TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Jadi dalam pembangunan, masing-masing masyarakat diharap dapat. Indonesia yaitu pembangunan di bidang ekonomi

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

PERANAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN. (Studi Pada Kantor Notaris Sri Hartini, SH di Surakarta)

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

PELAKSANAAN PENANGGUNGAN ( BORGTOCHT ) DALAM PERJANJIAN KREDIT. ( Studi Kasus di PD. BPR BANK PASAR Kabupaten Boyolali )

BAB I PENDAHULUAN. jaminan demi keamanan pemberian kredit tersebut. 1

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

KREDIT TANPA JAMINAN

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. lembaga penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Bank selaku badan

TINJAUAN PELAKSANAAN KEWENANGAN PENGUASAAN ATAS BARANG JAMINAN FIDUSIA OLEH DEBITUR

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dana merupakan salah satu faktor penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu perjanjian kredit memerlukan adanya suatu jaminan. Namun

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengamanan pemberian dana atau kredit tersebut.jaminan merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan ini dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan ekonomi sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila

TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN TERHADAP PENJUALAN (LELANG) BARANG GADAI

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

A. Latar Belakang Masalah

ASPEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) PERSERO

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PINJAM- MEMINJAM UANG ATAU KREDIT. (Studi Kasus Koperasi KPRI Guru Sekolah Dasar di Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

Transkripsi:

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI PD BPR BANK BOYOLALI A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi, sebagai bagian dari pembangunan nasional, merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka memelihara dan meneruskan pembanguan yang berkesinambungan, para pelaku pembangunan baik pemerintah maupun masyarakat, baik perseorangan maupun badan hukum, memerlukan dana yang besar. Seiring dengan meningkatnya kegiatan pembangunan, meningkat pula kebutuhan terhadap pendanaan yang sebagian besar dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang diperoleh melalui kegiatan pinjammeminjam atau kredit. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak sebagaimana ditetapkan dalam Pasal l angka 2 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Usaha pemberian kredit menempati posisi yang paling utama dan menentukan dalam perbankan, mengingat usaha perkreditan akan membantu pelaksanaan pembangunan ekonomi dan memberikan peluasan 1

kesempatan kerja yang pada akhirnya di maksudkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, di samping itu bagi bank sendiri bahwa perkreditan ini merupakan usaha yang memberikan keuntungan dan pendapatan terbesar dalam penerimaan bank, tujuan dari pemberian kredit tidak lepas dari falsafah yang di anut suatu Negara. 1 Pemberian kredit oleh perbankan menempati porsi terbesar dari kegiatan usaha Bank dalam penyaluran dana, yaitu 84,32% dari seluruh aktiva produktif perbankan. Aktiva produktif adalah penanaman dana Bank dalam bentuk kredit, surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan. 2 Pengertian kredit berasal dari bahasa Yunani credere artinya Percaya, menurut UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan pasal 1 butir 11 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan atas kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah waktu tertentu dengan pemberian bunga. Unsur-unsur kredit menurut pasal 1 butir 11 UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dari kredit adalah : 1. Adanya penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu 1 Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Indonesia Utama, 1997),hlm.15. 2 Heru Soepraptomo, Hak Tanggungan Sebagai Pengaman Kredit Perbankan. Bandung: Citra PT. Aditya Bakti, 1996, hal. 98. 2

2. Diadakan berdasarkan pesetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain 3. Mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu 4. Pemberian sejumlah bunga Sebagai lembaga keuangan dan merupakan salah satu kekuatan ekonomi perlu di manfaatkan sebesar besarnya bagi pelaksanaan pembangunan serta berperan penting dalam pengendalian dan mengelola keuangan, khususnya dalam bidang perkreditan. Selanjutnya peranan perkreditan adalah cukup dominan dalam suatu Negara yang sedang berkembang dalam rangka mengembangkan potensi ekonominya. Sebagaimana yang telah diketahui bersama sektor pembangunan ekonomi, peranan dari pemerintah adalah cukup besar, namun sektor swasta juga tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu pemerintah akhir akhir ini telah banyak berusaha menunjang dan membantu para pengusaha khususnya tergolongan pengusaha kecil, pengusaha menengah dan koperasi. Penyaluran dana dapat dilakukan dengan cara pemberian kredit yang didalamnya mengandung Degree Of Risk yang tidak menutup kemungkinan terjadinya suatu kredit macet bila nantinya terjadi wanprestasi dari pihak debitur, maka dengan kemungkinan terjadinya resiko tersebut syarat syarat yang telah ditentukan dalam pemberian kredit berguna untuk menjamin kepastian pelunasan hutang dari debitur kepada kreditur. Lembaga Jaminan Fidusia merupakan suatu bentuk lembaga 3

jaminan yang banyak di gunakan saat ini, karena memungkinkan kepada para Pemberi Fidusia untuk menguasai Benda yang dijaminkan, untuk melakukan kegiatan usaha yang dibiayai dari pinjaman dengan menggunakan barang Jaminan. Bentuk-bentuk jaminan yang lainya berupa gadai, dan hak tanggungan. Dalam penulisan skripsi ini, penyusun mengangkat masalah mengenai jaminan fidusia yang diatur dalam Undang Undang No 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia,. Pengertian Fidusia Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaaan pemilik benda. Pengertian Jaminan Fidusia menurut pasal 1 angka 2 Undang- Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang undang No. 4 tahun 1996 tentang hak tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditor lainya. 4

Pemberi fidusia adalah orang perseorangan atau koorporasi pemilik benda yang menjadi obyek jaminan fidusia. Penerima fidusia adalah orang perseorangan atau koorporasi yang mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin dengan jaminan fidusia, Dengan adanya Undang-undang Fidusia ini diharapkan dapat menampung kebutuhan masyarakat mengenai pengaturan Jaminan Fidusia sebagai salah satu sarana untuk membantu kegiatan usaha dan untuk memberikan kepastian hukum kepada para pihak yang berkepentingan 3 Kredit merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang, maka debitur yang tidak dapat membayar lunas hutang setelah jangka waktunya habis adalah Wanprestasi. Wanprestasi atau cidera janji berarti tidak terlaksananya perjanjian karena kesalahan debitur, hal diatas dapat terjadi dalam beberapa bentuk, yaitu : 1. Debitur sama sekali tidak melaksanakan prestasi 2. Debitur tidak sempurna dalam pelaksanaan prestasinya 3. Debitur terlambat melaksanakan prestasi 4 Kebijaksanaan atau tindakan yang diambil oleh pemerintah ini didasarkan atas pertimbangan bahwa pengusaha pengusaha tersebut diatas, yang pertumbuhannya masih belum mampu diusahakan agar secara bertahap dapat mengejar segala kekurangannya. Pemerintah membuka 3 Gunawan Widjaja, Ahmad Yani. 2000. jaminan fidusia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada 4 Oey hoey tiong, 1983 : 27 5

kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk mengalokasikan dana masyarakat yang terhimpun secara efisien dan efektif bagi masyarakat dengan memberikan prioritas dalam penyediaan dan kemudahan kredit bagi pengusaha kecil, pengusaha menengah dan koperasi dalam rangka memeratakan kesempatan usaha dan memperluas lapangan kerja, dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. B. Pembatasan Masalah Penulis membatasi penelitian pada permasalahan Wanprestasi dengan Jaminan Fidusia atas Kendaraan Bermotor, khususnya bagaimana Bentuk dan Isi Perjanjian Kredit dengan Jaminan Fidusia serta Upaya Penyelesaian Wanprestasi dan Hambatan yang terjadi di PD BPR BANK BOYOLALI C. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Bentuk dan Isi Perjanjian Kredit dengan Jaminan Fidusia di PD BPR BANK BOYOLALI 2. Bagaimana Upaya Penyelesaian Wanprestasi Khususnya yang dijamin dengan Jaminan Fidusia di PD BPR BANK BOYOLALI 3. Apakah Hambatan-hambatan yang di hadapi dalam upaya Penyelesaian Wanprestasi yang dijamin dengan Fidusia di PD BPR BANK BOYOLALI 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Obyektif 1) Untuk mengetahui Bagaimana bentuk dan isi perjanjian kredit dengan jaminan fidusia di PD BPR BANK BOYOLALI 2) Untuk mengetahui upaya Penyelesaian Wanprestasi khususnya yang dijamin dengan Fidusia di PD BPR BANK BOYOLALI 3) Untuk mengetahui Hambatan-hambatan yang ada dalam upaya penyelesaian Wanprestasi khususnya yang dijamin dengan Fidusia di PD BPR BANK BOYOLALI b. Tujuan Subyektif 1) Untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum jurusan keperdataan pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2) Untuk menerapkan teori teori yang telah penyusun peroleh dalam bangku kuliah maupun dari buku buku ilmiah dengan keadaan senyatanya dalam praktek. Sehingga penyusun memperoleh pengetahuan yang luas dengan harapan dapat bermanfaat di kemudian hari. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu hukum pada umumnya dan khususnya dalam bidang hukum jaminan 7

mengenai Tinjauan Tentang Penyelesaian Wanprestasi Atas Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia. b. Manfaat Praktis Dapat mengidentifikasi dan mengetahui hambatan hambatan dan Cara Penyelesaian Wanprestasi dengan Jaminan Fidusia di PD BPR BANK BOYOLALI, Serta untuk Memberikan informasi yang jelas kepada para pembaca skripsi ini dan masyarakat pada umumnya tentang Bentuk dan Isi Perjanjian Kredit dengan Jaminan Fidusia beserta Hambatan-hambatan dan Cara Penyelesaian Wanprestasi dengan Jaminan Fidusia di PD BPR BANK BOYOLALI E. Metodologi Penelitian Metode penelitian ini dilakukan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan serta menerapkan suatu kebenaran yang ada dalam pengetahuan dan yang ada dalam teori praktek pelaksanaan dengan menggunakan metode tertentu. Suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. 5 Dalam melakukan penelitian hukum, sebaiknya selalu mengkaitkannya dengan makna yang mungkin dapat diberikan pada hukum. 5 Dimyati, Khudzaifah. 2004. Teorisasi Hukum: Studi Tentang Perkembangan Pemikiran Hukum di Indonesia 1945-1990. Surakarta: Muhammadiyah University Press. 8

Adapun metode penelitian yang dipakai penulis dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di PD BPR BANK BOYOLALI yang menggunakan sistem pemberian kredit dengan jaminan fidusia. 2. Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk penelitian yuridis sosiologis yang bertujuan melakukan pembahasan tentang upaya penyelesaian dan hambatan- hambatan yang ada saat terjadi Wanprestasi di PD BPR BANK BOYOLALI 3. Jenis Penelitian Penulis memilih sifat penelitian ini adalah Deskriptif, pengertian Penelitian Deskriptif adalah Penelitian yang memberikan data awal yang seteliti mungkin tentang Penyelesaian Wanprestasi yang ada di PD BPR BANK BOYOLALI 4. Sumber Data Penyusun menggunakan sumber data sebagai berikut : a. Sumber data primer Sumber data yang diperoleh secara langsung di PD BPR BANK BOYOLALI yang meliputi keterangan atau data yang diberikan oleh para karyawan. b. Sumber data sekunder Yaitu sumber data yang secara langsung mendukung sumber data primer yang diperoleh dari 9

literatur, peraturan perundangundangan( UU No. 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, KUHPerdata) dan dokumendokumen, dalam hal ini yang berhubungan dengan bentuk dan isi perjanjian kredit serta upaya penyelesaian Wanprestasi dan hambatan-hambatan yang di hadapi. 5. Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian ini di gunakan alat pengumpulan data: a. Wawancara Sistem wawancara yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, artinya terlebih dahulu di persiapkan daftar pertanyaan sebagai pedoman tetapi masih di munginkan adanya variasi pertanyaan yang di sesuaikan dengan situasi pada saat wawancara di lakukan 6. dalam proses wawancara di tujukan kepada Pimpinan dan karyawan PD BPR BANK BOYOLALI. b. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang akan di teliti, kemudian di adakan pencatatan secara sistematis. 6 Soetrisno hadi, Metodolog Reseach Jilid II, (Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Hukum Psikologi UGM, 1985). Hal, 26 10

6. Analisis data Analisis data merupakan bagian yang penting, maka data-data yang diperoleh meliputi data primer dan data sekunder akan diolah disusun secara kualitatif, Adapun yang dimaksud dengan metode kualitatif disini adalah sebagai berikut: Suatu tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analistis yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan juga perilakunya yang nyata untuk diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh 7 Setelah itu disajikan melalui proses yang dilakukan secara sistematis, metodologis dan konsisten, kemudian dianalisis dengan mengadakan data data yang bersifat umum menjadi data data yang bersifat khusus dan logis Data yang telah terkumpul akan diklasifikasikan dan diketahui gejala gejalanya kemudian dihubungkan dengan teori yang ada dan dianalisa secara kualitatif, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang bentuk dan isi perjanjian kredit beserta upaya penyelesaian dan hambatan yang timbul Pengertian analisis data kualitatif yaitu upaya yang berlanjut, berulang, dan terus menerus. Masalah reduksi data penyajian data, dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul 8 7 Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan ke-3. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia ( UI Pers). Hal. 32 8 Mattew B. Milles dan A. Michel Huberman, 1992: 20 11

F. Sistematika Penulisan Skripsi ini dibagi dalam beberapa bab yang masing-masing bab dibagi dalam beberapa sub bab sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah C. Perumusan Masalah D. Tujuan dan Manfaat Penelitian E. Metodologi Penelitian F. Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Kredit dan Jaminan 1. Pengertian Kredit dan Perjanjian Kredit 2. Jenis-jenis kredit 3. Tujuan dan Fungsi pemberian Kredit 4. Unsur-unsur Kredit 5. Jaminan dalam Perjanjian Kredit 6. Macam-macam jaminan 7. Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit 12

B. Tinjauan Tentang Jaminan Fidusia (Undang-Undang No. 42 Tahun 1999) 1. Pengertian Fidusia dan Jaminan Fidusia 2. Asas-asas Jaminan Fidusia 3. Sifat Jaminan Fidusia 4. Ruang Lingkup dan Objek Jaminan Fidusia 5. Pembebanan Jaminan Fidusia 6. Pendaftaran Jaminan Fidusia 7. Eksekusi Jaminan Fidusia 8. Pengalihan dan Hapusnya Jaminan Fidusia BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Bagaimana Bentuk dan Isi Perjanjian Kredit dengan Jaminan Fidusia di PD BPR BANK BOYOLALI 2. Bagaimana Upaya Penyelesaian Wanprestasi Khususnya yang dijamin dengan Jaminan fidusia di PD BPR BANK BOYOLALI 3. Apakah Hambatan-hambatan yang di hadapi dalam upaya penyelesaian Wanprestasi yang dijamin dengan Fidusia di PD BPR BANK BOYOLALI BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran 13