I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
RASIO JENIS KELAMIN PADA KELAHIRAN ANTARA BULAN DESEMBER 2010 SAMPAI NOVEMBER 2012 DI RSUD WANGAYA, DENPASAR DAN RSUD BANGLI, BANGLI DI PROVINSI BALI

RASIO JENIS KELAMIN PADA KELAHIRAN ANTARA BULAN DESEMBER 2010 SAMPAI NOVEMBER 2012 DI RSUD WANGAYA, DENPASAR DAN RSUD BANGLI, BANGLI DI PROVINSI BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen. Pembibitan sapi perah dimaksudkan untuk meningkatkan populasi

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

oleh: Dr. Lismadiana, M.Pd Lismadiana/lismadiana.uny.ac.id

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperan, sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam dunia kedokteran. Hal ini

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pernah mengalami masalah infertilitas ini semasa usia reproduksinya dan

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2

Permulaan Kehidupan Manusia

Geografi. Kelas X ATMOSFER IV KTSP & K-13. I. Angin 1. Proses Terjadinya Angin

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarakan perubahan setiap 30 tahun sekali.

KISI-KISI INSTRUMENT. Perhatikan gambar berikut.

by Widyasepta Nurpratitis

Implementasi Reproduksi dan Embriologi dalam Kehidupan Seharihari

V. GAMBARAN UMUM. Pulau Untung Jawa berada pada posisi ,21 Lintang Selatan dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

MODUL MATA PELAJARAN IPA

PENENTUAN JENIS KELAMIN

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

Ni Ketut Alit A. Airlangga University. Faculty Of Nursing.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan pengajar. Bagi siswa, animasi dapat meningkatkan minat belajar siswa

BAB II GAMBARAN UMUMKELURAHAN TUAH KARYA. wilayah kecamatan tampan Kota Pekanbaru, dan posisi geografisnya terletak

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS GUNADARMA

Ringkasan. Putri, Risdiandari Sukirman Perbedaan Kematangan Emosi Ditinjau Dari Jenis

BAB I PENDAHULUAN. sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010).

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang.

BAB I PENDAHULUAN. organ seksual seorang wanita. Dimana definisi menstruasi adalah keluarnya darah,

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. lahan serta kerusakan infrastruktur dan bangunan (Marfai, 2011).

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat menuntut

Perkembangan Sepanjang Hayat

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

II. TINJAUAN PUSTAKA. perkawinan. Proses perkawinan biasanya terjadi pada malam hari atau menjelang

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

Berdasarkan susunan selaput embrionya kembar identik dibedakan menjadi 3 yaitu :

Geografi. Kelas X ATMOSFER III KTSP & K-13. G. Kelembapan Udara. 1. Asal Uap Air. 2. Macam-Macam Kelembapan Udara

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

Individu sebagai satu kesatuan

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

CH BULANAN. Gambar 3. Curah hujan bulanan selama percobaan lapang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

Universitas Sumatera Utara

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

PRECONCEPTION ADVICE FOR MALE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

Perkembangan Manusia

I. PENDAHULUAN. spermatozoa merupakan bagian dari sistem reproduksi yang penting bagi

GIZI DAUR HIDUP: Gizi dan Reproduksi

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

III. KEADAAN UMUM LOKASI

II. Tinjauan Pustaka A. Papua

ANAK LAKI ATAU PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

I. PENDAHULUAN. Kesuburan pria ditunjukkan oleh kualitas dan kuantitas spermatozoa yang

Anatomi/organ reproduksi wanita

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reproduksi merupakan suatu proses biologis organisme baru yang terbentuk dari organisme sebelumnya. Proses tersebut adalah suatu cara dasar makhluk hidup dalam usaha mempertahankan eksistensinya. Manusia merupakan bagian dari makhluk hidup yang melakukan reproduksi untuk menghasilkan keturunan dengan cara reproduksi seksual yang dicirikan oleh terlihatnya dua jenis kelamin yang berbeda. Proses seksual terjadi ketika pria dan wanita melakukan hubungan kelamin, koitus (Anonim, 2012a; Levay dan Valente, 2006). Selama proses seksual, terjadi interaksi antara sistem reproduksi pria dan wanita sehingga proses fertilisasi terjadi. Penyatuan spermatozoa dengan ovum menghasilkan zigot. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut akan terus terjadi hingga zigot menjadi embrio, fetus, janin dan akhirnya lahir sebagai bayi. Bayi yang dilahirkan dapat berjenis kelamin laki-laki atau perempuan (Levay dan Valente, 2006). Bayi lahir sebagai laki-laki dan perempuan dengan perbandingan yang kirakira sama. Perbedaan jenis kelamin umumnya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan (epigenetik) (Suryo, 2008). Penemuan oleh ahli genetika, Edmund Beecher Wilson dan Nettie Stevens tahun 1905, pada manusia, wanita memiliki dua kromosom seks yang sama, diistilahkan homogametik (XX), dan pria memiliki dua kromosom seks berbeda, kromosom X dan Y, disebut heterogametik (XY). Kromosom tersebut akan dibawa dalam sel gamet masing-masing individu. Ovum akan selalu membawa kromosom X karena sifatnya yang homogametik dan spermatozoa dapat membawa kromosom Y, disebut sperma Y, dan membawa kromosom X, disebut sperma X (Stern, 1973; Suryo, 2008). Jika sperma X membuahi ovum maka zigot yang dihasilkan pada perkembangannya akan menjadi bayi perempuan karena individu tersebut memiliki kromosom seks XX tetapi bila sperma Y membuahi ovum maka zigot akan memiliki kromosom seks XY yang dalam perkembangannya akan menjadi bayi laki-laki (Stern, 1973). Pada kromosom Y, terdapat gen yang dapat 1

mengkode pembentukkan testis yaitu gen SRY (Sex-determining Region of the Y chromosome) yang terletak di bagian kromoson Y (Stern, 1973). Proses fertilisasi sperma X atau Y dipengaruhi oleh kondisi fisiologis pria dan wanita tersebut (Anonim, 2012b). Adaptasi fisiologis pria dan wanita kemungkinan dapat mempengaruhi rasio jenis kelamin pada kelahiran (James, 2008). Kondisi fisiologis pria berhubungan dengan tingkatan hormon seks dalam tubuh pria salah satunya hormon testoteron. Hormon testoteron akan mempengaruhi spermatogenesis, perilaku seksual dan libido (Ermayanti dan Sukmaningsih, 2007; Gutierrez-Adan et al, 2001 dalam James, 2008). Fisiologis paternal berperan pada saat coitus yang berimplikasi pada proses konsepsi. James (1986) berpendapat jika konsetrasi hormon testosterone dalam jumlah yang tinggi berasosiasi dengan kemungkinan kelahiran bayi laki-laki. Laki-laki yang memiliki perkerjaan seperti pilot yang membutuhkan kemampuan tinggi (contohnya: pilot pesawat tempur), astronot, sering terpapar radiasi non-ion, supir professional (truk-truk besar), dan penyelam profesional mempunyai kadar testoteron yang rendah dan cenderung memilki bayi perempuan (James 2006). Stern (1973) menyatakan bahwa ada 3 kemungkinan yang mempengaruhi nasib sperma X dan Y bila kondisi kematangan sperma X dan Y, tingkat survival (survival rates), dan jumlah dalam vagina dianggap sama. Pertama, keadaan asam-basa dalam saluran genitalia wanita dapat mempengaruhi angka kematian sperma; Kedua, sperma Y memiliki kemampuan lebih cepat untuk mencapai ovum; Ketiga, permukaan ovum bereaksi lebih siap terhadap sperma Y dibanding sperma X. Lingkungan dalam vagina berhubungan dengan keadaan fisiologis wanita. Pada wanita, jika keadaan vagina dalam keadaan asam maka sperma Y akan mati. Jika dalam keadaan basa maka sperma Y akan lebih cepat bertemu ovum pada saat bergerak dalam saluran genitalia wanita karena lebih ringan dibanding sperma X (Ermayanti dan Sukmaningsih, 2007; Stern, 1973). Kondisi fisiologis wanita (maternal) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, kesehatan tubuh, kadar hormon dalam tubuh, pengalaman kehamilan, nutrisi, perilaku seksual dan kondisi lingkungan tempat tinggal (Gutierrez-Adan 2001; Catalano et al. 2006; James 1980; James 1986 dalam James (2008). Kondisi 2

fisiologis wanita dapat mempengaruhi rasio jenis kelamin pada kelahiran yaitu saat coitus dan pada saat kehamilan. Kondisi wanita jika dalam tubuhnya terdapat konsentrasi hormon estrogen yang tinggi maka akan menigkatkan peluang bayi laki-laki dan jika konsentrasi hormon progesteron tinggi maka peluang terjadinya bayi perempuan akan tinggi (James,1996; 2004a dalam James, 2008). Stress pada ibu juga akan berpengaruh pada saat kehamilan yang mengakibatkan terjadinya abortus (Catalano et al, 2006). Salah satu hal yang termasuk dalam kondisi lingkungan tempat tinggal adalah kondisi geografis yang berpengaruh pada suhu dan curah hujan. Menurut Catalano et al (2006) dan Navara (2009) kondisi lintang geografis akan mempengaruhi kondisi fisiologis wanita baik secara langsung maupun tidak. Pengaruh langsung akibat kondisi lintang geografis yaitu akan mempengaruhi kinerja hipotalamus yang berhubungan dengan kerja sistem endokrin tubuh. Sistem endokrin akan mempengaruhi kadar hormon seks tubuh. Kondisi hormon estrogen dalam tubuh wanita akan mempengaruhi vagina. Pengaruh yang terjadi akibat hormon estrogen yang meningkat akan menyebabkan bakteri atau flora di dalam vagina tumbuh baik yang membuat kondisi lubang genital wanita menjadi asam (Catalano et al, 2006; Ermayanti dan Sukmaningsih, 2007). Kondisi lintang yang mempengaruhi secara tidak langsung salah satunya adalah banyaknya hasil panen makanan pada musim tertentu (Colombo, 1957; James, 1984b dalam Williams dan Gloster, 1995). Faktor-faktor yang telah dikemukakan diatas akan saling berhubungan mempengaruhi rasio jenis kelamin khususnya rasio jenis kelamin pada kelahiran. Catalano et al (2006) menyatakan kenaikan 1 0 C suhu akan meningkatkan kelahiran bayi perempuan begitu juga menurut Navara (2009) bahwa pada negara yang berada di garis ekuator memiliki kelahiran bayi perempuan lebih tinggi dibanding negara dekat dengan kutub. Rasio jenis kelamin adalah rasio laki-laki terhadap perempuan dalam suatu populasi. Rasio jenis kelamin bervariasi tergantung pada kondisi umur suatu populasi. Rasio jenis kelamin umumnya dibagi menjadi empat yaitu: rasio jenis kelamin primer yang merupakan rasio pada saat fertilisasi atau konsepsi, rasio jenis kelamin sekunder yang mewakili 3

rasio jenis kelamin pada kelahiran, rasio jenis kelamin tertier mengacu pada organisme yang sudah dewasa, dan rasio jenis kelamin kuantener yaitu rasio jenis kelamin suatu organisme pada masa pasca reproduktif (Anonim, 2012c). Pada penelitian ini rasio jenis kelamin yang digunakan adalah rasio jenis kelamin sekunder atau rasio jenis kelamin pada kelahiran. Rasio jenis kelamin pada kelahiran dapat direpresentasikan baik dalam pecahan atau tidak yaitu banyaknya kelahiran laki-laki per 100 kelahiran perempuan. Rasio jenis kelamin pada kelahiran orang kulit putih di Amerika Serikat dalam Stern (1973) terdapat 105 kelahiran laki-laki maka ada 100 kelahiran perempuan (atau 1,05 kelahiran laki-laki per kelahiran perempuan) sedangkan orang kulit hitam 102,6 laki-laki per 100 perempuan atau 1,02 laki-laki per kelahiran perempuan. Rasio jenis kelamin pada kelahiran bayi di korea yaitu 113 hingga 117. Penelitian yang dilakukan oleh James (1987) memperkirakan bahwa rasio jenis kelamin pada kelahiran di dunia berkisar antara 102 sampai 108 per 100 kelahiran perempuan. Rasio jenis kelamin pada kelahiran dapat berbeda-beda di setiap tempat yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di provinsi Bali, kota Denpasar dan kabupaten Bangli adalah dua daerah yang memiliki corak geografis dan iklim yang berbeda. Menurut situs resmi pemerintah kota Denpasar (2012), kota Denpasar terletak diantara 08 35" 31'-08 44" 49' lintang selatan dan 115 10" 23'-115 16" 27' bujur timur dengan keadaan topografi secara umum miring kearah selatan dengan ketinggian berkisar antara 0-75m diatas permukaan laut. Kondisi iklim kota Denpasar termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhi angin musim. Angin musim timur pada bulan Juni-Desember menyebabkan terjadinya musim kemarau. Musim hujan yang dipengaruhi angin barat pada bulan September sampai Maret dan diselingi oleh musim Pancaroba. Suhu rata-rata berkisar antara 25,4 C - 28,5 C dengan suhu maksimum jatuh pada bulan Januari, sedangkan suhu minimum pada bulan Agustus. Kabupaten Bangli berdasarkan data yang dirilis situs resmi pemerintah kabupaten Bangli (2012) memliki kondisi wilayah berdasarkan aspek topografinya yaitu berada pada ketinggian 100-2.152 meter dpl, dengan puncak tertinggi adalah Puncak Penulisan. Secara umum rentang ketinggian wilayah 4

kecamatan Susut (100 920 m), Kecamatan Bangli (100 1200 m), Kecamatan Tembuku (320 920 m) dan Kecamatan Kintamani (920 2.152 m). Kabupaten Bangli beriklim tropis, suhu udara relatif rendah berkisar antara 15 0 30 0 C, jika semakin ke utara suhu semakin dingin. Angka curah hujan rata-rata tahunan terendah adalah 900 mm dan tertinggi 3.500 mm. Penyebaran curah hujan relatif tinggi (2.500-3.500mm) meliputi bagian utara (lereng Gunung Batur) dan semakin rendah ke arah selatan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember Maret dan terendah pada bulan Agustus. Implikasi pengaruh lingkungan terhadap keadaan fisiologis pada saat fertilisasi dan perkembangan zigot akan berdampak pada rasio jenis kelamin bayi yang dilahirkan. Di Indonesia data yang merepresentasikan tentang rasio jenis kelamin pada kelahiran yang berhubungan dengan kondisi lingkungan khususnya temperatur belum pernah ada. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang berhubungan dengan rasio jenis kelamin pada kelahiran antara bulan Desember 2010 - November 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya, Denpasar dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangli, Bangli. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimanakah rasio jenis kelamin bayi pada kelahiran antara bulan Desember 2010 - November 2012 di RSUD Wangaya, Denpasar dan RSUD Bangli, Bangli. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio jenis kelamin bayi pada kelahiran antara bulan Desember 2010 - November 2012 di RSUD Wangaya, Denpasar dan RSUD Bangli, Bangli. 5

1.4. Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang rasio jenis kelamin bayi pada kelahiran antara bulan Desember 2010 - November 2012 di RSUD Wangaya, Denpasar dan RSUD Bangli, Bangli. Penelitian diharapkan memberikan manfaat dalam pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Informasi yang dapat dikaji jika mengetahui hubungan-hubungan tersebut adalah penting bagi para calon orang tua yang berencana dalam memiliki keturunan khususnya menentukan jenis kelamin keturunannya. 6