PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH APOTIK WARINGIN MULYO KABUPATEN TEMANGGUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BHUMI PHALA WISATA KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN TEMANGGUNG

e. Mengangkat sumpah pegawai dan atau sumpah jabatan sesuai dengan peraturan ; f. Mematuhi / mentaati semua peraturan perundang-undang kepegawaian.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN MAGELANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH OBYEK WISATA AIR BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BERDIKARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

Pasal 71. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : D

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH CITRA MANDIRI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR MANUNTUNG JAYA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Perda No. 6 / 2002 tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan atau Tanah Jalan Kabupaten Magelang.

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH LAMONGAN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SWATANTRA KABUPATEN BULELENG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATURAJA MULTI GEMILANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI MADIUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH OBYEK WISATA UMBUL KABUPATEN MADIUN

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 98 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PERHOTELAN KABUPATEN BANYUWANGI

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1969;

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 4 30 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATANG HARI MITRA HUTAN LESTARI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN BULUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK DAERAH PATI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TIDUNG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH UPUN TAKA DI KABUPATEN TANA TIDUNG

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR : 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SARANA PEMBANGUNAN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PUSAT PERGUDANGAN KOTA PEDARINGAN SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 15

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA BARAT DAYA,

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 09 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH TAMAN SATWA TARU JURUG SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2006 SERI D =================================================================

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KAPUAS INDAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN UMUM DAERAH ANEKA USAHA DAN JASA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH APOTEK KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 09 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH APOTEK LUK ULO KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KOTA PEKALONGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 27 TAHUN : 2003 SERI : D NOMOR : 18 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

Perda No. 14/1998 tentang Pendirian Perusahaan Aneka Usaha Pertambangan Bahan Galian Gol. C Kab.Magelang.

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN BATANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH APOTIK WARINGIN MULYO KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab, serta untuk memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat maka Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah Apotik Waringin Mulyo Kabupaten Temanggung dipandang tidak sesuai lagi dengan perkembangan usaha sehingga perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a diatas perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perusahaan Daerah Apotik Waringin Mulyo Kabupaten Temanggung; Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1963 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2580); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1965 tentang Apotik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2742, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1965 tentang Apotik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3169 ); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044); 15. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 6 );

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG dan BUPATI TEMANGGUNG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUSAHAAN DAERAH APOTIK WARINGIN MULYO KABUPATEN TEMANGGUNG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Temanggung. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Temanggung. 4. Perusahaan Daerah Apotik Waringin Mulyo yang selanjutnya disingkat PD Apotik Waringin Mulyo adalah Perusahaan Apotik milik Pemerintah Daerah. 5. Direksi adalah Direksi PD Apotik Waringin Mulyo. 6. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas PD Apotik Waringin Mulyo. 7. Apoteker adalah Apoteker pada PD Apotik Waringin Mulyo yang telah diberi izin oleh Menteri Kesehatan. 8. Pegawai adalah pegawai PD Apotik Waringin Mulyo. 9. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan yang selanjutnya disebut RKAT adalah rencana kerja dan anggaran PD Apotik Waringin Mulyo. BAB II KEDUDUKAN Pasal 2 PD Apotik Waringin Mulyo berkedudukan di Daerah. BAB III MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3 Maksud dan tujuan peraturan daerah ini adalah sebagai pedoman pengelolaan PD Apotik Waringin Mulyo dalam rangka melaksanakan Pembangunan Daerah dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan khususnya penyediaan obat-obatan dan perbekalan farmasi serta memberikan Pendapatan Asli Daerah.

BAB IV USAHA Pasal 4 (1) PD Apotik Waringin Mulyo menjalankan usahanya di bidang penyediaan obat dan perbekalan farmasi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (2) PD Apotik Waringin Mulyo dapat mengembangkan usaha sepanjang memberikan keuntungan bagi perusahaan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pengembangan usaha sebagimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa pengembangan jenis usaha dan/atau unit usaha. BAB V MODAL Pasal 5 (1) Modal dasar PD Apotik Waringin Mulyo ditetapkan sejumlah Rp 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah). (2) Modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa tunai dan/atau barang daerah. (3) Dalam hal modal disetor belum mencapai modal dasar, daerah berkewajiban menganggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (4) Modal disetor sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan melalui penyertaan modal dan merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. BAB VI PENGURUS Pasal 6 (1) Pengurus PD Apotik Waringin Mulyo terdiri dari: a. Badan Pengawas; dan b. Direksi. (2) Jumlah anggota Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang, salah seorang diantaranya diangkat sebagai Ketua Badan Pengawas dan seorang lainnya sebagai Sekretaris Badan Pengawas. (3) Jumlah Direksi paling banyak 3 (tiga) orang Direktur. (4) Apabila Direksi terdiri lebih dari 1 (satu) orang Direktur, maka salah seorang diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama. BAB VII BADAN PENGAWAS Bagian Kesatu Pengangkatan Pasal 7 (1) Badan Pengawas diangkat oleh Bupati untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun berasal dari unsur pemerintah daerah dan/atau profesional.

(2) Badan Pengawas diangkat paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan. Bagian Kedua Syarat-syarat Pengangkatan Pasal 8 (1) Untuk dapat diangkat sebagai Badan Pengawas, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. diutamakan mempunyai pengalaman dalam bidang manajemen; b. usia paling tinggi 58 tahun; c. lulus uji kompetensi yang dilakukan oleh Tim yang dibentuk Bupati; dan d. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan Bupati atau dengan Badan Pengawas lainnya atau dengan Direksi sampai derajad ketiga baik menurut garis lurus maupun ke samping termasuk menantu dan ipar. (2) Anggota Badan Pengawas bertempat tinggal di daerah. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 9 Badan Pengawas mempunyai tugas: a. pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap pengelolaan perusahaan daerah; b. menelaah, memberikan pertimbangan dan koreksi terhadap RKAT yang disusun Direksi; c. menelaah dan memberikan penilaian terhadap Laporan Pertanggungjawaban Tahunan yang disusun Direksi; d. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap pengangkatan dan pemberhentian Direksi; dan e. membuat laporan kepada Bupati mengenai pelaksanaan tugasnya setiap 6 (enam) bulan. Pasal 10 Badan Pengawas mempunyai wewenang: a. memberi teguran dan peringatan kepada Direksi atas pelaksanaan tugas dan wewenang yang tidak berkesesuaian; b. memeriksa Direksi yang diduga merugikan Perusahaan; c. menolak atau memberikan persetujuan terhadap RKAT PD Apotik Waringin Mulyo yang disusun Direktur untuk mendapat pengesahan Bupati; d. menolak atau memberikan persetujuan terhadap Laporan Pertanggungjawaban Tahunan PD Apotik Waringin Mulyo yang disusun Direktur untuk mendapat pengesahan Bupati. e. memberikan pertimbangan kepada Direktur terhadap pengangkatan, dan pemberhentian pegawai; dan f. memberikan penilaian terhadap kinerja Direksi.

Bagian Keempat Penghasilan dan Penghargaan Pasal 11 (1) Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Pengawas menerima honorarium. (2) Honorarium Badan Pengawas diatur sebagai berikut: a. Ketua Badan Pengawas menerima honorarium paling banyak 40% (empat puluh persen) dari penghasilan Direktur Utama; b. Sekretaris Badan Pengawas menerima honorarium paling banyak 35 % (tiga puluh lima persen) dari penghasilan Direktur Utama; dan c. Anggota Badan Pengawas menerima honorarium paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari penghasilan Direktur Utama. (3) Badan Pengawas dapat memperoleh penghargaan berupa jasa pengabdian sesuai kemampuan keuangan perusahaan PD Apotik Waringin Mulyo. (4) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 12 Selain menerima honorarium sebagaimana dimaksud Pasal 11 ayat (1), Badan Pengawas memperoleh jasa produksi. Bagian Kelima Pemberhentian Paragraf 1 Pemberhentian Sementara Pasal 13 (1) Anggota Badan Pengawas diberhentikan sementara karena : a. diduga melakukan tindakan yang merugikan PD Apotik Waringin Mulyo; dan/atau b. menjadi tersangka tindak pidana kejahatan yang diancam pidana penjara lebih dari 1 ( satu ) tahun. (2) Bupati memberitahukan secara tertulis pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada yang bersangkutan disertai alasan-alasannya. (3) Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara karena diduga melakukan tindakan yang merugikan PD Apotik Waringin Mulyo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Bupati harus melakukan rapat yang dihadiri oleh Anggota Badan Pengawas untuk menetapkan apakah yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi. (4) Anggota Badan Pengawas yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b apabila tidak terbukti bersalah setelah melalui proses Peradilan berdasarkan putusan pengadilan yang tetap maka yang bersangkutan direhabilitasi.

Paragraf 2 Pemberhentian Tetap Pasal 14 (1) Anggota Badan Pengawas berhenti karena : a. masa jabatannya berakhir; dan/atau b. meninggal dunia. (2) Anggota Badan Pengawas diberhentikan dengan alasan : a. atas permintaan sendiri; b. tidak melaksanakan tugas dan wewenangnya; c. terbukti melakukan tindakan yang merugikan PD Apotik Waringin Mulyo; dan/atau d. dihukum penjara, berdasarkan Keputusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara lebih dari 1 (satu) tahun. BAB VIII DIREKSI Bagian Kesatu Pengangkatan Pasal 15 (1) Direksi diangkat oleh Bupati untuk masa jabatan selama 4 (empat) tahun. (2) Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan dalam kedudukan yang sama. (3) Dalam hal terjadi kekosongan Direksi maka Bupati dapat mengangkat Pelaksana Tugas Direksi untuk masa jabatan paling lama 6 (enam) bulan. Bagian Kedua Syarat-syarat Pengangkatan Pasal 16 (1) Untuk dapat diangkat sebagai anggota Direksi wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. sehat jasmani dan rohani; b. mempunyai latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S1); c. diutamakan memiliki pengalaman kerja selama 5 (lima) tahun di perusahaan atau institusi lain di bidang manajemen yang dibuktikan dengan surat keterangan dari perusahaan atau institusi sebelumnya dengan penilaian baik; d. menyusun program kerja 4 (empat) tahun meliputi visi, misi, dan strategi perusahaan; e. usia paling tinggi 50 tahun pada saat diangkat pertama menjadi Direksi; f. lulus uji kompetensi yang dilakukan oleh Tim yang dibentuk Bupati;

g. tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati atau dengan anggota Badan Pengawas atau anggota Direksi lainnya sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun ke samping termasuk menantu dan ipar; dan h. bersedia bertempat tinggal di Daerah. (2) Calon Direksi harus melepaskan status kepegawaian sebelumnya apabila terpilih menjadi anggota direksi. Bagian Ketiga Tata Cara Pengangkatan Pasal 17 (1) Pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Direksi dilantik dan diambil sumpah oleh Bupati. Bagian Keempat Tugas dan Wewenang Pasal 18 Direksi mempunyai tugas: a. memimpin dan mengendalikan PD Apotik Waringin Mulyo;. b. mengelola semua kegiatan PD Apotik Waringin Mulyo; c. menyusun dan menyampaikan RKAT PD Apotik Waringin Mulyo dengan persetujuan Badan Pengawas untuk mendapat pengesahan Bupati; d. melakukan perubahan terhadap RKAT PD Apotik Waringin Mulyo dengan persetujuan Badan Pengawas untuk mendapat pengesahan Bupati; e. melakukan pembinaan pegawai; f. menyampaikan laporan berkala kepada Bupati dan Badan Pengawas; dan g. menyampaikan pertanggungjawaban akhir masa jabatan kepada Bupati. Pasal 19 Direksi mempunyai wewenang: a. mengangkat, memindahkan dan memberhentikan pegawai atas pertimbangan Badan Pengawas; b. menandatangani Laporan Keuangan; c. menandatangani ikatan hukum dan/atau kerjasama dengan pihak lain atas pertimbangan Badan Pengawas; d. mewakili PD Apotik Waringin Mulyo baik di dalam dan diluar pengadilan; e. menjual, menjaminkan dan/atau menghapus aset PD Apotik Waringin Mulyo berdasarkan persetujuan Bupati atas pertimbangan Badan Pengawas; dan f. melakukan penghapusan piutang atas pertimbangan Badan Pengawas dan persetujuan Bupati dengan tetap mengupayakan penagihannya.

Pasal 20 Direksi dalam melaksanakan tugas dan wewenang bertanggung jawab kepada Bupati melalui Badan Pengawas. Bagian Kelima Penghasilan dan Jasa Pengabdian Pasal 21 (1) Penghasilan Direksi terdiri dari a. gaji; dan b. tunjangan. (2) Direksi dapat memperoleh jasa pengabdian sesuai kemampuan keuangan perusahaan PD Apotik Waringin Mulyo. (3) Penghasilan dan jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 22 Selain penghasilan, Direksi memperoleh THR, jasa produksi, dana kesejahteraan dan insentif sesuai kemampuan keuangan perusahaan. Bagian Keenam Cuti Pasal 23 (1) Direksi berhak mendapatkan cuti. (2) Pengaturan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagian Ketujuh Pemberhentian Paragraf 1 Pemberhentian Sementara Pasal 24 (1) Direksi diberhentikan sementara karena : a. diduga melakukan tindakan yang merugikan PD Apotik Waringin Mulyo; dan/atau b. menjadi tersangka tindak pidana kejahatan yang diancam pidana penjara lebih dari 1 (satu ) tahun. (2) Bupati memberitahukan secara tertulis pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada yang bersangkutan disertai alasan-alasannya. (3) Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara karena diduga melakukan tindakan yang merugikan PD Apotik Waringin Mulyo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Bupati harus melakukan rapat yang dihadiri oleh Anggota Badan Pengawas untuk menetapkan apakah yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi.

(4) Direksi yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b apabila tidak terbukti bersalah setelah melalui proses Peradilan berdasarkan putusan pengadilan yang tetap maka yang bersangkutan direhabilitasi. Paragraf 2 Pemberhentian Tetap Pasal 25 (1) Direksi berhenti karena : a. masa jabatannya berakhir; b. meninggal dunia. (2) Direksi diberhentikan dengan alasan : a. atas permintaan sendiri; b. tidak melaksanakan tugas dan wewenangnya; c. terbukti melakukan tindakan yang merugikan PD Apotek Waringin Mulyo; dan d. dihukum penjara, berdasarkan Keputusan Pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara lebih dari 1 (satu) tahun. BAB IX KEPEGAWAIAN Pasal 26 Pengaturan tentang kepegawaian diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB X RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN Pasal 27 (1) Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun buku berakhir, Direksi wajib mengajukan RKAT PD Apotik Waringin Mulyo tahun berikutnya yang telah disetujui Badan Pengawas untuk mendapat pengesahan Bupati. (2) Pengesahan RKAT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB XI TAHUN BUKU Pasal 28 Tahun Buku PD Apotik Waringin Mulyo adalah tahun takwim.

BAB XII LAPORAN BERKALA Pasal 29 (1) Laporan berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf f terdiri dari: a. Laporan Bulanan; b. Laporan Tahunan. (2) Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari laporan kegiatan operasional dan keuangan yang disampaikan kepada Badan Pengawas dan Bupati. (3) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari laporan kegiatan operasional dan laporan keuangan yang telah diaudit disampaikan kepada Bupati. (4) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah tahun buku PD Apotik Waringin Mulyo ditutup, untuk disahkan oleh Bupati paling lambat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima. BAB XIII PENGGUNAAN LABA Pasal 30 (1) Penggunaan laba setelah dikurangi pajak, ditetapkan sebagai berikut : a. Bagian laba untuk Pemerintah Daerah : 55 % (lima puluh lima persen); b. Cadangan umum : 11,5 % (sebelas koma lima persen); c. Cadangan tujuan :11,5 % (sebelas koma lima persen); d. Dana Kesejahteraan : 10 % (sepuluh persen); e. Jasa Produksi : 10 % (sepuluh persen); dan f. Tanggung jawab sosial perusahaan : 2% (dua persen). (2) Bagian laba untuk Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a disetorkan ke rekening kas umum daerah pada tahun anggaran berikutnya paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah Laporan Pertanggungjawaban Tahunan disahkan. (3) Penggunaan cadangan umum dan cadangan tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c ditetapkan oleh Direksi atas persetujuan Badan Pengawas. (4) Penggunaan dana kesejahteraan dan jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dan huruf e ditetapkan oleh Direksi atas pertimbangan Badan Pengawas. (5) Penggunaan dan pertanggungjawaban dana tanggung jawab sosial perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dilaporkan kepada Bupati. BAB XIV PEMBINAAN Pasal 31 (1) Pembinaan umum dilakukan oleh Bupati.

(2) Bupati membentuk Tim Pembina BUMD untuk pelaksanaan pembinaan umum. BAB XV TUNTUTAN GANTI RUGI Pasal 32 (1) Anggota Direksi dan/atau Pegawai yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya sehingga menimbulkan kerugian bagi PD Apotik Waringin Mulyo wajib mengganti kerugian dimaksud. (2) Tata cara Tuntutan Ganti Rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Badan Pengawas. BAB XVI PEMBUBARAN Pasal 33 (1) Pembubaran PD Apotik Waringin Mulyo dapat dilakukan apabila perusahaan melakukan kegiatan yang bertentangan dengan maksud, tujuan, dan usaha didirikan perusahaan daerah ini. (2) Pembubaran PD Apotik Waringin Mulyo ditetapkan dengan Peratura Daerah. (3) Dalam hal PD Apotik Waringin Mulyo dibubarkan, maka hutang dan kewajiban keuangan dibayar dari harta kekayaan PD Apotik Waringin Mulyo dan sisa lebih/kurang menjadi milik/tanggung jawab Pemerintah Daerah. Pasal 34 Bupati menyelesaikan kekaryaan Direksi dan Pegawai PD Apotik Waringin Mulyo yang dibubarkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BAB XVII KETENTUAN PENUTUP Pasal 35 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua peraturan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah Apotik Waringin Mulyo (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 3) dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. Pasal 36 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah Apotik Waringin Mulyo (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 3) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 37 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung. Ditetapkan di Temanggung pada tanggal 22 November 2013 BUPATI TEMANGGUNG, ttd Diundangkan di Temanggung pada tanggal 22 November 2013 M. BAMBANG SUKARNO SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG, ttd BAMBANG AROCHMAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2013 NOMOR 15

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH APOTIK WARINGIN MULYO KABUPATEN TEMANGGUNG I. PENJELASAN UMUM Tujuan umum pembangunan nasional adalah tercapainya mutu hidup dan lingkungan yang optimal bagi setiap masyarakat guna tercapainya derajat setinggi-tingginya yang meliputi kesehatan fisik, rohani dan sosial, bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Sasaran sistem kesehatan nasional adalah mengadakan perluasan pemerataan dan peningkatan mutu dengan ketersediaan obat yang berkualitas melalui distribusi dan harga yang terjangkau. Pada dasarnya apotik memiliki dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan dan sebagai institusi bisnis. Sebagai unit pelayanan kesehatan, apotik merupakan suatu institusi yang memegang peran penting sebagai penyedia obat-obatan dan perbekalan farmasi. Sebagai institusi bisnis, apotik juga dituntut untuk memperoleh keuntungan guna menjalankan kegiatan operasionalnya. Karena itu apotik harus mampu menjaga keseimbangan antara fungsi pelayanan dan fungsi bisnis. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perusahaan Daerah Apotik Waringin Mulyo. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8

Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30

Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 36