KOHORT IBU DAN BAYI. Disusun oleh : VEDCA PARAMITA H. ( ) AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL HIKMAH JEPARA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK ( PWS-KIA ) By. IRMA NURIANTI, SKM

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN. hamil sehingga dapat membahayakan ibu dan janin jika mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB V ANALISIS, PENELUSURAN DATA KOHORT DAN RENCANA TINDAK LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. persalinan, perawatan bayi yang baru lahir dan pemeliharaan ASI

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang khusus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PEDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang alami artinya perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB 1 PENDAHULUAN. care yang kemudian diubah sedikit oleh WHO Expert Commitee on. apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

MATA KULIAH ASKEB V (KOMUNITAS)

BAB I PENDAHULUAN. wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

PENGAYAAN MATERI IMUNISASI DAN KIA PADA KURIKULUM PENDIDIKAN D-III KEBIDANAN. Jakarta, 3 Desember 2015

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. kontrasepsi.proses tersebut akan menentukan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini dengan memantau kesehatan ibu, dengan digunakan indicator

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan fisik dan emosi dari ibu setra perubahan sosial dalam keluarga

BAB I PENDAHULUAN. selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

BAB I PENDAHULUAN. hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, keguguran atau terminasi

BAB I PENDAHULUAN. individu. Pendidikan bukan hanya dapat mengubah seseorang yang dianggap

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DI KOMUNITAS Tri Novi Kurnia Wardani,S.ST,M.Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan merupakan keadaan

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang asuhan yang ia terima.

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

KERANGKA ACUAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 46

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. perinatal (Marmi, 2011 : 21). Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan yaitu asuhan kehamilan, pesalinan, bayi baru lahir, nifas

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat (Pantikawati dan Saryono,2010:1). Namun, dalam prosesnya terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

Transkripsi:

KOHORT IBU DAN BAYI Disusun oleh : VEDCA PARAMITA H. (1309571) AKADEMI KEBIDANAN ISLAM AL HIKMAH JEPARA 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peranan penting dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi asuhan kebidanan. Dalam memberi asuhan bidan sebagai individu yang memegang tanggung jawab terhadap tugas kliennya, bio-psiko sosial.di tengah masyarakat,bidan juga berperan dalam memberi pendidikan kesehatan dan mengubah prilaku masyarakat terhadap pola hidup dan gaya hidup yag tidak sehat.jadi tidak hanya memberi asuhan pada individu tapi juga terhadap keluerga dan masyarakat. Oleh karena itu,bidan harus mempunyai pendekatan manajemen agar dapat mengorganisasikan semua unsur - unsur yang terlibatdalam pelayanannya dengan baik dalam rangka menuunkan angka kematian ibu dan anak. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian / tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang terfokus pada klien. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pelayanan kebidanan? 2. Bagaimana cara pemantauan pelayanan kebidanan? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian manajemen pelayanan kebidanan. 2. Untuk mengetahui cara pemantauan pelayanan kebidanan. BAB II PEMBAHASAN A. Manajemen Pelayanan Kebidanan

Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak,kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider. Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan / manajemen kebidanan yang ditetapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada pasien. B. Pemantauan 1. Kohort. a. Pengertian. Kohort berasal dari kata cohort yang artinya suatu proses pengamatan prospektif, survey prospektif terhadap suatu subjek maupun objek. Sedangkan pada pemantauan pelayanan kebidanan register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal, bayi dan balita. b. Tujuan. Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah tangga yang teridentinfikasi dari data bidan. 2. Jenis Kohort. a. Kohort Ibu. 1) Pengertian. Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat ini lebih difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi. 2) Tujuan. Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu yang terdeteksi di rumah tangga yang teridentinfikasi dari data bidan. b. Kohort Bayi.

1) Pengertian. Kohort bayi merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal. 2) Tujuan. Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan bayi yang terdeteksi di rumah tangga yang teridentinfikasi dari data bidan. C. Cara Pengisian Kohort. 1. Kohort Ibu. a. Kolom diisi sebagai berikut : 1) Diisi nomer urut. 2) Diisi nomer indeks dari family folder. 3) Diisi nama ibu hamil. 4) Diisi nama suami ibu hamil. 5) Diisi alamat ibu hamil. 6) Diisi umur ibu hamil. 7) Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama dalam minggu / tanggal HPL. 8) Factor resiko : diisi v ( rumput ) untuk ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. 9) Paritas diisi Gravidanya. 10) Diisi bila jarak kehamilan <> 11) Diisi bila BB ibu <> 12) Diisi bila TB ibu <> 13) Sampai dengan 17) Resiko tinggi : Diisi dengan tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi, HB diperiksa dan ditulis hasil pemeriksaannya. 14) Pendeteksian faktor resiko : Diisi tangga ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh tenaga kesehatan. 15) Diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh tenaga kesehatan. 16) Sampai dengan 22) Diisi tanggal imunisasi sesuai dengan statusnya. 17) Sampai dengan 34) Diisi umur kehamilan dalam bulan kode pengisian sebagai berikut : K I : Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan dimana saja pada kehamilan 1 s/d 5 bulan dengan rambu rambu O dan secara langsung juga akses dengan rambu rambu

K 4 : Kunjungan ibu hamil yang keempat kalinya. Untuk memperoleh K4 dapat memakai rumus 1 1 2 atau 0 2 2 dengan rambu-rambu Δ Perhatian : K4 tidak boleh pada usia kehamilan 7 bulan. Pada ibu hamil pertama kali kunjungan pada usia kehamilan 5 bulan pada bulan berikutnya yaitu 6 bulan harus berkunjung atau dikunjungi agar tidak kehilangan K4. Pada ibu hamil yang awalnya periksa diluar kota, dan pada akhir kehamilannya periksa di wilayah kita karena untuk melahirkan dan penduduk setempat bisa mendapatkan K1, K4 dan sekaligus Akses apabila ibu tersebut dapat menunjukan pemeriksaan dengan jelas Akses : Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan tidak memandang usia kehamilan dengan rambu-rambu Ο. 18) Penolong Persalinan, diisi tanggal penolong persalinan tenaga kesehatan. 19) Diisi tanggal bila yang menolong bukan tenaga kesehatan. 20) Hasil akhir Kehamilan : Abortus diisi tanggal kejadian abortus. 21) Diisi lahir mati. 22) Diisi BB atau BBL <> 23) Diisi BB atau BBL > 2500 gram. 24) Keadaan ibu bersalin, diberi tanda v bila sehat. 25) Dijelaskan sakitnya. 26) Diisi sebab kematiannya. 27) Diisi sebab kematiannya. 28) Diisi v ( rumput ). 29) Diisi apabila pindah, atau yang perlu diterangkan. 2. Kohort Bayi. a. Kolom diisi sebagai berikut : 1) Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan nomor urut ibu pada register kohort ibu. 2) Diisi nomor indeks dari family folder. 3) Sampai dengan 7) Jelas. 4) Sampai dengan 9) Diisi angka berat bayi lahir dalam gram. 5) Diisi tanggal pemeriksaan neonatal oleh tenaga kesehatan. 6) Diisi tanggal pemeriksaan post neonatal oleh petugas kesehatan.

7) Sampai dengan 23) Diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu : N = naik, T = turun, R = Bawah garis titik titik (BGT), BGM = Bawah garis merah. 8) Sampai dengan 35) Diisi tanggal bayi tersebut mendapat imunisasi. 9) Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal. 10) Diisi penyebab kematian bayi tersebut. 11) Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan. 3. Kohort Balita. a. Kolom diisi sebagai berikut : 1) Diisi nomor urut. Sebaliknya nomor urut bayi disesuaikan dengan nomor urut ibu pada register khort ibu. 2) Disi nomor indeks dari Family Folder. 3) Sampai dengan 7) Jelas. 4) Sampai dengan 31) Dibagi 2, diisi hasil penimbangan dalam kg dan rambu gizi. 5) Sampai dengan 35) Diisi tanggal pemberian vitamin A bulan Februari dan Agustus. 6) Diisi tanggal bila ditemukan sakit. 7) Diisi penyebab sakit. 8) Diisi tanggal meninggal. 9) Diisi sebab meninggal. 10) Diisi tanggal bila ditemukan kelainan tumbuh kembang. 11) Diisi jenis kelamin tumbuh kembang. 12) Diisi bila ada keterangan penting tentang balita tersebut. D. PWS KIA Setiap bulan data di kohort di rekap kedalam suatu laporan yang disebut dengan PWS KIA atau Pemantauan wilayah setempat yaitu alat manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (puskesmas kecamatan) secara terus menerus agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan KIA nya masih rendah. Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasi kepada sektor terkait, khususnya Pamong setempat yang berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran agar mendapatkan pelayanan KIA dan membantu memecahkan masalah nonteknis, sehingga semua masalah ibu

hamil dapat tertangani secara memadai, yang pada akhimya AKI dan AKB akan turun sesuai harapan. Pendataan Sasaran Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat itu adaiah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat. Bersama-sama dengan Bidan desa, pendataan ibu hamil, ibu bersalin, neonatal, bayi dan balita dapat diiakukan. Dengan mendata seluruh ibu hamil yang ada di suatu komunitas tanpa teriewatkan yang dilakukan oleh kader dan dukun bayi kemudian bidan desa memasukan seluruh data ibu hamil ke dalam kohort yang telah disediakan di Pusesmas, sehingga data yang ada di desa pun dimiliki puskesmas. Dengan Puskesmas juga memiliki data dasar, bidan desa dan Puskesmas dalam hal ini bidan puskesmas dan timnya dapat memonitor dan mengikuti setiap individu yang ada didaerah tersebut. Dengan puskesmas memiliki seluruh data ibu hamil dan bidan desa memberikan pemeriksaan seluruh ibu hamil tanpa melihat apakah ibu hamil lersebut mempunyai faktor resiko atau tidak, sehingga dapat menyelamatkan jiwa ibu dan anak yang dikandung. Dalam memantau program kesehatan ibu,dewasa ini digunakan indikator cakupan,yaitu :cakupan layanan Antenatal (K1 untuk akses dan K4 untuk kelengkapan layanan antenatal),cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan cakupan kunjungan neonatus /nifas.untuk itu,sejak awal tahun1990-an telah digunakan alat pantau berupa Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu Anak (PWS KIA),yang mengikuti program jejak imunisasi. Dengan adanya PWS KIA, data cakupan layanan proram kesehatan Ibu dapat diperoleh setiap tahunnya dari semua propinsi. Walau demikian,disadari bahwa indikator cakupan tersebut belum cukup memberi gambaran untuk menilai kemajuan menurunkan angka

AKI.Mengingat bahwa mengukur AKI,Sebagai indikator dampak,secara berkala dalam waktu kurang dari 5-10 tahun tidak realistis,maka pakar dunia menganjurkan pemakaian indikator outcome.indikator tersebut antara lain : a. Cakupan penanganan kasus obstretri. b. Case fatality rate kasus obstetric yang ditangani. c. Jumlah kematian absolute. d. Penyebaran fasilitas pelayanan obstetric yang mampu PONEK dan PONED. e. Presentase bedah sesar terhadap seluruh persalinan disuatu wilayah. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam pelayanan kebidanan,manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada

klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak,kepuasan pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider. Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien. Perencanan dalam pelayanan kebidanan memperhatikan 3 unsur,yaitu: input,poses dan outcome. Pendataan suatu masyarakat yang baik bilamana dilakukan oleh komponen yang merupakan bagian dari komunitas masyarakat bersangkutan, karena merekalah yang paling dekat dan mengetahui situasi serta keadaan dari masyarakat tersebut. Sumber daya masyarakat itu adaiah Kader dan dukun bayi serta Tokoh masyarakat. Untuk membantu dalam melakukan pendataan digunaka alat pantau berupa Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu Anak (PWS KIA) B. Kritik dan Saran Kami berharap agar para mahsiswa kebidanan memahami tentang manajemen pelayanan kebidanan. DAFTAR PUSTAKA Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 Tentang Profesi Bidan. Saifuddin, Abdul Bari. dkk. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Simatupang, Erna Juliana. 2008. Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta : EGC. Soepardan, Suryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.