BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan aset dan sebagai bagian dari generasi bangsa. Anak

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum, termasuk anak bisa melakukan tindakan yang melawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya kualitas sumber daya manusia staf Lembaga Pemasyarakatan, minimnya fasilitas dalam Lembaga Pemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sering terjadi tindak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tegaknya negara hukum menjadi tugas dan tanggung jawab dari

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai extraordinary crime atau kejahatan luar biasa. penerapannya dilakukan secara kumulatif.

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang melekat dan menyatu pada

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar telah menjadi budaya pada berbagai level masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

I. PENDAHULUAN. usahanya ia tidak mampu, maka orang cenderung melakukanya dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat banyak yang memperbincangkan tentang pornografi yang

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum. Negara hukum merupakan dasar Negara dan pandangan. semua tertib hukum yang berlaku di Negara Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara hukum, menyebabkan kita akan dihadapkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan stabilitas politik suatu negara. 1 Korupsi juga dapat diindikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang,

BAB I PENDAHULUAN. mahluk sosial dan sebagai mahluk individu. Dalam kehidupan sehari-harinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap bangsa mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara republik Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial, untuk. mewujudkannya diperlukan upaya perlindungan terhadap anak.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya tindak pidana yang terjadi di Indonesia tentu

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang Undang Dasar Repubik Indonesia (UUD 1945) Pasal 1 ayat (3).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat tidak pernah lepas dengan. berbagai macam permasalahan. Kehidupan bermasyarakat akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. secara utuh dilindungi hak asasinya termasuk yang masih dalam kandungan. Setiap anak

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Didalam proses perkara pidana terdakwa atau terpidana

BAB I PENDAHULUAN. maupun anak. Penangannanya melalui kepolisian kejaksaan Pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. Anak Di Indonesia. hlm Setya Wahyudi, 2011, Implementasi Ide Diversi Dalam Pembaruan Sistem Peradilan Pidana

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

BAB I. Hakim sebagai salah satu penegak hukum bertugas memutus perkara yang. diajukan ke Pengadilan. Dalam menjatuhkan pidana hakim berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa maupun media elektronik seperti televisi dan radio.

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tanpa kecuali. Hukum merupakan kaidah yang berupa perintah

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

dikualifikasikan sebagai tindak pidana formil.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah meluas dalam masyarakat

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi saat ini semakin berkembang dan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan tentang pelanggaran (overtredingen), kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Negara Indonesia merupakan Negara Hukum yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

BAB I PENDAHULUAN. kenyamanan dalam rangka menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun yang benar-benar menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

13 ayat (1) yang menentukan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. serasi, selaras dan seimbang. Pembinaan dan perlindungan anak ini tak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. lebih menciptakan rasa aman dalam masyarakat. bermotor dipengaruhi oleh faktor-faktor yang satu sama lain memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pada era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik pelaksanaan hukum

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi,

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan masalah guna memberikan petunjuk pada permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum, hal ini telah dinyatakan dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas Hukum, hukum diciptakan untuk mengatur kehidupan manusia agar tercipta suatu kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang, sehingga dapat mencapai tujuan Negara yang tertuang dalam UUD 1945. Disamping itu ada juga beberapa aturan yang harus ditaati tiap-tiap warga Negara untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia serta dapat menjamin segala kedudukan warga Negara. Seiring dengan perkembangan waktu kedudukan tiap-tiap warga Negara yang diatur dalam Hukum mulai diganggu dengan telah meningkatnya angka kriminalitas yang terjadi di masyarakat. Timbulnya angka kriminalitas tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, faktor yang paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang menyebabkan angka kemiskinan semakin bertambah sehingga dapat mendorong terjadinya kejahatan. Dalam kehidupan sehari-hari ada berbagai macam kejahatan antara lain seperti perampokan, pembunuhan, perampasan, pencurian, pembunuhan yang terjadi dalam masyarakat. Berbagai macam kejahatan yang terjadi dalam masyarakat tersebut saat ini tidak lagi dilakukan oleh orang dewasa tetapi sering terdengar bahwa telah ada tindak pidana yang dilakuan oleh anak. pada zaman sekarang ini sering dijumpai anak-anak yang berperilaku menyimpang. 1

2 Perilaku menyimpang anak ini, jelas tampak hadir di tengah-tengah masyarakat, ini disebabkan karena perubahan gaya dan cara hidup sebagian masyarakat, telah membawa perubahan sosial yang mendasar dalam kehidupan bermasyarakat yang tentunya berpengaruh terhadap nilai dan perilaku anak. Selain itu anak yang kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan, bimbingan, dan pembinaan dalam pengembangan sikap, perilaku, penyesuaian diri, serta pengawasan dari orang tua, wali, atau orang tua asuh akan mudah menyeret anak dalam arus pergaulan masyarakat dan lingkungan yang kurang sehat dan merugikan perkembangan pribadinya. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindunga Anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak yang melakukan tindak pidana biasa disebut sebagai Anak Nakal. Yang dimaksud dengan anak nakal menurut Pasal 2 Undang-Undang nomor 3 tahun 1997 tentang pengadilan Anak, mempunyai dua pengertian yaitu: 1. Anak yang melakukan tindak pidana Dalam hal ini dapat dipahami bahwa perbuatan yang dilakukan anak tidak terbatas pada perbuatan-perbuatan yang melanggar peraturan KUHP saja, melainkan juga melanggar peraturan-peraturan di luar KUHP. 2. Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatan terlarang bagi anak adalah baik menurut perturan perundang-undangan maupun peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat.

3 Terhadap anak yang melakukan tindak pidana pencurian ini juga dapat dikenai sanksi pidana. Selama ini penanganan perkara pidana yang pelakunya masih tergolong anak, dapat dikatakan hampir sama dengan penanganan yang tersangkanya adalah orang dewasa. Bahkan sering kali terdengar di media masa atau pun media elektronik bahwa, dalam proses penanganan perkara anak, anak sering diperlakukan secara tidak manusiawi padahal dalam Undang-Undang dalam hal menangani kasus perkara anak, anak tersebut harus memperoleh secara khusus. Berbicara mengenai pemidanaan terhadap anak sering menimbulkan perdebatan yang ramai dan panjang, karena masalah ini mempunyai konsekuensi yang sangat luas baik menyangkut diri pelaku maupun masyarakat. Secara yuridis formal kejahatan pencurian telah diatur dalam Pasal 362 KUHP yang menyebutkan : barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki barang itu secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enak puluh rupiah. Polisi dalam melakukan penyidikan dan merumuskan aturan Hukum kepada pelaku tindak pidana pencurian yang dilakaukan oleh anak juga harus sesuai dengan aturan hukum dan Perundang-undangan. Menurut Pasal 1 angka (13) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu dapat membuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Polisi dalam hal

4 melakukan pemeriksaan terhadap perkara anak harus dilakukan secara tertutup, sesuai dengan ketentuan Pasal 42 ayat (3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang pengadilan anak menyatan bahwa proses penyidikan anak wajib dirahasiakan dan tanpa ada kecualinya. Berdasarkan pada uraikan di atas, maka peneliti tertarik akan melakukan penelitian yang menguraikan tentang bagaimana proses penyidikan terhadap anak yang melakukan pencurian. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk perlakuan khusus dari proses penyidikan terhadap anak pelaku pencurian? 2. Apa kendala yang dihadapi dalam melakukan penyidikan terhadap anak pelaku pencurian? C. Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui dan mencari data tentang bagaimana aparat Hukum melakukan penyidikan terhadap anak yang melakukan pencurian. 2. Untuk mengetahui dan mencari data tentang apa kendala dari proses penyidikan terhadap anak yang melakukan pencurian D. Manfaat Penelitian

5 1. Bagi aparat : menjadi masukan bagi aparat penegak hukum khususnya penyidik anak agar dapat melakukan penyidikan bagi anak sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku 2. Bagi masyarakat luas : penelitian ini bertujuan agar masyarakat mengetahui mengenai penyidikan yang di lakukan penegak hukum terhadap anak yang melakukan pencurian 3. Bagi penulis : menambah wawasan penulis dan menjadi salah satu syarat agar penulis dapat lulus sebagai sarjana E. Keaslian penelitian Dengan ini peneliti menyatakan bahwa penelitian Hukum/Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, bukan duplikasi atau plagiasi dari hasil karya penulis lain. F. Batasa konsep Bagaian ini menguraikan batasan-batasan konsep atau pengertian istilah proses penyidikan terhadap anak yang melakukan tindak pidana pencurian. 1. Proses Kegiatan yang melakukan pengolahan suatu data menjadi informasi. Informasi dari beberapa data masukan, dan hasil dari proses tersebut menghasilkan output 1. 1 www.total.or.id

6 2. Penyidikan Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidikan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang untuk mencari serta menggumpulkan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. 3. Pengertian anak Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan anak sebagai manusia yang masih kecil yang berumur 6 (enam) tahun 2. 4. Pengertian pencurian Pencurian adalah mengambil barang yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk memiliki barang itu secara melawan hukum. G. Metode penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang mengkaji norma-norma yang berlaku. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum kepustakaan. Penelitian hukum normatif, dapat dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder baik yang bersifat khusus ataupun bersifat umum. Dalam hal ini penelitian normatif mengkaji normanorma hukum positif yang berupa peraturan Perundang-undangan 2 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2001

7 yang berkaitan dengan pelaksanaan penyidikan bagi anak pelaku pencurian. 2. Sumber data Sumber data yang digunaka dalam penelitian ini adalah : a. Bahan hukum primer meliputi peraturan perundang-undangan yang berkaitan denga penulisan hukum ini, yaitu : 1) UUD 1945 2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, tentang perkawinan. 3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak 4) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. 5) Undang-Undang Nomor 3 tahun 1997 tentang Peradilan Anak 6) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia 7) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak b. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang di peroleh dari buku-buku, hasil penelitian, makalah-makalah yang berkaitan dengan penulisan hukum ini.

8 3. Narasumber Data primer diperoleh dari wawancara dengan narasumber yaitu AKP. Ana Rochayati NF, SH selaku (penyidik) KA unit PPA Poltabes DIY 4. Metode analisis Untuk penelitian hukum normatif digunakan analisis kualitatif yang berarti data diolah dan disusun secara sistematis, kemudian dijadikan dalam bentuk uraian kalimat. Sedangkan penalaran yang digunakan dalam menarik kesimpulan yaitu menggunakan metode berpikir deduktif. Metode deduktif adalah suatu pola pikir dengan mendasarkan pada kesimpulan yang bersifat umum kemudian ditarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus, dalam hal ini yang bersifat umum adalah bahan hukum primer yaitu Perundangundangan dan yang bersifat khusus meliputi buku-buku, hasil penelitian, makalah-makalah yang berkaitan dengan penyidikan terhadapa anak yang melakukan pencurian dan kendala yang dihadapi dalam melakukan penyidikan terhadap anak yang melakukan pencurian. H. Sistematika penulisan

9 BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab ini menguraikan, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, batasan konsep, metode penelitian, sistematika penulisan hukum. BAB II PENYIDIKAN TERHADAP ANAK PELAKU PENCURIAN Bab ini membahas tiga sub bab. Sub bab pertama mengenai tinjauan umum tentang penyelidikan dan penyidikan yang didalamnya terdiri dari sub sub bab yaitu pengertian penyelidikan, pengertian penyidikan, pengertian penyidikan terhadap anak.dalam sub bab yang kedua membahasa perlindungan hukum bagi anak yang melakukan pencurian yang sub sub bab nya terdiri dari tinjauan hukum tentang anak, tinjauan umum tentang pencurian, perlindungan hukum bagi anak pelaku pencurian. Dalam sub bab yang ketiga membahas hasil penelitian tentang penyidikan terhadap anak yang melakukan pencurian yang sub sub bab terdiri dari perlakuan khusus dari proses penyidikan terhadap anak pelaku pencurian dan kendala yang dihadapi dalam melakukan penyidikan terhadap anak yang melakukan pencurian BAB III PENUTUP Sub bab terakhir berisikan kesimpulan yang telah diuraian serta saran yang sedikit banyak mungkin akan berguna bagi pelaksanaan penyidikan terhadap anak pelaku pencurian