UPAYA MENGEMBANGKAN KARAKTER JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SEJAK DINI MELALUI PROGRAM MARKET DAY (KAJIAN PADA SDIT MUTIARA HATI MALANG)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN:

BAB I PENDAHULUAN Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR ABSTRAK

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. sekolompok orang (kepala sekolah guru-guru, staf, dan siswa) untuk mencapai tujuan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

Entrepreneurship and Inovation Management

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

2015 PENERAPAN JAJANAN SEHAT DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL PESERTA DIDIK

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

KULIAH I PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER, 2017

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

Transkripsi:

UPAYA MENGEMBANGKAN KARAKTER JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SEJAK DINI MELALUI PROGRAM MARKET DAY (KAJIAN PADA SDIT MUTIARA HATI MALANG) Prihatin Sulistyowati 14, Salwa 15 Abstrak. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk (1). Untuk mengetahui pelaksanaan program market day, (2). Untuk mengetahui peran program market day dalam mengembangkan karakter jiwa kewirausahaan sejak dini pada siswa SDIT Mutiara Hati Malang. Sekolah sebagai institusi yang bertanggungjawab dalam mengembangkan kemampuan akademik dan non akademik mengadakan kegiatan penunjang berupa mengembangkan berbagai karakter positif siswa. Jenis penelitian merupakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan fnomenologi, sumber data didapatkan melalui wawancara, pengamatan (observasi), dokumentasi, dan angket.populasi semua warga SDIT Mutiara Hati, sampel yang digunakan siswa-siswa SDIT Mutiara Hati yang aktif berjualan saat pelaksanaan program Market Days, guru-guru, serta Kepala sekolah. Analisis data secara induktif, pemaparan hasil penelitian bersifat deskritif. Dari hasil penelitian didapatkan informasi bahwa pelaksanaan program Market Days yang dilaksanakan setiap hari Rabu oleh pihak sekolah yang merupakan kegiatan penunjang pendidikan dapat berlangsung secara rutin, sehingga hal itu membangun budaya atau kebiasaan yang positif bagi warga sekolah tersebut. Khususnya bagi para siswa mengenal kegiatan berdagang kemudian terbiasa dan dari kebiasaan tersebut tumbuh dalam diri siswa karakter seorang wirausahawan yaitu: berani mengambil resiko, bertanggungjawab, komunikatif, manajemen keuangan. Kata kunci: Market days, karakter kewirausahaan PENDAHULUAN Pendidikan karakter pada era sekarang menjadi suatu kebutuhan dalam membekali peserta didik agar menjadi siswa yang kuat mental, kejiwaan, serta ketrampilan. Kuatnya mental dan karakter peserta didik sudah menjadi salah satu tujuan sistem pendidikan di Indonesia. Hal tersebut terdapat dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa dari pendidikan diharapkan mampu mencapai terbentuknya aspek kognitif (intelektual) aspek afektif (mental atau moral) serta psikomotor (ketrampilan). Yang menjadi pengembangan dalam karakter jiwa kewirausahaan adalah aspek mental dan ketrampilan yang dimiliki peserta didik sejak dini. Melalui pembiasaan sejak dini diharapkan mental dan ketrampilan peserta didik semakin kuat untuk berwirausaha. Selain itu dalam UU No. 20 tahun 2003 tersebut menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan 14 Dosen Universitas Kanjuruhan Malang 15 Dosen Universitas Kanjuruhan Malang

112 Pancaran, Vol. 5, No. 3, hal 111-120, Agustus 2016 membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dengan membiasakan ketrampilan kewirausahaan maka potensi peserta didik seperti yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas diatas akan terwujud. Menurut Saroni (2013), dengan memberikan kompetensi kewirausahaan seperti kegiatan produktif kepada peserta didik menjadikan mereka sebagai sosok efektif dalam kehidupan. Jika peserta didik mempunyai ketrampilan berwirausaha mereka dapat menjadi pribadi yang lebih bertanggungjawab atas kehidupannya secara pribadi maupun sosial. Program market day merupakan program yang diterapkan oleh institusi sekolah sebagai program pengembangan ketrampilan siswa dalam berwirausaha. Penerapan dan pengembangan ketrampilan yang dilakukan sejak dini akan menjadi pondasi yang kuat bagi kemampuan kewirausahaan siswa. ketrampilan kewirausahaan merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang, dalam hal ini siswa sebagai bentuk penguasaan pengetahuan dan menerpakannya pada kegiatan nyata dalam kehidupannya (Saroni,2013:161) Melalui pengembangan karakter jiwa kewirausahaan diharapkan akan dapat merubah pola pikir peserta didik bahwa tidak selamanya setelah lulus dari bangku sekolah tidak harus melamar pekerjaan namun bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain untuk menjalankan usahanya tersebut. Pola pikir yang selalu berorientasi menjadi karyawan dirubah menjadi berorientasi untuk mencari karyawan (Mulyani,2015). Pada kehidupan dizaman yang semakin modern ketrampilan seseorang bisa menjadi penentu kesuksesannya dalam mempertahankan hidup yang semakin ketat dan keras dalam persaingan. Sehingga semakin kuat ketrampilan, kemampuan serta kreativitas seseorang maka ia akan mampu bertahan. Menurut Saroni (2013:161) semakin bagus kemampuan siswa dalam mempertahankan hidup dan kehidupannya dengan menerapkan bekal ketrampilan dari proses pendidikan, maka semakin banyak kreativitas hidup yang dapat dilakukan oleh siswa. Karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu Charassein yang berarti mengukir sehingga terbentuk pola. Mempunyai akhlak yang mulia adalah tidak secara otomatis

Prihatin dkk: Upaya Mengembangkan Karakter Jiwa Kewirausahaan pada... 113 dimiliki oleh setiap manusia saat ia dilahirkan, tetapi melalui proses yang panjang dalam pengasuhan dan pendidikan yang merupakan proses pengukiran. (Samani & Hariyanto,2012). Dengan demikian karakter dapar diartikan sebagai suatu bakat maupun potensi yang dimiliki manusia sebagai bawaan hidup manusia sejak lahir dan juga adanya pengaruh dari lingkungan hidupnya. Pendidikan karakter di Indonesia sudah ada secara filosofis dirumuskan oleh Bapak Pendidikan Nasional-Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, kaarakter), pikiran (intelectual), dan tubuh anak, sehingga bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita.(grand Design Pendidikan Karakter Indonesia). Pengembangan pendidikan karakter dapat dimasukkan dalam: (1) kegiatan belajar mengajar, (2) kegiatan keseharian dalam bentuk budaya sekolah, (3) kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstra kurikuler, (4) kegiatan keseharian di rumah, dan (5) kegiatan dalam masyarakat (Grand Design Pendidikan Karakter) Menurut Siswoyo (2009) konsep enterpreneurship merupakan akumulasi dari fungsi keberanian menanggungrisiko dan inovasi. Kewirausahaan atau enterpreneurship merupakan kemampuan melihat dan menilai peluang bisnis serta kemampuan mengoptimalkan sumberdaya dan mengambil tindakan dan risiko dalam rangka mensukseskan bisnisnya. Kewirausahaan dapat dipelajari oleh semua individu yang mempunyai keinginan dan tidak hanya didominasi oleh individu yang berbakat wirausaha saja. Menurut Indriatmi dan Arifin (2002:4) kewirausahaan merupakan sifat, ciri, watak yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Kewirausahaan berasal dari kata enterpreneurship yang berarti syaraf pusat perekonomian atau sebagai pengendalian perekonomian suatu bangsa. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer,1996). Menurut Meredith dalam Indriatmi dan Arifin (2002:8) bahwa seseorang yang memiliki karakter kewirausahaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) percaya diri, (2) berorientasi pada tugas akhir, (3) mengambil resiko, (4) kepemimpinan, (5) keorisinilan, dan (6) berorientasi ke depan. Sedangkan ciri-ciri dan watak kewirausahaan menurut Meredith untuk lebih jelasnya terdapat dalam tabel dibawah ini:

114 Pancaran, Vol. 5, No. 3, hal 111-120, Agustus 2016 Tabel 1. Ciri-ciri dan watak kewirausahaan menurut Geoffrey G, Meredith No Ciri-ciri Watak Percaya diri Keyakinan, tidak tergantung, individualisme, dan optimisme Berorientasi pada tugas Kebutuhan untuk berprestasi, ketekunan dan akhir ketabahan, kerja keras, motivasi kuat, energik, dan inisiatif Mengambil resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, luwes bergaul dengan orang lain, menerima/menanggapi saran dan kritik Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel Berorientasi ke depan Memiliki perspektif dan pandangan ke depan Urgensi kewirausahaan disebabkan kondisi masyarakat yang semakin berkembang maka kebutuhan akan lapangan pekerjaan juga semakin mendesak. Ketika ketersediaan lapangan pekerjaan tidak bisa berkembang secepat perkembangan manusia disuatu wilayah atau negara maka akan menimbulkan masalah sosial yaitu tentang pengangguran. Memperhatikan kondisi tersebut sangat penting dan mendesak (urgent) tentang pembekalan dan penanaman jiwa kewirausahaan pada anak sedini mungkin, dengan harapan dapat memotivasi anak untuk melakukan kegiatan kewirausahaan. Menurut Hendrawan dalam Banu (2009) bahwa Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan merupakan langkah serius dari pemerintah untuk mengatasi pengangguran terdidik yang terus bertambah jumlahnya.ciputra dalam Direktorat Kelembagaan Dikti, 2009) menegaskan bahwa pendidikan kewirausahaan bisa memberi dampak baik bagi masa depan Indonesia, seperti yang terjadi di Singapura, namun kuncinya adalah pendidikan harus dijalankan dengan kreatif. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,2010). Data yang digunakan bersumber pada hasil pengamatan yang dilakukan peneliti tentang perilaku siswa-siswa di SDIT Mutiara Hati saat berlangsung kegiatan Market Day. Data lain yang digunakan adalah berasal dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SDIT

Prihatin dkk: Upaya Mengembangkan Karakter Jiwa Kewirausahaan pada... 115 Mutiara Hati sebagai penanggungjawab kebijakan yang diberlakukan di sekolah serta hasil wawancara dengan siswa-siswa yang terlibat sebagai pedagang dalam program kegiatan Market Day tersebut. Data penting yang lainnya didapatkan dengan menyebar angket kepada guru-guru sebagai data pendukung. Penelitian dilakukan di SDIT Mutiara Hati yang berlokasi di Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara acak yaitu siswa-siswa yang terlibat sebagai penjual, pembeli, guru, dan kepala sekolah. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan program kegiatan Market Day telah berlangsung kurang lebih 6 tahun sejak mulai berdirinya SDIT Mutiara Hati. Maksud diberlakukannya kebijakan tersebut diantaranya adalah untuk memfasilitasi dan mengembangkan ketrampilan siswa diluar akademis. Harapannya siswa akan mempunyai ketrampilan penunjang sebagai bekal kehidupannya kelak. Hal itu sangat beralasan karena secara fakta kemampuan bertahan didalam persaingan hidup sekarang yang semakin ketat maka diperlukan orang yang kreatif. Selain itu SDIT Mutiara Hati memang tidak tersedia kantin sekolah yang bisa menyediakan jajanan sehingga siswa tidak bisa jajan. Kebijakan meniadakan kantin sekolah memang sudah perencanaan awal berdirinya sekolah tersebut. Hal itu dilakukan oleh pihak sekolah untuk agar siswa tidak terbiasa dengan kebiasaan boros. Sekolah membuat kebijakan bahwa siswa mendapat kue dari sekolah pada saat jam istirahat pertama dan istirahat kedua siswa makan siang dari bekal yang dibawa dari rumah, hal itu juga sebagai upaya untuk mengantisipasi agar siswa tidak mengkonsumsi jajanan sembarangan. Kegiatan penunjang yang dilaksanakan di SDIT Mutiara Hati adalah: 1. Penerapan kegiatan Market Day merupakan kegiatan pendukung yan tidak masuk dalam kurikulum pembelajaran di sekolah. Program pendukung merupakan kegiatan yang dimaksudkan mengembangkan soft skill siswa seperti ketrampilan beriwirausaha, kreatif, berani, bertanggungjawab, cakap, teliti, mandiri, tidak mudah putus asa, kemampuan bersosialisasi. 2. Upacara bendera setiap hari Senin mulai pukul 07.00 s/d 07.30 WIB.

116 Pancaran, Vol. 5, No. 3, hal 111-120, Agustus 2016 3. Kegiatan keagamaan meliputi penerapan sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah dan mengaji yang dilaksanakan setiap hari Senin s/d Jum at, dan Perayaan Hari Besar Islam (PHBI). 4. Kegiatan khusus praktek mata pelajaran IPA, IPS, Matematika dilaksanakan dengan fasilitas dan sarana penunjangnya. 5. Kegiatan tambahan pelajaran bagi siswa kelas V dan VI dalam rangka persiapan menghadapi Ujian Akhir Nasional (UAN) dilaksanakan setiap hari Selasa Kamis pukul 06.30 07.30 WIB. 6. Pengadaan UKS merupakan upaya dalam membina dan mengembangkan kebiasaan hidup bersih dan sehat secara terpadu melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan (pengobatan ringan) di sekolah. 7. Perpustakaan sekolah ditempatkan di bawah tangga dalam rangka memaksimalkan ruang yang ada. Perpustakaan dibuka setiap hari efektif dan dikoordinir oleh seorang koordinatir perpustakaan 8. Majalah dinding sebagai sarana penyaluran bakat siswa dalam bidang menulis, menggambar, melukis, membuat puisi, karya tulis, dan lain lain. Pelaksanaan kegiatan penunjang tersebut sesuai dengan yang diamanahkan dalam kurikulum yang diberlakukan di Indonesia sebagai sarana tercapainya tujuan pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 pasal 3 pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggungjawab. Proses pendidikan tidak hanya menghasilkan siswa yang cerdas secara akademis namun juga harus berkembangnya karakter peserta didik. Ketrampilan-ketrampilan dan karakter tersebut juga dapat berdampak pada kelancaran siswa saat belajar Program kegiatan Market Day dilaksanakan setiap hari Rabu dan siswa boleh memulai berjualan saat istirahat sehingga kegiatan tersebut tidak mengganggu jam belajar siswa. Pelaksanaan program Market Day tidak setiap hari karena dikhawatirkan oleh pihak sekolah akan mengganggu konsentrasi siswa dalam pelajaran. Hal itu sangat beralasan karena siswa akan disibukkan untuk mempersiapkan barang jualannya setiap hari. Kondisi tersebut tentu akan menyita waktu, tenaga, serta pikiran siswa.

Prihatin dkk: Upaya Mengembangkan Karakter Jiwa Kewirausahaan pada... 117 Tidak ada syarat khusus untuk bisa berjualan, semua siswa mendapat kesempatan yang sama untuk berjualan. Hal itu tergantung pada niat dan keinginan siswa itu sendiri untuk berjualan. Siswa yang masih kelas rendah misalkan kelas satu masih memerlukan bimbingan dan pengawasan dari gurunya karena siswa kelas satu masih belum benar-benar mengenal uang sehingga kadang-kadang terjadi kesalahan saat melakukan transaksi seperti salah memberikan kembalian uang kepada konsumennya. Persyaratan khusus yang harus diikuti siswa yang berjualan adalah: - barang dagangan yang berupa makanan dan minuman yang halal, tidak boleh mengandung bahan yang berbahaya dan tidak sehat, misalkan msg, pewarna, maupun pengawet makanan. Sekolah berusaha menjaga kesehatan dan kehigienisan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak-anak, karena sekolah merasa bertanggungjawab untuk mendidik siswa-siswanya menentukan makanan dan minuman yang baik bagi mereka. - barang dagangannya juga diberikan batasan harga, yaitu tidak lebih dari Rp. 2000,00 - barang dagangan lainnya boleh berupa aksesoris, alat tulis, atau yang bermanfaat bagi siswa. Pihak sekolah dalam memberikan fasilitas agar program Market Day dapat berjalan dengan baik yaitu dengan menjadwalkan rutin yaitu pada hari Rabu, saat diluar jam pelajaran, tempat yang digunakan adalah diarea halaman sekolah. Untuk kelas 1 diperbolehkan menggunakan bangku-bangku yang ada di kelas dengan syarat setelah selesai harus dikembalikan ke kelas lagi. Kebetulan bangku yang digunakan merupakan jenis bangku yang tidak berbahan dasar kayu seperti bangku yang secara umum kita lihat di sekolah, bangkunya sudah produksi pabrikan yang bahannya tergolong ringan bagi anak-anak sehingga memudahkan mereka untuk memindahkan. Pemantauan saat pelaksanaan Market Day oleh guru yang biasa dipanggil teacher di sekolah tersebut. Bentuk pemantauan atau pegawasan dilakukan oleh techer-teacher dengan cara mengecek berbagai barang dagangan yang diperjualbelikan anak-anak apakah sudah sesuai aturan sekolah ataukah belum, misalkan techer ikut jadi pembeli dan merasakan barang dagangan anak-anak, selalu mengingatkan saat menghitung kembalian dan untuk selalu menjaga kebersihan barang dagangan maupun sampah yang dihasilkan.

118 Pancaran, Vol. 5, No. 3, hal 111-120, Agustus 2016 Pembiasaan yang terjadi saat pelaksanaan kegiatan Market Day menjadi pengalaman siswa sebagai bentuk pembelajaran bermakna bagaimana menjadi seorang usahawan seperti memikirkan ide barang apa yang akan dijual harus menarik dan diminati oleh teman-temannya sebagai konsumen, bagaimana cara mendapatkan atau membuatnya, mengemasnya agar menarik dan higienis, bagaimana menawarkan kepada teman-teman, mengatur uang hasil jualannya, menghitung keuntungan, dan menyisihkan antara keuntungan dengan mendahulukan modal awal jualan agar dapat digunakan sebagai modal berjualan lagi. Hasil dari pelaksanaan kegiatan Market Day sudah kelihatan yang ditunjukkan beberapa siswa yang tetap bertahan dengan keistiqomahan untuk selalu berjualan mulai awal sampai sekarang dan jualannya juga bervariasi. Memang yang tetap bertahan tersebut tidak banyak. Meskipun begitu kondisi tersebut sudah bisa menjadi indikator munculnya jiwa kewirausahaan pada anak-anak sejak dini sebagai dampak peaksanaan program Market Day. Dampak yang lain yang ditunjukkan siswa-siswa tersebut adanya rasa tanggungjawab untuk menjaga kebersihan dengan mengumpulkan sampah bungkus kemasan dan dibuang ke tempat sampah, munculnya sikap jujur, ketrampilan berhitung yang berkaitan dengan penjumlah dan pengurangan uang yang harus dibelanjakan dan hasil penjualan. Dalam pembelajaran teacher juga merasakan tanggungjawab, kreatifitas, dan kemandirian siswa yang berkaitan dengan tugas-tugas sekolah yang harus diselesaikan oleh siswa. Siswa juga semakin merasa menikmati kebiasaan berjualan dengan semakin hilangnya rasa malu, rasa takut, dan rasa grogri saat berjualan, sehingga mereka merasa ketagihan untuk berjulan lagi. Sedangkan siswa yang kadang-kadang berjualan sebenarnya ingin rutin berjualan karena sudah menikmati rasanya berjualan, namun hal itu kadang terkendala dukungan dari orang tua yang kurang sehingga siswa tidak bisa menyiapkan barang dagangan sendiri. Hal itu bisa disebabkan adanya kesibukan orang tua yang tidak bisa ditinggalkan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pelaksanaan program Market Day dapat terlaksana dengan rutin karena sudah dijadwalkan oleh pihak sekolah setiap hari Rabu pada jam istirahat agar tidak

Prihatin dkk: Upaya Mengembangkan Karakter Jiwa Kewirausahaan pada... 119 DAFTAR RUJUKAN Farkhati, Elfi.2014.Integrasi Nilai-Nilai Kewirausahaan Dalam Praktik Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak Muslimat Nurul Huda Desa Pakujati KecamatanPaguyangan Kabupaten Brebes.Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies. mengganggu kegitan pembelajaran. Kegiatan tersebut boleh diikuti oleh semua siswa yang memang berminat untuk berjualan, sehingga sifatnya tidak wajib bagi siswa. selain itu sekolah juga memberikan aturan yang berkaitan macam-macam barang dagangan berdasarkan standar kesehatan dan keamanan, harga yang sesuai dengan standar jajan anak SD, serta pengawasan yang selalu dilakukan pihak sekolah melalui teacherteachernya. 2. Program Market Day dampaknya terlihat pada jiwa kewirausahaan siswa yaitu : siswa mempunyai rasa percaya diri, mau mengambil resiko saat barang dagangannya tidak habis terjual, mengatur keuangan dan memikirkan apa yang akan dijual kembali sesuai minat konsumen, ide barang jualan, keberanian yang bisa mengarah pada jiwa kepemimpinan. http://katresna72.wordpress.com/2010/10/23/grand-design-pendidikankarakter/diunduh 4 Juni 2012 Indriatmi,W & Z. Arifin.2002. Kewirausahaan. Buku Materi/Diktat Bahan Ajar. Bogor: STTP Bogor. Moleong, Lexy.2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyani, Endang.journal.uny.ac.id/index.php/pep/article/view/705.diakses 20 November 2015. Samani, Muchlas dan Hariyanto.2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Saroni. 2013.Muhammad.2012.Mendidik& Melatih Entrepeneur Muda: Membuka Kesadaran Atas PentingnyaKewirausahaan bagi Anak Didik.Kewirausahaan bagi Anak Didik.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Siswoyo, B.B.2009.Kewirausahaan dalam Kajian Dunia Akademik. FE UM Siswoyo,B.B.2009.Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa.Jurnal Ekonomi Bisnis FE UM/Tahun 14/No. 2/2009

120 Pancaran, Vol. 5, No. 3, hal 111-120, Agustus 2016 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003.Sistem Pendidikan Nasional