Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 31 Tahun L999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/PERMEN-KP/2013 TENTANG

BSN. Pengendalian Gratifikasi. Sistem.

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

~ 1 ~ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

2 Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-U

GUBERNURLAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No.69 2 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 27 Tahun 2016 Seri E Nomor 19 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3874), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK.10 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 044 TAHUN 2015 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang P

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

KEMENDAGRI. Gratifikasi. Unit Pengendalian.

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2015

KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 16

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2015

PENGADILAN NEGERI GUNUNG SUGIH KELAS II SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI GUNUNG SUGIH KELAS H PEDOMAN PENANGANAN GRATO7KASIDILINGKUNGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2/1. NoMoR /&T TAHUN 2oT3 PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PBNBRAPAN TEKNOLOGI TENTANG PEDOMAN PELAPORAN GRATIFIKASI

2015, No Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 Tahun 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersi

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

Nomor : 995/BAN-PT/AK/2017 Jakarta, 21 Februari 2017 Lampiran : 1(satu) berkas : Kode Etik Asesor

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

Nomor : 992 /BAN-PT/AK/ Februari 2017 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Pemberitahuan asesmen lapangan BAN-PT

PEMBERIAN GRATIFIKASI KEPADA PIHAK KETIGA

SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER -05/MBU/2014 TENTANG

1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Korupsi (Lembaran A. UMUM B, DASAR HUKUM

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang P

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. a. Melaksanakan tugas dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal;

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK KITA SEMUA Memahami Gratifikasi

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

P e d o m a n. Pengendalian Gratifikasi

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA,

Gratifikasi. Suap, Pungli. Hukum positif Jenis-jenis korupsi (UU No. 31 Th 1999 jo. UU No. 20 Th 2001) 4/17/2013. Janji/ suap.

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PEMBERIAN DAN PENERIMAAN HADIAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENT ANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Keluarga Berencana Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dar

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 19.a TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG LARANGAN MENERIMA/MEMBERI ATAU GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MEDAN

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/Permentan/OT.140/7/2014 Ccccccccc TENTANG

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 50 TAHUN 2015

dan nepotisme di lingkungan Kementerian masih terdapat kekurangan dan belum dapat c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 21/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN OPERASIONALISASI WILAYAH BEBAS KORUPSI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 22. TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lem

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PAMEI{ASAN NOMOR: -: TAHUN2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGENDALTAN GRATIFII(ASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang : a. b. Mengingat : 1. 2. 3. 4. bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme merupakan tuntutan penerapan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Pemerintah Daerah guna terciptanya aparatur pemerintahan yang bersih, berwibawa, dan bermartabat, serta memiliki integritas dalam menjalankan pelayanan masyarakat; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pelaksanaan Program Pengendalian Gratifikasi; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); Undang-Undang Nomor 31 Tahun L999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor l4o, Tambahan Lembaran Negara Nomor 38741, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2O Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2OOI Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Nomor a15o); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2OO3 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor a2861; Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaga Negara Nomor 4846);

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO9 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Tahun 2OO9 Nomor ll2, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5038); Undang-Undang Nomor L2 Tahun 2OIl tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2OI1 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 523a1; Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2OI4 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2OI4 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor saeal; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OI4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2074 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 56791; Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2AA4 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2OO4 Nomor I4L, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4aael; Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor I4O, Tambahan Lembaran Negara Nomor a578); Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Nomor a89o); Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 20IO tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5135); Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2Ol4 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2Oll ; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2Ot4 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor Nomor 35 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Berita Daerah Jawa Timur Tahun 2OI3 Nomor 35 Seri D) ;

16. L7. Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Rumah Sakit Umum Daerah dan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pamekasan Tahun 2OO8 Nomor 3 Seri D), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 2 Tahun 2Ol4 (Lembaran Daerah Kabupaten Pamekasan Tahun 2Ol4 Nomor 9); Peraturan Bupati Pamekasan Nomor 48 Tahun 2008 tentang Penjabaran T\.rgas dan Fungsi Inspektorat (Berita Daerah Kabupaten Pamekasan Tahun 2008 Nomor 17 Seri D), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Pamekasan Nomor 36 Tahun 2Ol3 (Berita Daerah Kabupaten Pamekasan Tahun 2OI3 Nomor 36); MEMUTUSI(AN : Menetapkan : PERATURAN PELAKSANAAN GRATIFII(ASI. BUPATI TENTANG PEDOMAN PROGRATU PENGEITDALIAN BAB I KBTENTUAI{ UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Pamekasan 2. Bupati adalah Bupati Pamekasan. 3. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap yang bekerja pada Pemerintah Daerah, termasuk pejabat lainnya yang diperbantukan/dipekerjakan pada Pemerintah Daerah. 4. Gratifikasi adalah pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya, yang diterima di dalamlluar negeri dan dilakukan dengan/tanpa menggunakan sarana elektronik yang berhubungan dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi pelayanan masyarakat yang dilakukan. 5. Program Pengendalian Gratifikasi Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disingkat PPG adalah upaya-upaya terstruktur, terorganisasi dan berkesinambungan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka mengendalikan gratifikasi. 6. Penerima gratifikasi adalah pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah atau pihak lain yang mempunyai hubungan keluarga/kekerabatan/sosial lainnya dengan pegawai dimaksud yang menerima gratifikasi.

7. Pemberi adalah para pihak baik perorangan maupun lembaga yang memberikan gratifikasi kepada penerima gratifikasi. 8. Pelapor adalah para pihak yang melaporkan atas bentuk penerimaan dan pemberian dalam konteks gratifikasi. 9. Unit Pengendali Program Pengendalian Gratifikasi Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disingkat UP-PPG adalah unit yang bertanggung jawab untuk mengendalikan pelaksanaan PPG. 10. Sekretariat Program Pengendalian Gratifikasi, yang selanjutnya disingkat Sekretariat PPG adalah unit pendukung pelaksanaan PPG. 11. Pelaksana PPG SKPD/Bagian adalah pegawai yang ditunjuk oleh Kepala SKPD/Unit Kerja selaku anggota UP-PPG untuk melaksanakan kegiatan pada SKPD/Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Daerah. BAB II TUWAN Pasal 2 Pedoman Pelaksanaan PPG bertujuan untuk: a. memberikan pedoman bagi pelaksanaan PPG ; b. memberikan kejelasan peran, tugas dan tanggung jawab para pihak serta pegawai terkait pelaksanaan PPG; dan c. meningkatkan efektifitas dan efisiensi terhadap pelaksanaan PPG. BAB III L/IRANGAN BAGI PEGAWAI Pasal 3 Setiap Pegawai dilarang menerima/memberikan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, seperti: a. uang/barang/fasilitas lainnya dalam rangka mempengaruhi ke bij akan / ke pu tu s an f perlakuan peman gku kewenan gan ; b. uang/barang/fasilitas lainnya berapapun nilainya dalam setiap pelayanan terkait dengan tugas, wewenang, dan/atau tanggung jawabnya; c. uang/barang/fasilitas lainnya bagi pegawai/pengawas/auditor/ tamu selama kunjungan/pelaksanaan tugas; atau d. uang/barang/fasilitas lainnya dalam proses penerimaan/promosi/ mutasi pejabat/ pegawai. BAB IV ORGNTISASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGENDALIAI{ GRATI FII{ASI Pasal 4 Organisasi pelaksanaan PPG terdiri dari: a. UP-PPG; b. Sekretariat PPG; c. Pelaksana PPG SKPD/Unit Kerja. Pasal 5 (1) UP-PPG dibentuk dan bertanggung jawab kepada Bupati atas pelaksanaan PPG. (21 UP-PPG diketuai oleh Sekretaris Daerah.

(3) UP-PPG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengendalikan pelaksanaan PPG. (41 Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3), UP-PPG memiliki fungsi: a. men5rusun dan menetapkan Rencana Strategis PPG; b. men5rusun dan menetapkan Rencana Kerja Tahunan PPG; c. menjrusun dan mengajukan konsep kebijakan yang diperlukan guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan PPG kepada Bupati; dan d. melaksanakan monitoring dan evaluasi PPG. Pasal 6 (1) Sekretariat PPG dibentuk dan bertanggung jawab kepada Ketua UP- (2t (3) PPG yang berada di Inspektorat. Sekretariat PPG dipimpin oleh Inspektur. Sekretariat PPG terdiri dari Sekretaris PPG dan 3 (tiga) orang anggota yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Ketua UP-PPG berdasarkan usulan dari Sekretaris UP-PPG. (41 Sekretariat PPG memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memfasilitasi pelaksanaan pengendalian PPG oleh UP-PPG dan pelaksanaan PPG oleh Pelaksana PPG SKPD/Unit Kerja. (5) Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Sekretariat PPG memiliki fungsi: a. memfasilitasi penyusunan Rencana Strategis; b. memfasilitasi penyusunan Rencana Kerja Tahunan PPG; c. menjrusun dan mengajukan anggaran yang dibebankan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Inspektorat selaku Sekretariat PPG dengan berpedoman pada Rencana Kerja Tahunan PPG; d. memfasilitasi penyusunan konsep kebijakan yang diperlukan guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan PPG kepada Bupati; e. memfasilitasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi PPG; f. memfasilitasi penerusan pelaporan gratifikasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi, baik yang disampaikan secara langsung oleh penerima maupun yang disampaikan melalui Pelaksana PPG SKPD/Unit Kerja; dan g. memfasilitasi pelaksanaan Kegiatan UP-PPG dan Pelaksana PPG dalam rangka pelaksanaan PPG. Pasal 7 (1) Pelaksana PPG SKPD/Unit Kerja terdiri dari I (satu) orang pegawai yang ditunjuk oleh Kepala SKPD/Unit Kerja selaku anggota UP-PPG untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka pelaksanaan PPG. (21 Pelaksana PPG SKPD/Unit Kerja bertanggung jawab kepada Kepala SKPD selaku anggota UP-PPG atas pelaksanaan kegiatan dalam PPG di lingkungan SKPD/Unit Kerja masing-masing. (3) Menerima dan meneruskan laporan gratifikasi yang disampaikan kepada Sekretariat PPG paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya laporan gratifikasi. Pasal 8 Susunan organisasi dan keanggotaan UP-PPG ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati ini.

(1) {21 (3) (4) BAB V KEWA.IIBAN PELAPORAN PEIVERIMAAN GRATIFII{ASI OLEH PEGAWN Pasal 9 Setiap Pegawai berkewajiban untuk mendukung pelaksanaan PPG. Setiap Pegawai wajib melaporkan setiap penerimaan dan/atau penolakan gratifikasi kepada Pelaksana PPG SKPD/Unit Kerja selambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya/ ditolaknya gratifikasi. Laporan penerimaan gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dengan atau tanpa penyerahan uang dan/atau barang kepada Pelaksana PPG SKPD/Unit Kerja. Setiap penerimaan gratifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaporkan, kecuali dalam hal: a. diperoleh dari hadiah langsung/undian, diskon/rabat, voucher, point rewards, atau souvenir yang berlaku secara umum dan tidak terkait dengan kedinasan; b. diperoleh karena prestasi akademis atau non akademis (kejuaraan/perlombaan/kompetisi) dengan biaya sendiri dan tidak terkait dengan kedinasan; c. diperoleh dari keuntungan/bunga dari penempatan dana, investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku secara umum dan tidak terkait dengan kedinasan; d. diperoleh dari kompensasi atas profesi di luar kedinasan, yang tidak terkait dengan tupoksi dari pegawai atau penyelenggara negara, tidak melanggar konflik kepentingan serta kode etik pegawai, dan dengan ijin tertulis dari atasan langsung; e. diperoleh dari hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus dua derajat atau dalam garis keturunan ke samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi; f. diperoleh dari hubungan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat atau dalam garis keturunan ke samping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi; g. diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungan keluarga sebagaimana pada huruf f dan huruf g terkait dengan hadiah perkawinan, khitanan anak, ulang tahun, kegiatan keagamaanladatltradisi dan bukan dari pihak-pihak yang mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi; h. diperoleh dari pihak lain terkait dengan musibah atau bencana, dan bukan dari pihak-pihak yang mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi; i. diperoleh dari kegiatan resmi kedinasan seperti rapat, seminar, workshop, konferensi, pelatihan, atau kegiatan lain sejenis yang berlaku secara umum berupa seminar kits, sertilikat dan plakat/ cinderamata; dan j. diperoleh dari acara resmi kedinasan dalam bentuk hidangan lsajianljamuan berupa makanan dan minuman yang berlaku umum.

Pasal 10 Dalam hal penerimaan yang diduga gratifikasi tidak diketahui waktu, lokasi pemberian, identitas dan alamat pemberinya wajib dilaporkan kepada Pelaksana PPG SKPD/Unit Kerja atau Sekretariat PPG paling lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya gratifikasi. BAB VI PET{GAWASAN PELAKSANAAN PPiG Pasal 11 Pengawasan terhadap pelaksanaan PPG dilakukan oleh UP-PPG melalui kegiatan monitoring dan evaluasi serta kegiatan pengawasan lainnya. BAB VII SA.IYKSI Pasal 12 Pelanggaran terhadap pelaksanaan PPG diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pamekasan. Ditetapkan di Pamekasan pada tanggal.1 ;,, i i 1:,,i 2i.i 1 ;, BUPATI PAMEKASAN, Diundangkan di pada tanggal :, SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN, Q* 1 ALNrI Pamekasan 1,,_r -i ^,, f rr,.r.' -l..-r. l:-' BERITA DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN 2075 NOMOR -..'

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI PAMEKASAN NOMOR : 20 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI STRUKTUR ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN UNIT PENGENDALI PROGRAM PENGENDALIAN GRATIFIKASI Bupati dan Wakil Bupati selaku Penanggung Jawab Sekretaris Daerah selaku Ketua Asisten Administrasi Umum selaku Ketua Pelaksana Harian Inspektur selaku Sekretaris Kepala SKPD selaku Anggota Kepala Unit Kerja selaku Anggota BUPATI PAMEKASAN, ACHMAD SYAFII