PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2008 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR : 3/B TAHUN : 1999 SERI : B

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 2 TAHUN 2004 TENTANG FATWA PENGARAHAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG IJIN PENGUSAHAAN ANGKUTAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

NO.2/C 19 AGUSTUS 2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI SERI C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 07 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH (IPPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR : 2/B TAHUN : 2001 SERI : B PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2001

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 23 TAHUN 2000 T E N TA NG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DAN TEMPAT BERJUALAN PEDAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 8 Tahun 2000 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 1 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 1

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR : 16 TAHUN 2002 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

S A L I N A N NO. 01/B, 2001 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 81 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 44 TAHUN 2001 TENTANG

3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3669);

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 40 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 27 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 40 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 36

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TENTANG IZIN USAHA ALAT ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PADANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 14 TAHUN 2002 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENEBANGAN POHON PADA PERKEBUNAN BESAR DI JAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 08 TAHUN?? 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESlK NOMOR 02 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 33 TAHUN 2004 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN TEMPAT USAHA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 4 SERI C

KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 12 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGGUNAAN JALAN

L E M B A R A N D A E R A H

Klik Dibatalkan dan Ditindaklanjuti dgn Instruksi Bupati No 1 Tahun 2007

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA DOKUMEN PENGADAAN BARANG / JASA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM DALAM TRAYEK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN FAKFAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR : 04 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 39 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 26 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 09 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG

WALIKOTA MALANG. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) ;

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKKAN PENGGUNAAN TANAH

PROPERAT Sistem Jaringan Dokumentasi & Informasi ( SJDI ) Hukum Kabupaten Magelang.

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 01 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

IJIN LOKASI DAN PENETAPAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Transkripsi:

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG IJIN PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO Menimbang : a. bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Kota bersifat dinamis dan terbuka untuk umum sehingga dapat menampung dan mengantisipasi pertumbuhan kegiatan ekonomi perkotaan yang bertujuan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat ; b. pesat sering mengharuskan adanya perubahan fungsi ruang dan bahwa perkembangan kegiatan ekonomi perkotaan yang begitu pada gilirannya akan merubah pemanfaatan lahan yang harus dapat dikendalikan terutama pada aspek estetika, arsitektonis bangunan dan nilai sejarah kota serta mampu meningkatkan pendapatan masyarakat maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta tidak mengganggu ketertiban dan keamanan ; c. bahwa untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud pada huruf b konsideran ini, perlu diatur dengan suatu Peraturan daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota Kecil di Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 14 Agustus 1950); 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokokpokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043) ; 1

3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3685) ; 4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) ; 5. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan atau Bangunan (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888) ; 6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699) ; 7. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ; 8. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848) ; 9. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Atau Bangunan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 130) ; 10. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4048) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Probolinggo ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ; 13. Keputusan Presiden Nomor 97 Tahun 1998 tentang Penanaman Modal; 14. Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Otonomi Daerah Dibidang Pertanahan ; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1996 tentang Pedoman Perubahan Pemanfaatan Lahan Perkotaan ; 2

16. Peraturan daerah Kota Probolinggo Nomor 27 Tahun 2000 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo Tahun 2000-2010. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PROBOLINGGO MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO TENTANG IJIN PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah, adalah Kota Probolinggo ; b. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Kota Probolinggo ; c. Kepala Daerah, adalah Walikota Probolinggo ; d. Badan, adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lainnya ; e. Rencana Tata Ruang Wilayah, adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah Kota Probolinggo ; f. Retribusi Perijinan Tertentu, adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian ijin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan ; g. Pemanfaatan lahan, adalah penggunaan tanah untuk aktifitas/kegiatan orang dan atau badan yang dapat ditunjukkan secara nyata ; h. Perubahan Pemanfaatan Lahan, adalah pemanfaatan baru atas tanah yang tidak sesuai dengan yang ditentukan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah disahkan ; i. Ijin Perubahan Pemanfaatan Lahan, adalah Keputusan tentang persetujuan perubahan pemanfaatan lahan yang diterbitkan oleh Kepala Daerah ; 3

j. Retribusi Ijin Perubahan Pemanfaatan Lahan yang selanjutnya dapat disebut retribusi dan disingkat dengan huruf R, adalah pembayaran atas pemberian ijin kepada orang dan atau badan yang mengajukan perubahan pemanfaatan lahan dengan luas tertentu sesuai dengan Peraturan Daerah ini ; k. Prosentase yang selanjutnya dapat disingkat huruf f, adalah prosentase yang besarnya telah ditetapkan sesuai dengan upaya untuk melakukan insentif maupun disinsentif terhadap penyesuaian perubahan pemanfaatan lahan yang diijinkan ; l. Harga lahan baru yang selanjutnya disingkat dengan huruf Hb, adalah harga lahan yang diperkirakan sebagai akibat dari perubahan pemanfaatan lahan yang diijinkan tersebut. Perkiraan harga lahan baru ini dilakukan oleh Tim Penilai dengan cara perbandingan harga pasar atau secara residual ; m. Harga lahan lama yang selanjutnya disingkat dengan huruf Hl, adalah harga pasar pada lahan sebelum dilakukan perubahan pemanfaatan ; n. Luas yang selanjutnya disingkat dengan huruf L, adalah luas lahan (M2) yang dikenakan proses perubahan ; o. Prasarana Lingkungan, adalah kelengkapan dasar fisik yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya ; p. Utilitas, adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan ; q. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi berdasarkan peraturan perundang-undanganyang berlaku ; r. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah, adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan data itu membuat jelas tindak pidana dibidang retribusi daerah. BAB II KETENTUAN PERIJINAN DAN TATA CARA PERUBAHAN Pasal 2 Setiap orang atau badan yang akan memanfaatkan tanah untuk keperluan tertentu di wilayah daerah seluas 5.000 m2 atau lebih yang tidak sesuai 4

dengan rencana tata ruang wilayah yang telah disahkan harus memiliki Ijin Perubahan Pemanfaatan Lahan. Pasal 3 (1) Setiap perubahan pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud Pasal 2 harus mendapatkan ijin tertulis dari Kepala Daerah ; (2) Bagi perubahan pemanfaatan terhadap lahan yang strategis dan berdampak penting, ijin perubahan hanya dapat diberikan setelah mendapat rekomendasi dari Tim Penilai dan sesudah itu dikonsultasikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Pasal 4 (1) Permohonan ijin perubahan pemanfaatan lahan harus diajukan kepada Kepala Daerah, melalui Instansi yang berwenang ; (2) Penunjukkan tentang Instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan oleh Kepala Daerah. Pasal 5 (1) Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (2), dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dengan keanggotaan terdiri dari : a. Wakil dari Instansi yang berwenang ; b. Wakil dari Perguruan Tinggi/Lembaga Ilmiah ; c. Wakil dari organisasi profesi yang terkait ; (2) Tim Penilai dikordinasikan oleh Badan Perencanaan Dan Pengembangan Daerah ; (3) Tim Penilai bertugas untuk melakukan Penilaian atas setiap permohonan perubahan pemanfaatan lahan dan memberikan rekomendasi kepada Kepala Daerah sebagai bahan pertimbangan bagi pemberian keputusan atas permohonan dimaksud ; (4) Setiap analisis penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini, harus meliputi pula aspek lingkungan hidup dan memperhatikan seluruh azas perubahan pemanfaatan lahan. Pasal 6 (1) Setiap perubahan pemanfaatan lahan yang telah mendapatkan ijin tertulis dari Kepala Daerah, harus diumumkan kepada masyarakat selambatlambatnya tiga puluh hari sejak ditetapkan ; 5

(2) Perubahan Pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, menjadi bahan masukan kegiatan evaluasi dan revisi terhadaprencana Tata Ruang Wilayah yang telah disahkan. BAB III PERSYARATAN PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN Pasal 7 Setiap permohonan ijin perubahan pemanfaatan lahan harus dilengkapi dengan : a. Rencana peruntukan pemanfaatan lahan lama dan yang baru. b. Bukti penguasaan lahan c. Gambar-gambar tehnis sesuai dengan peraturan yang berlaku. d. Persetujuan tertulis seluruh tetangga terdekat sekelilingnya. Pasal 8 (1) Setiap permohonan perubahan pemanfaatan lahan, harus memperhatikan ketersediaan dan kapasitas sarana dan prasana lingkungan yang berkaitan dengan perubahan dimaksud ; (2) Kapasitas sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, harus memenuhi persyaratan tehnis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; (3) Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini tidak dapat dipenuhi, maka pemohon harus menyediakan / membangun sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 9 (1) Pemberian ijin perubahan pemanfaatan lahan atas suatu kawasan yang dilindungi tidak dapat diberikan, kecuali dalam hal tertentu berdasarkan suatu pertimbangan; (2) Pertimbangan khusus sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, harus dikonsultasikan kepada Gubernur Jawa Timur ; (3) Gubernur Jawa Timur dalam memberikan pertimbangan khusus, dapat berkonsultasi dengan Instansi terkait di Tingkat Pusat dan dapat memutuskan lain/berbeda dari pertimbangan Daerah ; (4) Pertimbangan Gubernur sebagai hasil konsultasi sebagaimana dimaksud ayat (3) Pasal ini, diberikan secara tertulis dan bersifat mengikat bagi yang bersangkutan. 6

Pasal 10 Pelaksanaan perubahan pemanfatan lahan, harus memperhatikan nilai estetika, arsitektonis dan sejarah perkembangan kota. BAB IV RETRIBUSI DAN TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 11 (1) Terhadap setiap ijin perubahan pemanfaatan lahan, dikenakan pungutan retribusi yang besarnya berdasarkan perhitungan sejumlah prosentase dari perbedaan antara harga lahan sebelum perubahan dengan harga perkiraan daripada harga lahan baru setelah perubahan ; (2) Pengenaan prosentase sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini ditetapkan sebesar : NO A S A L BERUBAH MENJADI KOEFISIEN PROSEN TASE (%) 1. Sawah Irigasi Industri Polutif 0,30 Industri Non Polutif 0,20 Perumahan Mewah 0,30 Perumahan Menengah 0,20 Perumahan Sederhana dan Sangat Sederhana 0,10 Perdagangan/jasa/gudang 0,30 Pariwisata/olah raga 0,20 Industri Rumah Tangga 0,10 Pertanian lainnya 0,05 2. Sawah Non Irigasi Industri Polutif 0,25 Industri Non Polutif 0,15 Perumahan Mewah 0,25 Perumahan Menengah 0,15 Perumahan Sederhana dan 0,10 Sangat Sederhana Perdagangan/jasa/gudang 0,25 Pariwisata/Olah Raga 0,20 Industri Rumah Tangga 0,10 Pertanian Lainnya 0,005 7

3. Tambak Industri Polutif 0,25 Industri Non Polutif 0,15 Perumahan Mewah 0,25 Perumahan Menengah 0,15 Perumahan Sederhana dan 0,10 Sangat Sederhana Perdagangan/jasa/gudang 0,25 Pariwisata/Olah Raga 0,20 Industri Rumah Tangga 0,10 Pertanian Lainnya 0,05 4. Permukiman/ Industri Polutif 0,30 Kantor Industri Non Polutif 0,20 Perumahan Mewah 0,30 Perumahan Menengah 0,20 Perumahan Sederhana dan 0,10 Sangat Sederhana Perdagangan/jasa/gudang 0,30 Pariwisata/Olah Raga 0,20 Industri Rumah Tangga 0,10 Pertanian Lainnya 0,05 Dengan rumus perhitungan yaitu : R = f (%) x (Hb Hl) x L Pasal 12 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan ; (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah ( SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB V KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN Pasal 13 Barang siapa yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan 11 Peraturan Daerah ini diancam dengan hukuman kurungan selamalamanya 6 (enam) bulan penjara dan atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). 8

Pasal 14 (1) Selain Pejabat Penyidik Umum, penyidikan atas pelanggaran terhadap Peraturan Daerah ini dilakukan juga oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kota yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ; (2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dalam melaksanakan tugas penyidikannya dilakukan sesuai dengan kewenangan yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 15 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan ditetapkan kemudian oleh Kepala Daerah sepanjang menyangkut peraturan pelaksanaannya. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Probolinggo. Ditetapkan di : Probolinggo pada tanggal : 7 Juli 2001 Diundangkan di Probolinggo pada tanggal 11 Juli 2001 WALIKOTA PROBOLINGGO ttd, Drs. H. BANADI EKO Sekretaris Daerah Kota ttd, Drs. H. BAMBANG WIDARTO, M.Si LEMBARAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2001 NOMOR 5 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum DIDIK SUDIGNYO, SH 9

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG IJIN PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN I. UMUM. Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria, bahwa tanah mempunyai fungsi sosial oleh karenanya semua aktifitas pada tanah harus dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada masyarakat. Dalam hal pemanfaatan, istilah tanah lebih tepat dipakai lahan, disebabkan istilah tanah lebih banyak berkaitan dengan kesuburan dan teksture, sedangkan istilah lahan digunakan dalam korelasi dengan aspek pemanfaatan. Adapun diaturnya Ijin Pemanfaatan Lahan dalam Peraturan Daerah Ini adalah sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1996 tentang Pedoman Perubahan Pemanfaatan Lahan Perkotaan dan Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 27 Tahun 2001 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo Tahun 2000 2010 yang telah ditetapkan yang menggariskan pemanfaatan lahan untuk fungsi tertentu dan batasan-batasan yang jelas. Dalam perhubungan aktifitas perbatasan yang sangat membutuhkan lahan sebagai lahan dari setiap kegiatan. Namun Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo kurang mampu mengakomodasikan berbagai kegiatan ekonomi perkotaan yang berkembang dengan sangat pesat. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 2 : Cukup jelas. Pasal 3 ayat (2) : Strategis dan berdampak penting adalah perubahan pemanfaatan lahan perkotaan pada blok-blok yang besar yaitu blok yang minimal dibatasi oleh jalan kolektor utama dan manimbulkan dampak yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan, tingkat kesejahteraan masyarakat dan keamanan disekitarnya. Pasal 4 : Cukup jelas. Pasal 5 ayat (1) : Tim Penilai dibentuk dengan tujuan untuk dapat memberikan penilaian yang obyektif tentang kemungkinan pemanfaatan lahan baru yang diusulkan, sehingga nantinya ijin tertulis yang dikeluarkan dapat diperatnggungjawabkan baik secara teknis 10

Pasal 5 ayat (2) dan Ayat (3) Pasal 6 s/d Pasal 16 planologi maupun secara sosial ekonomi. Pembentukan Tim ini adalah untuk menjaga obyektifitas penilaian dan kelayakannya baik secara teknis planologis maupun penilaian lain yang diperlukan seperti hal yang menyangkut masalah lingkungan, masalah sejarah, dan masalah sosial kemasyarakatan. : Cukup jelas : Cukup jelas. 11