BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Asam Suksinat Dari Maleat Anhydride Dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun A.

dokumen-dokumen yang mirip
Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

Prarancangan Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dan Gas Hidrogen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENGANTAR I.1. Pemilihan Proses

Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodeken dan Benzena Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Adipat dari Sikloheksanol dan Asam Nitrat dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

Perkembangan industri di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas produk.

VII. TATA LETAK PABRIK

I. PENDAHULUAN. diolah menjadi produk intermediate atau produk jadi, sehingga mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

Prarancangan Pabrik Margarin dari Palm Oil Minyak Sawit dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

Prarancangan Pabrik Kloroform dari Sodium hidroksida, Klorin, dan Aseton dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas Ton/ Tahun. A.

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. bahan tambahan yang disebut dengan plasticizer, yaitu bahan yang

I. PENDAHULUAN. menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bangsa kita. Titik berat pembangunan saat ini adalah pembangunan dibidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

Prarancangan Pabrik Akrilonitril dari Asetilen dan Asam Sianida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai

I. PENDAHULUAN. memberikan manfaat dalam perkembangan industri di Indonesia. Salah satu

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA PRAPERANCANGAN PABRIK ETILEN GLIKOL DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN. Oleh :

I. PENDAHULUAN. bersama untuk meningkatkan kinerja perekonomian. nasional, sektor industri kimia tetap menjadi salah satu tumpuan dan

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

II. DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal Kapasitas Ton/Tahun Pendahulan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Ethyl Chloride dari Ethylene dan Hydrogen Chloride Kapasitas Ton/Tahun

II. DESKRIPSI PROSES

I. PENDAHULUAN. diolah menjadi produk antara berupa aluminium sulfat. Aluminium sulfat termasuk dalam heavy chemical industy yang memegang

BAB I. umum kegunaan phthalic anhydride dalam sektor industri antara lain. sebagai bahan baku pada industri pembuatan plasticizer, alkyd resin,

DESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.

BAB I PENDAHULUAN. kimia yang tidak berwarna dan berbau khas, larut dalam air, alkohol, aseton,

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. palm oil). Dari 1 kilogram bahan baku CPO bisa menghasilkan sedikitnya 1 liter

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL OLEAT DARI ASAM OLEAT DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON / TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

1. PENDAHULUAN. diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan. industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.

Prarancangan Pabrik Margarin dari RBDPO (Refined, Bleached, Deodorized Palm Oil) Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Metil Merkaptan dari Metanol dan Hidrogen Sulfida dengan Kapasitas ton /tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah pembangunan industri kimia di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. ubi kayu, ubi jalar, sorgum, dan talas. Kemanisan gula yang terbuat dari pati juga hampir

Pra Rancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Campuran Asam Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Prarancangan Pabrik Maleic Anhydride dari Butana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

Prarancangan Pabrik Dioctyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan 2-Ethyl Hexanol Kapasitas Ton per Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I 1. PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Asetaldehid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya pabrik-pabrik kimia yang didirikan. Hal ini memacu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN D

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PABRIK BEZALDEHIDE DARI TOLUENE DENGAN PROSES OKSIDASI PRA RENCANA PABRIK. Oleh : EDVIN MAHARDIKA

Transkripsi:

BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Perkembangan ekonomi Indonesia belakangan ini memang bisa dikatakan sangat lambat. Hal ini bisa di identifikasi dari nilai mata uang rupiah yang terus menurun dibanding mata uang yang lain. Bila hal ini dibiarkan terus terjadi maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi krisis di Indonesia. Berangkat dari masalah krisis di negeri Indonesia ini, maka perlu dilakukan inovasi dan usaha usaha demi memajukkan ekonomi di Indonesia. Salah satu penyumbang terbesar devisa Negara adalah di bidang industri kimia. Industri kimia memiliki prospek yang baik bila dilakukan dengan serius dan berkelanjutan. Disamping itu industri kimia sangat diuntungkan dengan kekayaan alam Indonesia yang bisa mendukung dan memfasilitasi guna merubah suatu bahan mentah menjadi produk yang berguna bagi masyarakat luas. Pada saat ini, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa industri di bidang kimia memegang peranan sangat penting di dalam peradaban manusia. Hasil-hasil olahan atau bisa dikatakan produk dari proses kimia sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup manusia. Peralatan mandi, pasta gigi, plastik, dan masih banyak contoh lainnya sangat dibutuhkan oleh manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Salah satu produk dari proses kimia yang sangat penting adalah asam suksinat. Asam suksinat, (C 4 H 6 O 4 ), memiliki nama lain asam butanedioic. Asam suksinat merupakan bahan antara yang penting dalam industri. Industri yang menggunakan asam suksinat seperti industri makanan, obat-obatan, farmasi, dan polimer. Bahan kimia ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan 1,4 Butanediol (BDO), asam adipat, tetrahydrofuran, dimana memiliki potensi yang tinggi untuk pembuatan solven dan fiber. Kegunaan asam suksinat yang lain adalah untuk memproduksi pyrolidinones dan N-methylpyrolidinone dimana kedua bahan itu merupakan bahan yang sangat dibutuhkan dan memiliki kebutuhan yang banyak di dunia farmasi. 3

Gambar 1. Value Chain Of Succinic Acid Gambar diatas menunjukan rantai alur pemakaian asam suksinat ke berbagai industri. Berdasarkan pentingnya asam suksinat sebagai hasil antara pembentuk berbagai produk, maka pendirian pabrik asam suksinat merupakan ide yang menarik, dan layak untuk dikaji lebih lanjut. 4

B. ANALISIS PASAR 1. Ketersediaan bahan baku Bahan baku untuk pembuatan asam suksinat adalah maleic anhydride dan hydrogen. Di Indonesia, hanya sedikit pabrik yang memproduksi maleic anhydride. Salah satu pabrik kimia yang memproduksi maleic anhydride di Indonesia adalah PT. Justus Kimiaraya dengan kapasitas 14.000 ton/tahun. Tetapi sebagian besar maleic anhydride tersebut dipakai untuk membuat polyester resin. Hanya ada sebagian kecil maleic anhydride yang bisa diambil sebagai bahan baku di pabrik asam suksinat. Sehingga untuk mencukupi kapasitas yang ditentukan, pabrik perlu mengimpor bahan baku maleic anhydride dari negara lain. Harga bahan baku maleic anhydride berdasarkan data BPS tahun 2009 2011 adalah US$ 1.1-1.2 per kg. Harga jual asam suksinat adalah US$ 2.9-3.1 per kg. Dapat disimpulkan bahwa harga jual asam suksinat jauh lebih tinggi dibanding harga beli bahan baku maleic anhydride, maka pabrik asam suksinat ini sangat menguntungkan. 2. Penentuan Kapasitas Pabrik Untuk menentukan kapasitas pabrik, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebagai dasar keputusan penentuan kapasitas pabrik. Beberapa hal atau faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah kebutuhan produk asam suksinat baik di Indonesia maupun luar negeri secara global, ketersediaan jumlah bahan baku, dan kapasitas pabrik yang telah tersedia di Indonesia atau di negara lain. Informasi kapasitas pabrik asam suksinat yang sudah ada dapat dijadikan acuan bahwa dengan kapasitas tertentu, pabrik asam suksinat tersebut dapat berjalan dan menghasilkan keuntungan. Kebutuhan asam suksinat secara global bila digabungkan dengan produk turunannya adalah sekitar 700.000 MT/tahun pada tahun 2017. Sedangkan data pada tahun 2011 global market dari asam suksinat baru mencapai 45.000 Ton/tahun, dan diprediksi akan mencapai 250.000 MT/tahun pada tahun 2018. Dengan mempertimbangkan aspek yang ada maka kapasitas pabrik asam suksinat adalah 40.000 ton/tahun. 5

C. PEMILIHAN LOKASI PABRIK Pemilihan lokasi pabrik didasarkan atas pertimbangan yang secara praktis lebih menguntungkan, baik ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi pabrik antara lain : 1. Penyediaan bahan baku Lokasi pabrik sebaiknya dekat penyediaan bahan baku dan pemasaran produk sehingga menghemat biaya transportasi. Pabrik juga sebaiknya dekat dengan pelabuhan jika ada bahan baku yang dikirim dari luar negeri. 2. Pemasaran Asam Suksinat merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh banyak industri baik sebagai bahan baku utama ataupun sebagai bahan pembantu, sehinggga diusahakan pendirian pabrik dilakukan di kawasan industri. 3. Ketersediaan energi dan air Air merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam suatu pabrik, baik untuk proses, pendingin, atau kebutuhan lainnya. Sumber air biasanya dari sungai, laut atau danau. Energi merupakan faktor utama dalam operasional pabrik, sehingga sumber energi yang digunakan harus terjangkau dari kawasan pabrik. 4. Ketersediaan tenaga kerja Tenaga kerja merupakan pelaku dari proses produksi. Ketersediaan tenaga kerja yang terampil dan terdidik akan memperlancar jalannya proses produksi. Berdasarkan data Kemenakertrans pada tahun 2012, jumlah angkatan kerja di provinsi Banten sebanyak 5.398.644 orang, sedangkan jumlah angkatan kerja dengan pendidikan minimal S1 atau sederajat berjumlah 373.821 orang. Dari data tersebut, maka pabrik ini dapat menyerap jumlah tenaga kerja lokal yang tersedia di provinsi Banten. 5. Kondisi geografis dan sosial Lokasi pabrik sebaiknya terletak di daerah yang stabil dari gangguan bencana alam (banjir, gempa bumi, dan lain-lain). Kebijakan pemerintah setempat juga turut mempengaruhi lokasi pabrik yang akan dipilih. Kondisi sosial masyarakat diharapkan memberi dukungan terhadap operasional pabrik sehingga dipilih lokasi yang memiliki masyarakat yang menerima keberadaaan pabrik. Dari beberapa faktor diatas maka dipilih lokasi pabrik di Cilegon. Hal ini disebabkan karena di Cilegon terdapat pabrik yang menjual hydrogen yaitu PT. Samator Gas Industri. 6

Selain itu di Cilegon juga dekat dengan pelabuhan dan sangat berguna karena bahan baku maleic anhydride yang dipakai di suplai secara import dari luar negeri. D. TAHAP URAIAN PROSES Sebenarnya untuk bisa memperoleh produk asam suksinat, ada beragam bahan baku yang bisa digunakan. Beberapa contoh bahan baku yang bisa diproses lebih lanjut untuk menghasilkan asam suksinat diantaranya furfural ( reaksi oksidasi), 1,4 butanediol (sistem katalis Pd-C/Pb(OOCCH 3 ) 2 ), batubara, senyawa asam akrilat (karbonilasi), glukosa (reaksi fermentasi), terakhir adalah asam maleat atau maleat anhidrat (Kirk&Othmer,1981). Dari beragam bahan baku tersebut dia atas, bahan baku yang disebutkan terakhir merupakan bahan baku yang paling menarik. Pemilihan asam maleat sebagai bahan baku merupakan pilihan paling bijak karena senyawa asam maleat maupun maleat anhidrat masih jarang digunakan sebagai bahan baku di pabrik kimia lainnya. Selain itu harganya tidak kalah murah dibandingkan dengan bahan baku yang lain. Alasan yang terakhir adalah ada bermacam cara yang bisa digunakan untuk memproses asam maleat menjadi asam suksinat, sedangkan bahan baku lain tidak memiliki banyak pilihan proses. Berikut ini adalah beberapa pilihan proses pembuatan asam suksinat dari asam maleat: 1. Reduksi elektro-kimia asam maleat 2. Reduksi asam maleat dengan ultrasound 3. Reduksi asam maleat dengan H 3 PO 2 4. Hidrogenasi asam maleat (Kirk&Othmer,1981) Dari keempat proses di atas, dipilih proses nomor 4. Karena untuk menghasilkan asam suksinat dengan skala pabrik dibutuhkan proses yang kontinu, dari parameter ini pilihan 2 jelas tidak memungkinkan. Pilihan 1 dan 3 tidak dipilih karena untuk skala pabrik kita memerlukan proses yang bisa menampung kapasitas yang besar hingga ratusan ribu ton per tahun. Pada akhirnya proses yang dipilih adalah hidrogenasi asam maleat menjadi asam suksinat. Sebelum masuk jauh lebih dalam proses tersebut, ada aspek lain yang perlu dipertimbangkan dari segi kondisi bahan baku. Jika ditinjau dari pasar global di dunia 7

biasanya asam maleat yang diperdagangkan dalam kondisi anhidrat. Jadi bahan baku yang ada di pasar global tidak dalam bentuk asam maleat, melainkan maleat anhidrat. Sehingga sekarang bahan baku pembuatan asam suksinat menjadi lebih dispesifikkan yaitu maleat anhidrat, yang tidak lain adalah senyawa anhidrat dari asam maleat. Reaksi hidrogenasi sendiri bisa terjadi di keadaan asam maupun anhidrat. Ada 2 pilihan jalan proses yang bisa diambil, untuk menghasilkan asam suksinat dari maleat anhidrat : 1. Maleat anhidrat dihidrolisis menjadi asam maleat baru dihidrogenasi menjadi asam suksinat (Maleat Anhidrat Asam Maleat Asam Suksinat) 2. Maleat anhidrat dihidrogenasi menjadi suksinat anhidrat lalu dihidrolisis menjadi asam suksinat (Maleat Anhidrat Suksinat Anhidrat Asam Suksinat) Dilihat dari aspek persiapan bahan baku dan pemurnian produknya, pilihan 2 lebih menguntungkan, karena suksinat anhidrat jika dihidrolisis hanya akan menjadi asam suksinat. Sementara di pilihan 1, maleat anhidrat jika dihidrolisis tidak hanya menghasilkan asam maleat, tetapi juga menghasilkan asam fumarat, yang mana nantinya akan mengurangi jumlah asam maleat yang bereaksi. Jadi dengan jumlah maleat anhidrat yang sama kita akan mendapatkan produk yang lebih banyak lewat pilihan 2, karena di pilihan satu sebagian menjadi asam fumarat dan tidak akan bereaksi. Selain itu kebanyakan pabrik dan paten yang ada memakai pilihan 2 untuk mencapai produk asam suksinat. Setelah mempertimbangkan berbagai aspek, akhirnya dipilih proses yang optimal untuk menghasilkan asam suksinat dari maleat anhidrat adalah pilihan kedua. Berikut ini adalah skema singkat proses dari pabrik kimia yang akan dibuat. Maleat anhidrat hidrogenasi suksinat anhidrat hidrolisis asam suksinat produk Gambar 2. Skema Proses dari bahan baku sampai produk 8

Berikut ini merupakan uraian singkat proses dari raw material sampai produk. Maleat anhidrat dari storage disiapkan kondisinya sesuai kondisi reaktor yaitu 120-180 0 C dan tekanan 72-580 psi, sehingga masuk reaktor dalam fasa liquid. Reaktor yang digunakan adalah fixed bed reactor 3 fasa (Kirk&Othmer,1981). Supaya reaksi berjalan optimal maka digunakan katalis. Katalis yang efektif adalah Nikel. Katalis nikel mampu menghasilkan konversi yang hampir sempurna yaitu 97,14% (Tian, dkk, 2012). Hasil keluaran rekator adalah campuran liquid suksinat anhidrat dan sebagian pengotor. Setelah itu campuran dibersihkan dari pengotor, lalu dicampur dengan air di reaktor tangki berpengaduk, untuk menghasilkan asam suksinat. Selanjutnya asam suksinat dimurnikan lebih lanjut hingga didapat kemurnian 99%. 9