2016, No derizinan Petugas Fasilitas Radiasi Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republi

dokumen-dokumen yang mirip
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Ta

2017, No Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan

2017, No Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5445); 3. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

Pengawas Tenaga Nuklir Tahun 2Ol5-2O19; dilakukan penyempurnaan terhadap muatan Rencana. atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perub

bahwa dalam rangka melaksanakan pelayanan publik yang berasaskan kecepatan, kemudahan, dan

2017, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembar

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.13/MENHUT-II/2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PERIZINAN DI BIDANG KEHUTANAN SECARA ONLINE

, No.1993 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 28/M-DAG/PER/6/2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG INSPEKTUR KESELAMATAN NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2017, No Republik Indonesia Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

2018, No Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara R

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.83, 2013 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Nuklir. Inspektur. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tam

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PER - 41/PJ/2015 PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK ONLINE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

2017, No Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59); 5. P

2016, No Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indones

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN KESELAMATAN REAKTOR NONDAYA

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4616); 2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformas

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK PADA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 37, Tam

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.03/2017 TENTANG RINCIAN JENIS DATA DAN INFORMASI SERTA TATA CARA PENYAMPAIAN

2017, No c. bahwa untuk melaksanakan simplifikasi ketentuan yang mengatur mengenai rincian jenis data dan informasi serta tata cara penyampaia

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYESUAIAN/INPASSING JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan T

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 14); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PETUNJUK OPERASIONAL. Cara Mendapatkan Akun Balis. Cara Pengajuan Permohonan Izin. Cara Pengajuan Permohonan Persetujuan

BAPETEN. Petugas Tertentu. Bekerja. Instalasi. Sumber Radiasi Pengion. Bekerja. Surat Izin. Pencabutan.

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN TERHADAP PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

2016, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendahar

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lemb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG NAMA DAN KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2017, No Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional pada Lembaga Administrasi Negara tidak sesuai lagi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2017 TENTANG

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tenta

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR XXXXX TAHUN 2017 TENTANG SERTIFIKASI ALAT DAN/ATAU PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

sesuai dengan jenis permohonan. 8. BAPETEN melakukan penilaian dokumen elektronik permohonan persetujuan

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

-1- REPUBLIK INDONESIA

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5491); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang K

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

2016, No tentang Nilai dan kelas Jabatan Struktural dan Jabatan fungsional pada Kementerian Agama; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

2017, No Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pa

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115/PMK.05/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 32/PMK.

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK

2017, No Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, (Lembaran

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan, perlu melakukan penyempurnaan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.0

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tam

-2- Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nom

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.476, 2016 BAPETEN. Radiasi Pengion. Perizinan. Sistem Elektronik. Penatalaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERLAKUAN SISTEM ELEKTRONIK DAN PENATALAKSANAAN DALAM PELAYANAN PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN PERIZINAN PETUGAS FASILITAS RADIASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : a. bahwa Badan Pengawas Tenaga Nuklir perlu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas bisnis proses serta mekanisme kerja dalam sistem manajemen pemerintahan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; b bahwa untuk meningkatkan layanan perizinan pemanfaatan sumber radiasi pengion dan perizinan petugas fasilitas radiasi, Badan Pengawas Tenaga Nuklir perlu menggunakan sistem elektronik; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menyusun Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir tentang Pemberlakuan Sistem Elektronik dan Penatalaksanaan dalam Pelayanan Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Perizinan Petugas Fasilitas Radiasi di Lingkungan Badan Pengawas Tenaga Nuklir;Pengion

2016, No.476-2- derizinan Petugas Fasilitas Radiasi Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4839); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5348); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5553; 7. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 2025; 8. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 01 rev.2/k-otk/v-04 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Tenaga Nuklir sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 11 Tahun 2008;

-3-2016, No.476 Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG PEMBERLAKUAN SISTEM ELEKTRONIK DAN PENATALAKSANAAN DALAM PELAYANAN PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN PERIZINAN PETUGAS FASILITAS RADIASI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala ini yang dimaksud dengan : 1. Perizinan adalah penatalaksanaan pemberian dokumen dan bukti legalitas yang membolehkan perbuatan hukum oleh pemohon dalam ranah hukum administrasi negara atas sesuatu perbuatan yang dilarang berdasarkan peraturan perundang-undangan. 2. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan informasi elektronik. 3. Sumber Radiasi Pengion adalah zat radioaktif terbungkus dan terbuka beserta fasilitasnya, dan pembangkit radiasi pengion. 4. Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang selanjutnya disebut BAPETEN adalah instansi yang bertugas melaksanakan pengawasan melalui peraturan, perizinan, dan inspeksi terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir. 5. BAPETEN Licensing and Inspection System yang selanjutnya disebut Balis adalah sistem pelayanan Perizinan Sumber Radiasi Pengion, penerbitan persetujuan, penerbitan ketetapan, dan perizinan petugas fasilitas radiasi pada BAPETEN secara elektronik yang dilakukan secara online melalui internet.

2016, No.476-4- 6. Pemohon adalah orang perseorangan, badan usaha, badan hukum, instansi pemerintah atau lembaga negara lainnya yang menggunakan Balis untuk memperoleh perizinan. 7. Dokumen Elektronik adalah setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirim, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan dan/atau didengar melalui komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara atau gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. 8. Pejabat Otorisator adalah Administrator (pejabat Eselon III), Pimpinan Tinggi Pratama (pejabat Eselon II) pada Unit Perizinan, Pimpinan Tinggi Madya (Pejabat Eselon I) dan/atau Pimpinan Tinggi Utama (Kepala BAPETEN). 9. Pejabat Penandatangan Dokumen Perizinan adalah pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (pejabat Eselon II) pada Unit Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif, dan/atau Pimpinan Tinggi Utama (Kepala BAPETEN). 10. Hak Akses adalah hak yang diberikan untuk melakukan interaksi dengan Sistem Elektronik yang berdiri sendiri atau dengan jaringan melalui akun. 11. Akun Virtual adalah akun petugas Perizinan yang dipergunakan untuk membantu mengunggah data permohonan izin ke dalam sistem Balis. 12. Prosedur Operasional Baku yang selanjutnya disingkat POB adalah pedoman tertulis yang memuat tata cara atau tahapan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kegiatan layanan Perizinan Sumber Radiasi Pengion, penerbitan ketetapan dan Perizinan petugas fasilitas radiasi.

-5-2016, No.476 Pasal 2 Peraturan Kepala ini mengatur Sistem Elektronik dan Penatalaksanaan dalam pelayanan Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Perizinan petugas fasilitas radiasi di lingkungan BAPETEN. BAB II PEMBERLAKUAN SISTEM ELEKTRONIK Pasal 3 (1) BAPETEN memberlakukan Sistem Elektronik untuk pelayanan Perizinan Sumber Radiasi Pengion dan petugas fasilitas radiasi meliputi: a. izin; b. persetujuan; dan c. ketetapan (2) Sistem Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui sistem Balis. Pasal 4 (1) Sistem Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan oleh unit kerja yang menangani Perizinan fasilitas radiasi dan zat radioaktif, kecuali kegiatan penyimpanan zat radioaktif, produksi radioisotop, dan pengelolaan limbah radioaktif dilaksanakan oleh unit kerja yang menangani Perizinan instalasi nuklir dan bahan nuklir. (2) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh unit kerja yang menangani Perizinan instalasi dan bahan nuklir. (3) Produksi radioisotop sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbatas pada produksi yang dihasilkan dari reaktor nuklir. Pasal 5 Pelayanan Perizinan pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Perizinan petugas fasilitas radiasi dilakukan dengan

2016, No.476-6- Sistem Elektronik melalui Balis dengan menggunakan alamat website http://balis.bapeten.go.id BAB III PENATALAKSANAAN PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN PERIZINAN PETUGAS FASILITAS RADIASI Pasal 6 (1) Setiap pemohon izin pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Perizinan petugas fasilitas radiasi harus melakukan registrasi elektronik untuk mendapatkan Hak Akses pada Sistem Elektronik Balis. (2) Pelayanan Perizinan pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Perizinan petugas fasilitas radiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Pemohon yang telah memiliki Hak Akses. (3) Pemohon dapat melakukan penelusuran data permohonan Perizinan melalui Sistem Elektronik Balis. Pasal 7 (1) BAPETEN melakukan penilaian persyaratan terhadap seluruh dokumen permohonan yang diterima secara elektronik. (2) Dalam hal keabsahan dokumen permohonan yang dikirim secara elektronik diragukan, BAPETEN dapat meminta Pemohon untuk menunjukkan dokumen asli. Pasal 8 BAPETEN menerbitkan izin pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan petugas fasilitas radiasi apabila dokumen permohonan telah memenuhi persyaratan dan Pemohon telah melunasi biaya permohonan. Pasal 9 Permohonan akan dibatalkan oleh BAPETEN apabila Pemohon tidak melaksanakan:

-7-2016, No.476 a. perbaikan permohonan yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan batas waktu perbaikan dokumen yang telah ditentukan; atau b. pembayaran biaya permohonan sampai masa waktu jatuh tempo yang ditentukan. Pasal 10 Pemohon harus melakukan perbaikan dokumen yang tidak sesuai dengan persyaratan dan membayar biaya permohonan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala ini. Pasal 11 (1) Pemohon dapat melakukan pencetakan izin, persetujuan, dan/atau ketetapan secara mandiri melalui Sistem Elektronik Balis (2) Izin, persetujuan, dan/atau ketetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku sebagaimana dokumen yang sah. Pasal 12 Dalam hal terdapat perbedaan data izin, persetujuan, ketetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 antara Sistem Elektronik Balis dengan dokumen fisik yang ada maka yang dinyatakan sah dan diakui adalah data pada Sistem Elektronik Balis. Pasal 13 (1) Penerapan Sistem Elektronik dilaksanakan berdasarkan penetapan tingkat layanan dan POB Perizinan Sumber Radiasi Pengion dan petugas fasilitas radiasi. (2) Penetapan tingkat layanan dan POB Perizinan Sumber Radiasi Pengion dan petugas fasilitas radiasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala ini.

2016, No.476-8- Pasal 14 (1) BAPETEN dapat menggunakan sistem manual apabila terjadi keadaan yang menyebabkan Sistem Elektronik menjadi tidak berfungsi. (2) Keadaan yang menyebabkan Sistem Elektronik menjadi tidak berfungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. keadaan kahar; atau b. kegagalan sistem selama lebih dari 2 hari kerja. Pasal 15 BAPETEN tetap menjamin hak pemegang izin dalam proses perpanjangan izin apabila terjadi keadaan yang menyebabkan Sistem Elektronik menjadi tidak berfungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14. Pasal 16 (1) Pemohon izin dapat mengajukan permohonan kepada BAPETEN untuk mengunggah dokumen permohonan izin, persetujuan, dan/atau ketetapan apabila tidak dapat mengakses Sistem Elektronik Balis dikarenakan tidak mendapatkan atau mengalami gangguan jaringan internet. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan secara tertulis kepada Kepala BAPETEN dengan melampirkan dokumen persyaratan. (3) BAPETEN akan mengunggah dokumen persyaratan permohonan izin, persetujuan, dan/atau ketetapan melalui Akun Virtual selaku Pemohon. Pasal 17 (1) Seluruh data dan informasi yang disampaikan oleh Pemohon harus merupakan data yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Dalam hal terdapat data dan informasi yang disampaikan oleh Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang

-9-2016, No.476 undangan atau berupa data dan informasi palsu, BAPETEN menolak permohonan izin, persetujuan, atau ketetapan. (3) Dalam hal izin telah diterbitkan berdasarkan data dan informasi yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau berupa data dan informasi palsu, BAPETEN membatalkan izin, persetujuan, atau ketetapan yang telah diterbitkan. Pasal 18 (1) BAPETEN menolak setiap permohonan atau perpanjangan izin, persetujuan, dan/atau ketetapan yang diajukan oleh Pemohon yang sedang dalam proses penyidikan oleh pihak Kepolisian dan/atau persidangan untuk kasus pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan ketenaganukliran. (2) Pemohon yang sedang dalam proses penyidikan oleh pihak Kepolisian dan/atau persidangan untuk kasus pelanggaran ketentuan peraturan perundangan ketenaganukliran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diproses permohonan perpanjangan izin, persetujuan, dan/atau ketetapan apabila telah dikeluarkan Surat Perintah Penyidikan (SP3) oleh Kepolisian atau proses persidangan yang dijalani telah dikeluarkan keputusan yang berkekuatan hukum tetap. Pasal 17 Peraturan Kepala ini berlaku pada tanggal diundangkan.

2016, No.476-10- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Maret 2016 KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, ttd JAZI EKO ISTIYANTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA ttd WIDODO EKATJAHJANA

-11-2016, No.476

2016, No.476-12-

-13-2016, No.476

2016, No.476-14-

-15-2016, No.476

2016, No.476-16-

-17-2016, No.476

2016, No.476-18-

-19-2016, No.476

2016, No.476-20-

-21-2016, No.476

2016, No.476-22-

-23-2016, No.476

2016, No.476-24-

-25-2016, No.476

2016, No.476-26-

-27-2016, No.476

2016, No.476-28-

-29-2016, No.476

2016, No.476-30-

-31-2016, No.476

2016, No.476-32-

-33-2016, No.476

2016, No.476-34-

-35-2016, No.476

2016, No.476-36-

-37-2016, No.476

2016, No.476-38-

-39-2016, No.476

2016, No.476-40-

-41-2016, No.476

2016, No.476-42-

-43-2016, No.476

2016, No.476-44-

-45-2016, No.476

2016, No.476-46-

-47-2016, No.476

2016, No.476-48-

-49-2016, No.476

2016, No.476-50-

-51-2016, No.476

2016, No.476-52-

-53-2016, No.476

2016, No.476-54-

-55-2016, No.476

2016, No.476-56-

-57-2016, No.476

2016, No.476-58-

-59-2016, No.476

2016, No.476-60-

-61-2016, No.476

2016, No.476-62-