BAB I PENDAHULUAN. Modal sangat dibutuhkan perusahaan dalam rangka melancarkan kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Para ekonom telah lama berbicara mengenai modal (capital), khususnya modal

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya. Ketersediaan modal akan membuat perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Struktur modal akan menentukan biaya modal. Biaya modal adalah balas jasa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, namun disisi lain penggunaan financial leverage dapat berpotensi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau

BAB 1 PENDAHULUAN. mengambil peluang ini karena industri sektor properti yang terus berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. memilih alternatif investasi yang memberikan return yang optimal pada manajer

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam 3 kategori yaitu : perusahaan besar (large firm), perusahaan (Edy Suwito dan Arleen Herawaty, 2005: 138).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bagi perusahaan, modal merupakan salah satu faktor penunjang yang

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

I. PENDAHULUAN. keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. atau pemilik saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba atau keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara. menghasilkan barang atau jasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Hasa, 2008) (Lusiana, 2006) (Meyulinda dan Yusfarita, 2010) Weston and Copeland (2010:19)

BAB I PENDAHULUAN. terganjal oleh kualitas infrastruktur yang kurang. Industri semen mampu

Tingginya permintaan pada sektor property residensial di tahun 2010 juga diiringi dengan peningkatan penjualan pada sektor tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Di dalam suatu perusahaan sumber sumber

SKRIPSI YUDHO HARDIARTO B FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen keuangan merupakan manajemen yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan. kelangsungan usahanya tergantung pada kemampuan perusahaan untuk

ANALISA PENGARUH TOTAL HUTANG JANGKA PENDEK, HUTANG JANGKA PANJANG DAN INVESTASI TERHADAP TERHADAP LABA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... xi ABSTRAKSI...

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operionalnya ataupun membiayai aktivanya. Pemenuhan dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Wirajaya (2013) dengan judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyaknya perusahaan dalam industri, serta kondisi perekonomian saat ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal sangat dibutuhkan perusahaan dalam rangka melancarkan kegiatan oprasionalnya. Ketersediaan modal akan membuat perusahaan mampu bertahan dan mampu untuk berkembang menjadi lebih besar. Pemenuhan modal tersebut dapat berasal dari dana internal atapun eksternal. Sumber modal internal merupakan sumber modal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri oleh perusahaan, misalnya modal yang berasal dari keuntungan yang tidak dibagikan atau laba yang ditahan dalam perusahaan. Sedangkan modal eksternal berasal dari tambahan penyertaan modal pemilik atau emisi saham baru, penjualan obligasi maupun kredit dari bank. Suatu hal yang lumrah dijumpai dalam praktik bisnis, bahwa setiap badan usaha atau perusahaan mengalami berbagai masalah yang menyangkut kondisi keuangan. Bagi sementara perusahaan yang bertepatan sedang dalam keadaan kekurangan modal atau membutuhkan dana, sudah barang tentu demi menjaga eksistensi dan kontinuitas bisnisnya, akan berusaha mencari dana atau modal sejumlah yang diperlukan perusahaan tersebut. Ikhtiar untuk mendapatkan sejumlah dana atau modal tersebut, tentunya dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan yang menurut perhitungan yang layak, bila dibandingkan dengan berbagai alternatif kemungkinan yang ada.

Tidak jarang pula dijumpai, dimana suatu perusahaan sedang dalam kondisi memilki sejumlah dana atau modal, dihadapkan pada masalah bagaimana agar dana tersebut dapat ditanamkan atau diinvestasikan di dalam perusahaan itu sendiri atau kepada pihak ketiga lainnya diluar perusahaan tersebut. Tujuannya agar dana yang disalurkan atau diinvestasikan tersebut benar-benar secara ekonomis dapat memberikan keuntungan yang layak bagi perusahaan. Upaya yang ditempuh perusahaan harus didasarkan pada bagaimana usaha untuk mendapatkan dana yang diperlukan atau menyalurkan dana yang tersedia itu, selalu dengan cara yang seefesien mungkin, sehingga secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan. Dalam rangka peningkatan efisiensi, pengelolaan modal sangat memegang peranan penting untuk memperoleh pendapatan hasil operasinya. Pada dasarnya jumlah modal dari suatu periode ke periode selalu berubah sehingga perlu pengelolaan yang profesional. Adanya modal yang cukup sangat penting untuk beroperasi seekonomis mungkin atau digunakan secara efektif. Oleh karena itu pihak manajemen harus pandai mengelola modal tersebut sehingga tingkat perputarannya cepat dan pada akhirnya dapat meningkatkan laba. Efisiensi penggunaan dana berarti bahwa berapa pun dana yang ditanamkan dalam aktiva harus dapat digunakan seefesiensi mungkin untuk menghasilkan tingkat keuntungan investasi yang maksimal. Fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap, agar dana yang tertanam dalam masing-masing unsur aktiva tersebut disatu pihak tidak terlalu besar jumlahnnya sehingga menimbulkan pengangguran dana. Oleh karena itu, pengalokasian dana harus didasarkan pada perencanaan

yang tepat, sehingga dana mengangur menjadi kecil. Efesiensi penggunaan dana secara langsung dan tidak langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi. Opler dan Titman (2000) dalam Ari (2006) secara eksplisit menyatakan bahwa keputusan pendanaan berubah sepanjang waktu. Artinya, keputusan pendanaan berubah sesuai dengan perubahan kondisi keuangan perusahaan. Dengan demikian, keputusan struktur modal di masa lalu sangat berperan penting dalam menentukan keputusan struktur modal saat ini. Pernyataan tersebut didukung oleh beberapa penelitian empiris seperti yang dilakukan oleh Masulis dan Korwar (1986) yang menemukan bukti bahwa jika harga saham perusahaan terlalu tinggi maka perusahaan akan menurunkan harga saham dengan cara menerbitkan saham, sehingga pendanaan yang berasal dari hutang akan turun dengan adanya penambahan dana dari penerbitan saham. Berdasarkan agency cost model perusahaan yang memiliki struktur modal yang lebih banyak melibatkan modal asing (dari kreditur), maka akan lebih intesif pula pengawasan yang dilakukan oleh kreditur terhadap manajemen, sehingga ketergantungan pada deviden sebagai sarana moinitoring menjadi lebih kecil disbanding perusahaan dengan struktur modal yang sebaliknya. Di perusahaan gopublic di Indonesia, kebijakan struktur modal mereka pada umumnya menunjukan kondisi yang relatife unik. Dari keseluruhan perusahaan yang listing di BEI sampai dengan tahun 2003 dengan jumlah kurang lebih 344 perusahaan, diperoleh data tentang laverge mereka yang rata-rata 0,49, dengan rentangan 0,003-1,88 ( Indonesiaan capital market directory, 2003) dalam (Sugeng, 2009).

Rasio laverage merupakan perbandingan antara total utang terhadap total asset. Angka tersebut menunjukan bahwa rata-rata setengah dari total nilai asset mereka dibiayai dari sumber dana utang bahkan tidak sedikit perusahaan yang justru lebih banyak menggunakan sumber dana utang dibanding modal sendiri. Weston dan Brigham (1985) mengartikan bahwa struktur keuangan merupakan cara aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai/dibiayai; hal ini seluruhnya merupakan bagian kanan neraca, sedangkan struktur keuangan merupakan pembiayaan pembelanjaan permanen perusahaan, yang terutama berupa hutang jangka panjang, saham preferen/ prioritas dan modal saham biasa, tetapi tidak semua masuk kredit jangka pendek. Jadi struktur modal dalam suatu perusahaan adalah hanya sebagian dari struktur keuangannya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan sehubungan dengan struktur modal sebuah perusahaan. Pertama, resiko bisnis perusahaan apabila menggunakan hutang. Tingkat hutang yang relatif tinggi akan menimbulkan biaya tetap berupa beban bunga, sehingga akan meningkatkan resiko bisnis perusahaan. Kedua, pajak perusahaan dimana alasan utama untuk menggunakan hutang adalah karena biaya bunga dapat mengurangi perhitungan pajak (deductible) sehingga menurunkan biaya pajak yang sesungguhnya. Ketiga, fleksibelitas keuangan atau kemampuan untuk menambah modal. Modal yang mantap diperlukan untuk kesetabilan kegiatan oprasi perusahaan. Dengan adanya perencanaan yang matang dalam menentukan struktur modal yang diharapkan perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan lebih siap dalam menghadapi persaingan bisnis. (Brigham and Gapenski, 1997)

Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan mempunyai dampak yang luas terutama apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, maka beban tetap yang harus ditanggung perusahaan semakin besar pula. Hal itu juga berarti akan meningkatkan resiko finansial, yaitu resiko saat perusahaan tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran-angsuran hutangnya. Struktur yang optimal yaitu struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal rata-rata dan memaksimumkan nilai perusahaan (Riyanto, 1990). Kondisi perekonomian dunia yang berkembang secara cepat, menuntut dunia usaha untuk mengikuti perkembangan yang ada. Bagi perusahaan go public indikator kinerja yang dihasilkan harus melalui proses penilaian yang objektif sehingga secara efektif bisa memberikan gambaran tentang perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Angka-angka kinerja tersebut merupakan informasi yang dipakai investor untuk menentukan keputusan membeli atau melakukan transaksi saham atas perusahaan yang bersangkutan. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam pengukuran kinerja keuangan berdasarkan data akuntansi, maka dapat digunakan pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai (value based). Pengukuran tersebut dapat dijadikan dasar bagi manajemen perusahaan dalam pengelolaan modalnya dan rencana pembiayaannya. Pengukuran terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan akan memberikan gambaran mengenai performa atau kinerja keuangan perusahaan

tersebut, sehingga manajer dapat menentukan struktur modal perusahaan. Melalui pengukuran kinerja tersebut manajemen dapat membandingkan struktur modal perusahaan mereka dengan struktur modal perusahaan pada industri yang sama. Kebijakan mengenai stuktur modal melibatkan trade off antara resiko dan pengembalian.penambahan hutang memperbesar resiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. (bringham& Houston, 2001). Resiko yang makin tinggi akibat meningkatnya hutang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga memaksimalkan harga saham yang disebut dengan struktur modal optimal (bringham & Houston,2001). Penelitian tentang struktur modal yang mempengaruhi kinerja perusahaan telah banyak dilakukan di Indonesia Sugihen (2003) menemukan bukti bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung negatif terhadap nilai perusahaan.berdasarkan pada fakta empiris dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pada masa krisis, para pelaku pasar memahami bahwa peningkatan hutang disebabkan oleh faktor eksternal (kurs valuta asing dan suku bunga) yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Para pelaku pasar yakin bahwa apabila pengaruh eksternal ini kembali normal, maka perusahaan akan kembali membaik, dan nilai pasar ekuitas ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Sembiring (2008) meneliti pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan bisnis properti di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini membuktikan secara parsial bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif secara signifikan terhadap net profit margin (NPM) dan earning per share (EPS) sebagai indikator kinerja keuangan. Sedangkan kebijakan pendanaan yang diukur dengan long term debt to equty berpengaruh negatif secara tidak signifikan terhadap NPM dan EPS sebagai indikator kinerja keuangan. Secara simultan membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif, sementara kebijakan pendanaan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap NPM, sedangkan terhadap EPS, ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan berpengaruh positif secara tidak signifikan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Capital Structure Terhadap Performa Keuangan Pada Perusahaan Yang Listing di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Permasalahan dan Pembatasan Masalah 1.2.1 Permasalahan Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: a. Apakah capital structure berpengaruh terhadap performa keuangan? 1.2.2 Pembatasan Masalah Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk dalam saham LQ 45. Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode nonprobability sampling tepatnya metode purposive sampling. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan yang tergabung dalam saham LQ 45 dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. b. Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel adalah diluar dari industri keuangan dan perbankan (Non-Keuangan) karena struktur hutangnya relatif sulit untuk dianalisa akibat permodalannya mayoritas berasal dari hutang pada nasabah sehingga kurang objektif untuk dijadikan acuan penelitian. c. Perusahaan sampel mempunyai laporan keuangan yang berakhir 31 Desember dan secara konsisten mempublikasikan annual report secara konsisten. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk menguji pengaruh capital structure terhadap peforma keuangan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. 1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi perusahaan go public, hasil pnelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan berkaitan dengan struktur modal optimal yang pada akhirnya mampu memaksimalkan nilai perusahaan. b. Bagi investor, penelitian ini dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasi secara tepat. c. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.