BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama manajemen perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya ialah

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat dunia usaha menjadi lebih kompetitif. Sehingga dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi bagi negara. Seiring bertambahnya pembangunan perusahaan, sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN LANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, stakeholder semakin menyadari betapa pentingnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin berkembang banyak sekali

Disusun Oleh : : Lian Ismaya NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang kekurangan modal atau memiliki modal yang terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai suatu konsep UKDW

BAB I PENDAHULUAN. investasi di pasar modal berakibat pada meningkatnya investor yang beralih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Indonesia hampir

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan perusahaan (stakeholder). Perusahaan seharusnya juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial atau biasa dikenal dengan Corporate Social Responsibility

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas pasar modal. Pasar modal menurut Bursa Efek Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Menurut British Broadcasting Corporation pada tahun 2015 dengan dibentuknya

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perekonomian yang terus berkembang, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat dan kompetitif. Kondisi ini menuntut sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan akuntansi yang pesat setelah terjadi revolusi industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya kewajiban kepada pemegang saham melainkan kewajiban kepada

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya muncul perusahaan pesaing yang memiliki keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan mengeruk keuntungan semata. Kontribusinya terhadap komunitas hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu aset riil (real asset) dan aset finansial (financial asset), yang sama-sama

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas usaha baik badan maupun perseorangan tidak dapat terlepas dari kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. saham sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Modal merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam akuntansi konvensional (mainstream accounting), tanggung

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Saham dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

4 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan fenomena, rumusan masalah, hipotesis, dan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan industri manufaktur merupakan jenis industri

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bertambahnya perusahaan yang listing di BEI dari 445

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin bertambah dari satu periode ke periode selanjutnya. Berdasarkan data www.sahamok.com, jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013 meningkat sebanyak 4,58% dibandingkan dengan tahun 2012. Hingga tanggal 8 Oktober 2013, tercatat ada 137 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Terjadi peningkatan sebanyak 6 perusahaan manufaktur, dimana pada tahun 2012 jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI adalah 131 perusahaan. Kondisi persaingan ini menyebabkan perusahaan perlu terus meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Perusahaan pun dituntut untuk terus mengembangkan usahanya untuk meningkatkan daya saing. Namun, untuk mengembangkan suatu usaha diperlukan dana yang besar. Bagi perusahaan yang sudah go public, dana bisa diperoleh salah satunya dengan cara memperdagangkan sahamnya di bursa saham atau efek. Bursa saham di Indonesia bernama Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan go public adalah perusahaan yang melakukan kegiatan penawaran saham di bursa untuk kemudian menjual atau menerbitkan sahamnya kepada 1

masyarakat. Masyarakat yang kemudian berinvestasi di perusahaan tersebut dinamakan investor. Sebelum melakukan kegiatan investasinya, investor melakukan analisa terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan untuk menentukan layak atau tidaknya perusahaan tersebut untuk dijadikan tempat berinvestasi. Kinerja keuangan menunjukkan gambaran dari hasil kegiatan atau aktivitas ekonomi perusahaan pada periode tertentu dalam mencapai keuntungan secara efektif dan efisien. Investor tentunya lebih memilih berinvestasi di perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang optimal, maka dari itu perusahaan memiliki tugas untuk terus mengevaluasi kinerja keuangannya menjadi semakin baik. Hal ini dikarenakan perusahaan membutuhkan investor untuk menanamkan modalnya sebagai dana tambahan bagi perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Dilihat dari sisi investor, kinerja keuangan dapat dijadikan tolok ukur dalam berinvestasi. Investor lebih memilih untuk berinvestasi di perusahaan yang memiliki kinerja keuangan optimal karena akan mempengaruhi return atau pengembalian atas investasi yang dilakukan investor. Return atas kegiatan investasi oleh investor terdiri dari dua yaitu dividen dan capital gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan, dan capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham (www.idx.co.id). Kinerja keuangan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi data-data keuangan yang terdapat di laporan keuangan perusahaan. IAI 2

(2012) mendefinisikan laporan keuangan sebagai penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan diharapkan dapat membantu pembuatan keputusan ekonomi bagi para penggunanya. Bagi investor, laporan keuangan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan berinvestasi. Dari laporan keuangan yang diterbitkan tiap perusahaan, investor bisa menilai baik atau buruknya kinerja keuangan perusahaan dengan menganalisa laporan keuangan tersebut. Rasio keuangan merupakan salah satu alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisa laporan keuangan. Financial ratios are ways of comparing and investigating the relationships between different pieces of financial information (Ross, 2012). Dengan menggunakan rasio, seorang analis laporan keuangan bisa menemukan hubungan antar akun dalam laporan keuangan dan nilai rasio dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya atau dengan perusahaan sejenis. Return On Equity (ROE) merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai alat ukur profitabilitas perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal perusahaan dan diukur dengan cara membagi laba bersih perusahaan setelah pajak yang tersedia bagi pemegang saham dalam satu periode dengan total ekuitas perusahaan (Ross, 2012). Nilai par dari saham preferen harus dikeluarkan dari total ekuitas (Kieso, 2013) karena return yang diterima pemegang saham preferen adalah tetap, tidak dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE maka perusahaan 3

dinilai semakin efisien dalam menghasilkan laba. Bagi perusahaan, nilai ROE bisa digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan untuk periode selanjutnya. Sedangkan bagi investor, tingginya nilai ROE menunjukkan bahwa return yang akan diterimanya juga akan semakin tinggi. Adanya keinginan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan menuntut manajemen untuk dapat mengambil keputusan-keputusan dengan tepat. Salah satu keputusan yang perlu diperhatikan adalah mengenai pertanggungjawaban perusahaan terhadap kondisi lingkungan alam dan lingkungan sosial. Pihak manajemen perlu memperhatikan kondisi lingkungan sekitar yang sebenarnya turut ambil bagian dalam keseluruhan kegiatan operasioal perusahaan. Selain kondisi lingkungan, masyarakat sekitar juga ikut terlibat atau memberikan dampak dalam kegiatan operasional perusahaan. Namun dalam penelitian Wijayanti et al. (2011) disebutkan bahwa pebisnis di Indonesia belum yakin bahwa aktivitas-aktivitas lingkungan dan sosial akan mendongkrak profitabilitas perusahaan. Kinerja lingkungan merupakan aktivitas-aktivitas atau interaksi perusahaan dengan sumber daya alam. Adanya kinerja lingkungan yang baik berarti perusahaan sudah berkontribusi dalam memelihara dan mengelola sumber daya alam, sedangkan kinerja lingkungan yang buruk berarti perusahaan kurang atau tidak berkontribusi dalam pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan, perusahaan hanya mengeksploitasi lingkungan secara terus menerus. Kasus ini pun mendapat perhatian khusus dari Kementrian Lingkungan Hidup. 4

Sejak tahun 2002 Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) mengadakan suatu program untuk mendorong perusahaan untuk terus membantu melestarikan lingkungan hidup bernama Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER). Program ini sudah ada di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. PROPER merupakan langkah terpadu Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam melaksanakan undang-undang mengenai lingkungan hidup, salah satunya adalah Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 Paragraf 5 tentang Amdal Pasal 22 ayat (1) yang berbunyi Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Amdal merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Melalui PROPER, kinerja lingkungan perusahaan akan dinilai berdasarkan taat atau tidaknya terhadap peraturan perundangan yang berlaku. Pengukuran kinerja perusahaan pada PROPER menggunakan indikator lima warna, yaitu emas, sebagai indikasi peringkat kerja penataan paling baik, kemudian hijau, biru, merah, dan terakhir hitam sebagai indikasi penilaian kinerja paling buruk. KLH juga akan rutin mempublikasikan kepada masyarakat hasil dari PROPER tiap periode. Hal ini bertujuan agar masyarakat bisa ikut menilai dan memahami kinerja lingkungan dari setiap peserta. 5

Meskipun PROPER sudah berjalan lebih dari 10 tahun, program ini masih belum bisa merangkul seluruh perusahaan, terutama yang berhubungan langsung dengan alam. Belum terlalu banyak perusahaan yang berpartisipasi di program ini menandakan masih kurangnya kesadaran pebisnis dalam melestarikan lingkungan hidup. Namun demikian, peserta PROPER terus bertambah tiap tahunnya. Tahun 2011 tercatat hampir 1.000 perusahaan mengikuti PROPER walau sebenarnya ada sekitar 8.000 perusahaan yang berpotensi untuk menjadi peserta (proper.menlh.go.id). Pada PROPER periode 2011-2012, sebanyak 6% peserta atau 79 perusahaan mendapat peringkat hitam (proper.menlh.go.id), dimana peringkat hitam merupakan peringkat terburuk karena aktivitas operasionalnya dinilai sangat mencemari lingkungan dan tidak ada usaha dari perusahaan untuk mengolah limbah pabrik. Hal ini menunjukkan masih diperlukannya peraturan tegas untuk menangani masalah pengelolaan lingkungan. Perusahaan yang memperoleh skor PROPER yang tinggi, yaitu Emas atau Hijau, tentu akan mendapatkan apresiasi yang lebih baik dari masyarakat. Citra perusahaan di publik akan meningkat karena isu global warming menyebabkan publik akan memberi nilai lebih pada perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan baik. Masyarakat berminat untuk membeli produk perusahaan karena mereka meyakini bahwa dengan membeli produk perusahaan tersebut berarti mereka juga turut andil dalam pelestarian lingkungan hidup. Selain itu, kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dapat menimbulkan adanya efisiensi biaya. Perusahaan bisa mengurangi 6

external failure cost karena dengan menggunakan produk ramah lingkungan perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan seperti biaya keluhan pelanggan. Meningkatnya penjualan yang disertai dengan penurunan biaya selanjutnya akan menimbulkan kenaikan pada laba bersih perusahaan sehingga pada akhirnya ROE perusahaan bisa meningkat pula. Penggunaan variabel kinerja lingkungan sebagai variabel independen mengacu pada penelitian Djuitaningsih dan Ristiawati (2011) yang mendapatkan hasil bahwa kinerja lingkungan memberikan pengaruh positif dan signifikan kepada indikator kinerja finansial yaitu return on equity satu tahun kemudian (ROEt+1). Hasil ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Norhadi (2009) dalam Djuitaningsih dan Ristiawati (2011) yang menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara kinerja lingkungan dengan ROE perusahaan. Selain kinerja lingkungan, ada faktor lain yang juga perlu diperhatikan oleh perusahaan, yaitu tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Wijayanti et al. (2011) menyatakan bahwa CSR merupakan suatu konsep bahwa organisasi, dalam hal ini lebih dispesifikan kepada perusahaan, memiliki sebuah tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Peraturan mengenai CSR sudah ada dan tercantum di Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Bab V tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Pasal 74 ayat (1) tahun 2007 yaitu, Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, 7

wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Selanjutnya pada ayat (3) dinyatakan bahwa, Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Seluruh tanggung jawab sosial perusahaan bisa diungkapkan (disclosure) dalam laporan tahunan atau laporan sosial terpisah. Pengungkapan CSR bisa memberikan dampak positif dari segi penjualan produk perusahaan karena masyarakat menjadi yakin bahwa produk tersebut aman untuk dikonsumsi. Hal ini terdapat pada item pengungkapan CSR kategori produk yang isinya mencakup pengungkapan-pengungkapan perusahaan mengenai gambaran produk, pengungkapan bahwa produk telah memenuhi standar keselamatan, serta riset yang dilakukan perusahaan untuk memperbaiki produk. Meningkatnya penjualan perusahaan akan berujung pada peningkatan net income sehingga kinerja keuangan perusahaan berupa return on equity juga bisa meningkat. Penggunaan variabel corporate social responsibility sebagai variabel independen mengacu pada penelitian Wijayanti et al. (2011) yang mendapatkan hasil bahwa CSR memiliki pengaruh positif signifikan terhadap ROE. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya oleh Wijayanti et al. (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 8

1. Penambahan Variabel Independen Penelitian ini menambahkan satu variabel independen yaitu kinerja lingkungan yang mengacu pada penelitian Djuitaningsih dan Ristiawati (2011). Sedangkan pada penelitian Wijayanti et al. (2011) variabel independen yang digunakan adalah CSR. 2. Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2012 dan juga menjadi peserta PROPER pada periode 2009-2011. Sedangkan objek penelitian dalam penelitian Wijayanti et al. (2011) adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008. 3. Pengurangan Proksi Variabel Kinerja Keuangan Penelitian ini menggunakan proksi ROE, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan proksi Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS), Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012). 9

B. Batasan Masalah Penelitian ini fokus pada pengaruh kinerja lingkungan dan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan laporan keuangan secara konsisten selama periode 2010-2012. Variabel kinerja lingkungan perusahaan akan diukur dengan menganalisa peringkat perusahaan peserta PROPER tahun 2009-2011. Dengan demikian, objek penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur yang secara konsisten mengikuti PROPER selama periode tersebut. Pengukuran variabel CSR menggunakan Corporate Social Responsibility Index (CSRI). Indikator pengukuran CSRI mengacu pada indikator CSR yang digunakan oleh Sembiring (2005), yaitu: lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, masyarakat, dan umum. Kinerja keuangan dalam penelitian ini akan menggunakan proksi Return on Equity (ROE). C. Rumusan Masalah Tingginya desakan masyarakat, juga termasuk investor, untuk meminta pertanggung-jawaban lingkungan dan sosial kepada perusahaan harus bisa dipenuhi oleh perusahaan. Pihak manajemen perlu menyadari bahwa para stakeholders akan memberikan nilai lebih pada perusahaan yang mau berkontribusi pada lingkungan dan sosial. Perusahaan diharapkan mulai 10

meningkatkan kinerja lingkungan dan tanggung jawab sosial, serta mengungkapkannya di laporan tahunan atau laporan sosial terpisah. Berdasarkan paparan tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan menjadi topik pembahasan dalam penelitian ini: 1. Apakah kinerja lingkungan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE)? 2. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE)? 3. Apakah kinerja lingkungan dan CSR secara simultan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE). 2. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE). 3. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh kinerja lingkungan dan CSR secara simultan terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE. 11

E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu: 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan performa keuangan perusahaan dengan cara memberikan pengujian-pengujian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada perusahaan mengenai arti penting dari lingkungan dan sosial supaya selanjutnya perusahaan bisa lebih meningkatkan kontribusi terhadap lingkungan dan sosial. 2. Bagi Investor Bagi investor, penelitian ini diharapkan bisa memberi wawasan tambahan bagi para investor dan membantu investor di dalam pengambilan keputusan untuk menentukan perusahaan yang akan dipilih sebagai tempat berinvestasi 3. Bagi Akademisi Penelitian ini dapat menjadi literatur tambahan bagi para akademisi dalam pemahaman kinerja keuangan perusahaan, terutama dari faktor kinerja lingkungan dan CSR dari masing-masing perusahaan. 12

4. Bagi Peneliti lainnya Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan kinerja lingkungan, CSR, dan ROE. 5. Bagi Peneliti Bagi peneliti sendiri, penelitian ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai kinerja lingkungan, CSR, dan ROE, serta dapat menerapkan teori-teori terkait penelitian dengan kenyataan yang ada. F. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TELAAH LITERATUR Bab ini berisi tinjauan pustaka terkait dengan topik penelitian yakni kinerja lingkungan, CSR, dan ROE dari berbagai literatur, dan perumusan hipotesis yang akan diuji. 13

BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, penjabaran mengenai variabel penelitian, teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel dan pengumpulan data, serta teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi deskripsi penelitian berdasarkan pengolahan data-data yang telah dikumpulkan, pengujian, analisis hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian terakhir dari laporan penelitian yang berisi simpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya. 14