BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu. Adanya aktiva produktif

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif lebih baik daripada bila diinvestasikan ke yang bidang lain. Investasi

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat dimana para investor melakukan transaksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. modal (IDX, 2016). Dibandingkan dengan investasi surat berharga lainnya di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh keuntungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari. pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin besar juga seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

BAB I. PENDAHULUAN. dunia yang terjadi disebabkan oleh krisis surat utang subprime mortgage

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Investasi merupakan usaha investor untuk mendapatkan hasil yang akan

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. pesat yang merupakan salah satu kunci untuk mendorong pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai perantara untuk mempertemukan pemodal (investor) dengan perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

I. PENDAHULUAN. Istilah penawaran umum atau sering juga disebut dengan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

juga disertai usaha-usaha penyempumaan fasilitas perdagangan efek di lantai

BAB 1 PENDAHULUAN. ikut serta dalam kepemilikan saham suatu perusahaan. Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. dipertimbangkan yaitu return dan risiko. Return adalah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana yang ingin melakukan investasi. Investor dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal merupakan sarana jual beli atas instrumen keuangan jangka panjang antara emiten dan investor. Pasar modal di Indonesia terdiri dari pasar perdana dan pasar sekunder. Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum sedangkan pasar sekunder adalah tempat atau sarana transaksi jual beli efek antar investor. Investor yang akan melakukan transaksi di pasar modal memerlukan informasi dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual suatu saham. Dalam mengambil keputusan untuk melakukan suatu investasi investor perlu memperhatikan dua hal yaitu return dan resiko investasi. Ada beberapa tipe investor diantaranya tipe investor yang berani mengambil risiko, yang disebut risk taker, tipe investor yang takut atau enggan menanggung risiko, yang disebut risk averter dan tipe investor yang takut tidak dan berani tidak, atau disebut risk moderate. Tipe investor risk averter akan memilih saham yang memiliki beta saham rendah dan besaran return dinomorduakan. Sementara tipe investor risk moderate akan memilih saham yang memiliki perimbangan antara return dan risk, atau antara high risk 1

high return dan low risk low return. Investor risk taker lebih senang memilih saham yang memiliki return yang tinggi sekaligus berisiko yang tinggi. Pada sekuritas-sekuritas yang memiliki return yang sama, para investor berusaha untuk mencari resiko yang terendah sedangkan untuk sekuritas yang memiliki resiko yang tinggi, investor cenderung memilih return yang tinggi. Besarnya nilai return tergantung dari kemampuan investor untuk menanggung resiko. Semakin besar resiko yang diambil maka semakin besar pula harapan return yang akan diterima. Return investasi dapat berupa deviden tunai, capital gain (loss), kupon, dan bunga (Samsul, 2006: 285). Return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. Disamping capital gain, investor juga akan menerima deviden tunai setiap tahunnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi return saham secara garis besar adalah informasi fundamental dan informasi teknikal. Informasi fundamental diperoleh dari dalam perusahaan meliputi dividen dan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan, karakteristik keuangan, dan ukuran perusahaan sedangkan informasi teknikal diperoleh di luar perusahaan seperti politik dan ekonomi, diantaranya tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah. Tingkat inflasi di Indonesia dari tahun 2012 sampai tahun 2015 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Rata-rata inflasi tahun 2012 adalah 4,28% dan mengalami peningkatan sebesar 2,72% pada tahun 2013 menjadi 2

7,00%. Meskipun pada tahun 2014 inflasi mengalami penurunan sebesar 0,58% menjadi 6,42% namun penurunan tersebut tidak signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan yang cukup besar di tahun 2013. Sementara itu pada tahun 2015 rata-rata inflasi menunjukkan angka yang tidak jauh berbeda dari tahun 2014 yaitu sebesar 6,38%. Peningkatan ini dapat mejadi gejala menurunnya harga saham di pasar. Samsul (2006: 201) menyatakan bahwa, tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung pada derajat inflasi itu sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar, sementara inflasi yang sangat rendah akan berakibat pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban, dan pada akhirnya harga saham juga bergerak dengan lamban. Harga saham yang turun akan mengakibatkan return saham yang rendah sebaliknya jika harga saham tinggi akan mengakibatkan return saham yang tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Faoriko (2013) menyimpulkan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Berbeda dengan penelitian Purnomo dan Widyawati (2013) yang menyatakan bahwa inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham. Pada tahun 2012 sampai tahun 2015 Bank Indonesia menetapkan BI rate yang semakin tinggi dari tahun ke tahun. Tahun 2012 rata-rata BI rate yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 5,77% dan terus mengalami peningkatan di tahun 2013 menjadi 6,48%. Pada tahun 2014 Bank Indonesia menetapkan BI rate yang semakin tinggi dari tahun sebelumnya. Tahun 2014 BI rate mengalami peningkatan sebesar 1,06% 3

dari tahun 2013 menjadi 7,54%. Sementara tahun 2015 BI rate yang ditetapkan oleh Bank Indonesia memiliki rata-rata yang hampir sama dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,52%. Naiknya suku bunga akan mendorong investor untuk menjual saham dan kemudian menabung hasil penjualan itu di dalam bank. Samsul (2006: 201) menyatakan bahwa penjualan saham secara besar-besaran akan menjatuhkan harga saham di pasar dan berakibat turunnya return saham itu sendiri. Penurunan tingkat bunga pinjaman atau bunga deposito akan menaikkan harga saham di pasar dan laba bersih per saham sehingga return saham juga meningkat. Penurunan bunga deposito akan mendorong investor mengalihkan investasinya dari perbankan ke pasar modal. Hal ini didukung oleh penelitian Purnomo dan Widyawati (2013) yang menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh terhadap return saham. Namun penelitian dari Mahilo dan Parengkuan (2015) mengungkapkan bahwa risiko suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Perubahan satu variabel makro ekonomi memiliki dampak yang berbeda terhadap setiap jenis saham, yaitu suatu saham dapat terkena dampak positif sedangkan saham yang lainnya terkena dampak negatif. Menurut data dari Bank Indonesia nilai mata uang rupiah dari tahun ke tahun semakin melemah terhadap mata uang asing termasuk US$. Data menunjukkan bahwa dari tahun 2012 sampai 2015 kurs US$ terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2012 rata-rata kurs jual US$ adalah sebesar Rp 9.466, namun pada tahun 2013 kurs jual mengalami 4

peningkatan sebesar Rp 1.150 menjadi Rp 10.616. Pada tahun 2014 nilai rupiah terus merosot sebesar Rp 1.328 dari tahun sebelumnya menjadi Rp 11.944. Tahun 2015 kurs UD$ mengalami kenaikan yang cukup besar dari tahun sebelumnya. Tahun 2015 rata-rata kurs US$ berada pada angka Rp 13.525 atau naik sebesar Rp 1.581 dari tahun sebelumnya. Kenaikan kurs US$ yang tajam terhadap rupiah akan berdampak negatif terhadap emiten yang memiliki utang dalam dolar sementara produk emiten tersebut dijual secara lokal. Sementara itu, emiten yang berorientasi ekspor akan menerima dampak positif dari kenaikan kurs US$ tersebut. Hal ini berarti harga saham emiten yang terkena dampak negatif akan mengalami penurunan di Bursa Efek sehingga mengakibatkan turunnya return yang akan didapatkan investor sedangkan harga saham emiten yang terkena dampak positif akan mengalami kenaikan harga saham dan mengakibatkan return saham yang akan diterima investor juga meningkat. Menurut penelitian Suyanto (2007) nilai tukar uang berpengaruh negatif terhadap return saham. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan tingkat signifikansi 0,001 (< 0,05). Return saham sensitif terhadap nilai tukar dengan arah negatif yang menunjukkan perubahan return saham akan meningkat jika nilai tukar uang menurun. Berbeda dengan penelitian tersebut, menurut hasil penelitian Mahilo dan Parengkuan (2015) risiko kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukannya penelitian dengan judul 5

Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah terhadap return saham secara parsial dan simultan pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui pengaruh inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah terhadap return saham secara parsial dan simultan pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Return Saham Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 6

2. Bagi investor dan calon investor diharapkan dapat membantu dalam mengambil keputusan untuk menanamkan modal dalam suatu perusahaan. 3. Bagi peneliti mendatang diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi khususnya bagi yang ingin meneliti tentang return saham maupun variabel-variabel yang mempengaruhinya. 7