orang-orang perusahaan Biao Huai Yangn terpaku, mereka tidak bisa berkata-kata. Terdengar Pangeran Jin. berkata, "Ayo, kita pulang..." Diapit oleh Hu Shang Ge dan Hu Shang Ke, lalu mereka bertujuh meninggalkan kantor Biao Huai Yang. Orang-orang yang ada di sana tidak ada yang berani mencegah mereka... Tiga mayat tergeletak di tanah, Li Long Da, Wu Shen Shi dan Cai Bu Pin. Mereka mati dengan mata membelalak besar! 0-0-0 BAB 3 Tiga pisau sakti Dikota Wu Hu. Di Huai Bei bila di rumah seseorang berani menggantungkan papan dengan huruf 'Huai Bei Shi Jia' berarti pemilik rumah itu sangat dihormati orang-orang, kalau tidak mempunyai ilmu hebat, mungkin dalam waktu dua jam papan itu akan diturunkan dan akan langsung dihancurkan oleh orang-orang. Tapi ada sebuah papan yang ditulis dengan huruf emas itu, sekarang warna papan itu sudah pudar menjadi kekuningan. Papan itu sudah tergantung selama 20 tahun lamanya, tapi tidak ada seorangpun yang berani menurunkannya. Malah orang-orang merasa papan yang bertuliskan huruf 'Huai Bei Shi Jia' ini terlalu sedikit, maka orang-orangpun berkumpul dan memberikan sebuah papan yang bertuliskan 'Huai Bei Shi Jia Nomor Satu', papan itu tergantung di sebelah papan yang bertuliskan 'Huai Bei Shi Jia'. Huai Bei Shi Jia adalah seorang pahlawan tua yang bernama Ding Dong Ting, gelar ini sudah berlangsung 40 tahun disandangnya, sekarang dia sudah tua, melihat papan itu dia selalu merasa puas. Dia menggantung goloknya dan tinggal di rumah sejak lama, dan kedua putranya mengambil alih peran Huai Bei Shi Jia. Dan hidupnya sekarang malah lebih bersemangat! Putra sulungnya dijuluki Hui Long Jin Dao (Golok emas membelit naga) dia bernama Ding Jun Ai. Dia mewarisi ilmu dari ayahnya dan kesempurnaan ilmunya sudah mencapai 70-80%. Putra keduanya mendapat julukan Tu Long Shuang Dao (sepasang golok membunuh naga) dia bernama Ding Jun Qing, walaupun ilmu silatnya tidak setinggi kakaknya, tapi di daerah Huai Bei orang yang bersenjatakan golok jarang ada yang bisa melawannya. Ding Dong Ting sangat bangga kepada kedua putranya.

Hari itu tiba-tiba di bawah cahaya matahari terbenam, muncul 7 orang dengan wajah licik. Begitu dia menolehkan kepalanya untuk melihat, dia merasa orangorang itu dalam waktu dekat akan menggoncangkan Huai Bei. Dua orang pelayan Ding Dong Ting segera membalikkan badan dan berlari, yang satu memanggil dua bersaudara Ding, yang satu lagi lari ke dalam dan keluar membawa Jin Dao (Golok emas) milik tuan besarnya. Terlihat salah satu dari 7 orang yang berwajah mesum itu membawa sebuah panji dan berkata, "Apakah Anda adalah pahlawan tua Ding?" Hati Ding Dong Ting seperti tertutup oleh bayangan hitam dan diapun mengangguk. "Baiklah! Ini adalah panji bangsamu, benarkah?" Ding Dong Ting terdiam. "Kami datang dari negara besar Jin, hari ini kami datang untuk mengunjungi pesilat tangguh bangsamu, kalau kalian bisa merebut panji Song ini, kami akan mengaku kalah." "Kalau kalian ingin merebut panji mi, harus bertarung lebih dulu dengan kami, dan kalau kalian mati kami tidak akan bertanggung jawab. Dan kalau bangsa Song tidak tahu malu, bertarung dengan cara mengeroyok, bangsa Jin kami tidak akan mengijinkannya, maka aku berharap Huai Bei Di Yi Jia adalah seorang laki-laki sejati." "Kalau kalian tidak berani bertarung, kalian harus berlutut di depan kami dan menginjak-injak panji Song ini. Pangeran kami sangat baik, beliau akan mengampuni nyawa kalian seperti melepaskan nyawa seekor anjing." Kata-kata Xi Wu Hou belum selesai, tiba-tiba terdengar suara raungan, seseorang keluar dari balik pintu dan berteriak, "Hei tikus! Kami membunuh ayam tidak perlu menggunakan pisau pejagal sapi, kami tidak akan main keroyokan." Satu orang lagi keluar dari dalam sambil berteriak, "Letakkan panji itu, biar aku yang memukul anjing Jin ini dan membuat mereka berlutut sambil meminta ampun!" Tadinya Ding Dong Ting ingin melarangnya tapi Ding Jun Qing masih muda dan dia sudah mengangkat sepasang goloknya. Kakinya siap menendangxi Wu Hou. Xi Wu Hou tertawa, dia memindahkan panji itu ke tangan kirinya, dia bertarung dengan tangan kanan. Walaupun golok Ding Jun Qing tampak tajam berkilau, tapi tidak bisa mengenai Xi Wu Hou, mereka bertarung satu lawan satu. Ding Dong Ting takut kalau Ding Jun Qing tidak bisa mengalahkan Xi Wu Hou, maka dia membentak, "Ambil golokku!" Seorang pelayan memberikan sebuah golok kepada Ding Dong Ting dan diapun mengangkat goloknya dan berjalan ke arah mereka. Tiba-tiba dia merasa ada yang menghalangi langkahnya ternyata ada dua orang Mongolia didepannya. Dan kedua orang itu siap menubruknya! Ding Dong Ting membentak dengan suara besar, golok emasnya sudah diangkat dan membacok ke arah dua orang Mongolia itu. Ding Jun Ai melihat adiknya berada dalam bahaya dia segera mencabut golok emasnya, dan ingin membunuh Xi Wu Hou! Keempat orang lainnya tetap diam di tempat, tidak mengeluarkan suara apapun untuk mencegah. Xi Wu Hou dengan satu tangan bertarung dengan Ding bersaudara, tapi tidak tampak siapa yang menang atau kalah. Setelah bertarung sebanyak 20 jurus lebih, Xi Wu Hou melihat Xia Hou Lie mengerutkan alisnya, hatinya bergetar. Dia melakukan tendangan berturut-turut, setelah itu dia mencabut sempoa besinya! Dua bersaudara Ding melihat Xi Wu Hou mengeluarkan senjata yang telah membuat Xi Wu Hou terkenal, mereka segera berhati-hati dalam menyerang, mereka berdua bergabung dan menyerang Xi Wu Hou! Sempoa besi di tangan Xi Wu Hou tampak berkilau, sempoa itu berhasil mematahkan serangan Ding bersaudara. Sempoa besi itu terus berbunyi membuat konsentrasi Ding bersaudara menjadi kacau. Ding Jun Ai yang lebih berpengalaman dia sadar bahwa bahaya sedang menghadang mereka, dia segera mengayunkan goloknya dan mundur, lalu dia membentak Ding Jun Qing, "Jangan dengar suara itu!" Tapi suara sempoa besi itu telah membuat Ding Jun Qing pusing, tiba-tiba tampak kilauan sinar berwarna hitam, sepasang golok Ding Jun Qing telah dijepit oleh sempoa besi itu dan Xi Wu Hou menarik sempoa besinya, sepasang golok itu dijepit hingga patah, Xi Wu Hou segera memukul kepala Ding Jun Qing dengan sempoa besinya. Sempoa itu terbuat dari besi murni, dan pukulan itu telah memecahkan kepala Ding Jun Qing.

Ding Jun Ai melihat adiknya mati, dia merasa kaget dan juga marah, dia membentak, dengan jurus Du Pi Hua Shan (Memukul Hua Shan) dia siap membacok kepala Xi Wu Hou! Ilmu silat Ding Jun Ai berada di bawah Xi Wu Hou, tapi kalau Ding Jun Ai bisa dengan tenang dan berhati-hati dalam menyerang, dalam 10 jurus dia tidak akan kalah. Tapi karena dia marah pikirannya tidak bisa berpikir dengan jernih. Xi Wu Hou mengangkat sempoa besinya, terlihat cahaya hitam berkilau, tampak 10 biji sempoa terbang keluar dan siap dilepaskan! Ding Jun Ai sedang mengangkat tangannya, bagian dadanya'.sama sekali tidak terlindung. Melihat ada senjata rahasia terbang menyerangnya, telapak tangan kirinya berhasil menepis 3 biji sempoa, sedangkan 7 biji lainnya dengari cepat menancap ke jalan darah penting tubuhnya. Dia roboh dan langsung mati. Ding Dong -Ting adalah pesilat terkenal, selama hidupnya dia selalu berkelana di dunia persilatan. Pendengarannya sangat tajam, matanyapun mengawasi ke sekelilingnya, dia melihat Ding Jun Ai dan Ding Jun Qing sudah mati. Matanya melotot seperti akan keluar. Golok emasnya seperti Huang He Jiang dan Yang Zi Jiang yang bisa menelan gunung serta daratan. Dia mengejar dan ingin membunuh Hu Shang Ge dan Hu Shang Ke! Kedua orang Mongolia itu memang ditakdirkan mempunyai tenaga besar dan mereka menguasai ilmu gulat yang biasanya memang dikuasai oleh para laki-laki Mongolia. Tapi pada saat menghadapi golok emas Ding Dong Tingmereka ketakutan! Ding Dong Ting memainkan golok emasnya, membuat suara FU, FU, FU yang terus berbunyi pada saat golok emas itu dikibaskan beberapa kali. Kedua orang Mongolia itu tidak bisa menahan serangan Ding Dong Ting. Mereka sudah dua kali terbacok, kulit mereka telah tergores, darahpun mengalir. Kedua orang Mongolia itu berkulit tembaga dan bertulang besi, golok dan tombak biasa tidak bisa menembus daging mereka tapi kali ini mereka berhasil dilukai oleh Ding Dong Ting. Karena itu mereka menjadi takut, tidak tampak seperti pada awal pertarungan begitu garang. Ding Dong Ting benar-benar kaget, Jin Dao nya yang kuat berhasil membacok tapi orang itu tidak mati, dan hal ini benar-benar tidak masuk akal. Dua orang Mongolia itu sudah terkena beberapa kali bacokannya tapi mereka hanya mengeluarkan sedikit darah dan seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Mereka bertiga terus bertahan dengan posisi seperti itu tapi Ding Dong Ting melihat kedua putranya sudah meninggal, hatinya merasa sangat sedih. Dua sudah mengeluarkan jurus yang sudah 30 tahun dipelajarinya yaitu 28 jurus golok emas keluarga Ding, tampak cahaya golok yang berkilau. Kedua orang Mongolia itu tampak sudah terkena bacokan Ding Dong Ting lagi. Sambil berteriak mereka mencoba untuk bertahan dan melindungi bagian tubuh terpenting mereka. Pangeran Jin tampak mengerutkan alisnya, orang Qi Dan yang bernama Xia Hou Lie segera mengangguk. Baru saja Xia Hou Lie mengangguk, La Ma (biksu), Ge La Tu seperti sebuah panji merah mengelilingi Ding Dong Ting. Ding Dong Ting hanya melihat ada cahaya merah yang berkelebat, dan dia tidak tahu siapa yang menyerangnya. Segera golok emasnya menggulung dia membuat tembok pertahanan dari golok dan berbalik untuk membacok. Sepasang tangan La Ma itu terbuka dan dia sudah mencengkram tangan Hu Shang Ke dan Hu Shang Ge, kemudian dia' menendang ke kiri dan ke kanan. Menendang dua orang Mongolia itu, supaya mereka keluar dari pertarungan seperti dua buah batu yang dilontarkan! Golok Ding Dong Ting sudah berada di depan dada Ge LaTu! Tangan Ge La Tu yang sedang digerakkan ke depan, tidak sempat menarik kembali tangannya, terpaksa dia memutar tubuhnya di tempat dia berdiri! Perubahan terjadi begitu tiba-tiba, Ding Dong Ting bisa melihat lawannya adalah seorang La Ma dan goloknya hampir menancap di tubuhnya. Tapi karena tubuh Ge LaTu berputar, dengan baju biksu yang panjang, La Ma itu berhasil menggulung golok emas Ding Dong Ting, kemudian menariknya hingga terlepas dari pegangan Ding Dong Ting! Ding Dong Ting sangat terkejut, selama dia berkelana di dunia persilatan, selama puluhan tahun ini, belum pernah dia melihat ilmu silat yang begini aneh! Tapi Ding Dong Ting sangat berpengalaman, dia berdiri diam, dia tidak mau terbawa tarikan goloknya, malah mundur dari sana! Dia sadar dengan kelihaian ilmu lawannya, dia harus rela melepaskan pegangan

goloknya, kemudian dia akan mengambil senjata baru untuk bertarung lagi! Karena Ding Dong Ting mundur, secara tidak sengaja dia berhasil menghindari jurus mematikan dari Ge La Tu yang sangat sulit dihindarkan nama jurus ini adalah Hu Wei Jiao (Kaki dan Ekor harimau). Pukulan Ge La Tu hanya berhasil separuh, dia tidak takut Pangeran Jin merasa tidak senang dengan kegagalannya, tiba-tiba dia bersalto, Ding Dong Ting cepat mundur lagi, dan seorang pelayan segera mengantarkan golok lain kepadanya. Tiba-tiba mata La Ma ini membulat kemudian membesar, seperti mata seekor harimau yang sedang marah. Hatinya bergetar dan gerakan tubuhnya menjadi sedikit melambat. Waktu itu tasbih terbuat dari kayu yang tergantung di leher Ge La Tu tiba-tiba berbunyi, Ge La Tu segera melepaskan 2 butir tasbih itu ke arah Ding Dong Ting. Ding Dong Ting sudah tidak sempat mengambil senjatanya, dia seperti sudah dihipnotis, butiran tasbih itu menuju ke arah biji matanya dan masuk ke dalam tengkorak kepalanya. Karena merasa sakit Ding Dong Ting berguling-guling di bawah sambil menutupi wajahnya. Pangeran Jin merasa puas dan dia tertawa senang, dengan langkah besar Ge La Tu kembali ke sisi pangeran. Kumis si tikus Xi Wu Hou bergerak-gerak, dengan dingin dia berkata, "Kami ikut Pangeran berkunjung ke daerah Huai Bei, siapa yang sangka disini tidak ada pesilat yang becus sama sekali, sehingga Pangeran Jin tidak perlu yang turun tangan, katanya kalian masih mempunyai seorang pendekar Huai Bei yang bernama Long Zhai Tian, kami ingin menemuinya, kalau kalian ingin membalas dendam, kami akan menunggu!kalian di sana." 0-0-0 Papan nama yang bertuliskan 'Huai Bei Di Yi Jia' diturunkan dan dirusak. Tuan 'Huai Bei Di Yi Jia' telah mandi darah di sana. Ketujuh tamu tidak diundang itu sudah pergi, para pelayan dengan terburu-buru memapah Ding Dong Ting yang sudah sekarat. Para pelayan itu tampak kebingungan karena tampaknya Ding Dong Ting tidak akan bisa hidup lebih lama lagi. Waktu itu datanglah dua orang ke arah mereka." Yang satu mengenakan baju ketat berwarna hitam. Dia seorang pemuda gagah. Sedangkan yang satu lagi usianya sudah tua tapi wajahnya masih terlihat segar, rambutnya sudah memutih, sambil berjalan terdengar mereka sedang bertengkar mulut. Begitu melihat ada 3 orang yang tergeletak di tanah dan para pelayan di sana sepertinya sedang gugup menghadapi semua ini. Akhirnya merekapun berhenti melangkah. Yang satu berkata, "Mengapa ada orang mati lagi? Mengapa para pendekar dan pahlawan Huai Bei semuanya dibunuh?" Yang satu lagi berkata, "Di sini adalah tempat Huai Bei Di Yi Jia bukan Huai Bei Ying Xiong Jia (Rumah pahlawan Huai Bei), mengapa kau tahu kalau dia adalah seorang pahlawan?" "Huai Bei Di Yi Jia adalah Ding Dong Ting, semua orang sudah tahu kalau Ding Dong Ting adalah seorang pahlawan." "Huai Bei Di Yi Jia belum tentu Huai Bei Di Yi Wu Lin Shi Jia (keluarga nomor satu di dunia persilatan) bukan?" "Mungkin dia adalah orang Huai Bei yang pertama mempunyai keluarga, apalagi papan yang bertuliskan Huai Bei Di Yi Jia sudah diturunkan dan hancur, huruf Yi (angka 1 pada aksara Cina) mungkin juga keluarga San (angka 3 pada aksara Cina) atau bisa jadi keluarga Si (empat) dan seterusnya..." "Sembarangan bicara saja." "Aku sembar angan bicara? Bukankah kau juga sama?" "Kentut!" "Bau!" "Baiklah, kura-kura tua, kita sudah lama tidak berkelahi, tangan Wo Shi Shui sudah gatal." "Akupun berpikir demikian, sudah dua hari kita tidak berkelahi, aku Shen Tai Gong sudah ingin menghajarmu!" Para pelayan dan teman-teman Huai Bei Di Yi Shi Jia melihat ada dua orang yang datang dan mereka dengan sembarangan bicara, mengatakan keluarga kedua, ketiga, dan seterusnya, mereka mengira ada musuh datang lagi. Karena itu mereka segera mencabut senjata dan mengurung mereka berdua. Wo Shi Shui dan Shen Tai Gong terkejut, salah satu dari mereka bertanya, "Ada apa mereka ini?"

Ding Dong Ting tampak sedang sekarat, tiba-tiba dia mendengar obrolan mereka berdua, salah satu dari mereka mengaku bernama Wo Shi Shui dan satu lagi mengaku Shen Tai Gong, kedua nama itu seperti bunyi guntur di telinganya, dia tergetar. Dia berusaha mengumpulkan tenaga terakhirnya, kemudian dengan suara serak dia berteriak, "Berhenti..." Para pelayan yang melihat tuan besar mereka memberikan perintah, mereka segera berhenti bergerak. Orang yang muda itu mendengar dan berkata, "Orang itu belum mati." Yang tua berkata, "Lebih baik kita ke sana untuk membantunya!" Tubuh mereka bergerak dengan cepat dan dalam sekejap sudah berada di depan Ding Dong Ting, kemudian memapahnya bangun supaya bisa bicara. Para pelayan itu tidak tahu kapan mereka berdua bisa melewati mereka dan terlihat sedang memapah Ding Dong Ting. Ding Dong Ting merasa ada aliran kekuatan dan tenaga yang masuk ke dalam tubuhnya, rasa sakitnya menjadi agak berkurang, dan dia bisa menarik bernafas lega, tapi Ding Dong Ting sadar hidupnya tidak akan lama lagi maka segera dia berkata, "Apakah Anda berdua adalah...orang yang terkenal di dunia persilatan...si Kail Sakti, Shen Tai Gong...dan Pen... Pendekar Wo Shi Shui?" "Aku adalah Wo Shi Shui." "Ah! Ternyata kau adalah Lao Ding! Aku pernah bertemu sekali denganmu, siapa yang telah memukulmu sampai jadi seperti ini? Apa sebenarnya yang terjadi? Cepat katakan, aku akan membalaskan sakit hatimu!" Ding Dong Ting merasa sangat senang, dengan suara serak dia menjawab, "Kalian berdua...harus...membalaskan...dendam... demi... diriku... aku... dan... anakku... harus...merebut...merebut...merebut kembali...panji...panji 'Song'...harus merebut...kembali...nama...pende kar...zhong Yuan...jagalah...keutuhan.,.bangsa...kita!" Tangan Ding Dong Ting yang tadinya mencengkram tangan Shen Tai Gong terasa melonggar, dan akhirnya dia meninggal. Dengan dingin Wo Shi Shui berkata kepada Shen Tai Gong, "Lao Shen, ada bisnis besar, apakah kau mau mengerjakannya?" "Tentu saja aku mau mengerjakannya, sebelum mereka bertemu dengan Pendekar Long, kita mengejar mereka dulu." Wo Shi Shui bertanya kepada seorang pelayan, "Mereka berjalan ke arah mana?" "Mereka berjalan ke arah barat, katanya mereka akan mencari Pendekar Long dan mereka akan melewati kota Xia Guan." Seorang pelayan yang lebih tua berkata, "Anda berdua kalau ingin membalas dendam untuk tuan besar, lebih baik pergi ke kota Xia Guan untuk mencari Pejabat Ning..." "Kami sekarang tidak ada waktu untuk mengunjungi seorang pejabat," kata Wo Shi Shui dengan dingin. Pelayan tua itu segera berkata, "Pendekar tidak mengenal Ning Zhi Qing? Pejabat Ning adalah teman baik tuan besarku, dia dan Pendekar Long juga bersaudara angkat, dia bekerja di kerajaan tapi senang berteman dengan orang-orang persilatan. Dia juga pemimpin dunia persilatan Huai Bei. Anjing-anjing Jin itu kalau pergi kekota Xia Guan, walaupun mereka tidak mencari Pejabat Ning, tapi Pejabat Ning pasti akan menghadang mereka. Pejabat Ning belum mendapatkan alamat Pendekar Long, kalau mereka sampai bertarung, Pejabat Ning akan kekurangan pembantu, aku takut... Wo Shi Shui menatap Shen Tai Gong dan Shen Tai Gong menatap Wo Shi Shui, secara bersama-sama mereka bergerak dan lari ke arah barat. 0-0-0 BAB 4 Dua sempoa Pejabat kota Xia Guan, Long Jian (Pedang naga) yang bernama Ning Zhi Qiu, memiliki 4 orang murid dan juga anak buah yang setia. Mereka sedang berpatroli melewati gang-gang kecil dan memasuki jalan raya. Selesai berpatroli di dekat rumahnya, dia melihat ada beberapa orang yang berdiri di sana. Setelah melihat dengan jelas Ning Zhi Qiu mengetahui jumlah mereka ada 7 orang, dan dia sudah mengerti maksud kedatangan mereka. Kabar datang dengan sangat cepat! Lebih cepat dibandingkan dengan kedatangan tujuh pembunuh itu. Tapi bila jujur dikatakan, gerakan ketujuh orang itu memang cepat, tadi sewaktu dia sedang berpatroli dia mendapatkan laporan dari mata-mata bahwa mereka akan kedatangan 7 orang pembunuh. Dia segera pulang untuk mengatur orang-orangnya setelah itu baru menemui Pendekar Huai Bei, Long Zhai Tian untuk merundingkan masalah ini. Tidak

disangka ketujuh orang itu sekarang sudah berada di rumahnya. Tampak Pangeran Jin mengangguk, Xi Wu Hou menyipitkan matanya» dan bertanya, "Apakah Tuan adalah si Pedang Tunggal, Pejabat Ning?" Ning Zhi Qiu mengangguk. Wajah Xi Wu Hou berubah. Dia mengambil panji Song kemudian diletakkan di tanah dan diinjak-injak, matanya dengan dingin menatap Ning Zhi Qiu. Ning Zhi Qiu tidak bergeming, dia mendengar suara pedang yang dikeluarkan dari sarungnya, empat orang anak buah Ning Zhi Qiu pada saat itu ternyata sudah mencabut pedang mereka masing-masing. Hal ini dilakukan secara berbareng maka tampak seperti satu kali melakukannya. Setelah itu mereka lari ke depan rumah. Ning Zhi Qiu membentak, "Jangan gegabah!" Dengan tangannya dia menghalangi gerakan dua orang anak buahnya tapi kedua orang lainnya sudah terlanjur keluar, bentakan Ning Zhi Qiu membuat kedua orang itu terpaku. Pada saat mereka terpaku datang dua orang Mongolia dan anak buah Ning Zhi Qiu bentrok dengan mereka. Terdengar suara seperti tulang patah! Ning Zhi Qiu tampak melotot, alisnya terangkat, dia segera mencabut pedangnya, dengan nada marah berkata, "Kau harus ganti dengan nyawamu!" Lalu dengan suara perlahan dia berkata pada dua anak buahnya, "Cepat, suruh Tuan Xin datang untuk menolongku!" Dua anak buah Ning Zhi Qiu segera mengiyakan dan Ning Zhi Qiu sudah melayang ke depan mereka. Pedangnya seperti pelangi emas, terus mengarah pada Hu Shang Ge! Hu Shang Ge tidak berani langsung menghadapi ilmu pedang Ning, dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya bisa meraung dengan suara besar. Telapak tangannya yang sebesar kipas dikibaskan, dia ingin membuat Ning Zhi Qiu terpental dari sana! Kedua anak buah Ning Zhi Qiu dengan cepat mundur dari sana, tapi Xi Wu Hou sudah mencium gelagat ini. Begitu kedua anak buah Ning Zhi Qiu mau mundur, Xi Wu Hou sudah bergerak seperti sehelai kertas, terbang ke depan mereka dan mencegah mereka pergi dari sana. Salah satu dari mereka berkata, "Lao Qi (tujuh), cepat pergi dari sini!" Dia sudah mengangkat pedangnya dan menyerang Xi Wu Hou. Kesempatan ini dipergunakan oleh salah satu dari mereka melarikan diri! Xi Wu Hou melayangkan tangannya, pedang itu sudah terpental, dia berbalik lagi dan mengejar anak buah Ning Zhi Qiu yang sudah melarikan diri dari sana. Tapi anak buah Ning Zhi Qiu yang satu lagi sudah mendekatinya, dengan sekuat tenaga dia memeluk dengan erat tubuh Xi Wu Hou dan tidak memberikan kesempatan kepada Xi Wu Hou mengejar temannya. Orang yang bernama Lao Qi sudah berlari sampai ke dekat pintu, Xi Wu Hou sangat marah Tangannya menampar, anak buah Ning Zhi Qiu yang memeluknya dipukul sekeras-kerasnya. Organ tubuh anak buah Ning Zhi Qiu hancur karena pukulan keras Xi Wu Hou. Darah muncrat dari mulutnya mengenai wajah Xi Wu Hou. Tapi dia tetap tidak melepaskan pelukannya. Lao Qi yang sudah melarikan diri, kebetulan saat itu dia menoleh kebelakang, tujuannya ingin membantu saudaranya, tapi temannya yang masih memeluk Xi Wu Hou berteriak, "Jangan kembali, cepat pergi dari sini, cepat! Pejabat Ning lebih penting!" Ning Zhi Qiu sudah mengangkat pedangnya, di tengah udara dia berhasil menghindari satu kali serangan, sekarang pedangnya berada di atas kepala Hu Shang Ge, baru saja dia ingin menusuk tidak disangka telapak tangan yang besar itu sudah memegang ujung pedangnya, ternyata yang memegang pedangnya adalah Hu Shang Ke. Begitu Hu Shang Ke mencengkram pedang Ning Zhi Qiu dia segera menarik ke belakang! Ning Zhi Qiu segera mengambil keputusan, dia melepaskan pedangnya dan menyentil! saat yang sama Hu Shang Ke membalikkan tubuhnya sambil menonjok! Ning Zhi Qiu melepaskan pedangnya dan berhasil menghindari tonjokan itu, di tengah udara kakinya menendang, dan tendangannya mengenai nadi Hu Shang Ge! Karena sakit Hu Shang Ge berteriak, kedua kakinya merapat, dia sudah tertendang sebanyak 6-7 kali. Karena sakit Hu Shang Ge terus mundur dan pedangnya direbut lagi oleh Ning Zhi Qiu! Tadi setelah Hu Shang Ke berhasil merebut pedang Ning Zhi Qiu dia merasa sangat senang, tidak disangka lawan malah berani melepaskan pedangnya, karena tubuhnya yang tidak seimbang, dia menjadi oleng dan mundur hingga 7-8 langkah, sekarang tampak kembali seberkas sinar pedang sudah sampai di hadapannya dan pedang itu ditusukkan ke perutnya, kulit Hu Shang Ke keras seperti tembaga, pedang itu hanya bisa menembus sedalam 3 inchi, setelah itu