BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk mengatasi keluhan pada post stroke non haemoragik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

Oleh: RIO HANANTA WISNU W J

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga, setiap individu, keluarga dan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST STROKE HEMIPARESE NON HEMORAGIK DEXTRA DI RST DR SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HEMIPARESE DEXTRA POST STROKE NON HAEMORAGIK DI RSUP DR.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal stadium akhir (gagal ginjal kronik tahap 5) dapat

BAB I PENDAHULUAN. gangguan peredaran darah otak yang tejadi secara mendadak dan. menimbulkan gejala sesuai daerah otak yang terganggu (Bustaman MN,

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) adalah salah satu gangguan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC DI RSUD SUKOHARJO. Oleh : KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang mencakup disegala bidang antara lain : politik, ekonomi, sosial

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Pergerakan yang dilakukan baik secara volunter maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB I PENDAHULUAN. mendadak dan berat pada pembuluh-pembuluh darah otak yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi LBP dalam 1 tahun, adalah dari 3,9% hingga 65% (Andersson,

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN` gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung. stroke hemoragik (American Heart Association, 2013).

BAB V PEMBAHASAN. termasuk dalam segi fungsi fisik, interaksi sosial, dan keadaan mental (Jonsen, 2006). Penilaian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM RECOVERY KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

BAB I PENDAHULUAN tahun yang lalu. Pertama kali diduga adanya stroke oleh Hipocrates. pengobatannya (Waluyo, 2013). Di Indonesia stroke

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB І PENDAHULUAN. semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat ketiga penyebab

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. di negara-negara barat. Penyakit jantung koroner akan menyebabkan angka

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST STROKE HEMIPARESE DEXTRA DI RST. DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. penderita kebutaan dari 285 juta penderita gangguan penglihatan di dunia. Sepertiga

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

Soalan: Mohd Shukri Kuantan. Jawapan:

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang


BAB I PENDAHULUAN. yang pertama ingin dicapai baik dari pasien sendiri maupun dari keluarganya.

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penurunan aktivitas fisik seseorang. Penurunan aktivitas fisik dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pada paru-paru terhadap partikel asing maupun gas (GOLD, 2013).

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. motorik maupun sensoris. Di Amerika sekitar 8000 kasus spinal cord injury (SCI)

BAB I PENDAHULUAN. karena musibah yang diberikan oleh-nya hendaknya tidak mudah berputus asa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu cara untuk mengatasi keluhan pada post stroke non haemoragik adalah dengan pemberian medika metosa atau alternatif pengobatan lain. Karena manusi pada hakikatnya memiliki hak untuk sehat dan hak untuk sembuh dari penyakitnya. Dari Jabir bin abdullah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda bahwa setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah SWT. (HR. Muslim), dan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Menurut World Health Organization (WHO) stroke didefinisikan suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik lokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Sebagian besar kasus dijumpai pada orang-orang yang berusia di atas 40 tahun. Makin tua umur, resiko terkena stroke semakin besar (Nasution, 2013). Stroke non haemoragik adalah tipe stroke yang paling sering terjadi, hampir 80% dari semua stroke. Disebabkan oleh gumpalan atau sumbatan lain pada arteri yang mengalir ke otak (Nasution, 2013). 1

2 Banyak sekali faktor penyebab pada kasus stroke non haemoragik, salah satunya adalah hipertensi dan merokok. Hipertensi adalah faktor risiko utama lainnya dalam pembentukan aterosklerosis. Selain itu merokok merupakan faktor risiko yang telah jelas diketahui pada pria dan mungkin pula berperan pada peningkatan insidensi dan keparahan aterosklerosis pada perempuan. Aterosklerosis ditandai lesi intima yang disebut atheroma (atau ateromatosa atau plak aterosklerotik) (Kumar et al., 2015). Aterosklerotik merupakan penyakit yang menyerang arteri-arteri pada jantung maupun otak sehingga terjadi penyempitan pada lumen dan aliran darah menjadi kecil (Mardjono dan Sidharta, 2014). Permasalahan yang terjadi pada kasus post stroke non haemoragik adalah penurunan kekuatan otot pada ekstremitas atas dan bawah, rasa tebal-tebal, spastisitas, keseimbangan, koordinasi gerak dan juga penurunan aktivitas fungsional. Fisioterapi adalah salah satu tenaga medis yang mampu menurunkan spastisitas, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi, dan juga mampu meningkatkan aktivitas fungsional pada kasus stroke di atas. Di sini fisioterapi mempunyai peran sebagai profesi yang bertanggung jawab dalam proses penyembuhan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional yang terjadi pada kasus stroke. Menangani pasien dengan kondisi tersebut banyak modalitas fisioterapi yang digunakan, salah satunya adalah dengan menggunakan modalitas Bridging exercise, Stretching Wrist, dan metode Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF). Pada kasus stroke non haemoragik untuk mengatasi problematika yang ada. Oleh karena itu, penulis mengambil judul Karya Tulis

3 Ilmiah PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST STROKE NON HAEMORAGIK DEXTRA DI RST DR SOEDJONO MAGELANG. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut maka didapat rumusan masalah pada Karya Tulis Ilmiah ini : 1. Apakah modalitas Stretching Wrist dan metode Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dapat menurunkan spastisitas pada kasus Post Stroke non Haemoragik dextra? 2. Apakah modalitas Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dapat meningkatkan kekuatan otot pada kasus Post Stroke Non Haemoragik dextra? 3. Apakah modalitas Bridging exercise dan metode Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dapat meningkatkan koordinasi, keseimbangan dan aktivitas fungsional pada kasus Post Stroke Non Haemoragik? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan pengetahuan, menganalisis, mempelajari dan memberikan terapi yang tepat pada kasus Post Stroke Non Haemoragik dextra.

4 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui manfaat modalitas Stretching Wrist dan metode Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dapat menurunkan spastisitas pada kasus Post Stroke non Haemoragik. b. Untuk mengetahui manfaat modalitas Bridging exercise dan metode Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dapat meningkatkan kekuatan otot pada kasus Post Stroke Non Haemoragik. c. Untuk mengetahui manfaat modalitas Bridging exercise, dan metode Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dapat meningkatkan keseimbangan, koordinasi dan aktivitas fungsional pada kasus Post Stroke Non Haemoragik. D. Manfaat 1. Bagi penulis a. Menambah pemahaman dalam melaksanakan proses penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi post stroke non haemoragik. b. Mengetahui manfaat modalitas Stretching Wrist, Bridging exercise, dan metode PNF dalam menurunkan spatisitas, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan koordinasi dan keseimbangan serta meningkatkan aktivitas fungsional sehari-hari. 2. Bagi institusi Sebagai referensi tambahan untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi post stroke non haemoragik.

5 3. Bagi fisioterapis Untuk mendapatkan metode yang tepat dalam menangani pasien pada kondisi post stroke non haemoragik. 4. Bagi masyarakat Sebagai pemahaman bagi masyarakat mengenai peran fisioterapi pada kondisi stroke khususnya pada stroke non haemoragik sehingga dapat mengetahui metode yang digunakan dalam penangan pada kasus tersebut.